Anda di halaman 1dari 5

Tugas Belajar – dr.

Airlangga
Husada Tsalitsa Mardiansyah
0118231523694

1. Apakah yang diperiksa dari gerak dada dan perut pada komponen Look Airway?
Bagaimana interpretasinya?
Pemeriksa memeriksa kesimetrisan gerakan pengembangan dada sisi kanan dan
kiri, kesinkronan gerakan dada dan perut, ada tidaknya gerakan paradoksikal/see
saw, penggunaan otot tambahan pernafasan, dsb. Gerakan nafas normal akan
ditandai dengan gerakan dada dan perut yang naik dan turun secara bersama-
sama dan sinkron. Pada obstruksi jalan napas total, akan ditemukan tanda
berupa gerakan dada dan perut yang saling berlawanan yang disebut gerakan
paradoksikal/see saw. Pada obstruksi jalan napas, akan tampak tanda
penggunaan otot tambahan pernapasan (Leach, 2014). Gerakan dada yang tidak
simetris antara kanan dan kiri dapat menjadi tanda adanya cidera tulang iga,
pneumothoraks ataupun flail chest (American College of Surgeon, 2018).

2. Bagaimana cara mengevaluasi pemasangan ETT & memastikan bahwa ETT


bebas?
Cara melakukan evaluasi pemasangan ETT pada pasien apakah sudah tepat dan
apakah ETT bebas/tidak ada obstruksi adalah dengan melakukan asukultasi suara
napas. Pada pemasangan yang tepat dan ETT paten, suara napas pada paru akan
terdengar sama antara kanan dan kiri dan tidak ditemukan adanya borborygmi
yakni suara tambahan seperti berkumur (gurgling) pada daerah epigastrium yang
menandakan ETT tidak masuk ke jalan napas tetapi ke esofagus. Cara terbaik
untuk memastikan bahwa pemasangan ETT telah tepat adalah dengan
melakukan imaging x-ray dada setelah pemasangan (American College of
Surgeon, 2018).
3. Sebutkan kegunaan dari orofaringeal airway!
Kegunaan orofaringeal ariway (OPA) / Guedel airway adalah untuk
mempertahanan posisi lidah dan mencegah lidah menutupi epiglotis pada
pasien dengan penurunan kesadaran (Oxford Medical Education, 2015), sebagai
fasilitas untuk suction, dan mencegah tergigitnya lidah atau ETT.

4. Bagaimana cara pemasangan orofaringeal airway?

(American College of Surgeon, 2018)


Cara pemasangan orofaringeal airway (Oxford Medical Education, 2015)
a. Posisikan kepala pasien pada kondisi netral
b. Mencari OPA dengan ukuran panjang yang sesuai dengan jarak antara
sudut bibir dengan angulus mandibula pasien.
c. Memastikan tidak ada benda asing di dalam mulut
d. Mengoles OPA dengan lubrikan
e. Memasukkan OPA dengan lengkungan menghadap palatum. Setelah
masuk setengah dari panjangnya (di sekitar hard-soft palate junction),
putar OPA 180 derajat sedemikian hingga lengkungan OPA menempel
pada lengkungan lidah.
f. Bila pasien muntah, hentikan pemasangan OPA ganti dengan NPA
g. Mengecek patensi airway.
Video : https://www.youtube.com/watch?v=Hot2mXhiqSQ
Guedel Airway Insertion oleh channel Youtube Oxford Medical Education
5. Bagaimana cara pemasangan nasofaringeal airway? Adakah perbedaan cara
pemasangan antara penggunaan lubang hidung sisi kanan atau kiri?
Cara pemasangan nasofaringeal tube (Oxford Medical Education, 2015)
a. Posisikan kepala pasien pada kondisi netral
b. Menentukan ukuran NPA dengan mencari NPA berukuran diameter yang
sedikit lebih kecil dari ukuran diameter hidung pasien dan panjang NPA
yang sesuai dengan jarak antara ujung hidung ke tragus dari telinga
pasien.
c. Membuka lubang hidung dan menetukan lubang hidung yang lebih lebar
d. Mengoles NPA dengan lubrikan atau gel seperti gel lidokain
e. Bila memasukkan NPA melalui lubang hidung sisi kanan, masukkan NPA
sedemikian hingga mengikuti kurvatura anotomi normal nasofaring
dengan lubang menghadap septum. Lalu dorong NPA secara perlahan ke
arah orofaring hingga NPA masuk sepenuhnya.
f. Bila memasukkan NPA melalui lubang hidung sisi kiri, masukkan NPA
dengan posisi sebaliknya (dibanding dengan pemasangan melalui lubang
hidung sisi kanan)sedemikian hingga lubang NPA menghadap septum.
Ketika NPA mencapai nasofaring, putar NPA 180 derajat sehingga posisi
NPA mengikuti kurvatura anatomi normal nasofaring. Kemudian dorong
NPA secara perlahan ke arah orofaring hingga NPA masuk sepenuhnya
g. Mengecek patensi airway.
Video : https://www.youtube.com/watch?v=uALM3HqTnI
EMS Skill – Nasopharyngeal Airway Insertion oleh channel Youtube WCTCEMS

6. Kapan dokter curiga pasien mengalami fraktur basis cranii?


Pasien dicurigai mengalami fraktur basis cranii bila terdapat tanda-tanda:
hemotimpanum, otore/rinore CSF, battle’s sign (ekimosis retroaurikuleratau
mastoid), racoon eyes (ekimosis periorbital) (Simon & Newton, 2020) dan laserasi
kanalis auditorius (PPDS Bedah Saraf Unair, 2016). Hemotimpanum adalah
kondisi rongga telinga tengah yang terisi darah sehingga memunculkan
tampakan memar pada membrana timpani (Kim & Shin, 2018), tanda ini muncul
dalam beberapa jam pertama. Battle’s sign adalah memar di belakang telinga di
atas os mastoid yang muncul sekitar 1-3 hari kemudian. Sedangkan racoon eyes
atau periorbital ekimosis adalah memar di sekitar area mata yang muncul sekitar
1-3 hari kemudian. Racoon eyes pada kedua mata menjadi salah satu tanda
fraktura basis cranii yang sangat prediktif (Simon & Newton, 2020).

7. Kapan dokter curiga pasien mengalami fraktur servikal?


Pasien dapat dicurigai mengalami fraktura regio servikal bila terdapat tanda-
tanda: trauma kapitis dengan penurunan kesadaran (Torlincasi & Waseem, 2020),
multi trauma, adanya jejas di atas klavikula ke arah kranial, paralisis (tetraplegi
atau paraplegi), lesi saraf kranial (PPDS Bedah Saraf Unair, 2016).

Referensi:
Leach, Richard M (2014). Critical Care Medicine at a Glance. Oxford: John Wiley &
Sons Ltd
American College of Surgeon (2018). ATLS: Advanced Trauma Life Support Student
Course Manual 10th Edition. Chicago: American College of Surgeons
Oxford Medical Education (2015). How to use a nasopharyngeal airway (NPA). In:
Oxford Medical Education [Internet]. Available from:
http://www.oxfordmedicaleducation.com/clinical-
skills/procedures/nasopharyngeal-airway/
Oxford Medical Education (2015). Oropharyngeal airway (e.g. Guedel airway). In:
Oxford Medical Education [Internet]. Available from:
http://www.oxfordmedicaleducation.com/clinical-
skills/procedures/oropharyngeal-airway/
Simon LV, Newton EJ (2020). Basilar Skull Fractures. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470175/
PPDS Bedah Saraf Unair (2016). Modul Trauma. In: Spesialis 1 Ilmu Bedah Saraf
[PDF]. Available from: http://spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2018/03/Modul-Trauma-Edit.pdf
Kim, C., Shin, J.E. (2018) Hemorrhage within the tympanic membrane without
perforation. J of Otolaryngol - Head & Neck Surg 47, 66. Available from:
https://doi.org/10.1186/s40463-018-0300-0
Torlincasi AM, Waseem M (2020). Cervical Injury. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448146/

Anda mungkin juga menyukai