Anda di halaman 1dari 21

Nama : ANGGRAENI DWI P

KAMAR : 213

Rangkuman 1

PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

Pedoman Hidup Islami (PHI) : Seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber Alquran dan Sunnah
untuk menjadi pola bagi tingkah laku manusia sehari-hari

Sifat dan Kriteria

Mengandung hal-hal yang pokok (prinsip dan penting) Nilai dan Norma mengacu

Bersifat pengayaan

Memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemulian ruhani dan tindakan Aktual
memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan sehari-hari Memberikan arahan
tindakan Individu-kolektif bersifat keteladanan

Ideal menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari bersifat pokok dan utama

Rabbani mengandung ajaran dan pesan bersifat akhlaqi kesalihan

Taisir panduan yang mudah difahami dan diamalkan

TUJUAN Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh warga yang menunjukkan keteladanan yang
baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Mengelola AUM

Semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah kepada maksud dan tujuan
persyarikatan

Setiap pimpinan dan pengelola AUM di berbagai bidang berkewajiban menjadikan amal usaha sebagai
amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan

Pimpinan amal usaha muhammadiyah berusaha meningkatkan dan mengembangkan amal usaha
dengan penuh kesungguhan

Pimpinan amal usaha muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan kepada pimpinan


persyarikatan secara bertanggungjawab dan bersedia untuk diaudit
Karyawan amal usaha muhammadiyah adalah warga muhammadiyah yang bekerja secara profesional
Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola AUM hendaknya memperteguh dan meningkatkan taqarrub
kepada Allah dan memerkaya ruhani melalui pengajian, tadarrus, serta kajian Alquran dan Assunah.
Ibadah dan muamalah juga tertanam kuat dalam setiap aktivitas AUM

Kehidupan dalamMengembangkan Profesi

1. Menjalani profesinya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan (halalan) dan kebaikan

(thayyibah) yang membawa maslahat dunia akherat (Q.S. An Nah

2. Menjauhkan diri dari praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme dan kebohongan yang menyebabkan
kemudharatan (QS. Al Ahzab 70-71)

3. Selalu bersyukur kepada Allah dan sabar (QS. Saba’ 13 dan QS. Al-Insan 9)

4. Setiap profesi sebagai perwujudan ibadah (QS Adzariat 56)

5. Mengembangkan prinsip kerjasama atas dasar taqwa (dan menghindari permusuhan (QS Al-
Maaidah2)

PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH (PHIWM)*

Oleh : Rohmat Suprapto, S.Ag.MSI**

Menata kembali hidup berpanduan Islam dan berdasar pada Qur’an dan Sunnah (Nashir : 2013).
Terlebih para Mahasantri Ponpes Putri KH. Sahlan Rosjidi Unimus adalah kader persyarikatan
Muhammadiyah, umat dan bangsa yang kelak dinanti kiprahnya di masa depan, tentu harus dapat
mengambil pelajaran dari semua peristiwa ini. Terkait itu maka makalah ini hendak mengupas tentang
bagaimana para Mahasantri harus berpedoman Islami utamanya pada aspek akidah dan ibadah. Maka
menjadi pentingapabila para Mahasantri memiliki seperangkat pengetahuan tentang apa itu sejatinya
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dana apa saja aspek-aspek yang terkandung
dalam PHIWM ini yang dapat dielaborasi dan diimpelemtasikan di tengah pandemi Covid-19

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang
bersumber Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam
menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat
utama yang diridloi Allah SWT. (www.muhammadiyah.or.id) Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga,
bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa
dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).

Landasan dan Sumber PHIWM


Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi
dengan pengembangan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) yang berlaku dalam Muhammadiyah,
seperti; Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Matan Kepribadian muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah serta hasil-
hasil Keputusan Majelis Tarjih.

Kepentingan PHIWM

Pertama, kepentingan akan adanya Pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota
Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah
yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.

Kedua, perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang


menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan

Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan Pimpinan Persyarikatan bagaimana
menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu. Ketiga, perubahan-perubahan alam pikiran
yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai guna semata), materialistis (berorientasi pada
kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang
menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad ke-
20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.

Keempat, penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan
masyarakat dunia yang majemuk dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses-proses
hubungan-hubungan sosial-ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia)
yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa.

Kelima, perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor (internal
dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.

Tujuan adanya PHIWM

Tujuan dari PHIWM ini adalah Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota
Muhammadiyah dapat menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terbentuknya
masyarakat utama yang diridhai Allah SWT. Sebagaimana diketahui bahwa sebuah organisasi Islam
terbesar di Indonesia Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah/madrasah, ratusan Perguruan Tinggi
Muhammadiyah/Aisyiyah, dan ratusan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) baik dalam bidang sosial,
kesehatan maupun ekonomi.

Kerangka PHIWM

Bagian Pertama : Pendahuluan

Bagian Kedua : Islam dan Kehidupan

Bagian Ketiga : Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah


Bagian Keempat : Tuntunan Pelaksanaan

Bagian Kelima : Penutup

Pandangan Islam tentang Kehidupan

Sebagaimana diketahui bahwa Islam adalah agama terakhir dan penyempurna dari agama yang telah
ada sebelumnya. Agama Islam adalah sebagai jalan hidup bagi tiap Muslim. Keyakinan ini harus terus
dirawat dalam jiwa setiap individu muslim dewasa ini. Gagal merawat akan eksistensi ini akan
meyebabkan kaburnya paham keagamaan dan pada akhirnya menjadikan despiritualisasi yang artinya
agama menjadi tidak penting. Ujung dari sikap ini, akhirnya meremehkan agam, dan jika sudah
terbentuk pemikiran meremehkan agama, maka seluruh syariat yang ada di dalam agama Islam pun juga
akan diremehkan. Tentu ini sangat berbahaya, Banyak ayat al-Qur’an yang telah berbicara tentang Islam
adalah agama yang lurus, agama yang mengajak umatnya ke dalam kebaikan, sekaligus Islam

menjadi agama terakhir. Antara lain QS Al-Maidah : 3

Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar-benar
diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang islam, umat islam) secara
total atau kaffah

‫يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كافة وال تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-
Baqarah : 208)

‫ومماتي َلِل رب العالمين ال شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين قل إن صالتي ونسكي ومحياي قل إنني هداني ربي إلى صراط مستقيم‬
‫ دينا قيما ملة إبراهيم حنيفا وما كان من المشركين‬.dan penuh ketundukan atau penyerahan diri

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama
yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik".
Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,
tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertamatama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al-An’am : 161 – 163).

Dari beberapa dalil di atas, dapat diambil pelajaran bahwa kita semua umat Nabi Muhammad saw atau
umat terakhir ini harus yakin dengan seyakin nya bahwa Islam menjadi agama yang terakhir dan
membawa umatnya ke dalam kebaikan baik di dunia dan akherat. Maka terhadap Islam harus benar-
benar dijadikan pijakan dan jalan hidup umat Islam.
Rangkuman 2

MENATA LINGKUNGAN YANG BERSIH, SEHAT DAN INDAH

MENURUT AJARAN ISLAM

Studi ilmiah yang mempelajari hubungan timbal balikantara makhluk hidup dengan lingkungannya
(Ralph and Mildred B)Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Bentuk kerusakan lingkungan hidup

1. Akibat kerusakan alam : letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan

2. Faktor manusia : pencemaran lingkungan, banjir, tanah longsor

Masalah kerusakan lingkungan

Kerusakan lingkungan merupakan perubahan langsung maupun tidak langsung terhadap fisik, kimia
maupun hayati lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan karena
sebagian komponen fungsinya berkurang.

Ciri lingkungan sehat

1. Udara bebas polusi

2. Kualitas air sungai memenuhi baku mutu

3. Penyediaan air layak minum

4. Pembuangan limbah domestik yang tidak mencemari lingkungan

5. Pengelolaan sampah yang higienis dan saniter

6. Pembenahan dan pengelolaan drainase yang bebas banjir

7. Pengadaan dan penataan lingkungan perumahan yang sehat

Cara memelihara lingkungan yang baik

1. Menyusun dan memasyarakatkan program sekolah hijau

2. Membangun program apotek hidup di sekolah

3. Menghemat penggunaan lampu, konsumsi air dan energi


4. Membangun mekanisme pembuangan sampah

5. Menyediakan tempat sampah

Sikap kita terhadap alam

- Melestarikan dan menjaganya

- Menanam pohon

- Melindungi flora dan fauna

- Membuang dan mengolah sampah dengan baik

- meminimalkan pembangunan di lahan hutan

- Mengurangi polusi

Upaya pelestarian lingkungan hidup

1. Oleh pemerintah

a. Mengeluarkan uu

b. Membentuk badan pengendalian lingkungan

2. Oleh masyarakat bersama pemerintah

a. Pelestarian tanah

b. Pelestarian udara

c. Pelestarian laut dan pantai

d. Pelestarian hutan

e. Pelestarian flora dan fauna

Pelestarian alam dan lingkungan dalam al quran

1. Allah swt ciptakan laut yang maha luas dengan segala kekayaan di dalamnya

Terdapat pada firman Allah Q. S an Nahl:14


2. Air hujan yang menghidupkan bumi setelah masa masa keringnya

Terdapat dalam firman Allah Q. S Al. An'am:99

Landasan pelestarian lingkungan hidup menurut Al Quran dan Hadist

1. Pengakuan akan keesaan Allah (Q. S Al an'am 79)

2. Memahami Allah yang maha mengatur kehidupan alam semesta (Q. S Al an' am:1)

3. Memahami maksud dan tujuan penciptaan alam semesta(Surat Hud: 7)

4. Kewajiban manusia untuk tunduk kepada Allah (Q.S Al an 'am:102)

5. Memahami tugas menjaga keseimbangan lingkungan hidup (Al Hijr 19)

6. Kebersihan rohani dan jasmani (Al Baqarah 222, Al Mudatsir 4-5)

Kerusakan lingkungan alam tidak bisa dilepaskan dari perilaku mamusia. Terbukti bahwa bencana yanv
terjadi bukanlah faktor alam semata tetapi karena ulah manusia sendiri.

Firman Allah swt :

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulakan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang orang yang berbuat baik (Q. S al a'raf 56)
RANGKUMAN 3

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) MuhammadiyahI. Latar Belakang dan Sejarah Perumusan
MKCH Muhammadiyah

Keadaan umat Islam Indonesia pada umumnya tidak jauh berbeda dengan keadaan umat Islam di
belahan dunia lainnya, yaitu secara politik dibawah penjajahan Belanda, dan secara politik, sosial
ekonomi dalam keadaan terkebelakang dan miskin. Bukan hanya itu, di bidang keagamaan umat Islam
juga memprihatinkan dengan keadaan merebaknya sinkretisme dalam bentuk tahayul dan churafat
dalam bidang akidah serta sikap taklid buta dalam ibadah-ibadah yang tidak berdasarkan ajaran yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW dan kemudian mendorong tumbuhnya organisasi dan pergerakan
yang menginginkan perubahan.

Para pimpinan Muhammadiyah memandang sangat penting dan mendesak untuk adanya rumusan yang
dapat menggambarkan nilai-nilai keyakinan dan ideologi Muhammadiyah sehingga dapat menjadi
pedoman bagi generasi penerus Muhammadiyah. Oleh karena itu pada tahun 1968 muktamar
Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta mengambil tema “Tajdid” menggagas pembaharuan dalam 5 (lima)
bidang, yaitu: Ideologi, Khittah Perjuangan, Gerak dan Amal Usaha, Organisasi dan Sasaran.

Setelah diputuskan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta,dalam rangka
melaksanakan amanat MKCH Muhammadiyah ditetapkan dlm sidang Tanwir th. 1969 di Ponorogo Jawa
Timur, kemudian dirumuskan kembali dan disempurnakan oleh Tim Ideologi yang dipimpin oleh KH. M.
Djindar Tamimy dan Drs. Mohammad Djazman al-Kindi yang diusulkan dan disetujui sebagai rumusan
baku MKCH Muhammadiyah dalam sidang tanwir Muhammadiyah pada tahun 1970 di
Yogyakarta.Rumusan baku MKCH Muhammadiyah yang ditetapkan pada sidang tanwir Muhammadiyah
tahun 1970 di Yogyakarta terdiri dari 5 (lima) angka yang di dalamnya meliputi 3 (tiga) kelompok, yaitu
kelompok ideologi, kelompok faham agama menurut Muhammadiyah dan kelompok fungsi dan misi
Muhammadiyah.

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah merupakan jiwa yang menghidupkan gerakan
Muhammadiyah. Seluruh warga, lebih-lebih pimpinan di lingkungan Muhammadiyah wajib mengetahui
dan memahami MKCH Muhammadiyah, karena hanya dengan memahami MKCH Muhammadiyah,
seorang warga atau pimpinan akan mengerti apa yang menjadi sumber penggerak serta arah gerakan
dakwah Muhammadiyah.

II. Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) MuhammadiyahMatan Keyakinan dan Cita-
cita Hidup Muhammadiyah:1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi
dan missi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada RasulNya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai Nabi Muhammad SAW sebagai “
Hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejah-teraan hidup
materiil dan spirituil duniawi dan ukhrawi”.3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

b. Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW; dengan menggunakan akal fikiran sesuai jiwa ajaran Islam

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang


Aqidah, Akhlaq, Ibadah, dan Muamalah Duniawiyah.5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan
Bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan
makmur dan diridhai Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUN WARABBUN GHAFUR”.

III. SISTEMATIKARumusan matan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 (lima)
angka. Dari 5 angka tersebut dapat disistematikakan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
IdeologiMuhammadiyah, Faham Agama menurut Muhammadiyah, dan Fungsi dan Missi
MuhammadiyahA. Kelompok Ideologi Muhammadiyah, yaitu terdapat dalam angka 1 dan 2 MKCH

B. Kelompok Faham agama menurut Muhammadiyah, yaitu terdapat dalam angka 3 dan 4 MKCH

C. Kelompok Fungsi dan missi Muhammadiyah yaitu terdapat dalam angka 5 MKCH

Dari sestematika tersebut, dapat dipahami bahwa Persyarikatan Muhammadiyah dalam semua gerak
dan langkahnya dijiwai oleh 3 komponen dasar yang menjadi prinsip gerakan dan menjadi pedoman bagi
warga dan pimpinan Persyarikatan untuk berMuhammadiyah,yaitu

1. Ideologi Muhammadiyah:

a. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sebagai gerakan Islam
Muhammadiyah selalu mencerminkan kepribadian Islam dan mengimplementasikan nilai-nilai ajaran
Islam. Dalam geraknya baik itu berupa program, amal dan usahanya Muhammadiyah berorientasi pada
da’wah amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang kehidupan. Muhammadiyah selalu mengajak agar
masyarakat terutama yang beragama Islam untuk sungguh-sungguh mengamalkan ajaran Islam secara
benar dan konsekwen. Ini adalah implementasi dari (Q.S Ali Imran: 104) dan (Q.S Ali Imran: 110)

b. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada RasulNya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai Nabi Muhammad SAWRumusan ini
menunjukkan keyakinan Muhammadiyah bahwa pada asalnya semua para Nabi diberikan petunjuk dan
menjadi Rasul diutus untuk menyampaikan ajaran agama yang diturunkan Allah SWT, yaitu Islam. Yaitu
agama tauhid dengan ajaran untuk meniadakan penyembahan dalam bentuk apapun kepada selain
Allah, karena hanya Allah yang berhak disembah. (Q.S An-Nahl: 36)

2. Faham agama menurut Muhammadiyah:

a. Muhammadiyah dalam mengamalkan agama Islam berdasarkan al-Qur’an dan asSunnah. Menurut
Muhammadiyah Keduanya merupakan sumber dari ajaran Islam, karena al-Qur’an dan as-Sunnah
merupakan warisan dari Rasulullah, dan apabila dalam mengamalkan agama Islam selalu berpedoman
kepada keduanya, maka selamanya tidak akan tersesat dan menyimpang dari jalan yang lurus,
sebagaimana Hadits yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahwa di antara khutbah Nabi SAW
pada saat Haji wada’ adalah pesan untuk berpegang teguh dengan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
SAW yang menjamin tidak akan tersesat selamanya.(HR Baihaqi dan Hakim).b. Gerakan Muhammadiyah
adalah gerakan dakwah Islam untuk terlaksananya ajaran agama Islam secara keseluruhan dan
konsekwen yang terdiri dari aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah duniawiyah sesuai dengan
pemahaman Muhammadiyah, dan telah dituangkan dalam rumusan Keyakinan Hidup dan Cita-cita
Muhammadiyah yaitu:1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip - prinsip toleransi menurut
ajaran Islam. Meskipun demikian Muhammadiyah dalam gerakan dakwahnya tetap menjunjung tinggi
toleransi, karena Islam mengajarkan bahwa dalam urusan keyakinan dan beragama tidak perlu
dipaksakan (Q.S al-Baqarah: 256). Sebagaimana dakwah para Nabi dan Rasul ada yang menerima dan
ada pula yang menolak, maka bagi Muhammadiyah berprinsip bahwa tugas dan tanggung jawab dakwah
kepada tauhid hanyalah menyampaikan, karena tugas para Nabi ataupun Rasul yang tugas
kerisalahannya dilanjutkan oleh Muhammadiyah hanyalah menyampaikan,(Q.S an-Nahl: 35).
Muhammadiyah memahami banyak orang yang sulit menerima sesuatu yang baru walaupun benar
karena berbeda dengan apa yang selama ini telah diyakini merupakan warisan dari para pendahulunya
dan telah berjalan dari waktu ke waktu menjadi adat-istiadat, apalagi kadang bersentuhan dengan
kedudukan seseorang di masyarakatnya (Q.S al-Maidah: 104)

2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi nilai-nilai ciptaan manusia.
Muhammadiyahberkeyakinan bahwa menegakkan achlak mulia yang bersumber pada al-Qur’an dan
Sunnah Rasul, merupakan bagian dari penegakan syariat Islam yang akan mewujudkan Islam sebagai
rahmat bagi alam semesta dan memberikan jaminan kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi
pelakunya.

3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa
tambahan dan perubahan dari manusia.Dalam faham agama Muhammadiyah yang memiliki hak otoritas
untuk membuat tata peribadatan hanyalah Allah dan RasulNya. Sebagai konsekwensi dari syahadat rasul
adalah meyakini bahwa dalam hal ibadah hanya Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang boleh
diikuti (ittiba’), tidak beribadah kecuali berdasarkan apayang dituntunkan oleh Rasulullah
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’a-malah duniawiyah (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam
bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.3. Fungsi dan missi Muhammadiyah.

Rumusan MKCH pada angka 5, menegaskan fungsi dan missi Muhammadiyah, yaitu “Muhammadiyah
mengajak segenap lapisan Bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang
mempunyai sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara
yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUN WARABBUN GHAFUR”.
Menunjukkan bahwaMuhammadiyah meyakini tanah air Indonesia dengan segala isinya merupakan
karunia Allah SWT. Merujuk pada (Q.S an-Nahl: 53).

Sebagai bangsa yang religius kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dipisahkan dan harus dijiwai
oleh nilai-nilai agama. Muhammadiyah meyakini bahwa tanah air Indonesia yang kaya raya adalah
karunia dan amanah Allah yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk syukur dan ibadah
kepada Allah dengan mengharap ridlo Allah, maka seluruh komponen bangsa Indonesia berkewajiban
untuk mewujudkan Indonesia secara sebagai “BALDATUN THAYYIBATUN WARABBUN GHAFUR”. (Negeri
yang baik, dan Allah menaungi dengan ampunanNya).

RANGKUMAN 4

Generasi Muda Bekemajuan Melalui Pesantren Mahasiswa

Generasi milenial muda yang hebat, tidak cukup hanya pintar ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi
harus memiliki pemahaman keagamaan yang memadai. Peran pesantren mahasiswa mampu mencetak
generasi muda yang berkemajuan. Walau tak bisa dipandang enteng, pesantren mahasiswa bagai kawah
candradimuka untuk membangun karakter anak muda berkemajuan yang paham akan agamanya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi generasi muda:

1. Pendidikan dan Akhlaqul karimah

Pendidikan memiliki andil besar dalam mencetak dan mendidik karakter generasi muda menjadi
berakhlaqul karimah. Rasulullah SAW menegaskan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak.
2. Menggali Potensi Sejak DinimatianmuBetapa pentingnya usia muda untuk menggali segala potensi
dirinya dalam mencari ilmu dan pengalaman yang dapat memberi manfaat baik dalam urusan dunia
maupun akhirat.

3. Pergaulan dan Globalisasi

Arus globalisasi dan kemajuan yang sangat deras dapat berdampak pada perkembangan cara berpikir
dan gaya hidup generasi muda teradopsi dari pemikiran yang berusaha merusak generasi muda, dapat
menyeret mereka untuk menjauhi moral agama. Peciptaan lingkungan yang baik berpotensi membentuk
karakter bagi generasi muda. Peran Pesantren mahasiswaPesantren mahasiswa memiliki peran sangat
penting dan strategis terhadap kaum muda untuk tidak terjerumus pada masalah degradasi moral,
pergaulan bebas, narkoba, minuman keras dan masalah sosial lainnya yang membawa dampak buruk
pada generasi muda. Peran pesantren mahasiswa mampu membentengi generasi muda bangsa dari
pengaruh buruk berbagai permasalahan sosial. Pesantren mahasiswa selalu melahirkan generasi muda
yang insani, generasi yang Qur’ani dan berakhlakul karimah.

Pesantren mahasiswa dalam mencetak generasi muda terkait dengan bela agama, bangsa dan negara
sebagai berikut:1. Menyadari bahwa setiap agama, bangsa dan negara selalu menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu generasi muda
selalu yang tampil paling depan.2. Potensi generasi muda yang memiliki intelektual, emosional, dan
perilaku yang kuat untuk membangun empati sesama generasi muda yang lintas batas teritorial negara.

Jika akhlakulkarimah di pesantren mahasiswa pudar akan berisiko besar, karena secara perlahan
pesantren mahasiswa akan bergeser ke poros yang kurang menguntungkan atau akan kehilangan
identitas sebagai pesantren mahasiswa. Dalam konteks pendidikan, pesantren mahasiswa hanya
sekedar asrama kos-kosan. Kredibilitas pesantren mahasiswa akan buram. Implementasi
akhlakulkarimah pesantren mahasiswa harus dapat menjadi sarana menerapkan akhlakulkarimah di
ruang publik, yang diawali dari dalam internal pesantren Akhlakulkarimah harus dibangun secara
horisontal maupun vertikal dalam berbagai aspek. Sabda Nabi Muhammad SAW “Aku diutus hanya
untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Malik). Pada konteks ini, Nabi diutus di tengah kebodohan dan
kekeliruan publik dunia kala itu. Sesuai kondisi awal hadirnya pesantren, ketika itu kondisi masyarakat
masih jahiliah (belum memahami Islam). Pesantren, kala itu dimanfaatkan sebagai media mencetak
generasi akhlakulkarimah.
Rangkuman 5

Manhaj Tarjih MuhammadiyahSejarah Majelis Tarjih dan Tajdid

MuhammadiyahMajlis Tarjih Muhammadiyah, lahir sebagai hasil keputusan Kongres ke-16 organisasi ini
di Pekalongan pada tahun 1927 pada periode kepengurus-an K.H.Ibrahim (1878-1934) yang menjadi
Ketua Hoofdbestuur Muhammadiyah keduasesudah K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923).Dalam kongres
tersebut dibicarakan usul Pimpinan Pusat Muhammadiyah, agar dalam persyarikatan itu diadakan Majlis
Tasyri’, Majlis Tanfidz dan Majlis Taftisy .Usul yang diajukan Pimpinan Pusat tersebut semula berasal dari
dan atas inisiatif seseorang tokoh ulama Muhammadiyah terkemuka, K.H. Mas Mansur (1896-1946)
yang waktu itu menjadi Konsul Hoofdbastoor Muhammadiyah Daerah Surabaya. Ide tersebut
sebelumnya telah berkembang di Surabaya dalam Kongres ke-15 tahun 1928.Dalam kongres Pekalongan
itu, usul pembentukan ketiga majlis tersebut di atas diterima secara aklamasi oleh para peserta, dengan
mengganti istilah Majlis Tasyri’ menjadi Majlis Tarjih, dan “sejak itulah berdirinya Majlis Tarjih”.

Pada tahun 1928 di Jogjakarta, dalam kongers ke-17, Pengurus dan Qaidah Majlis Tarjih itu dibentuk.
Jadi atas dasar ini sebenarnya dapat dikatakan bahwa secara formal, Majlis Tarjih itu terbentuk pada
tahun 1928 di Jogjakarta.

Filosofi Majelis Tarjih

1. Melaksanakan gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang bersumberpada Al-
Qur`an dan As sunnah dan berasas Islam.

2. Mengembangkan kajian-kajian untuk pemurnian dan pengembangan dalam berbagai aspek.3.


Menggunakan manhaj tarjih, dengan prinsip tajdid,keterbukaan, toleransi, dan tidak terikat pada
mazhab tertentu.4. Menghasilkan produk yang menjadi rujukan bagi seluruh warga dan gerakan
Muhammadiyah yang dilakukan secara terorganisasi guna mengantisipasi perkembangan jaman.

Fungsi Majelis Tarjih & Tajdid

1. Pembinaan faham agama dan ideologi Muhammadiyah di

lingkungan Majelis.

2. Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan atas pengelolaan usaha-usaha


yang dilakukan.

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dalam bidang tarjih dan tajdid
4. Pengembangankualitasdankuantitasusaha-usaha yang dilakukan.

5. Penelitian dan pengembangan bidang tarjih dan tajdid.

6. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai bahan pertimbangan dalam


penetapan kebijakan bidang tarjih dan tajdid.

Pengertian Manhaj Tarjih

“suatu sistem yang memuat seperangkat wawasan (atau semangat/perspektif), sumber,pendekatan,


dan prosedur-prosedur tehnis (metode) tertentu yang menjadi pegangan dalam kegiatan ketarjihan.”
Kegiatan ketarjihan adalah aktifitas intelektual untuk merespons berbagai masalah sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan dari sudut pandang agama Islam

Pokok-pokok Manhaj Tarjih Muhammadiyah1. Di dalam beristidlal, dasar utamanya adalah al-Quran dan
as-sunnah as-Sahihah. Ijtihad dan istinbath atas dasar ‘illat terhadap hal-hal yang tidak terdapat di dalam
nash, dapat dilakukan sepanjang tidak menyangkut bidang ta’abbudi dan memang merupakan hal yang
diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan perkataan lain, Majelis Tarjih menerima
ijtihad termasuk qiyas sebagai cara dalam menetapkan hukum yang tidak ada nashnya secara langsung;

2. Dalam menentukan sesuatu keputusan dilakukan dengan cara musyawarah. Dalam menetapkan
masalah ijtihad digunakan sistem ijtihad jama’iy. Dengan demikianpendapat perorangan dari anggota
majelis tidak dapat dipandang kuat;

3. Tidak mengikatkan diri pada suatu mazhab tetapi pendapat-pendapat mazhab dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menetapkan hukum sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau
dasar-dasar lain yang dipandang kuat;

4. Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya Majelis Tarjih yang paling
benar.Keputusan diambil atas dasar landasan dalil-dalil yang dipandang paling kuat yang didapat ketika
keputusan diambil. Koreksi dari siapapun akan diterima sepanjang dapat diberikan dalil-dalil lain yang
lebih kuat. Dengan demikian Majelis Tarjih dimungkinkan mengubah keputusan yang pernah ditetapkan;

5. Di dalam masalah aqiedah (tawhid) hanya dipergunakan dalil-dalil yang mutawatir;

6. Tidak menolak ijma’ Shahabat sebagai dasar sesuatu keputusan;7. Terhadap dalil-dalil yang
mengandung ta’arudl digunakan cara al-jam’u wat-tawfieq da kalau tidak dapat diakukan barudilakukan
tarjih;

8. Menggunakan asas sadd adz-dzara’i untuk menghindari terjadinya fitnah dan mafsadah;9. Menta’lil
dapat dipergunakan untuk memahami kandungan dalil-dalil al-Quran dan as-Sunnah sepanjang sesuai
dengan kandungan syari’ah. Adapun kaidah “al-hukmu yaduru ma’a ‘illatihi wujudan wa’adaman” dalam
hal-hal tertentu dapat berlaku;
10. Penggunaan dalil untuk menetapkan sesuatu hukum, dilakukan dengan cara komprehensif, utuh dan
bulat tidak terpisah;11. Dalil-dalil umum al-Quran dapat diktakhsis hadis Ahad kecuali dalam bidang
aqidah;12. Dalam mengamalkan agama Islam menggunakan prinsip at-taysir;

13. Dalam bidang ibadah yang ketentuan-ketentuannya dari al-Quran dan as-Sunnah, pemahamannya
dapat dilakukan dengan mnggunakan akal sepanjang diketahui latarbelakang dan tujuannya. Meskipun
harus diakui bahwa akal besifat nisbi, sehingga prinsip mendahulukan nash daripada akal memiliki
kelenturan dalam menghadapiperubahan situasi dan kondisi;14. Dalam hal-hal yang termasuk al-umur
ad-dunyawiyyah pengunaan akal sangat diperlukan demi kemaslahatan ummat;

15. Untuk memahami nash yang musytarak paham Shahabat dapat diterima;16. Dalam memahami nash
yang erkaitan dengan aqiedah makna zhahir didahulukan daripada takwil. Dalam hal ini takwil Shahabat
tidak harus diterima

Pendekatan dalam Ijtihad Muhammadiyah

1. Pendekatan Bayani(1) Ijtihad Bayani adalah ijtihad terhadap nash yang mujmal, baik karena belum
jelas makna lafazh yang dimaksud maupun karena lafazh itu mengandung makna ganda mengandung
arti musytarak ataupun karena pengertian lafazh dalam ungkapan yang konteksnya mempunyai arti
yang jumbuh (mutasyabih), ataupun adanya beberapa dalil yang bertentangan (ta’arudh). Dalam hal
yang terakhir digunakan jalan ijtihad dengan jalan tarjih.

Ijtihad Bayani (2) Secara epistemologis ijtihad Bayani adalah suatu cara memperoleh pengetahuan
dengan berpijak pada nash baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung artinya
menggunakan nash atau teks suci sebagai sumber pengetahuan yang jadi. Dengan demikian informasi
hokum yang dimunculkan nash diambil secara apa adanya. Sedangkan secara tidak langsung maksudnya
melakukan penyimpulan hokum dengan berpijak pada nash tersebut. Dalam ungkapan lain porsi nash
dalam ijtihad bayani sangat dominant dari pada porsi penalaran akal.

2. Ijtihad Qiyasi adalah menyeberangkan hukum yang telah ada nashnya kepada masalah baru yang
belum ada hukumnya berdasarkan nash, karena adanya persamaan ‘illat (HPT 278)

(3) Ijtihad Istishlahiyaitu ijtihad terhadap masalah yang tidak ditunjukkan nash sama sekali secara
khusus, namun tidak adanya nash mengenai masalah yang ada kesamaannya. Dalam masalah yang
demikian penetapan hukum dilakukan beradasarkan ‘illah untuk kemaslahatan.

2. Pendekatan BurhaniKata Burhani berasal dari kata al-burhan yang dalm bahasa Arab dimakna sebagai
al-hujjah al-fashilah al-bayinnah. Dalam perspektif logika al-burhan dimaknai sebagai aktifitas pikir yang
menetapkan kebenaran sesuatu melalui metode penalaran dengan mengaitkan pengetahuan yang
bukti-buktinya mendahului kebenaran. Dalam bahasa yang sederhana burhan artinya aktifitas pikir
untuk menentukan kebenaran sesuatu. Pendekatan burhani dalam pengetahuan adalah pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan pengamatan indera, eksperimen dan hokumhukum logika. Dalam kaitannya
dengan nash sebagai sumber kebenaran pendekatan burhani merupakan perpaduan antara kebenaran
nash dengan realitas kongkrit dalam satu jalinan. Jika menghitung porsi akal dalam metode ijtihad
burhani perannya lebih besar daripada dalam metode bayani karena disini akal digunakan untuk
mengkorespondensi kebenaran nash.

3. Pendekatan Irfani

Kata irfani berasal dari kata arafa –irfanan yang secara tradisional dimaknai sebagai ma’rifah atau
pengetahuan, juga dimaknai sebagai kasyf atau pengetahuan yang diraih melalui latihan bathin.
Pengertian lebih dapat dipahami jika menyelisik kata ahlul irfan yang sering juga disamakan dengan
mutashawwifin atau para ulma tashawwuf. Pendekatan irfani secara metodologis dipraktekan dengan
lebih bertumpu pada instrument pengalaman batin, zauq, qalb, wijdan, bashirah atau intuisi. Sedangkan
metodenya mempraktekkan kasyf dan iktisyaf. Contoh penggunaan metode irfani dalam hokum Islam
adalah menggunakan pakaian rapih yang menutup aurat secara maksimal. Berdasarkan hadis menutup
aurat dan rukun shalat itu tidak disebutkan akan tetapi secara irfani tidak dinyatakan benar karena tidak
memenuhi unsur kebaikan kepad

PRINSIP UMUM MANHAJ TARJIH:Prinsip ini dipraktekkan pada bidang akidah dan ibadah; At-tahdits
(modernisasi) artinya upaya pelaksanaan ajaran Islam guna memenuhi tuntutan spiritual ummat sesuai
dengan perkembangan zaman dan tempat. Ini dilakukan dengan melakukan reaktualisasi, reinterpretasi
dan revitalisasi ajaran Islam; Al-ibtikar (kreasi), penciptaan rumusan pemikiran Islam secara kreatif,
konstruktif dalam menyauti persoalan kekinian. Ini dilakukan dengan menerima nilai-nilai yang tidak
bertentangan dengan nilai Islam melalui seleksi yang ketat dan komprehensif.

PRINSIP ALIRAN TAWASSUTH DALAM HUKUM ISLAMa. meyakini hikmatu tasyri’ yang membawa
kemaslahatan;b. menggabungkan antara teks denan hikmatutasyri’ secara terpadu;c. Memandang
secara seimbang antara teks dengan realitas;d. Memandang secara adil antara persoalan dunia dan
akhirat;

e. mempermudah manusia;f. Bersikap terbuka, dialog, toleran terhadap dunia.


Rangkuman 6

PENTINGYA MENJAGA KESEHATAN ORGAN TUBUH MANUSIA

Kesehatan menurut pandangan islam terbagi menjadi 3 bagian yaitu, kesehatan jasmani, kesehatan
rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan jasmani (fisik) merupakan kondisi optimal dari seluruh anggota
tubuh dalam menjalankan fungsinya, artinya tidak terjadi gangguan atau kelainan pada seluruh organ
dan anggota tubuh. Kesehatan jasmani sangat penting dalam mendukung aktivitas lainnya. Oleh karena
itu kita bisa mengambil hikmah dari setiap perintah Allah kepada manusia yang banyak berupa aktivitas
fisik yang memerlukan kondisi yang baik dan kuat, seperti shalat, wudhu, puasa, dan ibadah lainnya.
Ibadah fisik misalnya perintah Sholat. Dengan sholat yang mampu meregangkan otot, dan melenturkan
sendi-sendi apalagi dilakukan secara teratur setiap hari.

Islam merupakan agama yang memberikan perhatian utama terhadap kesehatan manusia. Setiap
Muslim wajib menjaga kesehatannya dan menyeimbangkannya dengan rohaninya. Sabda Nabi
Muhammad SAW, "Sungguh, badanmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Muslim). Di antara hak badan
adalah memberikan makanan saat lapar, memenuhi minuman saat haus, memberikan istirahat saat
lelah, membersihkan saat kotor dan mengobati saatsakit. Sedemikian besar perhatian Islam terhadap
kesehatan badan pemeluknya, sampai-sampai di dalam beberapa ayat Alquran, As-sunnah dan kitab-
kitab fikih terdapat bahasan khusus mengenaikesehatan. Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan
yang membahayakan fisik sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu dalam kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 195) dan "Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh Allah Mahapenyayang kepadamu." (QS.An-Nisaa':29). Untuk menjaga kesehatan,
syariat Islam juga memberikan berbagai keringanan di dalam beribadah dengan tujuan meringankan,
memudahkan dan tidak membuat payah badan.

Kesehatan reproduksi perempuan suatu kondisi dimana perempuan tidak mengalami sakit, tidak
terkena penyakit, tidak cacat, dan reproduksinya dapat berfungsi dengan baik. Melampaui sehat fisik,
sehat reprduksi bagi perempuan juga melingkupi kesehatannya secara mental terhindar dari perasaan
takut, cemas, tertekan, stress dll yang mengganggu kondisi organ dan sistem reproduksinya. Sehat
secara sosial adalah perempuan dapat mengambil keputusan terkait dengan alat maupun fungsi
reproduksinya, terhindar dari diskriminasi yang disebabkan adanya mitos dan prasangka sosial terhadap
dirinya akibat peran dan fungsi reproduksinya dan dimampukan beradaptasi secara sosial dalam
keadaan apapun yang terkait dengan fungsi reproduksinya. Selain itu perempuan juga dapat melakukan
sosialisasi secara baik dalam keluarga dan mewujudkan relasi yang setara antara suami isteri, serta
diakui, diterima keberadaannya dan dapat menjalankan peranperan sosialnya dalam masyarakat.

Dilihat dari siklusnya kesehatan reproduksi meliputi:


a. Kesehatan reproduksi pada masa kehamilanb. Kesehatan reproduksi masa kelahiran, memberikan
asic. Kesehatan reproduksi masa remaja (haidl )d. Kesehatankeha reproduksi masa pernikahan usia
subur

e. Kesehatan reproduksi masa menopause

Dalam UU no 36 tahun 2009, disebutkan beberapa hak kesehatan reproduksi yaitu ” Bahwa setiap orang
berhak ” :a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari
paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.

b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau kekerasan yang
menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat manusia sesuai dengan norma agama.

c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis serta tidak
bertentangan dengan norma agama.

d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Reproduksi perempuan dalam Islam, dipaparkan dalam al-Quran secara metodologis dijabarkan melalui
tafsir fiqh, yaitu membandingkan penafsiran para ulama dari al-Qur’an dengan kaidah ushul fiqh untuk
menimbang suatu masalah yang dalam hal ini berkaitan dengan reproduksi perempuan yaitu:

1. Hak menikmati hubungan seksual

2. Hak Menolak Hubungan Seksual

3. Hak Menolak Kehamilan

4. Hak mengakhiri kehamilan (Aborsi)

Kesehaatan organ reproduksi amat penting, maka sudah seharusnya kesehatannya dijaga dengan baik.
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi perempuan yaitu:1. Kebersihan
organ intim (vagina)

2. Konsumsi makanan sehat

3. Manajemen Stres4. Menjaga kesimbangan berat badan

5. Melakukan kebiasaan sehat

Kesimpulan
1. Organ reproduksi perempuan mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk kesehatan biologis,
psikologis, dan spiritual dari perempuan sendiri, selain itu juga berfungsi untuk melanjutkan keturuan
dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.

2. Organ reproduksi perempuan sangat rentan terhadap gangguan dan penyakit maka harus dijaga
kesehatanya dengan berbagai upaya melaui perawatan, kebersihan dan asupan nutrisi yang cukup3.
Perempuan berhak memperoleh perlindungan untuk kesehatan reproduksinya4. Hak reproduksi
perempuan dilindung oleh undang-undang Kesehatan reproduksi5. Agama islam menghargai dan
memuliakan perempuan berkaitan dengan tugas reproduksinya.

Rangkuman 7

Metode Tematik Memahami Hadis Nabi

Definisi ulama: aqwal, af’al, taqrirat, shifat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAWHakekat
Hadis Nabi SAW: reportase sahabat atas laku Nabi SAW yang disampaikan ke (atau diminta oleh)
generasi berikutnya (sedemikian rupa) hingga dibukukan oleh para mukharrij (pembuku hadis)

Aqwal: ucapan-ucapan Nabi SAWAf’al (perbuatan-perbuatan Nabi SAW)Taqrirat (amal sahabat di sisi
Nabi, didiamkan, tanda “tidak masalah”

Shifat (fisik)

Shifat (Psikis)Sekilas tentang Mukharrij (para pembuku hadis dengan sanad yang sampai kepadanya)

- Al-Bukhari (w. 256 H.)- Muslim (w. 261 H.)- Abu Dawud (w. 275 H.)- Al-Turmudzi (w. 279 H.)- Al-Nasa’i
(w. 303 H.)

- Ibn Majah (w. 279 H.)

Mengapa Hadis Nabi SAW perlu dipelajari?

Allah memerintahkan kita di dalam al-Qur’an: 1. Mengimani Rasul-Nya

2. Mematuhi Rasul-Nya

3. Mengambil apa yang disajikan (ucapan dan tindakan)4. Mengambil apa yang diteladankan
(ditampilkan, bukan semata-mata fisik tetapi moral)5. Fungsi Nabi SAW adalah menjelaskan al-Qur’an
(bayan ma’na dan bayan ‘amal)

Contoh penjelasan Nabi terhadap alQur’an


1. Diambilkan dari ayat yang lainnya2. Dijelaskan dengan ucapan3. Dijelaskan dengan contoh amalan
(ibadah)4. Dijelaskan dengan laku keteladanan (akhlak)

Problema memahami Al-Qur’an tanpa Penjelasan Nabi SAW

1. Shalat yang dimaksud ini apa (do’a atau gerakan), bagaimana caranya, kapan waktunya, berapa
jumlah rakaatnya, siapa yang diwajibkan, dan berapa kali dalam seumur hidup dilaksanakan

2. Zakat yang dimaksud ini apa, siapa yang wajib, harta apa saja yang wajib dizakati, berapa ukurannya
serta syarat-syaratnya3. Ruku’ yang dimaksud seperti apa, caranya, berapa kali, di dalam shalat atau di
luar shalat dll.

4. Shalat yang dimaksud ini apa? Bagaimana caranya

5. Yang dimaksudkan menyempurnakan haji dan Umrah?..berapa kali dll6. Mencampur iman dan zhalim
yang dimaksudkan?

7. Mencuri yang dimaksud secara bahasa atau dengan semua yang termasuk di dalamnya, syarat serta
nisab mencuri yang wajib potong tangan, bagaimana memotongnya dst

Latar Belakang Metode Tematik

- Sumber ajaran Islam adalah sunnah Nabi SAW, keberadannya dapat dikenali dari hadis Nabi SAW

-Hadis Nabi SAW bertebaran dalam banyak kitab hadis, satu hadis dengan hadis lainnya tak jarang
berbeda bahkan ada yang tampak bertentangan - Memahami secara parsial hadis-hadis di atas tidak
hanya melahirkan semakin runcingnya perbedaan bahkan menimbukan sparatis beragama

- Satu alternatif yang ditawarkan adalah memahami hadis-hadis tersebut secara menyeluruh
(komprehensip) pada tema tertentu (tematis)

Langkah Sistematis Metode Tematis

Memahami Hadis Nabi1. Tentukan (tema/ topik): tema besar atau tema kecil/ sub tema)2. Telusurilah
(hadisnya): berdasar tema, atau berdasar lafad)3. Kumpulkan (hadisnya): yang semakna, atau se-
periwayat)

4. Kritisilah (kualitas hadis): baik sanadnya, maupun matannya)5. Susunlah (Jelaskan isi hadis dengan
pertanyaan 5w 1H serta kesesuaian dengan payung al-Quran)

6. Simpulkan (hasilnya, secara pointers)

Anda mungkin juga menyukai