Anda di halaman 1dari 7

` RUMAH SAKIT UMUM

`AISYIYAH ST. KHADIJAH KABUPATEN PINRANG


Jl. A.Abdullah No. 1-3 Tlp (0421) 921406 Kab. Pinrang Sulawesi Selatan

e-mail: rsa.stkhadijah@yahoo.com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH SITTI KHADIJAH


KABUPATEN PINRANG
NO : 045/PDA/E-RSUA/XII/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF (PONEK)

RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH SITTI KHADIJAH KABUPATEN PINRANG

Menimbang :a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, keamanan, dan keselamatan
pasien di pelayanan kesehatan maka perlu adanya Kebijakan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif sebagai acuan dalam
pelaksanaan pelayanan maternal dan neonatal.

b. Bahwa Kebijakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi


Komprehensif bertujuan juga sebagai langkah-langkah strategis yang telah
dirumuskan, diharapkan dalam melaksanakan pengawasan pelayanan dan
pengendalian sumber daya Rumah Sakit Umum Aisyiyah Kabupaten
Pinrang menyesuaikan kebutuhan dan perkembangan rumah sakit saat ini

c. Bahwa untuk maksud point a dan point b untuk pelaksanaannya perlu


disahkan pemberlakuannya melaui peraturan Direktur Rumah Sakit Umum
Aisyiyah Sitti Khadijah Kabupaten Pinrang

Mengingat : 1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

3. Peraturan Presiden Repoblik Indonesia No 77 Tahun 2015 Tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit

4. Keputusan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia No 129,


Menkes/SK/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia No 66 Tentang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

6. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia No 11 Tahun 2017


Tentang Keselamatan Pasien

7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah


RUMAH SAKIT UMUM
`AISYIYAH ST. KHADIJAH KABUPATEN PINRANG
Jl. A.Abdullah No. 1-3 Tlp (0421) 921406 Kab. Pinrang Sulawesi Selatan

e-mail: rsa.stkhadijah@yahoo.com

8. Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pinrang No


39/KEP/III.6/B. 2015 Tentang Pemberlakuan Visi, Misi dan Motto Rumah
Sakit Umum Aisyiyah Sitti Khadijah Kabupaten Pinrang

9. Surat Keputusan MPKU PDM Kabupaten Pinrang No 55/KEP/III.6/B/2018


Tentang Revisi Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti
Khadijah Kabupaten Pinrang

10.Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti Khadijah


Kabupaten Pinrang No 1745/PER/ III.6. AU/XII/2017 tertanggal 29
Desember 2017 Tentang Kebijakan Manajemen Operasional

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah Kabupaten Pinrang Tentang
Kebijakan Pelayanan Obstetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif Di
Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti Khadijah Kabupaten Pinrang
Kedua : Memperlakukan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti
Khadijah Kabupaten Pinrang Tentang Kebijakan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif sebagaimana terlampir
Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan Kebijakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Komprehensif Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti Khadijah
Kabupaten Pinrang
Keempat : Kebijakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengawasan pelayanan dan
pengendalian sumber daya di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Sitti Khadijah
Kabupaten Pinrang
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Pinrang
Pada Tanggal : 11 November 2019
Direktur

Dr. Syamsir Usman, MARS


NIK : 092018
KEBIJAKAN
PELAYANAN
PONEK
RSUA SITTI KHADIJAH
KABUPATEN PINRANG

TAHUN 2019

Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah Kabuaten Pinrang


Nomor : 045/PDA/E-RSUA/XII/2019
Tanggal : 11 November 2019
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Aisyiyah tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah Sakit
Umum Aisyiyah Kabupaten Pinrang

KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF


RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH KABUPATEN PINRANG
Kebijakan Umum
1. Pelayanan PONEK harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien
2. Dalam penyelenggaraan PONEK, rumah sakit senantiasa berpedoman pada
kebijakan standar pelayanan medis dan prosedur pelayanan klinis tentang
penerimaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus
sehingga mampu menjamin mutu pelayanan dan menjaga keselamatan pasien
3. Peralatan di pelayanan PONEK harus selalu dilakukan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
4. Semua staf PONEK, tanpa memandang profesi dan kekaryawanannya, wajib
memiliki ijin sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Semua staf dilayanan PONEK wajib memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
6. Semua staf yang bertugas di layanan PONEK wajib memiliki surat penugasan
klinis,uraian tugas dan rincian kewenangan klinis sesuai ketentuan yang berlaku
7. Setiap staf wajib meningkatkan kompetensinya melalui Pendidikan dan atau
pelatihan yang sudah diprogramkan.
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap staf wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri
(APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
9. Setiap staf harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan
mengutamakan keselamatan pasien.
10. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap staf di Layanan
PONEK wajib mengikuti pelatihan yang telah diprogramkan Sub Bagian Diklat
11. Pelayanan PONEK dilaksanakan selarna 24 jam. (Rumah sakit menyelenggarakan
Pelayanan obstetri Neonatal Emerjensi Komprehensif (PONEK) sebagai bagian dari
progam SDG's yang bertujuan memenuhi kebutuhan layanan kegawatdaruratan
pada ibu hamil secara komprehensif untuk menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi (AKI dan AKB)
12. Penyediaan tenaga di layanan PONEK harus mengacu kepada pola ketenagaan.
13. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal tiga bulan sekali.
14. Setiap bulan wajib membuat laporan internal dan eksternal kegiatan pelayanan
15. Setiap bulan wajib membuat laporan evaluasi kinerja unit (lndikator Mutu pelayanan)
yang ditetapkan panitia PMKP.
Kebijakan Khusus
1. Rumah sakit menyelenggarakan PONEK secara terintegrasi dalam 24 jam sehari
dan 7 hari dalam bentuk tim yang merupakan kolaborasi unit-unit kerja terkait, yaitu :
a. Instalasi Gawat Darurat, untuk pelaksanaan tindakan stabilisasi pasien dan
persiapan untuk terapi definitif. Penanganan kasus gawat darurat oleh anggota
Tim PONEK Rumah sakit di ruang PONEK IGD, dan ada dokter jaga yang
terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun
emergensi obstetrik dan neonatal
b. Ruang kamar bersalin, ruang nifas/ruang rawat gabung, ruang isolasi, dan ruang
highcare matemal) untuk pelayanan ibu dan bayi, tenaga bidan dan perawat
terlatih melakukan resusitasi pada kegawatdaruratan obstetric matemal dan
neonatal
c. Ruang Perinatologi (ruang neonatal dan ruang isolasi neonatal) untuk pelayanan
bayi, perawat terlatih melakukan resusitasi pada kegawatdaruratan neonatal
d. Instalasi Kamar Bedah dan Sterilisasi (IKBS), untuk penanganan operatif cepat
dan tepat meliputi laparotomi dan seksio sesar
e. lnstalasi Perawatan Intensif (IPI), untuk perawatan intensif ibu dan bayi risiko
tinggi tingkat II sesuai RS type D
f. Instalasi Rawat Jalan (IRI) yang terdiri dari Klinik Spesialis Anak dan Klinik
Spesialis Kandungan dan Kebidanan
2. Rumah sakit menyediakan dokter Sp.OG dan dokter Sp.A organik dan mitra dalam
jumlah dan kompetensi yang cukup sehingga mampu memberikan layanan matemal,
perinatal selama 24jam sehari dan 7 hari seminggu, baik secara onsite maupun
secara oncall
3. Dalam hal tidak ada dokter Sp.OG dan dokter Sp.A, organik maupun mitra, yang
dapat bertindak sebagai DPJP, maka kewenangan dapat didelegasikan kepada
dokler umum organik yang memiliki sertifikat kompetensi PONEK
4. Persalinan pervaginam yang perlu dihadiri oleh dokter Spesialis Anak adalah yang
mempunyai faktor resiko
a) Prematuritas dengan usia gestasi antara 22 sampi 36 minggu (< 36 minggu) atau
postmatur (> 42 minggu)
b) Kehamilan ganda atau kembar
c) Kelainan presentasi janin presentasi bokong
d) Persalinan pervaginam dengan bantuan alat forsep atau vakum
e) Ibu yang mendapat obat petidin atau narkotik dalam < 4 jam sebelum partus
f) Air ketuban meconium staining
g) Gawat janin yang dibuktikan dengan kelainan CTG atau Doppler
h) Analgesi maternal sistemik yang diberikan dalam 2 jam sebelum persalinan
i) Persalinan seksio secarea (tidak termasuk SC ulangan rutin dengan anastesi
regional)
j) Intrauterine growth retardation ([JGR) atau makosomia
k) Polihidramnion
l) Korioamnionitis , abropsio plasenta
m) Janin tersangka kelainan j antung bawaan atau disritmia kardiak
n) Ketuban pecah dini > 24 jam
o) Ibu dengan Preeklampsia atau eklampsia
p) Persalinan dengan anastesia umum
q) Meningkatnya risiko infeksi neonatal seperti ibu yang mendapat antibiotic
profilaksis 4 jam sebelum persalinan pervaginal atau tersangka infeksi TORCH
r) Terdapat kelainan anatomi saat. antenatal termassuk tersangka kelainan
kromosom
5. Mendukung pelaksanaaa PONEK, rumah sakit menyelenggarakan
a) Inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif
b) Perawatan Metode Kangguru pada BBLR
c) Rumah Sakit Sayang ibu dan Bayi
6. Setiap kasus rujukan PONEK selalu dilakukan pemeriksaan awal dan stabilisasi di
IGD untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
7. Setiap kasus rujukan PONEK yang tidak bisa dilayani karena keterbatasan fasilitas
yang tersedia di rumah sakit dirujuk ke rumah sakit sesuai MOU rujukan dan
persetujuan keluarga dengan mengikuti mekanisme rujukan sesuai jejaring
pelayanan
8. Setiap staf PONEK wajib :
a) Mendukung terlaksananya rawat gabung ibu dan bayi, dan apabila ibu/keluarga
menolak dan keberatan, maka wajib dimintakan persetujuan penolakan tindakan
b) Berupaya melakukan inisiasi menyusu dini dan asi eksklusif, kecuali ada
penolakan dari pasien atau ada kontra indikasi baik pada ibu maupun bayi
9. Pelayanan metode kangguru pada bayi BBLR atas dasar penilaian fisik bayi sehat
dan memungkinkan serta sepengetahuan dokter
10. Kasus neonatal dengan resiko tinggi serta membutuhlian fasilitas yang lebih lengkap
akan dirujuk sesuai dengan MOU rujukan dan persetujuan keluarga dengan
mengikuti mekanisme rujukan sesuai jejaring pelayanan
11. Dalam hal terjadi kegawatdaruratan obstetric dan neonatal. Uang muka atau
pembayaran diselesaikan kemudian setelah gawat darurat teratasi
12. Mempunyai respontime di IGD (target diupayakan kurang dari 30 menit), pelayanan
darah (target diupayakan kurang dari 1 jam)
13. Mengupayakan tersedianya pelayanan darah 24jam
14. Mengupayakan tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam
PONEK seperti laboratorium radiologi, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia.
15. Semua peralatan untuk layanan PONEK diperiksa secara teratur, ada upaya
pemelihaaan, dan kalibrasi, dan ada pencatatan terus menerus untuk kegiatan
tersebut dan dalam kondisi siap pakai
16. Layanan Kateterisasi Jantung dan pembtiluh darah menjalankan dan
mendokumentasikan program pengamanan radiasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku
17. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat wajib disediakan obat dan peralatan sesuai
dengan standar yang ditetapkan
18. Perbelakan farmasi dicek secara rutin dan selalu tersedia secara teratur dan dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan lnstalasi Farmasi Rumah sakit
19. Standar peralatan di Layanan PONEK mengacu pada peraturan yang berlaku
20. Mendukung keberhasilan menyusui, maka rumah sakit memberlakukan :
a) Mendidik staf tenaga kesehatan agar memiliki pengetahuan tentang menyusui
b) Menginformasikan kepada ibu hamil yang di rawat di rumah sakit yang berisiko
melahirkan bayi prematur atau bayi sakit tentang manajemen laktasi dan
menyusui serta manfaat menyusui
c) Mendorong terjadinya kontak kulit ke kulit sedini mungkin, berkelanjutan, dan
dalam jangka panjang tanpa pembatasan yang tidak perlu
d) Menunjukkan kepada ibu cara memulai dan mempertahankan laklasi, serta mulai
menyusu dini dengan stabilitas bayi sebagai satu-satunya kriteria.
e) Tidak memberikan makanan atau minuman selain ASl, kecuali ada indikasi medis
f) Membiarkan ibu dan bayinya bersama sama selama 24 jam sehari.
g) Mendorong pemberian ASI berdasarkan demand atau, saat diperlukan, semi
demand, sebagai strategi peralihan bagi bayi prematur dan sakit.
h) Memakai altemative botol hingga menyusui bisa dilakukan dan menggunakan dot
dan nipple shields hanya jika ada alasan yang jelas.
i) Menyiapkan orang tua untuk terus menyusui dan memastikan akses terhadap
kelompok pendukung ASI setelah keluar dari rumah sakit.
Ditetapkan di : PINRANG
Pada Tanggal : 11 Novenber 2109
Direktur

Dr. Syamsir Usman, MARS


NIK : 092018

Anda mungkin juga menyukai