PENDAHULUAN
1
selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam
berbagai tingkatan.
Berbagai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan programa
penyuluhan pertanian antara lain sebagai berikut:
1) Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian disemua
tingkatan;
2) Naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3) Keberadaan penyuluh pertanian tersebar pada beberapa dinas/instansi,
baik dipropinsi maupun kabupaten/kota;
4) Programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari
dinas/instansi terkait;
5) Penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh
petugas (kurang partisipatif).
Dengan berlakunya Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) maka
programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan
penyuluhan pertanian sepsifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya
ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan
daerah dan pendapatan petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan pertanian ini akan mampu merespon
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan memberikan dukungan
terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait.
Programa penyuluhan pertanian ditingkat provinsi, kabupaten/kota
kecamatan, dan desa/kelurahan akan menentukan besarnya pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan
penyuluhan di Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan
bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan
programa penyuluhan.
Dengan memposisikan programa pertanian secara strategis, maka
diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat
2
persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian
dapat diatasi.
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggara penyuluhan
pertanian dipusat dan daerah sebagai dasar persamaan persepsi dalam
persiapan, perancanaan, dan pelaksanaan program penyuluah pertanian,
dipandang perlu untuk menerbikan Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.
1.2.2 TUJUAN
Adapun tujuan tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Pakis adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
yang mendukung Program Pembangunan Pertanian Di Kecamatan Pakis
b. Memperpadukan seluruh kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
melalui keterpaduan pendayagunaan sumberdaya penyuluhan pertanian
c. Mengarahkan kegiatan penyuluhan pertanian yang berorientasi pada
agribisnis
d. Untuk mendapat dukungan dari pelayan fasilitas serta sebagai acuan
penyusunan rencana kegiatan penyuluh pertanian diwilayah Kecamatan
Pakis
1.2.3 MANFAAT
Untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian
Penyuluhan.
BAB II
3
KEADAAAN UMUM
KEC. PAKIS
4
permukaan tanah, dengan pH tanah berkisar 6 - 7 dengan Drainase cukup
memadai.
Curah Hujan
Keadaan iklim di BPP kec. Pakis relatif cukup dengan inntensitas curah hujan
rata-rata 4 tahunan adalah : 3402,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah
: 92 hari hujan. Data curah hujan terlampir
5
BPP kec. Pakis mempunyai luas wilayah 5202 Ha. Dari luas tersebut: 37,89
% tanah irigasi, 29,91% tanah tegal, 8,91% tanah pekarangan, pemukiman 25,73%
dan lain-lain: 0,31 %.
Dari potensi wilayah seperti tersebut di atas komoditas andalan BPP kec.
Pakis berturut-turut adalah : Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan dan
Perikanan.
Luas BPP kec. Pakis terinci seperti dalam tabel di bawah ini:
7
Gambar 4. Luas Tanam Komoditas Pertanian
Dari gambar tersebut dapat diketahui komoditas pertanian yang banyak di
budidayakan di kecamatan pakis yaitu padi sawah
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah BPP kec. Pakis adalah 150.658 jiwa, terdiri dari
71.951 jiwa laki-laki dan 78.707 jiwa perempuan.
8
Gambar 7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk kecamatan pakis
terbanyak memiliki tingkat pendidikan tamat SD
2.4.KEBIJAKAN PROGRAM
1. Penguatan dan penumbuhan kelembagaan petani
2. Penguatan dan penyuluhan kembali system penyuluhan dan pendampingan
pertanian.
3. Penguatan basis data dan informasi pertanian
4. Peningkatan ketersediaan pangan dan produksi melalui upaya upaya untuk
mengamankan lahan irigasi dan optimalisasi lahan.
10
5. Meningkatkan nilai tambah produk dan kualitas produk pertanian melalui
peningkatan pengolahan hasil dan pengembangan agroindustri
6. Peningkatan dukungan sector lain untuk pembangunan pertanian, terutama
peningkatan akses perkreditan untuk usaha tani dan pengamanan
ketersediaan sarana produksi pertanian.
11
BAB III
RUMUSAN KEADAAN, TUJUAN
DAN SASARAN
14
BAB IV
MASALAH
15
e) Pelaku utama belum yakin dalam penerapan pemupukan berimbang.
f) Pelaku utama belum tau dalam penggunaan pestisida nabati
h) pelaku utama belum yakin dalam penggunaan umur bibit ≤ 15 hari
BAB V
16
RANCANGAN PROGRAM
17
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S) PELUANG (O)
1. Areal Padi cukup luas 1. Dekat dengan balai penelitian (BPTP)
2. Kelompok tani ada 2. Akses modal mudah didapat
3. Ternak besar cukup memadai 3. Pemanfaatan limbah ternak untuk
4. Sarana dan prasarana (on-farm) pupuk organik
cukup memadai 4. Terjalinnya kemitraan
5. Air Irigasi cukup 5. Produksi masih dapat dinaikkan
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Aplikasi tanam jajar legowo belum 1. Ahli fungsi lahan
optimal 2. Tenaga muda kurang berminat
2. Panen masih sistem tebasan dibidang pertanian
3. Penggunaan pupuk berimbang 3. Kesuburan tanah menurun
belum optimal 4. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Tanam belum serempak 5. Air kurang pada musim kemarau
5. IP masih rendah
18
2. Sarana dan prasarana budidaya tebu peremajaan sesuai anjuran
cukup memadai 2. modal terbatas
3. Kelompok tani ada 3. Penggunaan pupuk berimbang belum
4. Ternak besar cukup memadai optimal
4. Kurangnya informasi teknologi
budidaya tebu
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Adanya PG krebet dan PG kebon 1. Terjadinya alih fungsi lahan
agung 2. Tenaga muda kurang berminat
2. Akses modal mudah di dapat dibidang pertanian
3. Pemanfaatan limbah ternak untuk 3. Adanya pasar global
pupuk organic 4. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Produksi masih dapat ditingkatkan
19
3. Keterampilan budidaya mendukung pakan ternak atau pupuk organik
4. Sarana prasarana cukup memadai 3. Kemitraan dengan pelaku usaha
4. Permintaan konsumen terhadap sayur
cukup tinggi
KELEMAHAN (W) ANCAMAN (T)
1. Pola tanam belum teratur 1. Fluktuasi harga
2. Kurangnya info teknologi dan 2. Serangan OPT
budidaya sayur 3. Masuknya produk luar
3. Penjualan sistem tebas 4. Penggunaan pestisida yang
4. Produk tidak tahan lama berlebihan
21
5.2.2.3 Komoditas Tebu
Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Kekuatan
1. Harga tebu yang 0.15 1 0.15
relative stabil
2. Sarana dan
0.13 3 0.36
prasarana
budidaya tebu
cukup memadai
3. Kelompok tani 0.12 2 0.24
ada
4. Ternak besar
0.1 3 0.3
cukup memadai
Total 0.5 1.05
Kelemahan
1. Pelaku utama 0.17 -2 -0.34
jarang
melakukan
peremajaan
sesuai anjuran
2. modal terbatas 0.1 -2 - 0.2
3. Penggunaan 0.1 -1 - 0.1
pupuk
berimbang
belum optimal
4. Kurangnya 0.13 -2 - 0.26
informasi
teknologi
budidaya tebu
Total 0.5 0.9
Total keseluruhan 1 0.15
22
Budidaya sudah
dikenal lama
2. Areal cukup luas
0.13 3 0.36
3. Tanah relative 0.12 2 0.24
subur
4. Peluang pasar
0.1 3 0.3
besar
Total 0.5 1.05
Kelemahan
1. Penggunaan 0.08 -1 -0.08
bahan organic
realtif rendah
2. Lemahnya 0.15 -2 - 0.3
perencanaan
usaha
3. Penjualan 0.12 -1 - 0.12
produksi segar
4. menjual hasil 0.15 -2 - 0.3
secara individu
Total 0.5 0.8
Total keseluruhan 1 0.25
25
global
4. Perubahan iklim 0.1 -2 -0.2
yang ekstrim
bibit unggul di
tingkat lapangan
4. Belum ada 0.1 -1 -0.1
kemitraan
dengan pelaku
Total 0.5 -1.1
Total keseluruhan 1 -0.31
5.2.3. 5 KomoditasSayuran
Faktor Eksternal BOBOT RANTING SKOR
Peluang
1. Produksi masih 0.13 2 0.26
dapat
ditingkatkan
2. Pemanfaatan 0.09 3 0.09
limbah sayur
untuk pakan
27
ternak atau
pupuk organik
3. Kemitraan
denga pelaku 0.11 2 0.11
usaha
4. Permintaan
konsumen
0.17 1 0.17
terhadap sayur
cukup tinggi
Total 0.5 0.63
Ancaman
1. Fluktuasi harga 0.14 -2 -0.28
tinggi
2. Produk tidak
0.12 -2 -0.24
tahan lama
3. Belum tersedia
0.1 -1 -0.1
bibit unggul di
tingkat lapangan
4. Belum ada
kemitraan dengan 0.14 -3 -0.42
pelaku
Total 0.5 -1.04
Total keseluruhan 1 -0.41
Dari hasil analisa diperoleh gambaran strategi pada posisi seperti pada gambar
berikut :
1. Komoditas Padi :
PLUANG
WO SO
KELEMAHAN KEKUATAN
( 1,02 ; -0,9)
WT ST 28
ANCAMAN
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 0,5
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman -1,9
2. Komoditas Jagung
PELUANG
WO SO
(1.07; 1.05)
KELEMAHAN KEKUATAN
WT ST
ANCAMAN
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.07
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 1.05
3. Komoditas Tebu
PLUANG
SO
WO
(1.05; 0.9)
KELEMAHAN KEKUATAN
29
ANCAMAN
WT ST
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.05
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.9
PLUANG
SO
WO
(1.05; 0.8)
KELEMAHAN KEKUATAN
WT ST
ANCAMAN
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 1.05
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.8
PELUANG
SO
WO
(0.98; 0.95)
KELEMAHAN KEKUATAN
30
WT ST
ANCAMAN
Dari hasil analisa dan strategi pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 0.98
kekuatan untuk hasil yang dinginkan dapat dicapai dengan penyuluhan untuk
menekan ancaman 0.95
ASUMSI PROGRAM
32
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Ahli fungsi lahan 1. Mengadakan SLPTT 1. Meningkatkan cara
2. Tenaga muda kurang 2. Mengadakan pelatihan tanam jajar legowo
berminat dibidang tenaga muda tentang dengan memanfaatkan
pertanian agribisnis padi BPTP dan Peneliti
3. Kesuburan tanah 3. Mengadakan pelatihan 2. Meningkatkan
menurun pembuatan pupuk kemampuan kelompok
4. Perubahan iklim yang organik untuk mengakses
ekstrim 4. Mengadakan SLPHT permodalan dari
5. Air kurang pada 5. Mengadakan sistem program pemerintah
musim kemarau PBK (Pengairan Basah (PUAP, SRG, PLDPM,
Kering) tunda jual) dan
perbankan
3. Meningkatkan PKS
dalam pemakaian
pupuk berimbang
4. Penerapan tanam
serempak melalui
pengaturan irigasi
5. Pengolahan lahan
disertai dengan sangsi
33
5.2.4.2 Komoditas Jagung
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Lahan sawah masih 1. Kelembagaan petani
cukup luas masih lemah
2. kelompok tani ada 2. Modal terbatas
3. Sarana dan prasarana 3. PKS Pelaku utama
IFAS
besar cukup memadai masih rendah
4. Ternak besar cukup 4. Penggunaan pupuk
memadai berimbang kurang
EFA
optimal
PELUANG (O): MEMILIH KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN
(SO) PELUANG (WO)
1. Kemitraan dengan 1. Meningkatkan luasan 1. Meningkatkan
perusahaan kemitraan pembenihan kerjasama poktan
pembenihan jagung jagung dengan perusahaan
2. akses modal mudah di 2. Meningkatkan pembenihan
dapat kemampuan kelompok 2. Meningkatkan
3. Dekat dengan balai untuk mengakses kemampuan kelompok
penelitian (BPTP, BPP, permodalan dari untuk mengakses
Balitkabi) pemerintah dan permodalan dari
4. Pemanfaatan limbah perbankan pemerintah dan
ternak untuk pupuk 3. Meningkatkan kualitas perbankan
organik dan kuantitas budidaya 3. Peningkatan PKS dalam
jagung dengan managemen budidaya
memanfaatkan balai jagung denagn
penelitian memanfaatkan balai
4. Pelatihan pembuatan penelitian
pupuk organic / bokashi 4. Demplot penggunaan
pupuk organik pada
budidaya jagung
34
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Rentan terhadap OPT 1. Mengadakan SL-PHT 1. Peningkatan PKS
2. Terjadinya fluktuasi jagung Kelompok tani dalam
harga 2. Perencanaan bidang budidaya jagung
3. Adanya pasar global managemen usaha tani 2. Meningkatkan
4. Perubahan iklim yang jagung kemampuan poktan
ekstrim 3. Kemitraan dengan untuk mengakses
pelaku usaha permodalan baik dari
4. Penerapan pupuk pemerintah maupun
organik untuk swasta
mengurangi penggunaan 3. Mengadakan pelatihan
pupuk kimia tenaga muda tentang
agribisnis jagung
4. Demplot penggunaan
pupuk berimbang pada
budidaya tanaman
jagung.
35
1. Adanya PG krebet dan 1. Kemitraan poktan 1. Meningkatkan PKS
PG kebon agung dengan pabrik gula pelaku utama dalam
2. Akses modal mudah di (PG) budidaya tebu,
dapat 2. Meningkatkan kerjasama denagn PG
3. Pemanfaatan limbah kemampuan poktan yang ada
ternak untuk pupuk untuk mengakses 2. Peningkatan
organic permodalan baik dari kemampuan kelompok
4. Produksi masih dapat pemerintah maupun untuk mengakses
ditingkatkan swasta permodalan dari
3. Pelatihan pemanfaatan pemerintah dan swasta
limbah ternak untuk 3. Pelatihan pembuatan
POC tanaman tebu pupuk organik dan
4. Penggunaan pupuk demplot pemupukan
oragnik baik cair berimbang
maupun padat untuk 4. Meningkatkan cara
tanaman tebu tanam budidaya tebu
dengan memanfaatkan
balai yang ada
(Balittas)
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
1. Terjadinya alih fungsi 1. kerjasama dengan 1. Meningkatkan mutu
lahan pemerintah desa dalam intensifikasi tebu yang
2. Tenaga muda kurang penerbitan perdes berkelanjutan
berminat dibidang aturan alih fungis lahan 2. Mengadaakn pelatihan
pertanian 2. mengadakan pelatihan tenaga muda tentang
3. Adanya pasar global tenaga muda tentang agribisnis tebu
4. Perubahan iklim yang agribisnis tebu 3. Demplot pemupukan
ekstrim 3. Mengadakan seminar berimbang tanaman
atau pelatihan tentang tebu
MEA (Masyarakat 4. Mengadakan SL iklim
ekonomi Asian) pada ditingkat poktan
kelompok tani
4. Kemitraan poktan
36
dengan PG yang ada
37
ANCAMAN (T): MENGGERAKKAN MENGENDALIKAN
1. Fluktuasi harga tinggi KEKUATAN (ST) ANCAMAN (WT)
2. Produk tidak tahan lama 1. Mengadakan pelatihan 1. Mengadaakn demplot
3. Belum tersedia bibit usaha tani ubi jalar penggunaan pupuk
unggul di tingkat 2. Pelatihan pasca panen organik
lapangan ubi jalar 2. Mengadakan pelatihan
4. Belum ada kemitraan 3. Penggunaan bibit dan kemitraan denagn
dengan pelaku unggul rekomendasi lembaga pengolahan
dari balitkabi dan pemasaran (misal :
4. Mengadakan kemitraan bakpo telo)
dengan pelaku usaha 3. Penggunaan bibit
unggul dan pelatihan
pasca panen
4. Mengoptimalkan seksi
pemasaran dalam
kelompok tani
40
2. Penggunaan pupuk berimbang kurang optimal
3. Modal terbatas
4. Kelembagaan petani masih lemah
C. Peluang
1. Kemitraan dengan perusahaan pembenihan jagung
2. akses modal mudah di dapat
3.Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik
4. Dekat dengan balai penelitian (BPTP,BPP,Balitkabi)
D. Ancaman
1. Rentan terhadap OPT
2. Terjadinya fluktuasi harga
3. Perubahan iklim yang ekstrim
4. Adanya pasar global
5. air kurang pada musim kemarau
5.2.5.3 Komoditas Tebu
A. Kekuatan
1. Sarana dan Prasarana budidaya tebu cukup memadai
2. Ternak besar cukup memadai
3. Kelompok tani ada
4. Harga tebu yang relative stabil
B. Kelemahan
1. Pelaku utama jarang melakukan peremajaan sesuai anjuran
2. Kurangnya informasi teknologi budidaya tebu
3. Modal terbatas
4. Pemupukan berimbang belum optimal
C. Peluang
1. Adanya PG krebet dan PG kebon agung
2. Akses modal mudah di dapat
3.Pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk organik
4. Produksi masih bisa ditingkatkan
D. Ancaman
1. Terjadinya alih fungi lahan
2. Tenaga muda kurang berminat di bidang pertanian
3. Perubahan iklim yang ekstrim
41
4. Adanya pasar global
5. air kurang pada musim kemarau
Strategi S – T
1. Mengadakan SLPTT 3 4 4 3 4 4 3 1 2 28
1. Mengadakan pelatihan
tenaga muda tentang 4 4 4 3 4 4 2 1 2 28
43
agribisnis padi
2. Mengadakan pelatihan 3 4 4 3 4 4 3 1 2 28
pembuatan pupuk organik
3. Mengadakan SLPHT 3 4 4 3 4 4 2 1 2 27
5. Mengadakan sistem PBK 3 3 4 2 3 4 3 1 2 25
(Pengairan Basah Kering)
Strategi W – O
1. Mengadakan demplot jajar 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
legowo
2. Mengadakan kemitraan
4 4 4 4 4 2 2 1 2 27
dengan lembaga
pengolahan dan
pemasaran
3. Mengadakan demplot 3 3 4 3 3 4 3 1 2 26
pemupukan berimbang
4. Mengadakan pelatihan
4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
managemen usaha tani
5. Menerapkan teknologi 3 4 4 3 3 4 3 1 2 27
budidaya padi
Strategi W – T
1. Meningkatkan cara tanam 3 4 4 3 3 4 2 1 2 26
jajar legowo dengan
memanfaatkan BPTP dan
Peneliti
1. Meningkatkan 4 4 4 4 4 2 3 2 2 29
kemampuan kelompok
untuk mengakses
permodalan dari program
pemerintah (PUAP, SRG,
PLDPM, tunda jual) dan
perbankan
2. Meningkatkan PKS dalam
4 3 4 3 2 4 3 1 2 26
pemakaian pupuk
44
berimbang
3. Penerapan tanam 3 3 4 3 2 4 3 1 2 25
serempak melalui
pengaturan irigasi
4. Pengolahan lahan disertai 2 2 2 4 4 2 3 2 2 23
dengan sangsi
Berdasarkan nilai skor faktor faktor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan faktor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
padi. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Mengadakan pelatihan agribisnis padi
2. Meningkatkan PKS pelaku utama
3. Mengadakan SLPTT
4. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis padi
5. Mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik
46
3. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 4 4 3 1 2 29
tenaga muda tentang
agribisnis jagung
4. Demplot penggunaan 2 3 4 3 3 4 3 1 2 25
pupuk berimbang pada
budidaya tanaman jagung.
Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Jagung. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan poktan untuk mengakses permodalan baik dari
pemerintah maupun swasta,
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas budidaya jagung dengan memanfaatkan
balai penelitian Mengadakan SLPTT,
3. Peningkatan PKS Kelompok tani dalam bidang budidaya jagung
4. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis jagung
5. Perencanaan managemen usaha tani jagung
Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
48
Ubi Jalar. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. mengadakan pelatihan managemen agribisnis ubi jalar
2. Mengadakan pelatihan olahan hasil ubi jalar
3. Meningkatkan PKS pelaku utama dalam budidaya ubi jalar denagn
memanfaatkan balai penelitian yang ada
4. Mengadakan pelatihan dan kemitraan dengan lembaga pengolahan dan
pemasaran (misal : bakpo telo)
5. Mengoptimalkan seksi pemasaran dalam kelompok tani
49
tenaga muda tentang
agribisnis tebu
3. Mengadakan seminar atau
4 4 4 4 4 2 2 1 2 27
pelatihan tentang MEA
(Masyarakat ekonomi
Asian) pada kelompok tani
4. Kemitraan poktan dengan 4 4 3 4 4 2 3 1 2 27
PG yang ada
Strategi W – O
1. Meningkatkan PKS pelaku 4 3 4 3 4 2 3 1 2 26
utama dalam budidaya
tebu, kerjasama dengan PG
yang ada
2. Peningkatan kemampuan 4 4 3 4 4 2 3 2 2 28
Strategi W – T
1. Meningkatkan mutu 3 2 4 3 3 4 3 1 2 25
intensifikasi tebu yang
berkelanjutan
2. Mengadakan pelatihan 4 4 4 3 3 4 3 1 2 28
tenaga muda tentang
agribisnis tebu
3. Demplot pemupukan 3 2 4 3 3 4 3 1 2 25
berimbang tanaman tebu
50
4. Mengadakan SL iklim 3 4 4 3 4 4 2 1 2 27
ditingkat poktan
Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Tebu. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Kemitraan poktan dengan pabrik gula (PG)
2. Peningkatan kemampuan kelompok untuk mengakses permodalan dari
pemerintah dan swasta
3. Mengadakan pelatihan tenaga muda tentang agribisnis tebu
4. Menerapkan teknologi terbaru cara tanam tebu dengan memanfaatkan balai
yang ada (Balittas)
5. Meningkatkan PKS pelaku utama dalam budidaya tebu, kerjasama dengan
PG yang ada
Strategi W – T
1. Pengaturan jadwal tanam 3 2 4 4 4 4 3 1 2 27
2. Pelatihan teknologi 4 4 4 4 4 4 3 1 2 30
budidaya sayur
3. Menumbuhkan asosiasi 4 4 2 4 4 2 3 1 2 26
petani sayur
4. Pelatihan aplikasi 3 3 4 3 4 4 3 1 2 27
pestisida nabati
Berdasarkan nilai skor factor factor kunci keberhasilan seperti tertuang pada
table diatas maka dapat ditetapkan 5 strategi/programa yang merupakan factor kunci
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan Pakis pada komoditas
Sayuran. Strategi tersebut diurutkan berdasarkan rangking yang menjadi prioritas
sebagai berikut :
1. Pelatihan teknologi budidaya sayur
2. Penggunaan teknologi GAP
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai OPT
4. Mengadakan pelatihan pembuatan pestisida nabati
5. Penataan pola tanam dan jadwal tanam
52
BAB V
53