Anda di halaman 1dari 53

` BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan pertanian mendatang perlu memberikan perhatian yang
lebih besar terhadap penyuluhan pertanian,karena penyuluhan Pertanian
merupakan kegiatan strategis dalam upaya pencapaian Pembangunan
Pertanian. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan,dan Kehutanan ( SP3K ) mengamanatkan bahwa penyelenggara
Penyuluhan menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. UU No. 16 Tahun 2006 juga mengamanatkan bahwa
Programa Penyuluhan Pertanian terdiri dari Program penyuluhan Pertanian
desa atau unit kerja lapangan, Program Penyuluhan pertanian kecamatan,
Program penyuluhan pertanian Kabupaten /Kota, Program Penyuluhan
Pertanian Provinsi dan Programa penyuluhan Pertanian Nasional.
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian
yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya
dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan
dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai
pelaksanaan penyuluhan.
Agar programa penyuluhan ini dapat merespon secara lebih baik
aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha diperdesaan, penyusunan programa
penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan.
Programa Penyuluhan Pertanian disusun dengan memperhatikan
keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian
disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten/kota tingkat propinsi dan tingkat nasional,
dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. sedangkan
yang dimaksud dengan kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan
pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling
mendukung. Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian

1
selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam
berbagai tingkatan.
Berbagai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan programa
penyuluhan pertanian antara lain sebagai berikut:
1) Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian disemua
tingkatan;
2) Naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3) Keberadaan penyuluh pertanian tersebar pada beberapa dinas/instansi,
baik dipropinsi maupun kabupaten/kota;
4) Programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari
dinas/instansi terkait;
5) Penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh
petugas (kurang partisipatif).
Dengan berlakunya Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) maka
programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan
penyuluhan pertanian sepsifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya
ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan
daerah dan pendapatan petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan pertanian ini akan mampu merespon
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan memberikan dukungan
terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait.
Programa penyuluhan pertanian ditingkat provinsi, kabupaten/kota
kecamatan, dan desa/kelurahan akan menentukan besarnya pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan
penyuluhan di Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan
bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan
programa penyuluhan.
Dengan memposisikan programa pertanian secara strategis, maka
diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat

2
persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian
dapat diatasi.
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggara penyuluhan
pertanian dipusat dan daerah sebagai dasar persamaan persepsi dalam
persiapan, perancanaan, dan pelaksanaan program penyuluah pertanian,
dipandang perlu untuk menerbikan Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT


1.2.1 MAKSUD
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pakis bermaksud
sebagai pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar,Teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktifitas efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

1.2.2 TUJUAN
Adapun tujuan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Pakis adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
yang mendukung Program Pembangunan Pertanian Di Kecamatan Pakis
b. Memperpadukan seluruh kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
melalui keterpaduan pendayagunaan sumberdaya penyuluhan pertanian
c. Mengarahkan kegiatan penyuluhan pertanian yang berorientasi pada
agribisnis
d. Untuk mendapat dukungan dari pelayan fasilitas serta sebagai acuan
penyusunan rencana kegiatan penyuluh pertanian diwilayah Kecamatan
Pakis

1.2.3 MANFAAT
Untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian
Penyuluhan.
BAB II
3
KEADAAAN UMUM
KEC. PAKIS

2.1 KONDISI WILAYAH


BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) kec. Pakis merupakan salah satu BPP
Kabupaten Malang yang terletak di Kecamatan Pakis di tengah-tengah Ibukota
Kecamatan Pakis. Sedangkan jarak BPP kec. Pakis dengan Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang ± 33 km.
Batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari
2. Sebelah Timur : Kecamatan Jabung
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tumpang
4. Sebelah Barat : Kota Malang

Kecamatan Pakis memiliki 15 Desa, 62 Dusun,Kelima belas desa tersebut


merupakan Desa swasembada. Adapun Urutannya Sebagai berikut :
NO NAMA DESA DUSUN
1 Mangliawan 3
2 Tirtomoyo 5
3 Saptorenggo 4
4 Asrikaton 6
5 Bunut Wetan 2
6 Pakis Jajar 3
7 Pakis Kembar 3
8 Suko Anyar 3
9 Sumber Pasir 4
10 Sekarpuro 3
11 Ampeldento 3
12 Sumber Kradenan 4
13 Pucang Songo 5
14 Kedungrejo 4
15 Banjarejo 2
Jumlah 62
Wilayah BPP kec. Pakis merupakan daerah datar dengan sedikit
bergelombang dengan kemiringan kecil yaitu : 85% dan 15%, tinggi dpl: ± 475 m
adalah medan bergelombang Dengan keadaan seperti ini maka wilayah kerja BPP
kec. Pakis mudah dijangkau oleh transportasi sepeda motor atau kendaraan darat
lainnya
Jenis tanah di wilayah BPP kec. Pakis adalah : 80% Jenis LATOSOL, 10%
ANDOSOL dan l0%jenis BROWN dan LITOSOL. Dengan tekstur tanah liat berpasir,
sedang kedalaman tanah (solum tanah) yang efektif berkisar 20 - 50 cm dari titik

4
permukaan tanah, dengan pH tanah berkisar 6 - 7 dengan Drainase cukup
memadai.

Curah Hujan
Keadaan iklim di BPP kec. Pakis relatif cukup dengan inntensitas curah hujan
rata-rata 4 tahunan adalah : 3402,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah
: 92 hari hujan. Data curah hujan terlampir

Gambar 1. Curah hujan 5 Tahun Terakhir

Gambar 2. Jumlah Hari Hujan 5 Tahun Terakhir


Luas Lahan Menurut Ekosistem

5
BPP kec. Pakis mempunyai luas wilayah 5202 Ha. Dari luas tersebut: 37,89
% tanah irigasi, 29,91% tanah tegal, 8,91% tanah pekarangan, pemukiman 25,73%
dan lain-lain: 0,31 %.
Dari potensi wilayah seperti tersebut di atas komoditas andalan BPP kec.
Pakis berturut-turut adalah : Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan dan
Perikanan.
Luas BPP kec. Pakis terinci seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Pembagian Luas Baku Tanah menurut Penggunaan


Jenis Penggunaan Tanah Luas Tanah Prosentase Keterangan
1 Sawah 1968 37,83
2 Tegal 1556 29,91
3 Pekarangan 463,32 8,91
4 Pemukiman 1347,64 25,91
Lain-lain 6,95 0,31
5202 100,00
Sumber: Monografi Kecamatan Pakis 2018

Gambar 3. Luas Baku Tanah

Berdasarkan penggunaan luas tanah tersebut dapat diketahui bahwa


sebagian besar lahan di kecamatan Pakis dipergunakan untuk usaha pertanian.
Komoditas Utama Menurut Sub Sektor

Dengan mencermati Potensi Wilayah di depan seperti yang tertera dalam


Programa ini, maka pengembangan jenis komoditas wilayah BPP kec. Pakis tidaklah
6
jauh dari Potensi Wilayah yang ada dan kebijaksanaan Pembangunan Pertanian
Kabupaten Malang, antara lain bidang tanaman pangan : Komoditas padi sawah,
jagung, ketela rambat, serta daerah sentral sayuran tomat, lombok besar, sawi.
Bidang perkebunan adalah komoditas tebu (TRI) dan bidang peternakan adalah
pengembangan ayam potong sistem kemitraan, peningkatan intensifikasi sapi perah
dan sapi potong, serta pengembangan ayam buras. Untuk lebih jelasnya pilihan
komoditas yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah

7
Gambar 4. Luas Tanam Komoditas Pertanian
Dari gambar tersebut dapat diketahui komoditas pertanian yang banyak di
budidayakan di kecamatan pakis yaitu padi sawah

2.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah BPP kec. Pakis adalah 150.658 jiwa, terdiri dari
71.951 jiwa laki-laki dan 78.707 jiwa perempuan.

Gambar 6. Jumlah Penduduk Menurut Usia


Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kecamatan pakis terbanyak
yaitu pada usia 15 – 60 th

8
Gambar 7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk kecamatan pakis
terbanyak memiliki tingkat pendidikan tamat SD

Gambar 8. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan


Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk kecamatan pakis
terbanyak memiliki pekerjaan sebagai petani

2.3. SARANA DAN PRASARANA


9
Kepemilikan alat dan mesin pertanian (Alsintan) selengkapnya disajikan pada
Tabel
Tabel 4. Kepemilikan Alat dan Mesin Pertanian ( Alsintan )
No Jenis Alsintan Kecamatan Pakis
(Jumlah)
1 Hands traktor roda 2 45
2 Hands roda 4 -
3 Pedal tresher 15
4 Hands spayer 1527
5 Pompa air 6
6 RMU 15
7 Rice Transplenter 5
8 Dryer datar -
9 APPO / Chopper 6
10 Reaper 1
11 Cangkul 1775
12 Sabit 1900
13 Sabit bergerigi -
14 Emposan / kompor tikus 100

Tabel 5. Sarana Pertanian


No Jenis Alsintan Kecamatan Pakis
(Jumlah)
1 Jalan Usaha Tani -
2 Embung 4

2.4.KEBIJAKAN PROGRAM
1. Penguatan dan penumbuhan kelembagaan petani
2. Penguatan dan penyuluhan kembali system penyuluhan dan pendampingan
pertanian.
3. Penguatan basis data dan informasi pertanian
4. Peningkatan ketersediaan pangan dan produksi melalui upaya upaya untuk
mengamankan lahan irigasi dan optimalisasi lahan.

10
5. Meningkatkan nilai tambah produk dan kualitas produk pertanian melalui
peningkatan pengolahan hasil dan pengembangan agroindustri
6. Peningkatan dukungan sector lain untuk pembangunan pertanian, terutama
peningkatan akses perkreditan untuk usaha tani dan pengamanan
ketersediaan sarana produksi pertanian.

11
BAB III
RUMUSAN KEADAAN, TUJUAN
DAN SASARAN

3.1 RUMUSAN KEADAAN


1.Komoditas Padi.
a) Pelaku utama yang menggunakan Bahan Organik 30 %
b) Pelaku utama yang melakukan tanam tunggal 30 %
c) Pelaku Utama yang menggunakan Sistem Jajar Legowo 20 %
d) Pelaku Utama yang menggunakan teknik pengairan basah kering 15 %
e) Pelaku Utama yang menggunakan pemupukan berimbang 75%
f) Pelaku Utama yang menggunakan pestisida nabati 15 %
g) Pelaku utama yang menggunakan benih bersertifikat 70 %
h) Pelaku Utama yang menggunakan umur bibit ≤ 15 hari 20 %
2. Komoditas Jagung
a) Pelaku Utama yang menggunakan bahan organik 30 %
b) Pelaku utama yang menggunakan Pemupukan Berimbang 40 %
3. Komoditas Tebu
a) Pelaku Utama Yang Menggunakan bahan organik 30 %
b) Pelaku Utama yang melakukan peremajaan sesuai anjuran 20 %
4. Komoditas Ubi Jalar
a) Pelaku Utama yang menggunakan bahan organik 30 %
b) Pelaku Utama yang mengunakan sistem drainase yang baik 30 %
5. Komoditas Sayuran
a) Pelaku Utama yang menggunakan benih bermutu 50 %
b) Pelaku Utama yang menggunakan pupuk organik 65 %
c) Pelaku Utama yang menggunakan pestisida nabati 20 %
d) Pelaku Utama yang merencanakan budidaya berorientasi pasar 20 %
e) Pelaku Utama yang melakukan pengemasan produknya sebelum di
jual 8 %
6. Bidang Sosial
a) Kelompok Tani yang melakukan pertemuan rutin 26 poktan
b) Kelompok Tani mampu melengkapi administrasi kelompok 30 poktan
c) Kelompok Tani yang mampu membuat AD/ART 30 Poktan
d) Kelompok Tani yang kepungurusanya berjalan efektif 25 poktan
12
e) Kelompok Tani yang mampu membuat RDK/RDKK secara mandiri 30
kelompok.
7. Bidang Ekonomi
a) Kelompok Tani yang mampu melakukan pemupukan modal kelompok
22 kelompok.

3.2 TUJUAN UMUM


Tujuan Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pakis adalah :
1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi para
penyelenggara.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk
disampaikan dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya.

3.2 TUJUAN KHUSUS


Meningkatkan Pengetahuan,Ketrampilan dan Sikap Pelaku Utama /Pelaku
Usaha dalam kegiatan on farm sampai dengan off farm ,sehingga mereka mampu
mengakomodasi dirinya mengatasi tantangan yang terjadi dalam proses produksi.

3.3 SASARAN UMUM


Sasaran Programa Penyuluhan Pertanian BPP Pakis peningkatan
Pengetahuan,Ketrampilan dan Sikap (PKS) bagi Pelaku Utama/Usaha untuk
meningkatkan Produksi dan produktivitas lahan.

3.4 SASARAN KHUSUS.


a) Melakukan penilaian kelas kelompok
b) Meningkatkan jumlah kepemilikan KTI
c) Melaksanakan Temu wicara 1 (satu) kali
d) Melaksanakan Temu Usaha 2 (dua ) kali
e) Mengikuti Pameran Agibisnis 1 (satu) kali
13
f) Melaksanakan pendampingan budidaya padi dengan sistem japer
g) Menumbuh kembangkan KRPL swadaya di Kecamatan Pakis
h) Pendampingan Program KRPL APBD Propinsi dan APBD Kabupaten
i) Pemberdayaan penggunaan alsintan

14
BAB IV
MASALAH

Pembangunan pertanian dihadapkan kepada Permasalahan permintaan


produk pertanian, terutama pangan yang semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk,Kapasitas sumberdaya alam pertanian yang
cenderung menurun, keterbatasan akses petani terhadap layanan usaha, rantai tata
niaga dan sistem pemasaran serta kualitas dan mentalitas sumberdaya manusia
petani yang masih rendah, Sistem adopsi atau alih tehnologi yang masih lemah
dimana kemampuan petani/nelayan dalam tehnis budidaya dirasakan masih jauh
dari yang diharapkan,Disisi lain kelompok tani yang dibentuk selama periode tahun
1980-an banyak yang sudah tidak berfungsi lagi. Oleh karena itu konsentrasi kita
dalam pembinaan kelompok tani di lapangan betul-betul harus mendapat perhatian
khusus, sehingga secara bertahap adanya peningkatan kemampuan Kelompok Tani
dalam peranannya sebagai Unit Produksi, Kelas Belajar maupun sebagai Kerjasama
antar anggota kelompok atau antar kelompok.
Dengan peranan yang sangat penting dan mendasar inilah, maka keberadaan
Kelompok Tani di lapangan, sangat menentukan terhadap kualitas penerapan
teknologi, gerakan/kegiatan bersama serta penguasaan hasil dan pemupukan
Modal.
Dengan memperhatikan kelas dan kemampuan kelompok serta potensial
Kelompok Tani, maka ke depan kita upayakan mempertemukan mereka dengan
pihak III (swasta, BUMN) menjalin kemitraan usaha Agribisnis yang secara teknis,
ekonomis dan sosial dapat diterima oleh masyarakat, khususnya anggota kelompok
tani yang dimaksud.
Padi merupakan komoditas utama BPP Kec. Pakis, namun masih
menghadapi beberapa masalah-masalah antara lain :

4.1 Masalah Teknis


a) Pelaku utama belum yakin dalam menggunakan pupuk organik.
b) Pelaku utama belum terampil menerapkan tanam tunggal
c) Pelaku utama belum yakin melakukan system jajar legowo
d) Pelaku utama belum tahu dan mau melakukan system pengairan basah
kering.

15
e) Pelaku utama belum yakin dalam penerapan pemupukan berimbang.
f) Pelaku utama belum tau dalam penggunaan pestisida nabati
h) pelaku utama belum yakin dalam penggunaan umur bibit ≤ 15 hari

4.2 Masalah Sosial


a) kelompok Tani belum mampu meningkatkan dinamika kelompok
b) Kelompok tani belum mampu melengkapi administrasi organisasi
c) Kelompok Tani belum mampu menyusun AD-ART kelompok
d) kepengurusan kelompok Tani belum mampu berjalan efektif

4.3 Masalah Ekonomi


a) Pelaku utama belum mampu membuat RDk/RDKK secara mandiri
b) Pelaku utama belum mampu melakukan pemupukan modal pada kelompok
tani
c) Pelaku utama belum menjalin kemitraan

BAB V
16
RANCANGAN PROGRAM

5.1 Memahami Situasi Agribisnis


MATRIK MEMAHAMI SITUASI AGRIBISNIS
Uraian PADI JAGUNG TEBU
Tujuan Penghasilan Penghasilan Penghasilan
utama utama utama
Produksi 7,5 15 80
Keuntungan 10 Juta 7.5 Juta 7 Juta
Modal 20 Juta 7.5 Juta 25 Juta
Pemasaran Penebas Penebas, Penebas,
Kemitraan Kemitraan
Pesaing Padi, Ubi jalar Padi, Ubi jalar
Jaringan - Kemitraan Kemitraan

Kelembagaan 1. Gapoktan 1.Gapoktan 1. Gapoktan


2. Poktan 2. Poktan 2. Poktan

Uraian UBI JALAR SAYURAN


Tujuan Penghasilan utama Penghasilan utama
Produksi 20 22 ton
Keuntungan 13 Juta 10 Juta
Modal 17 Juta 19 Juta
Pemasaran Penebas, Penebas
Kemitraan
Pesaing Padi, Jagung Jagung
Jaringan Kemitraan Kemitraan

Kelembagaan 1. Gapoktan 1.Gapoktan


2. Poktan 2. Poktan

5.2 Analisa SWOT


5.2.1 Pencermatan Lingkungan Internal Eksternal
5.2.1.1 Komoditas Padi

17
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Areal Padi cukup luas 1. Dekat dengan balai penelitian (BPTP)
2. Kelompok tani ada 2. Akses modal mudah didapat
3. Ternak besar cukup memadai 3. Pemanfaatan limbah ternak untuk
4. Sarana dan prasarana (on-farm) pupuk organik
cukup memadai 4. Terjalinnya kemitraan
5. Air Irigasi cukup 5. Produksi masih dapat dinaikkan
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Aplikasi tanam jajar legowo belum 1. Ahli fungsi lahan
optimal 2. Tenaga muda kurang berminat
2. Panen masih sistem tebasan dibidang pertanian
3. Penggunaan pupuk berimbang 3. Kesuburan tanah menurun
belum optimal 4. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Tanam belum serempak 5. Air kurang pada musim kemarau
5. IP masih rendah

5.2.1.2 Komoditas Jagung


FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Lahan sawah masih cukup luas 1. Kelembagaan petani masih lemah
2. kelompok tani ada 2. Modal terbatas
3. Sarana dan prasarana besar cukup 3. PKS Pelaku utama masih rendah
memadai 4. Penggunaan pupuk berimbang kurang
4. Ternak besar cukup memadai optimal
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Kemitraan dengan perusahaan 1. Rentan terhadap OPT
pembenihan jagung 2. Terjadinya fluktuasi harga
2. akses modal mudah di dapat 3. Adanya pasar global
3. Dekat dengan balai penelitian (BPTP, 4. Perubahan iklim yang ekstrim
BPP, Balitkabi)
4. Pemanfaatan limbah ternak untuk
pupuk organik

5.2.1.3 Komoditas Tebu


FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Harga tebu yang relative stabil 1. Pelaku utama jarang melakukan

18
2. Sarana dan prasarana budidaya tebu peremajaan sesuai anjuran
cukup memadai 2. modal terbatas
3. Kelompok tani ada 3. Penggunaan pupuk berimbang belum
4. Ternak besar cukup memadai optimal
4. Kurangnya informasi teknologi
budidaya tebu
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Adanya PG krebet dan PG kebon 1. Terjadinya alih fungsi lahan
agung 2. Tenaga muda kurang berminat
2. Akses modal mudah di dapat dibidang pertanian
3. Pemanfaatan limbah ternak untuk 3. Adanya pasar global
pupuk organic 4. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Produksi masih dapat ditingkatkan

5.2.1.4 Komoditas Ubi Jalar


FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Teknologi Budidaya sudah dikenal 1. Produksi relative masih dapat
lama ditingkatkan
2. Areal cukup luas 2. Produk dibutuhkan baik untuk industri
3. Tanah relative subur maupun konsumsi
4. Peluang pasar besar 3. Sarana produksi tersedia
4. Mitra pelaku usaha tersedia
(pasar/keuangan)
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Penggunaan bahan organic realtif 1. Fluktuasi harga tinggi
rendah 2. Produk tidak tahan lama
2. Lemahnya perencanaan usaha 3. Belum tersedia bibit unggul di tingkat
3. Penjualan produksi segar lapangan
4. menjual hasil secara individu 4. Belum ada kemitraan dengan pelaku
usaha

5.2.1.5 Komoditas Sayuran


FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Lahan yang cukup luas 1. Produksi masih dapat ditingkatkan
2. Adanya kelembagaan petani 2. Pemanfaatan limbah sayur untuk

19
3. Keterampilan budidaya mendukung pakan ternak atau pupuk organik
4. Sarana prasarana cukup memadai 3. Kemitraan dengan pelaku usaha
4. Permintaan konsumen terhadap sayur
cukup tinggi
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Pola tanam belum teratur 1. Fluktuasi harga
2. Kurangnya info teknologi dan 2. Serangan OPT
budidaya sayur 3. Masuknya produk luar
3. Penjualan sistem tebas 4. Penggunaan pestisida yang
4. Produk tidak tahan lama berlebihan

5.2.2 Perumusan Analisa Eksternal

5.2.2.1 Komoditas Padi


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Areal Padi 0.13 1 0.13
cukup luas
2. Kelompok tani
0.07 3 0.21
ada
3. Ternak besar
0.08 3 0.24
cukup memadai
4. Sarana dan
prasarana (on- 0.1 2 0.2
farm) cukup
memadai
5. Air Irigasi cukup 0.12 2 0.24
Total 0.5 1.02
Kelemahan
1. Aplikasi tanam 0.1 -2 -0.2
jajar legowo
belum optimal
2. Panen masih 0.1 -2 - 0.2
sistem tebasan
3. Penggunaan 0.1 -2 - 0.2
pupuk
berimbang
20
belum optimal
4. Tanam belum
serempak 0.1 -2 - 0.2
5. IP masih rendah
0.1 -2 - 0.2
Total 0.5 -0.9
Total keseluruhan 1 0.12

5.2.2.2 Komoditas Jagung


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Lahan sawah 0.15 1 0.15
masih cukup luas
2. kelompok tani
0.12 3 0.36
ada
3. Sarana dan
0.13 2 0.26
prasarana besar
cukup memadai
4. Ternak besar 0.1 3 0.3
cukup memadai
Total 0.5 1.07
Kelemahan
1. Kelembagaan 0.1 -1 -0.1
petani masih
lemah
2. Modal terbatas 0.1 -2 - 0.2
3. PKS Pelaku 0.15 -3 - 0.45
utama masih
rendah
4. Penggunaan 0.15 -2 - 0.3
pupuk
berimbang
kurang optimal

Total 0.5 1.05


Total keseluruhan 1 0.02

21
5.2.2.3 Komoditas Tebu
Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Harga tebu yang 0.15 1 0.15
relative stabil
2. Sarana dan
0.13 3 0.36
prasarana
budidaya tebu
cukup memadai
3. Kelompok tani 0.12 2 0.24
ada
4. Ternak besar
0.1 3 0.3
cukup memadai
Total 0.5 1.05
Kelemahan
1. Pelaku utama 0.17 -2 -0.34
jarang
melakukan
peremajaan
sesuai anjuran
2. modal terbatas 0.1 -2 - 0.2
3. Penggunaan 0.1 -1 - 0.1
pupuk
berimbang
belum optimal
4. Kurangnya 0.13 -2 - 0.26
informasi
teknologi
budidaya tebu
Total 0.5 0.9
Total keseluruhan 1 0.15

5.2.2.4 Komoditas Ubi Jalar


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Teknologi 0.15 1 0.15

22
Budidaya sudah
dikenal lama
2. Areal cukup luas
0.13 3 0.36
3. Tanah relative 0.12 2 0.24
subur
4. Peluang pasar
0.1 3 0.3
besar
Total 0.5 1.05
Kelemahan
1. Penggunaan 0.08 -1 -0.08
bahan organic
realtif rendah
2. Lemahnya 0.15 -2 - 0.3
perencanaan
usaha
3. Penjualan 0.12 -1 - 0.12
produksi segar
4. menjual hasil 0.15 -2 - 0.3
secara individu
Total 0.5 0.8
Total keseluruhan 1 0.25

5.2.2.5 Komoditas Sayuran


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Lahan yang 0.14 1 0.14
cukup luas
2. Adanya 0.12 2 0.24
kelembagaan
petani
3. Keterampilan 0.12 3 0.36
budidaya
mendukung
4. Sarana 0.12 2 0.24
prasarana
cukup memadai
Total 0.5 0.98
Kelemahan
1. Pola tanam 0.13 -2 -0.26
23
belum teratur
2. Kurangnya info 0.08 -1 - 0.08
teknologi dan
budidaya sayur
3. Penjualan 0.13 -1 - 0.13
sistem tebas
4. Produk tidak
0.16 -2 - 0.48
tahan lama
Total 0.5 0.95
Total keseluruhan 1 0.03

5.2.3 Perumusan Analisa Eksternal


5.2.3. 1 Komoditas Padi
Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Dekat dengan 0.1 2 0.2
balai penelitian
(BPTP)
2. Akses modal 0.08 3 0.24
mudah didapat
3. Pemanfaatan
0.07 3 0.21
limbah ternak
untuk pupuk
organik
4. Terjalinnya 0.12 2 0.24
kemitraan
5. Produksi masih
dapat dinaikkan 0.13 1 0.13
Total 0.5 1.02
Ancaman
1. Alih fungsi 0.15 -3 -0.45
lahan
2. Tenaga muda
0.1 -3 -0.3
kurang
berminat
24
dibidang
pertanian
3. Kesuburan
0.1 -2 -0.2
tanah menurun
4. Perubahan iklim
0.07 -2 -0.14
yang ekstrim
5. Air kurang pada
musim kemarau
0.08 -2 -0.16
Total 0.5 -1.25
Total keseluruhan 1 -0.23

5.2.3. 2 Komoditas Jagung


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Kemitraan 0.1 3 0.3
dengan
perusahaan
pembenihan
jagung
0.15 2 0.3
2. akses modal
mudah di dapat
3. Dekat dengan 0.16 1 0.16
balai penelitian
(BPTP, BPP,
Balitkabi)
4. Pemanfaatan 0.09 3 0.18
limbah ternak
untuk pupuk
organik
Total 0.5 0.94
Ancaman
1. Rentan terhadap 0.16 -3 -0.48
OPT
0.15 -3 -0.45
2. Terjadinya
fluktuasi harga
3. Adanya pasar 0.09 -1 -0.09

25
global
4. Perubahan iklim 0.1 -2 -0.2
yang ekstrim

Total 0.5 -1.22


Total keseluruhan 1 -0.28

5.2.3. 3 Komoditas Tebu


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Adanya PG 0.13 2 0.26
krebet dan PG
kebon agung
2. Akses modal 0.12 2 0.24
mudah di dapat
3. Pemanfaatan
0.09 3 0.21
limbah ternak untuk
pupuk organic
0.16 1 0.16
4. Produksi masih
dapat ditingkatkan
Total 0.5 0.87
Ancaman
1. Terjadinya alih 0.17 -3 -0.51
fungsi lahan
2. Tenaga muda
0.16 -3 -0.48
kurang berminat
dibidang pertanian
3. Adanya pasar
0.08 -1 -0.08
global
4. Perubahan iklim
yang ekstrim 0.09 -2 -0.18

Total 0.5 -1.25


Total keseluruhan 1 -0.38

5.2.3. 4 Komoditas Ubi Jalar


Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Produksi relative 0.1 2 0.24
26
masih dapat
ditingkatkan
2. Produk
0.15 1 0.15
dibutuhkan baik
untuk industri
maupun
konsumsi
3. Sarana produksi
0.15 2 0.3
tersedia
4. Mitra pelaku
usaha tersedia 0.1 3 0.1
(pasar/keuangan
)
Total 0.5 0.79
Ancaman
1. Fluktuasi harga 0.15 -3 -0.45
tinggi
2. Produk tidak
0.15 -3 -0.45
tahan lama
3. Belum tersedia 0.1 -2 -0.1

bibit unggul di
tingkat lapangan
4. Belum ada 0.1 -1 -0.1
kemitraan
dengan pelaku
Total 0.5 -1.1
Total keseluruhan 1 -0.31

5.2.3. 5 KomoditasSayuran
Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Produksi masih 0.13 2 0.26
dapat
ditingkatkan
2. Pemanfaatan 0.09 3 0.09
limbah sayur
untuk pakan
27
ternak atau
pupuk organik
3. Kemitraan
denga pelaku 0.11 2 0.11
usaha
4. Permintaan
konsumen
0.17 1 0.17
terhadap sayur
cukup tinggi
Total 0.5 0.63
Ancaman
1. Fluktuasi harga 0.14 -2 -0.28
tinggi
2. Produk tidak
0.12 -2 -0.24
tahan lama
3. Belum tersedia
0.1 -1 -0.1
bibit unggul di
tingkat lapangan
4. Belum ada
kemitraan dengan 0.14 -3 -0.42
pelaku
Total 0.5 -1.04
Total keseluruhan 1 -0.41

Dari hasil analisa diperoleh gambaran strategi pada posisi seperti pada gambar
berikut :

1. Komoditas Padi :

PLUANG

WO SO

KELEMAHAN KEKUATAN

( 1,02 ; -0,9)

WT ST 28

ANCAMAN
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 0,5
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman -1,9

2. Komoditas Jagung
PELUANG

WO SO

(1.07; 1.05)

KELEMAHAN KEKUATAN

WT ST

ANCAMAN

Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.07
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 1.05

3. Komoditas Tebu
PLUANG
SO
WO

(1.05; 0.9)

KELEMAHAN KEKUATAN

29
ANCAMAN

WT ST
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.05
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.9

4. Komoditas Ubi Jalar

PLUANG
SO
WO

(1.05; 0.8)

KELEMAHAN KEKUATAN

WT ST

ANCAMAN

Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.05
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.8

PELUANG
SO
WO

(0.98; 0.95)

KELEMAHAN KEKUATAN

30
WT ST

ANCAMAN

Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 0.98
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.95

ASUMSI PROGRAM

Dalam mendukung dan mensukseskan program Nasional, Kecamatan Pakis


dengan potensi alam, SDM dan ipteknya sangat memperhatikan kepentingan
tersebut. Agar perencanaan pembangunan yang akan disusun melalui programa
penyuluhan pertanian selaras dengan kebijakan Pusat, Daerah Propinsi dan
Kabupaten Malang, maka perlu dibuatkan asumsi program, program, tujuan dan
indikator untuk mencapainya
Program
Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas melalui UPSUS
PAJALE dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani
Tujuan
1. Untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah)
2. Untuk meningkatkan pendapatan petani
Indikator
1. Peningkatan produktivitas menjadi 7.5 Ton/Ha
2. Peningkatan kemampuan kelompok hingga madya
3. Peningkatan partisipasi petani dalam Program UPSUS PAJALE
4. Peningkatan kemandirian petani dalam agribisnis
5. Pemanfaatan lahan pekarangan
6. Tumbuhnya wirausaha muda di bid pertanian
Kegiatan
1. SL-PTT
2. Demplot
3. Intesitas pertemuan kelompok tani dan Gapoktan
4. Membentuk RPH (Regu Pengendali Hama)
5. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
6. Diversifikasi usaha pekarangan
31
7. Peningkatan keswadayaan bid pertanian
8. Mendapatkan akses program magang pemuda tani ke luar negeri

Untuk mencapai indikator asumsi program digunakan analisis SWOT untuk


memperoleh strategi yang jitu

5.2.4 Matrik SWOT Dalam Rangka Menentukan Asumsi-Asumsi Strategi


5.2.4.1 Komoditas Padi
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Areal Padi cukup luas 1. Aplikasi tanam jajar
2. Kelompok tani ada legowo belum optimal
3. Ternak besar cukup 2. Panen masih sistem
IFAS
memadai tebasan
4. Sarana dan prasarana 3. Penggunaan pupuk
(on-farm) cukup berimbang belum
memadai optimal
5. Air Irigasi cukup 4. Tanam belum
EFAS . serempak
5. IP masih rendah
PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN
(SO) PELUANG (WO)
1. Dekat dengan balai 1. Meningkatkan mutu 1. Mengadakan demplot
penelitian (BPTP) intensifikasi padi yang jajar legowo
2. Akses modal mudah berkelanjutan 2. Mengadakan kemitraan
didapat 2. Mengoptimalkan seksi dengan lembaga
3. Pemanfaatan limbah pemasaran dalam pengolahan dan
ternak untuk pupuk kelompok tani pemasaran
organik 3. Mengadakan pelatihan 3. Mengadakan demplot
4. Terjalinnya kemitraan pembuatan pupuk pemupukan berimbang
5. Produksi masih dapat bokashi 4. Mengadakan pelatihan
dinaikkan 4. Mengadakan pelatihan managemen usaha tani
agribisnis padi 5. Menerapkan teknologi
5. Meningkatkan PKS budidaya padi
pelaku utama

32
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Ahli fungsi lahan 1. Mengadakan SLPTT 1. Meningkatkan cara
2. Tenaga muda kurang 2. Mengadakan pelatihan tanam jajar legowo
berminat dibidang tenaga muda tentang dengan memanfaatkan
pertanian agribisnis padi BPTP dan Peneliti
3. Kesuburan tanah 3. Mengadakan pelatihan 2. Meningkatkan
menurun pembuatan pupuk kemampuan kelompok
4. Perubahan iklim yang organik untuk mengakses
ekstrim 4. Mengadakan SLPHT permodalan dari
5. Air kurang pada 5. Mengadakan sistem program pemerintah
musim kemarau PBK (Pengairan Basah (PUAP, SRG, PLDPM,
Kering) tunda jual) dan
perbankan
3. Meningkatkan PKS
dalam pemakaian
pupuk berimbang
4. Penerapan tanam
serempak melalui
pengaturan irigasi
5. Pengolahan lahan
disertai dengan sangsi

33
5.2.4.2 Komoditas Jagung
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Lahan sawah masih 1. Kelembagaan petani
cukup luas masih lemah
2. kelompok tani ada 2. Modal terbatas
3. Sarana dan prasarana 3. PKS Pelaku utama
IFAS
besar cukup memadai masih rendah
4. Ternak besar cukup 4. Penggunaan pupuk
memadai berimbang kurang
EFA
optimal
PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN
(SO) PELUANG (WO)
1. Kemitraan dengan 1. Meningkatkan luasan 1. Meningkatkan
perusahaan kemitraan pembenihan kerjasama poktan
pembenihan jagung jagung dengan perusahaan
2. akses modal mudah di 2. Meningkatkan pembenihan
dapat kemampuan kelompok 2. Meningkatkan
3. Dekat dengan balai untuk mengakses kemampuan kelompok
penelitian (BPTP, BPP, permodalan dari untuk mengakses
Balitkabi) pemerintah dan permodalan dari
4. Pemanfaatan limbah perbankan pemerintah dan
ternak untuk pupuk 3. Meningkatkan kualitas perbankan
organik dan kuantitas budidaya 3. Peningkatan PKS dalam
jagung dengan managemen budidaya
memanfaatkan balai jagung denagn
penelitian memanfaatkan balai
4. Pelatihan pembuatan penelitian
pupuk organic / bokashi 4. Demplot penggunaan
pupuk organik pada
budidaya jagung

ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN

34
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Rentan terhadap OPT 1. Mengadakan SL-PHT 1. Peningkatan PKS
2. Terjadinya fluktuasi jagung Kelompok tani dalam
harga 2. Perencanaan bidang budidaya jagung
3. Adanya pasar global managemen usaha tani 2. Meningkatkan
4. Perubahan iklim yang jagung kemampuan poktan
ekstrim 3. Kemitraan dengan untuk mengakses
pelaku usaha permodalan baik dari
4. Penerapan pupuk pemerintah maupun
organik untuk swasta
mengurangi penggunaan 3. Mengadakan pelatihan
pupuk kimia tenaga muda tentang
agribisnis jagung
4. Demplot penggunaan
pupuk berimbang pada
budidaya tanaman
jagung.

5.2.4.3 Komoditas Tebu


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Harga tebu yang 1. Pelaku utama jarang


EFAS
relative stabil melakukan peremajaan
2. Sarana dan prasarana sesuai anjuran
budidaya tebu cukup 2. modal terbatas
memadai 3. Penggunaan pupuk
3. Kelompok tani ada berimbang belum optimal

IFAS 4. Ternak besar cukup 4. Kurangnya informasi


memadai teknologi budidaya tebu

PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN


(SO) PELUANG (WO)

35
1. Adanya PG krebet dan 1. Kemitraan poktan 1. Meningkatkan PKS
PG kebon agung dengan pabrik gula pelaku utama dalam
2. Akses modal mudah di (PG) budidaya tebu,
dapat 2. Meningkatkan kerjasama denagn PG
3. Pemanfaatan limbah kemampuan poktan yang ada
ternak untuk pupuk untuk mengakses 2. Peningkatan
organic permodalan baik dari kemampuan kelompok
4. Produksi masih dapat pemerintah maupun untuk mengakses
ditingkatkan swasta permodalan dari
3. Pelatihan pemanfaatan pemerintah dan swasta
limbah ternak untuk 3. Pelatihan pembuatan
POC tanaman tebu pupuk organik dan
4. Penggunaan pupuk demplot pemupukan
oragnik baik cair berimbang
maupun padat untuk 4. Meningkatkan cara
tanaman tebu tanam budidaya tebu
dengan memanfaatkan
balai yang ada
(Balittas)
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Terjadinya alih fungsi 1. kerjasama dengan 1. Meningkatkan mutu
lahan pemerintah desa dalam intensifikasi tebu yang
2. Tenaga muda kurang penerbitan perdes berkelanjutan
berminat dibidang aturan alih fungis lahan 2. Mengadaakn pelatihan
pertanian 2. mengadakan pelatihan tenaga muda tentang
3. Adanya pasar global tenaga muda tentang agribisnis tebu
4. Perubahan iklim yang agribisnis tebu 3. Demplot pemupukan
ekstrim 3. Mengadakan seminar berimbang tanaman
atau pelatihan tentang tebu
MEA (Masyarakat 4. Mengadakan SL iklim
ekonomi Asian) pada ditingkat poktan
kelompok tani
4. Kemitraan poktan
36
dengan PG yang ada

5.2.4.4 Komoditas Ubi Jalar


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Teknologi Budidaya 1. Penggunaan bahan


sudah dikenal lama organic realtif rendah
2. Areal cukup luas 2. Lemahnya perencanaan
IFAS
3. Tanah relative subur usaha
4. Peluang pasar besar 3. Penjualan produksi
segar
EFAS
4. menjual hasil secara
individu
PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN
(SO) PELUANG (WO)
1. Produksi relative masih 1. Meningkatkan PKS 1. Mengadakan demplot
dapat ditingkatkan pelaku utama dalam penggunaan pupuk
2. Produk dibutuhkan baik budidaya ubi jalar organik
untuk industri maupun denagn memanfaatkan 2. mengadakan pelatihan
konsumsi balai penelitian yang managemen agribisnis
3. Sarana produksi ada ubi jalar
tersedia 2. Penggunaan varietas 3. Mengadakan pelatihan
4. Mitra pelaku usaha bibit unggul untuk olahan hasil ubi jalar
tersedia meningkatkan mutu 4. Menjalin kemitraan
(pasar/keuangan) produksi antara kelompok tani
3. Pengoptimalan lahan dengan pelaku usaha
produksi dengan (contoh : pabrik saus,
memperpendek masa pabrik dll)
bero
4. menjalin kemitraan
dengan pelaku usaha
dan balai penelitian

37
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
1. Fluktuasi harga tinggi KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
2. Produk tidak tahan lama 1. Mengadakan pelatihan 1. Mengadaakn demplot
3. Belum tersedia bibit usaha tani ubi jalar penggunaan pupuk
unggul di tingkat 2. Pelatihan pasca panen organik
lapangan ubi jalar 2. Mengadakan pelatihan
4. Belum ada kemitraan 3. Penggunaan bibit dan kemitraan denagn
dengan pelaku unggul rekomendasi lembaga pengolahan
dari balitkabi dan pemasaran (misal :
4. Mengadakan kemitraan bakpo telo)
dengan pelaku usaha 3. Penggunaan bibit
unggul dan pelatihan
pasca panen
4. Mengoptimalkan seksi
pemasaran dalam
kelompok tani

5.2.4.5 Komoditas Sayuran


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Lahan yang cukup luas 1. Pola tanam belum
2. Adanya kelembagaan teratur
petani 2. Kurangnya info
3. Keterampilan budidaya teknologi dan budidaya
IFAS
38
mendukung sayur
EFAS 4. Sarana prasarana 3. Penjualan sistem tebas
cukup memadai 4. Produk tidak tahan
lama
PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN
(SO) PELUANG (WO)
1. Produksi masih dapat 1. Penggunaan teknologi 1. Penataan pola tanam
ditingkatkan GAP 2. Pelatihan pembuatan
2. Pemanfaatan limbah 2. Pelatihan pembuatan pupuk organik
sayur untuk pakan pupuk organik / pakan 3. Menjalin kemitraan
ternak atau pupuk ternak pasar
organik 3. Mendorong petani 4. Pelatihan penanganan
3. Kemitraan denga menjalin kemitraan pasca panen sayur
pelaku usaha 4. Peningkatan produksi
4. Permintaan konsumen
terhadap sayur cukup
tinggi
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Fluktuasi harga 1. Penataan pola tanam 1. Pengaturan jadwal
2. Serangan OPT dan tata tanam tanam
3. Masuknya produk luar terjadwal 2. Pelatihan teknologi
4. Penggunaan pestisida 2. Meningkatkan budidaya sayur
yang berlebihan pengetahuan dan 3. Menumbuhkan
keterampilan petani asosiasi petani sayur
mengenai OPT 4. Pelatihan aplikasi
3. Meningkatkan kualitas pestisida nabati
produk sayur
4. Mengadakan pelatihan
pembuatan pestisida
nabati

5.2.5. Rumusan Urutan Prioritas (PLI & PLE)


5.2.5.1 Komoditas Padi
39
A. Kekuatan
1. Air Irigasi cukup
2. Ternak besar cukup memadai
3. Kelompok tani ada
4. Sarana dan prasarana (on-farm) cukup memadai
5. Areal Padi cukup luas
B. Kelemahan
1. Aplikasi tanam jajar legowo belum optimal
2. Panen masih sistem tebasan
3. Penggunaan pupuk berimbang belum optimal
4. Tanam belum serempak
5. IP masih rendah
C. Peluang
1. Terjalinnya kemitraan
2. Akses modal mudah didapat
3.Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik
4. Dekat dengan balai penelitian
5. Produksi masih bisa ditingkatkan.
D. Ancaman
1. Alih fungsi lahan
2. tenaga muda kurang berminat di bidang pertanian
3. Kesuburan tanah menurun
4. Perubahan iklim yang ekstrim
5. air kurang pada musim kemarau

5.2.5.2 Komoditas Jagung


A. Kekuatan
1. Kelompok tani ada
2. Ternak besar cukup memadai
3. Sarana dan prasarana cukup memadai
4. lahan sawah masih cukup luas
B. Kelemahan
1. PKS pelaku utama masih rendah

40
2. Penggunaan pupuk berimbang kurang optimal
3. Modal terbatas
4. Kelembagaan petani masih lemah
C. Peluang
1. Kemitraan dengan perusahaan pembenihan jagung
2. akses modal mudah di dapat
3.Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik
4. Dekat dengan balai penelitian (BPTP,BPP,Balitkabi)
D. Ancaman
1. Rentan terhadap OPT
2. Terjadinya fluktuasi harga
3. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Adanya pasar global
5. air kurang pada musim kemarau
5.2.5.3 Komoditas Tebu
A. Kekuatan
1. Sarana dan Prasarana budidaya tebu cukup memadai
2. Ternak besar cukup memadai
3. Kelompok tani ada
4. Harga tebu yang relative stabil
B. Kelemahan
1. Pelaku utama jarang melakukan peremajaan sesuai anjuran
2. Kurangnya informasi teknologi budidaya tebu
3. Modal terbatas
4. Pemupukan berimbang belum optimal
C. Peluang
1. Adanya PG krebet dan PG kebon agung
2. Akses modal mudah di dapat
3.Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik
4. Produksi masih bisa ditingkatkan
D. Ancaman
1. Terjadinya alih fungi lahan
2. Tenaga muda kurang berminat di bidang pertanian
3. Perubahan iklim yang ekstrim
41
4. Adanya pasar global
5. air kurang pada musim kemarau

5.2.5.4 Komoditas ubi Jalar


A. Kekuatan
1. areal cukup luas
2. Peluang pasar besar
3. Tanah relative subur
4. Teknologi budidaya sudah dikenal lama
B. Kelemahan
1. Lemahnya perencanaan usaha
2. Menjual hasil secara individu
3. Penjualan produksi segar
4. Penggunaan bahan organik relative rendah
C. Peluang
1. Sarana produksi tersedia
2. Produksi masih bisa ditingkatkan
3. Produk dibutuhkan baik untuk industri maupun konsumsi
4. Mitra pelaku usaha tersedia (pasar/keuangan)
D. Ancaman
1. Fluktuasi harga tinggi
2. produk tidak tahan lama
3. belum tersedia bibit unggul di tingkat lapangan
4. Belum ada kemitraan dengan pelaku usaha
5.2.5.5 Komoditas Sayuran
A. Kekuatan
1. ketrampilan budidaya mendukung
2. Adanya kelembagaan petani
3. Sarana dan prasarana cukup memadai
4. Lahan cukup luas
B. Kelemahan
1. Produk tidak tahan lama
2. Pola tanam belum teratur
3. Penjualan sistem tebas
42
4. Kurangnya info teknologi dan budidaya sayur
C. Peluang
1. Produksi masih bisa ditingkatkan
2. permintaan konsumen terhadap sayur masih cukup tinggi
3. Kemitraan dengan pelaku usaha
4. Pemanfaatan limbah sayur untuk pakan ternak atau pupuk organik
D. Ancaman
1. Belum ada kemitraan dengan pelaku usaha
2. Fluktuasi harga tinggi
3. produk tidak tahan lama
4. belum tersedia bibit unggul di tingkat lapangan

5.2.6 Pelaksanaan Penyuluhan dan Keterkaitan dengan Visi dan Misi


5.2.6.1 Komoditas Padi
Asumsi Strategi Keterkaitan dengan Staregi
VISI MISI Nilai Pilihan
Luhur
1 2 3 4 5 T S E
Strategi S – O
1. Meningkatkan mutu 4 4 4 3 2 4 3 1 2 27
intensifikasi padi yang
berkelanjutan
2. Mengoptimalkan seksi 4 2 4 4 4 2 3 1 2 26
pemasaran dalam
kelompok tani
3. Mengadakan pelatihan 3 4 4 2 4 4 3 1 2 27

pembuatan pupuk bokashi


4. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
agribisnis padi
5. Meningkatkan PKS pelaku
utama 5 4 4 3 3 4 2 1 2 28

Strategi S – T
1. Mengadakan SLPTT 3 4 4 3 4 4 3 1 2 28
1. Mengadakan pelatihan
tenaga muda tentang 4 4 4 3 4 4 2 1 2 28
43
agribisnis padi
2. Mengadakan pelatihan 3 4 4 3 4 4 3 1 2 28
pembuatan pupuk organik
3. Mengadakan SLPHT 3 4 4 3 4 4 2 1 2 27
5. Mengadakan sistem PBK 3 3 4 2 3 4 3 1 2 25
(Pengairan Basah Kering)

Strategi W – O
1. Mengadakan demplot jajar 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
legowo
2. Mengadakan kemitraan
4 4 4 4 4 2 2 1 2 27
dengan lembaga
pengolahan dan
pemasaran
3. Mengadakan demplot 3 3 4 3 3 4 3 1 2 26
pemupukan berimbang
4. Mengadakan pelatihan
4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
managemen usaha tani
5. Menerapkan teknologi 3 4 4 3 3 4 3 1 2 27
budidaya padi

Strategi W – T
1. Meningkatkan cara tanam 3 4 4 3 3 4 2 1 2 26
jajar legowo dengan
memanfaatkan BPTP dan
Peneliti
1. Meningkatkan 4 4 4 4 4 2 3 2 2 29

kemampuan kelompok
untuk mengakses
permodalan dari program
pemerintah (PUAP, SRG,
PLDPM, tunda jual) dan
perbankan
2. Meningkatkan PKS dalam
4 3 4 3 2 4 3 1 2 26
pemakaian pupuk

44
berimbang
3. Penerapan tanam 3 3 4 3 2 4 3 1 2 25

serempak melalui
pengaturan irigasi
4. Pengolahan lahan disertai 2 2 2 4 4 2 3 2 2 23

dengan sangsi

Berdasarkan nilai skor faktor faktor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan faktor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
padi. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Mengadakan pelatihan agribisnis padi
2. Meningkatkan PKS pelaku utama
3. Mengadakan SLPTT
4. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis padi
5. Mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik

5.2.6.2 Komoditas Jagung


Asumsi Strategi Keterkaitan dengan Staregi
VISI MISI Nilai Pilihan
Luhur
1 2 3 4 5 T S E
Strategi S – O
1. Meningkatkan luasan 4 4 2 4 4 2 2 2 2 26
kemitraan pembenihan
jagung
2. Meningkatkan kemampuan 4 4 4 4 4 2 2 2 2 28
kelompok untuk mengakses
permodalan dari pemerintah
dan perbankan
3. Meningkatkan kualitas dan 4 4 4 4 4 4 3 1 2 30
kuantitas budidaya jagung
dengan memanfaatkan
45
balai penelitian
4. Pelatihan pembuatan 3 4 4 3 4 4 3 1 2 25
pupuk organic / bokashi
Strategi S – T
1. Mengadakan SL-PHT 3 4 4 3 4 4 2 1 2 24
jagung
2. Perencanaan managemen
4 3 4 3 4 4 3 1 2 28
usaha tani jagung
3. Kemitraan dengan pelaku 4 4 2 4 4 2 3 1 2 26
usaha
4. Penerapan pupuk organik
3 2 4 2 2 4 3 1 2 23
untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia
Strategi W – O
1. Meningkatkan kerjasama 3 4 2 4 4 2 3 2 2 26
poktan dengan perusahaan
pembenihan
2. Meningkatkan kemampuan 4 4 3 4 4 2 3 2 2 28
kelompok untuk mengakses
permodalan dari pemerintah
dan perbankan
3. Peningkatan PKS dalam 4 4 4 3 3 4 3 1 2 28
managemen budidaya
jagung denagn
memanfaatkan balai
penelitian
4. Demplot penggunaan 2 3 4 2 3 4 3 1 2 24
pupuk organik pada
budidaya jagung
Strategi W – T
1. Peningkatan PKS 4 3 4 4 4 4 3 1 2 29
Kelompok tani dalam
bidang budidaya jagung
2. Meningkatkan kemampuan 4 4 3 4 4 2 3 1 2 31
poktan untuk mengakses
permodalan baik dari
pemerintah maupun swasta

46
3. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
tenaga muda tentang
agribisnis jagung
4. Demplot penggunaan 2 3 4 3 3 4 3 1 2 25
pupuk berimbang pada
budidaya tanaman jagung.

Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Jagung. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan poktan untuk mengakses permodalan baik dari
pemerintah maupun swasta,
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas budidaya jagung dengan memanfaatkan
balai penelitian Mengadakan SLPTT,
3. Peningkatan PKS Kelompok tani dalam bidang budidaya jagung
4. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis jagung
5. Perencanaan managemen usaha tani jagung

5.2.6.3 Komoditas Ubi Jalar


Asumsi Strategi Keterkaitan dengan Staregi
VISI MISI Nilai Pilihan
Luhur
1 2 3 4 5 T S E
Strategi S – O
1. Meningkatkan PKS pelaku 4 4 4 3 3 4 3 1 2 28
utama dalam budidaya ubi
jalar denagn memanfaatkan
balai penelitian yang ada
2. Penggunaan varietas bibit 3 3 4 3 2 4 2 1 2 24

unggul untuk meningkatkan


mutu produksi
3. Pengoptimalan lahan 2 2 3 2 2 4 3 1 2 21
produksi dengan
memperpendek masa bero
47
4. menjalin kemitraan dengan 4 4 3 4 4 2 2 1 2 26
pelaku usaha dan balai
penelitian
Strategi S – T
1. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 4 4 2 1 2 28
usaha tani ubi jalar
2. Pelatihan pasca panen ubi 4 4 4 3 4 4 2 1 2 28
jalar
3. Penggunaan bibit unggul 3 4 4 3 2 4 2 1 2 25
rekomendasi dari balitkabi
4. Mengadakan kemitraan 4 3 3 4 4 2 3 1 2 26
dengan pelaku usaha
Strategi W – O
1. Mengadakan demplot 3 2 4 3 3 4 3 1 2 25
penggunaan pupuk organik
2. mengadakan pelatihan
managemen agribisnis ubi 4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
jalar
3. Mengadakan pelatihan
olahan hasil ubi jalar 4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
4. Menjalin kemitraan antara
kelompok tani dengan 4 3 3 4 4 2 3 1 2 26
pelaku usaha (contoh :
pabrik saus, pabrik dll)
Strategi W – T
1. Mengadakan demplot 3 2 4 3 2 4 3 1 2 24
penggunaan pupuk organik
2. Mengadakan pelatihan dan 4 4 4 4 4 2 3 1 2 28
kemitraan dengan lembaga
pengolahan dan pemasaran
(misal : bakpo telo)
3. Penggunaan bibit unggul 3 3 4 3 2 4 3 1 2 25
dan pelatihan pasca panen
4. Mengoptimalkan seksi 4 3 3 4 4 2 3 1 2 26
pemasaran dalam
kelompok tani.

Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas

48
Ubi Jalar. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. mengadakan pelatihan managemen agribisnis ubi jalar
2. Mengadakan pelatihan olahan hasil ubi jalar
3. Meningkatkan PKS pelaku utama dalam budidaya ubi jalar denagn
memanfaatkan balai penelitian yang ada
4. Mengadakan pelatihan dan kemitraan dengan lembaga pengolahan dan
pemasaran (misal : bakpo telo)
5. Mengoptimalkan seksi pemasaran dalam kelompok tani

5.2.6.4 Komoditas Tebu

Asumsi Strategi Keterkaitan dengan Staregi


VISI MISI Nilai Pilihan
Luhur
1 2 3 4 5 T S E
Strategi S – O
1. Kemitraan poktan dengan 4 4 3 4 4 2 3 2 2 28
pabrik gula (PG)
2. Meningkatkan kemampuan
4 4 3 4 4 2 3 2 2 26
poktan untuk mengakses
permodalan baik dari
pemerintah maupun swasta
3. Pelatihan pemanfaatan 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
limbah ternak untuk POC
tanaman tebu
4. Penggunaan pupuk 3 2 4 2 2 4 3 1 2 23
oragnik baik cair maupun
padat untuk tanaman tebu
Strategi S – T
1. kerjasama dengan 3 4 2 4 4 2 2 1 2 24
pemerintah desa dalam
penerbitan perdes aturan
alih fungis lahan
2. mengadakan pelatihan 4 4 4 3 3 4 3 1 2 28

49
tenaga muda tentang
agribisnis tebu
3. Mengadakan seminar atau
4 4 4 4 4 2 2 1 2 27
pelatihan tentang MEA
(Masyarakat ekonomi
Asian) pada kelompok tani
4. Kemitraan poktan dengan 4 4 3 4 4 2 3 1 2 27
PG yang ada

Strategi W – O
1. Meningkatkan PKS pelaku 4 3 4 3 4 2 3 1 2 26
utama dalam budidaya
tebu, kerjasama dengan PG
yang ada
2. Peningkatan kemampuan 4 4 3 4 4 2 3 2 2 28

kelompok untuk mengakses


permodalan dari pemerintah
dan swasta
3. Pelatihan pembuatan
3 2 4 3 4 4 3 1 2 26
pupuk organik dan demplot
pemupukan berimbang
4. Menerapkan teknologi
terbaru cara tanam tebu 3 4 4 3 4 4 2 1 2 27
dengan memanfaatkan
balai yang ada (Balittas)

Strategi W – T
1. Meningkatkan mutu 3 2 4 3 3 4 3 1 2 25
intensifikasi tebu yang
berkelanjutan
2. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 3 4 3 1 2 28
tenaga muda tentang
agribisnis tebu
3. Demplot pemupukan 3 2 4 3 3 4 3 1 2 25
berimbang tanaman tebu

50
4. Mengadakan SL iklim 3 4 4 3 4 4 2 1 2 27
ditingkat poktan

Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Tebu. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Kemitraan poktan dengan pabrik gula (PG)
2. Peningkatan kemampuan kelompok untuk mengakses permodalan dari
pemerintah dan swasta
3. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis tebu
4. Menerapkan teknologi terbaru cara tanam tebu dengan memanfaatkan balai
yang ada (Balittas)
5. Meningkatkan PKS pelaku utama dalam budidaya tebu, kerjasama dengan
PG yang ada

5.2.6.5 Komoditas Sayuran

Asumsi Strategi Keterkaitan dengan Staregi


VISI MISI Nilai Pilihan
Luhur
1 2 3 4 5 T S E
Strategi S – O
1. Penggunaan teknologi 4 2 4 4 4 4 3 1 2 28
GAP
2. Pelatihan pembuatan
3 2 4 3 4 4 3 1 2 26
pupuk organik / pakan
ternak
3. Mendorong petani
4 2 3 4 4 2 3 1 2 25
menjalin kemitraan
4. Peningkatan produksi 4 2 4 4 3 4 3 1 2 27
Strategi S – T
1. Penataan pola tanam dan 3 2 4 4 4 4 3 1 2 27
tata tanam terjadwal
2. Meningkatkan 3 4 4 3 4 4 3 1 2 28
pengetahuan dan
keterampilan petani
51
mengenai OPT
3. Meningkatkan kualitas 4 3 4 4 2 4 3 1 2 27
produk sayur
4. Mengadakan pelatihan 3 3 4 3 4 4 3 1 2 28
pembuatan pestisida
nabati
Strategi W – O
1. Penataan pola tanam 3 2 4 4 4 4 3 1 2 27
2. Pelatihan pembuatan 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
pupuk organik
3. Menjalin kemitraan pasar 4 3 3 4 4 2 3 1 2 24
4. Pelatihan penanganan 4 4 4 4 4 4 3 1 2 26
pasca panen sayur

Strategi W – T
1. Pengaturan jadwal tanam 3 2 4 4 4 4 3 1 2 27
2. Pelatihan teknologi 4 4 4 4 4 4 3 1 2 30
budidaya sayur
3. Menumbuhkan asosiasi 4 4 2 4 4 2 3 1 2 26
petani sayur
4. Pelatihan aplikasi 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
pestisida nabati

Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Sayuran. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Pelatihan teknologi budidaya sayur
2. Penggunaan teknologi GAP
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai OPT
4. Mengadakan pelatihan pembuatan pestisida nabati
5. Penataan pola tanam dan jadwal tanam

52
BAB V

CARA MENCAPAI TUJUAN

Dari hasil pengamatan di lapangan, dapat dilihat bahwasannya Kec. Pakisaji


memiliki potensi wilayah yang menjanjikan di masa depan. Kec. Pakisaji memiliki
berbagai komoditas unggulan yang mewakili beberapa sub sektor . Sub sektor
tersebut meliputi :

1. Sub Sektor Tanaman Pangan


 Padi sawah
 Palawija
 Hortikultura / sayur-sayuran
2. Sub Sektor Perkebunan
 Tebu
Muatan yang ada pada masing-masing sub sektor setelah diolah muncul
berbagai masalah yang diragukan dalam bentuk faktor penentu. Masalah-masalah
tersebut selanjutnya dirumuskan dalam programa 2019. Dengan demikian cara
pencapaian tujuan apa yang menjadi prioritas dalam program penyuluhan Kec.
Pakis dapat tercapai sesuai harapan.

Untuk mencapai tujuan sesuai masalah-masalah yang muncul dalam program


penyuluhan pertanian Kec. Pakis, maka dirumuskan dalam bentuk rencana kegiatan
penyuluhan pertanian BPP Kec. Pakis tahun 2019. (Terlampir)

53

Anda mungkin juga menyukai