Anda di halaman 1dari 1

No.

karakteristik PPnBM:

1. PPnBM merupakan pungutan tambahan setelah atau di samping PPN.


2. PPnBM bukanlah pajak yang dapat dikreditkan dengan PPN.
3. PPnBM hanya dipungut sekali saja, yakni pada saat impor BKP yang termasuk mewah atau saat
penyerahan BKP mewah yang dilakukan oleh PKP pabrikan dari BKP yang tergolong mewah itu.
4. Jika eksportir melakukan ekspor BKP yang tergolong mewah, PPnBM yang sudah dibayar saat
perolehannya dapat Anda minta kembali.

Mengapa perlu ada PPnBM

Pada prinsipnya PPnBM menegedepankan fungsi reguleren daripada budgetair. Artinya, pemerintah
mengenakan PPnBM untuk tujuan mengatur suatu mekanisme agar sesuai dengan yang diharapkan
bukan semata – mata untuk tujuan menghimpun pendapatan negara.

Mekanisme yang diatur pemerintah adalah untuk menurunkan tingkat regresifitas PPN terhadap
konsumen. Kita tahu bahwa PPN memiliki sifat regresif artinya PPN dkenakan kepada siapapun yang
mengkonsumsi BKP atau JKP tanpa melihat status subjektifnya. Oleh sebab itu PPN akan dibebankan
sama kepada orang yang mampu dan orang yang kurang mampu. Disinilah fungsi reguleren PPnBM
mencoba untuk mengurangi dampak regresifitas dari PPN tersebut.

Tidak akan terjadi double taxation karena:

1. Jenis pungutan. Pada PPN, jenis pungutan yang dibebankan adalah pungutan atas nilai tambah
barang. Sementara, PPnBM merupakan pungutan tambahan yang dikenakan selain PPN kepada
barang yang sifatnya mewah.
2. Pengenaan Pajak. PPN dikenakan di setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi,
mulai dari tingkat pabrikan, tingkat pedagang besar hingga tingkat pedagang pengecer.
Sementara, PPnBM hanya dikenakan satu kali, yakni saat impor atau saat penyerahan BKP di
dalam negeri oleh pabrikan yang menghasilkannya.
3. Pengkreditan. PPN dapat dikreditkan melalui mekanisme pajak masukan dan pajak keluaran.
Sementara, PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN atau PPnBM lainnya.

Anda mungkin juga menyukai