Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Agustina

Kelas : 4EGC
NPM : 061840411719

PROSES PENGOLAHAN
Proses pengolahan (Refining) minyak bumi sangat berbeda antara satu kilang dengan kilang lainnya
disebabkan perbedaan berat jenis dan sumber minyak mentahnya.
Metoda pengolahan minyak mentah tergantung pada:
1) Jenis minyak yang diolah
2) Permintaan produk dan daerah pemasaran
3) Peralatan yang tersedia
4) Faktor-faktor pertimbangan ekonomis
-Produk yang diharapkan dari suatu kilang berupa bahan bakar minyak
(BBM) dan non BBM.
Produk-produk kilang adalah:
1) Gas kilang dan LPG untuk bahan bakar industri (industri petrokimia) dan rumah tangga
2) Bensin atau gasoline (mogas) untuk bahan bakar motor
3) Nafta dan Benzena untuk pelarut dan pembersih, pengencer cat dan pencampur bahan bakar
motor
4) Minyak Jet untuk bahan bakar pesawat Jet atau mesin turbingas dan untuk bahan bakar roket
5) Kerosen untuk minyak lampu dan keperluan rumah tangga
6) Distilat, Minyak Diesel, dan gas-oil untuk bahan bakar furnace (dapur industri), sebagai
penyerap gas hidrokarbon dan bahan bakar mesin / motor diesel.
-Produk yang diharapkan dari suatu kilang berupa bahan bakar minyak
(BBM) dan non BBM.
7) Minyak-minyak pelumas untuk pelumas mesin-mesin
8) Lilin (parafin wax) untuk pembuatan kertas lilin, isolasi, pak anti bocor, dl
9) Petrolatum sebagai bahan dasar pembuatan minyak gemuk
10) Minyak bakar (fuel oil) untuk bakar industri
11) Ter dan aspal untuk pembuatan jalan, pelapisan bahan-bahan anti rayap
12) Kokas sebagai bahan bakar padat keperluan industri.
Proses pengolahan untuk mendapatkan produk-produk tersebut secara umum terdiri dari proses
pengolahan dasar dan proses pemurnian atau pencampuran.
Secara garis besar kedua proses pengolahan tersebut terdiri dari:
1) Proses menggunakan katalis
2) Proses dengan bantuan panas
3) Proses menggunakan pelarut (solven)
4) Proses pengolahan lanjutan untuk pemurnian
PROSES PENGOLAHAN DASAR
Proses pengolahan dasar sebagai proses utama untuk mengolah minyak mentah menjadi produk dan
fraksi-fraksinya terdiri dari pengolahan fisik dan kimia.
Pengolahan fisik yaitu distilasi yang dikelompokkan menjadi:
1. Distilasi Atmosfir
2. Distilasi Hampa
3. Distilasi Bertekanan
Pengolahan secara kimia (proses konversi = transforming) terdiri dari:
a. Proses Perengkahan (Cracking), terdiri dari:
• Perengkahan Termis
• Perengkahan Katalis
• Perengkahan Hidro
b. Proses Pembentukan Kembali (Reforming), terdiri dari:
• Reformasi Termis
• Reformasi Katalis
c. Proses Penggabungan Molekul, terdiri dari:
•Polimerisasi Katalis
1) Polimerisasi Selektif
2) Polimerisasi Tidak Selektif
• Alklasi Katalis, terdiri dari
1) Alkilasi H2SO4
2) Alkilasi HF
 Pengolahan Fisik
Proses distilasi dalam kilang minyak bumi merupakan proses pengolahan secara fisik yang mengawali
semua proses-proses yang diperlukan untuk memproduksi BBM dan Non-BBM.
Proses distilasi (distilasi fraksionasi) adalah proses untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam
minyak mentah menjadi komponen-komponennya atas dasar fraksi atau pemotongan (cut) yang
dibatasi oleh jarak didih tertentu (boiling range).
Proses distilasi ini dapat menggunakan satu kolom atau lebih menara distilasi, misalnya residu dari
menara distilasi atmosfir dialirkan ke menara distilasi hampa, atau salah satu fraksi dari menara
distilasi atmosfir dialirkan ke menara distilasi bertekanan.
Fraksi-fraksi yang dapat ditarik dari kolom distilasi/menara fraksionasi antara lain adalah:

 Fraksi Jarak didih oF


 Gas < 80
 Nafta Ringan 80 – 220
 Nafta Berat 180 – 520
 Gas-Oil Ringan 420 – 650
 Gas-Oil Berat 610 – 800
 Residu > 800

 Proses Konversi atau Transforming


Proses Konversi atau Transforming merupakan suatu proses untuk mengubah suatu fraksi
tertentu menjadi produk-produk lain yang mempunyai harga lebih tinggi yang terjadi secara
kimia. Dasar proses konversi adalah terjadinya perubahan susunan molekul hidrokarbon.
Perengkahan termis terdiri dari 2 macam proses, yaitu:
-Proses pembentukan kokas (Coking)
- Proses pemecahan viskositas (Visbreaking)
-Perengkahan katalis. Katalis yang digunakan adalah campuran Silika (SiO2) dan Alumina (Al2O3).

Kilang modern memiliki minimal 5 proses utama, yaitu:


1) Unit Distilasi
2) Unit Catalytic reforming
3) Unit Alkilasi
4) Unit Perengkahan katalis terfluidisasi
5) Unit Proses hidro (hydrocracking dan hydrotreating)

 PROSES PEMURNIAN
Proses pemurnian adalah proses kimia bertujuan untuk memisahkan atau mengurangi pengotor yang
tidak diinginkan ada dalam produk yang akan dipasarkan.
Pengolahan tersebut meliputi: perbaikan warna minyak, stabilitas terhadap cahaya, bau, kandungan
sulfur, jumlah material padat seperti gum (getah minyak), korosi, dan komposisi.
Secara garis besar proses pemurnian terdiri dari:
1) Pengolahan dengan asam sulfat
2) Pengolahan dengan sweetening
3) Proses desulfurisasi
PROSES KONVERSI (PROSES PERENGKAHAN)
Proses konversi / perengkahan dibagi menjadi 3 yaaitu :
1. Perengkahan termis
2. Perengkahan katalis
3. Perngkahan hidro
 Perengkahan termis
Perengkahan Termis (Thermal Cracking) adalah salah satu proses pengolahan sekunder pada
kilang minyak bumi, dimana fraksi berat minyak didekomposisi secara termis pada tekanan
tinggi menggunakan panas pada suhu 450-550 oF.
Proses perengkahan termis dapat diklasifikasikan dalam keadaan fisik yaitu fasa campuran,
fasa cairan dan fasa uap. Reaksi perengkahan berlangsung pada fasa uap atau campuran
tergantung pada sifat dasar umpan minyak dan kondisi operasinya (suhu dan tekanan).
Secara umum ada 2 tipe reaksi pada proses perengkahan:
1. Reaksi primer: terjadi penguraian molekul besar menjadi molekul kecil
2. Reaksi sekunder: produk-produk reaktif berpolimerisasi membentuk senyawa
dengan molekul yang membesar pelan-pelan.
Macam-macam proses perengkahan termis :
a. Proses Pemecahan Viskositas
Pemecahan viskositas merupakan proses perengkahan termis yang
sekaligus menurunkan viskositas dan menurunkan jarak didih dan titik tuang
umpan residu berat (heavy straight-run residu). Proses ini dapat juga
menggunakan distilat ringan sebagai umpan. Yield gasolin yang diproduksi
dipengaruhi oleh Gravity umpan, Jumlah dan karakteristik fuel oil yang dapat
dipisahkan dan Gravity dan FBP produk gasoline.
Kondisi operasi pengolahan umpan reduced crude adalah:
• Temperatur : 925-975 ºF
• Tekanan keluar Furnace : 50-100 psig
• Temperatur keluar Reaktor : 830-850 ºF
• Ke dalam Reaktor diinjeksikan LGO (Light Gas Oil)
b. Perengkahan Fasa Campuran
Perengkahan ini merupakan proses dekomposisi termis secara terusmenerus untuk merubah produk-
produk berat menjadi komponen-komponen yang mempunyai titik didih seperti gasolin. Secara umum
proses perengkahan fasa campuran (disebut juga fasa cairan) memakai pemanasan cepat terhadap
umpannya (kerosen, gas-oil, reduced crude atau semua jenis minyak mentah).Umpan kemudian
dimasukkan ke dalam Digester atau Ruang reaksi yang selanjutnya dimasukkan ke dalam Menara
pemisah uap, pendinginan uapnya.Kondisi operasi: Tekanan operasi perengkahan fasa campuran diset
pada 350 psig atau lebih besar untuk menjaga kehomogenan fasa, sehingga dapat mengurangi
pembentukan kokas di dalam Tube heater. Suhu operasi adalah 750-900 ºF tergantung keadaan umpan
yang dimasukkan.
c. Proses Perengkahan Fasa Uap
Pada awalnya proses perengkahan fasa uap diinstalasi untuk memproduksi gasolin, tetapi akhirnya
ditinggalkan karena pertimbangan ekonomis. Karbon padat seperti kokas sering menumpuk di dalam
Tube heater sehingga menyebabkan kegagalan proses fasa uap. Reaktor yang diperlukan relatif
besardibandingkan Reaktor pada perengkahan fasa campuran.Kondisi operasi: Temperatur sekitar
1000-1100 ºF dan tekanan < 50 psig dan waktu reaksi perengkahan sekitar 1 detik. Pada kondisi
tersebut reaksi dehidrogenasi meningkat, menghasilkan olefin dan aromatik yang lebih banyak, bahan
baku industri petrokimia. Umpan yang dapat direngkah bervariasi mulaidari gas-gas hidrokarbon
sampai gas-oil.
d. Perengkahan Selektif
Kondisi optimum perengkahan selektif bervariasi pada jarak titik didih umpan hidrokarbon. Operasi
dua koil (sistem mengolah minyak ringan dan berat) beroperasi pada suhu 920-960 ºF dan tekanan
300-500 psig. Suhu pemanas untukminyak ringan 950-990 ºF dan tekanan antara 500-700 psig.
e. Perengkahan Termis Napta
Pada konversi termis ini dipilih fraksi napta bilangan oktan rendah untuk ditingkatkan melalui
dekomposisi menjadi bahan bakar yang berkualitas tinggi.Proses ini dirancang untuk meng-upgrade
umpan minyak berat dari catalytic naphtha dan minyak-minyak yang tidak terengkah dari Menara
Fraksionasi minyak mentah. Proses perengkahan termis catalytic naphtha dapat memisahkan
naftalen dan parafin, sehingga menghasilkan beberapa aromatic berat melalui reaksi kondensasi dan
menghasilkan sejumlah besar olefin.
Dll.
 Perengkahan katalis
Perengkahan katalis adalah suatu proses pengilangan minyak yang merubah hidrokarbon
bukan gasolin yang mempunyai titik didih tinggi menjadi komponenkomponen gasolin yang
mempunyai titik didih rendah. Katalis yang digunakan berupa katalis buatan atau yang aktif
secara alami, utamanya mengandung alumina dan silika atau magnesia silika bentuk butir,
pelet, atau mikro sperikal yang halus seperti bubuk.
Katalis yang digunakan proses perengkahan dapat ditempatkan pada:
• Unggun tetap (fixed bed)
• Unggun bergerak (moving bed)
• Unggun terfluidisasi (fludized bed)
Katalis dengan komposisi sejenis dan kondisi perengkahan yang sama, maka
katalis alam menghasilkan gasolin yang mempunyai kualitas anti ketukan rendah yang
lebih banyak dibandingkan katalis buatan. Variabel utama dalam proses perengkahan
katalis adalah:
• Suhu
• Tekanan
• Rasio katalis-minyak (rasio antara berat katalis masuk reaktor per jam dengan
berat minyak yang diumpankan per jam)
• Space velocity (berat atau volume minyak yang diumpankan per jam per berat
atau volume katalis di dalam zona reaksi)
Kenaikan konversi reaksi dapat dicapai dengan cara:
• Suhu tinggi
• Tekanan tinggi
• Space velocity rendah
• Rasio katalis-minyak tinggi
Reaksi pada proses perengkahan katalis dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Parafin direngkah secara istimewa pada ikatannya (pecahan yang diproduksi mengandung 3
atau 4 atom karbon). Normal parafin cenderung direngkah pada ikatan gamma C-C atau dekat
pusat molekul yang menghasilkan metana dan gas-gas dengan 2 atom karbon atau lebih
rendah. Rantai panjang cenderung direngkah serentak pada beberapa tempat.
b. Naftalena juga cenderung menghasilkan pecahan yang terdiri dari 3 atau 4 atom karbon,
dan mereka pecah pada cincin atau rantai, khusus apabila rantai mengandung lebih dari 3
atom karbon.
c. Aromatik yang disubstitusi, ikatan pada cincin secara selektif diserang, tinggal di dalam
cincin aromatik yang kosong. Reaksi seperti itu diperluas jika gugus-gugus yang disubstitusi
tersebut mengandung lebih dari 3 atom karbon.
d. Olefin berekasi seperti parafin kecuali yang lebih siap. Tambahan lagi banyak terjadi reaksi
sekunder dan reaksi samping. Reaksi perengkahan ini sangat cepat, sekitar 1000 X lebih cepat
dibandingkan perengkan termis jika naftalena direngkah pada suhu 500 ºC.
Mekanisme reaksi perengkahan katalis secara keseluruhan mempunyai 4 tipe:
a. Dekomposisi termis
b. Reaksi katalis primer berlangsung pada permukaan katalis
c. Reaksi katalis sekinder berlangsung diantara produk-produknya
d. Pemisahan produk hasil polimerisasi dari reaksi terdahulu seperti kokas dengan
cara penyerapan (adsorpsi) pada permukaan katalis.
Berdasarkan cara penanganan katalis, maka proses perengkahan katalis terdiri dari:
a. Unggun tetap terdiri dari Proses Houdry dan Cycloversion Catalytic Cracking
b. Unggun bergerak terdiri dari:
• Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking
• Proses Houdriflow Catalytic Cracking
• Proses Houdresid Catalytic Cracking
c. Unggun Terfluidisasi terdiri dari:
• Proses Fludized Catalytic Cracking (FCC Model IV)
• Proses Orthoflow Fluid Catalytic Cracking
• UOP Fluid Catalytic Cracking
• Shell Two-stage Fluid Catalytic Cracking
• Proses HOC Kellogg-Phillips
d. Sekali jalan (Once through) terdiri dari satu proses yaitu Suspensoid Catalytic
Cracking.
Metoda penanganan dan pemilihan katalis akan menentukan karakteristik katalis apakah
dipakai untuk: proses unggun terfluidisasi, unggun bergerak, unggun tetap.Proses Unggun
Terfluidisasi :
• Katalis berbentuk bubuk halus ukuran 5-100 mesh yang stabil pada suhu 875-
975 ºF dan tekanan 8-10 psig
• Rasio volume katalis-minyak bervariasi untuk berbagai proses adalah 5/1 – 30/1,
namun untuk proses yang umum beroperasi pada rasio 10/1.

Anda mungkin juga menyukai