Anda di halaman 1dari 24

PT.

PLN (Persero) P3B


No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3. Analisa Hubung Singkat


Gangguan tidak simetris pada saluran transmisi tiga fasa dapat disebabkan
oleh hubungsingkat, perbedaan impedansi akibat pembebanan yang tidak
sama, dan penghantar terbuka (open circuit). Untuk melakukan analisis
dalam rangkaian tiga fasa yang tidak seimbang dapat dilakukan dengan
menggunakan methode Komponen Simetris.
Teori komponen simetris pertama kali diperkenalkan pada tahun 1918 oleh
seorang ilmuwan Amerika yang bernama CL Fortescue. Setelah dilakukan
berbagai pengkajian dan penyelidikan serta uji coba, maka beberapa tahun
methode komponen simetris menjadi populer dan hingga saat ini banyak
digunakan oleh para enjinir untuk melakukan berbagai perhitungan dan
analisa gangguan.

Dasar pemahaman dalam metoda komponen simetris adalah, bagaimana


suatu sistem yang tidak seimbang pada rangkaian tiga fasa dapat diuraikan
menjadi fasor-fasor yang seimbang. Himpunan fasor-fasor inilah yang
disebut komponen-komponen simetris.

1.3.1. Pengertian Fasor Komponen Simetris


Pada jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran yang
sama dengan pergeseran sudut fasor sebesar 120°, dimana urutan fasanya
berlawanan arah jarum jam mengikuti urutan fasa pada generator (Gbr.3.2.a).
Jika terjadi hubung singkat, misalkan pada fasa-T, maka fasor tegangan
menjadi tidak seimbang lagi, dimana besaran fasa-T menjadi lebih kecil,
sedangkan fasa lainnya (VR & VS) dimungkinkan menjadi lebih besar dari
sebelumnya (Gbr.1.3.1.b).

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 13

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

VR
VT
VR
VT

VS VS
Gbr.1.3.1.a. Gbr.1.3.1.b.
Kondisi Seimbang Kondisi Gangguan pada Phasa R

Menurut teori komponen simetris, fasor -fasor pada jaringan 3-fasa yang
tidak seimbang dapat diuraikan menjadi 3 fasor yang seimbang, yaitu :

1.3.1.1. Komponen Urutan Positif


Sifat –sifat :
§ Terdiri dari 3 fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama
dan setiap fasa diberi notasi 1 : a1, b1 dan c1.
§ Beda sudut antar fasor adalah 120°
§ Mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya, yaitu
berlawanan dengan arah jarum jam.

c c1
a a1

b b1

Gbr.1.3.1.1.a. Gbr. 1.3.1.1.b.


Urutan Fasor Aslinya Urutan Positip

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 14

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.1.2. Komponen Urutan Negatif


Sifat –sifat :

§ Terdiri dari 3 fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama


dan setiap fasa diberi notasi 2 : a2, b2 dan c2.
§ Beda sudut antar fasor adalah 120°
§ Mempunyai urutan fasa yang berlawanan arah dengan fasor aslinya.

a2
a

b2
c

c2

b
Gbr.1.3.1.2.a. Gbr. 1.3.1.2.b.
Urutan Fasor Aslinya Urutan Negatip

1.3.1.3. Komponen Urutan Nol


Sifat –sifat :

§ Terdiri dari 3 fasa masing-masing fasor mempunyai besaran yang sama


dan setiap fasa diberi notasi 0 : a0, b0 dan c0.
§ Antar fasor – fasor tidak terdapat perbedaan sudut.

c0 b0 a0

Gambar 1.3.1.3. Urutan NOL

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 15

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.2. Operator a dan j


1.3.2.1. Operator a
Yang dimaksud operator dalam komponen simetris adalah gradian arah dari
suatu vektor arus maupun tegangan. Karena suatu besaran arus atau
tegangan selalu digambarkan suatu garis vektor yang mempunyai sudut
pergeseran yang sama, maka untuk memudahkan dalam perhitungan dipakai
notasi operator a dan j.
Notasi a adalah gradian vektor untuk pergeseran sudut fasor 120 ° ditulis : a
= 1∠120°.
Dalam operasi aritmatik 2 besaran vektor v yang sama dan mempunyai
pergeseran fasa φ ° adalah :

v = 1∠φ °
v x v = 1∠0° x 1∠ φ °

φ v² = 1∠ φ °

v = 1∠0°

Operasi aritmatik pergeseran fasor dengan sudut 120 °, adalah :


Untuk dua kali pergeseran :

a x a = 1∠120° x 1∠120° à a² = 1∠240°


Untuk tiga kali pergeseran :

a² x a = 1∠240° x 1∠120° à a³ = 1∠360° à a³ = 1

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 16

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Digambarkan secara grafik sbb :

-a²
a

120°
-1 = -a³ 1 = a³
240°

a² -a

Diuraikan secara bilangan komplek , maka nilai skalarnya adalah :

a
j sin 120° a = cos 120° + j. sin
120°

1
120° a = -0.5 + j. 0.5√3

cos 120°

1.3.2.2. Operator j
Operator j adalah bilangan imajiner j = √ -1

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 17

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.3. Aplikasi Komponen Simetris


1.3.3.1. Komponen Simetris Fasor Tegangan

Vc1 Va2
Va1
120° Vc0 Vb0
Va0
Vb2 120°
120° 120° 120°

120°
Vb1 Vc2

Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol


Gambar 1.3.3.1.a. Diagram Phasor Tegangan

Dalam kondisi tegangan tidak seimbang tegangan fasa VA, VB dan VC,
dapat diuraikan menjadi komponen fasor-fasor yang seimbang urutan positif,
negatif dan Nol.

Va0

VA

VC

Va2
VB
Vc1 Va1
Vc0

Vb1
Vb0
Vc2
Vb2

Gambar 1.3.3.1.b. Diagram Phasor Tegangan

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 18

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Dari gambar di atas :


VA = Vao + Va1 + Va2
VB = Vbo + Vb1 + Vb2
VC = Vco + Vc1 + Vc2 …… (1)
Hubungan urutan positif dan negatif

Vb1 = 1∠240° * Va1 = a² Va1


Vb2 = 1∠120° * Va2 = a Va2 ………………………... (2)

Vc1 = 1∠120° * Va1 = a Va1


Vc2 = 1∠240° * Va2 = a² Va2 ………………………….(3)

Karena Va1 = V1
Vb1 = a² V1
Vc1 = a V1 …………………………..(4)

Karena Va2 = V2
Vb2 = a V2
Vc2 = a² V2 …………………………..(5)

Vao= Vbo = Vco = Vo ………………………………….(6)

(2), (3) & (6) substitusi ke (1)

VA = Vao + Va1 + Va2


VB = Vao + a² Va1 + a Va2
VC = Vao + a Va1 + a² Va2
+
(VA+VB + VC) = 3Vao + (1 + a + a²) Va1 + (1 + a + a²) Va2

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 19

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

karena (1 + a + a²) = 0, maka


(VA+VB + VC) = 3Vao = 3 Vo

Vo = 1/3 (VA+VB + VC)


Tegangan urutan nol ….………(7)
Karena : Vn = VA+VB + VC,

Vo = 1/3 Vn atau Vn = 3 Vo
VA = Vo + V1 + V2
VB = Vo + a² V1 + a V2 x a²
VC = Vo + a V1 + a² V2 xa
Maka,
VA = Vo + V1 + V2
a²VB = a² Vo + aV1 + V2
a VC = aVo + a² V1 + V2
+
VA+ a² VB + aVC = (1 + a + a²) 3Vo + (1 + a + a²) V1 + 3 V2
VA+ a² VB + aVC = 3 V2

Tegangan urutan negatif : V2 = 1/3 (VA+ a² VB + a VC) …………(8)

Dengan cara yang sama diperoleh

Tegangan urutan Positif V1 = 1/3 (VA+ a VB + a² VC) …………(9)

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 20

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Ditulis dalam bentuk matrik :


VA 1 1 1 Vo
VB = 1 a² a V1
VC 1 a a² V2
Vs :Tegangan urutan fasor
A : operator bilangan komplek
Vp : Tegangan fasa

[ Vp] = [ A ] [ Vs ] [ Vs] = [ A-1 ] [ Vp ] …………(10)

1.3.3.2. Komponen Simetris Fasor Arus

Ic1
Ia2
Ib2
120° 120°
Ia1 Ic0 Ib0 Ia0
120° 120° 120°
120°

Ib1
Ic2

Arus urutan Positif Arus urutan Negatif ArusUrutan NOL


Gambar 1.3.3.2.a. Diagram Phasor Arus

Dalam kondisi tegangan tidak seimbang, arus fasa IA, IB dan IC, dapat
diuraikan menjadi komponen fasor-fasor arus yang seimbang urutan positif,
negatif dan Nol.

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 21

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

IA
Ic1 Ia0
IC
Ic2
IB Ia1 Ia2
Ib0

Ib1
Ib2

Gambar 1.3.3.2.b. Diagram Phasor Arus

Dari gambar di atas :


IA = Iao + Ia1 + Ia2
IB = Ibo + Ib1 + Ib2
IC = Ico + Ic1 + Ic2 …………… (11)
Hubungan arus urutan positif dan negatif

Ib1 = 1∠240° *Ia1 = a² Ia1


Ib2 = 1∠120° * Ia2 = a Ia2 ………………………... (12)

Ic1 = 1∠120° * Ia1 = a Ia1


Ic2 = 1∠240° * Ia2 = a² Ia2 ………………………….(13)

Karena Ia1 = I1
Ib1 = a² I1
Ic1 = a I1 ……………………….14)

Karena Ia2 = I2
Ib2 = a I2
Ic2 = a² I2 ……………………………...(15)
Iao= Ibo = Ico = Io …………………………………(16)

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 22

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

(12), (13) & (16) substitusi ke (11)

IA = Iao + Ia1 + Ia2


IB = Iao + a² Ia1 + a Ia2
IC = Iao + a Ia1 + a² Ia2
+
(IA+IB + IC) = 3Iao + (1 + a + a²) Ia1 + (1 + a + a²) Ia2

karena (1 + a + a²) = 0, maka


(IA+IB + IC) = 3Iao = 3 Io

Io = 1/3 (IA+IB + IC)


Arus urutan nol ….………(17)
Karena : In = IA+IB + IC,

Io = 1/3 In atau In = 3 Io
IA = Io + I1 + I2
IB = Io + a² I1 + a I2 x a²
IC = Io + a I1 + a² I2 xa
Maka,
IA = Io + I1 + I2
a²IB = a² Io + aI1 + I2
a IC = aIo + a² I1 + I2
+
IA+ a² IB + aIC = (1 + a + a²) 3Io + (1 + a + a²) I1 + 3 I2
IA+ a² IB + aIC = 3 I2

I2 = 1/3 (IA+ a² IB + a IC)


Arus urutan negatif : …………(18)

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 23

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Dengan cara yang sama diperoleh :

I1 = 1/3 (IA+ a IB + a² IC)


Arus urutan Positif …………(19)

Ditulis dalam bentuk matrik :


IA 1 1 1 Io
IB = 1 a² a I1
IC 1 a a² I2
I : arus urutan fasor
A : operator bilangan komplek
I : Arus fasa

[Ip] = [ A ] [Is ] [Is] = [ A-1 ] [Ip ]


……………………….(20)

1.3.3.3. Rangkaian Pengganti

1.3.3.3.1. Generator

§ Generator dapat dinyatakan sbg sumber tegangan yg terpasang seri dgn


reaktansi induktif (xd)
§ Tahanan dalam gen. (Rg) nilainya sangat kecil dan dapat diabaikan.

Sistem urutan positif

E
V1 = E - I1. Z1
I1
Z1

V1

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 24

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Sistem urutan negatif

E2 = 0
E2
=
I2
Z2 V2 = I2. Z2

Sistem urutan nol

Eo = 0
Eo
Vo = Io. Zo
Io
Zo

1.3.3.4. Transformator
Dinyatakan dengan reaktansinya (Xt), sedangkan tahanan beilitan,admitansi
shunt dan pergeseran phase Y-∆ diabaikan.

Sistem urutan positif

Z1 = j Xt
Υ
∆ Xt Sistem urutan negatif
Υ
Z2 = j Xt

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 25

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Sistem urutan nol trafo tergantung kepada vektor group trafo, seperti
gambar berikut :

Zo

1. Yn - Yn No

Zo
2. Yn – Y0
No

Zo

3. Yn - ∆
No

Zo

4. Y0 - ∆
No

Zo
5. ∆ - ∆
No

Zo
6. Y - Y
No

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 26

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Zp Zs
7. Yn – Yn - ∆ o o
Zto
No

Zp Zs
o o
8. Yn – Y0 - ∆ Zto
No

Zp Zs
o o
Zto
9. Y0 – Y0 - ∆ No

Zp Zs
o o
10. Yn - ∆ - ∆ Zto
No

Zo
11. Y – Y
jenis core type No

1.3.3.5. Saluran Transmisi / Distribusi


Rangkaian pengganti transmisi tergantung pada panjang saluran :
§ Pendek (1-6 km )
§ Saluran Medium (diatas 6 –50 km)
§ Saluran Panjang (diatas 50 km )

1.3.3.5.1. Rangkaian Pengganti Saluran Pendek

Dinyatakan dalam impedansi seri, sedangkan admitansi shunt diabaikan

Z1 Z2 Zo

N1 N2 No

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 27

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.3.5.2. Rangkaian pengganti saluran medium

1.3.3.5.2.1. Rangkaian model phi ( Π )

Z1 Z2 Zo

Xc1/2 Xc1/2 Xc2/2 Xc2/2 Xco/2 Xco/2


N1 N2 No
Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol

1.3.3.5.2.2. Rangkaian model T

Z1/2 Z1/2 Z2/2 Z2/2 Zo/2 Zo/2

Xc1 Xc2 Xco


N1 N2 No

Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol

1.3.3.5.3. Beban
Semua beban diabaikan, kecuali motor yang besar (diatas 50HP) dianggap
sebagaimesin singkron.

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 28

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.3.6. Pemodelan Rangkaian Pengganti

JARINGAN
EKIVALEN
E URUTAN V1
POSITIF

JARINGAN
EKIVALEN V2
URUTAN
NEGATIF

JARINGAN
EKIVALEN VO
URUTAN NOL

1.3.3.6.1. Rangkaian Pengganti Gangguan 3 Phasa ke Tanah

Fasa-a
Fasa-b
Fasa-c

Zf Zf
Zf

Ic Ib Ia Va
Vb
Vc

Tegangan urutan posistif : V1 = I1 * Zf

Tegangan urutan negatif : V2 = I2 * Zf

Tegangan urutan nol : Vo = IO * Zf

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 29

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

I1

URUTAN Z
V1 f
E POSITIF (Z1) Vo = V2 = 0
Io = I2 = 0
I2

URUTAN Z E
V2 f I1 =
NEGATIF (Z2)
Z1 + Zf
Io

URUTAN Z
Vo f
NOL(Zo)

Maka :
Ia = I1 Va = V1
Ib = a² I1 Vb = a² V1 V1 = E - I1. Zf
Ic = a I1 Vc = a V1

1.3.3.6.2. Rangkaian Pengganti Gangguan 2 Phasa

Ia
Fasa-a
Ib
Fasa-b
Fasa-c Ic

Zf Zf

Vc Vb

Rumus umum :

Va= Vo + V1 + V2 Ia = Io + I1 + I2
Vb = Vo + a² V1 + a V2 Ib = Io + a² I1 + a I2
Vc = Vo + a V1 + a² V2 Ic = Io + a I1 + a² I2

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 30

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Pada kondisi awal di titik gangguan :


Ia = 0, Ib = - Ic , Va =Vb dan Vb = Ib . 2Zf + Vc

maka, Io + a² I 1 + a I2 = - (Io + a I1 + a² I2)


Io (2 – (a² + a )) = 0 à Io = 0 ------ (2a)
0 = Io + I1 + I2 à I 1 = - I2 -------(2b)

Rangkaian pengganti menjadi :

I1

URUTAN Zf
E POSITIF V1
(Z1)

I2
Zf
URUTAN V2
NEGATIF

Io

URUTAN Vo
NOL(Zo)

Vb= Vc
Vb = Vo + a² V1 + a V2
Vc = Vo + a V1 + a² V2
Vo + a² V1 + a V2 = Vo + a V1 + a² V2

(a² - a) V1 = (a² - a) V2 à V1 = V2 ……..(2c)

Vb = Ib . 2Zf + Vc

Vb + a² V1 + a V2 = 2Zf. ( Io + a² I1 + a I2 ) +Vo + a V1 + a² V2

(a² + a) V1 = 2Zf. ( a² - a ) - I1 ) + ( a²-a) V2

V1 = (2Zf. I1 ) + V2

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 31

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

E
I1 =
Z 1 + Z2 + 2Zf ………….. (2d)

1.3.3.6.3. Rangkaian Pengganti Gangguan 2 Phasa ke Tanah

Fasa-a Ia
Ib
Fasa-b
Fasa-c Ic

Ic Ib
Vc Vb

If

Rumus baku :

Va= Vo + V1 + V2 Ia = Io + I1 + I2
Vb = Vo + a² V1 + a V2 Ib = Io + a² I1 + a I2
Vc = Vo + a V1 + a² V2 Ic = Io + a I1 + a² I2

Pada kondisi awal di titik gangguan :


Ia = 0, Vb = Vc = 0
maka, Vo + a² V1 + a V2 = Vo + a V1 + a² V2
a² V1 - a V1 = -a V2 + a² V2
(a² - a ) V1 = (a²- a) V2 à V1 = V2

0 = Vo + a² V1 + a V2
- Vo = (a² + a) V1 à Vo = V1 à V1 = V2 = Vo

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 32

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Rangkaian pengganti menjadi :

I1
URUTAN
POSITIF (Z1)
E V1

I2

URUTAN V2
NEGATIF
(Z2)

Io
URUTAN Vo
NOL(Zo)

E . Zo . Z 2
V1 = V2 = Vo =
Z1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

E .( Zo + Z 2 )
I1 =
Z 1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

- E .( Zo )
I2 =
Z 1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

- E .( Z2 )
Io =
Z 1 . Z2 + Z2 . Zo + Zo . Z1

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 33

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.3.6.4. Rangkaian Pengganti Gangguan 1 Phasa ke Tanah

Ic
Fasa-c Ib
Fasa-b
Fasa-a Ia

Ic
Zf Va Vb Vc

Rumus baku :

I1 = 1/3 ( Ia + a Ib + a²Ic )
I2 = 1/3 ( Ia + a² Ib + aIc )
Io = 1/3 ( Ia + Ib + Ic )

Pada kondisi awal di titik gangguan :


Ib = Ic = 0, Va = 0

maka, I1 = 1/3 ( Ia + a Ib + a²Ic ) à I1 = 1/3 Ia


I2 = 1/3 ( Ia + a² Ib + aIc ) à I2 = 1/3 Ia
Io = 1/3 ( Ia + Ib + Ic ) à IO = 1/3 Ia

I1 = I2 = IO ……………………… (4a)

Va = Ia . Zf

Vo +V1 + V2 = Zf. ( Io + I1 + I2 )

Vo +V1 + V2 = 3. Zf. I1

IO = 1/3 Ia

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 34

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

Rangkaian pengganti menjadi :

I1
E URUTAN
POSITIF (Z1) V1

I2
URUTAN
NEGATIF V2 3Zf
(Z2)

Io
URUTAN
NOL(Zo) Vo

Io = I1 = I2

Va = Ia . Zf

Vo +V1 + V2 = Zf. ( Io + I1 + I2 )

Vo +V1 + V2 = 3. Zf. I1

E
I1 =Io =
Z O + Z1 + Z2 + 3. Zf

3.E
In =Ia =
Z O + Z1 + Z2 + 3. Zf

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 35

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


PT. PLN (Persero) P3B
No. Dokumen : NO.P3B/OMPROT/01/TDSR
Pelatihan O&M Relai Proteksi Penghantar
Berlaku Efektif : September 2005

1.3.3.6.5. Rangkaian Pengganti Open Circuit 1 Phasa

Fasa-a Ia P Q
Fasa-b Ib Va-Va’
sumber Vb-Vb’
Fasa-c Ic
Vc-Vc’
Va Vb Vc Va’ Vb’ Vc’

Pada kondisi awal di titik gangguan

Ia = 0 , Vb - Vb’ = 0, dan Vc - Vc’ = 0

Ia = Io + I1 + I2
Ib = Io + a² I1 + a I2
Ic = Io + a I1 + a² I2

0 = Io + I1 + I2

Io = - (I1 + I2 )

Rangkaian pengganti menjadi :

Ia1 P P
URUTAN URUTAN a2I URUTAN
Iao
POSITIF ( Z1 ) 1
V1
NEGATIF ( Z2 )
V2 2 NOL ( Zo )
N1
Ia1’ N2 Ia2’ Q No Iao’
Q
1 2
Vo = 1/3 (Va + Vb + Vc) = 1/3 Va

V1 = 1/3 (Va + a² Vb + a Vc = 1/3 Va

V2 = 1/3 (Va + a Vb + a² Vc = 1/3 Va

V1 = V2 = Vo

P e n d a h u l u a n - Edisi 02 Halaman : 36

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai