W
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERCULOSIS PARU
DI RUANGAN PERAWATAN KHUSUS
RSUD ENDE
OLEH
MEGA DAHLIA
NIM. PO.530320217. 504
STUDI KASUS
RSUD ENDE
OLEH
MEGA DAHLIA
PO530320217504
Pembimbing
Mengetahui
iii
Aris Wawomeo, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
NIP : 196601141991021001
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI KASUS
RSUD ENDE
MEGA DAHLIA
PO530320217504
Penguji
Disahkan oleh :
Ketua Program Studi D III Keperawatan Ende
iv
Aris Wawomeo, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
NIP : 196601141991021001
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Studi Kasus yang saya susun ini benar –
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di
kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Studi Kasus ini adalah hasil jiblakan, maka
v
MEGA DAHLIA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Ilmiah ini, tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak, sehingga Laporan Studi
Kasus ini selesai tepat waktunya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
di instansi ini.
3. dr. Aries Dwi Lestari Sp.Pd.FINACIM selaku direktur RSUD Ende yang telah
memberikan ijin dan lokasi pada penulis untuk melaksanakan studi kasus.
vi
4. Bapak Irwan Budiana, M.Kep, selaku pembimbing yang telah meluangkan
Ilmiah ini.
5. Bapak Stanislaus Nong Selung, S.Pd, M.Kes, selaku penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan agar Karya Tulis
RSUD Ende yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melaksanakan
7. Klien Tn. G.G.W dan keluarga yang telah memberikan banyak informasi serta
8. Kedua orang tua dan kakak kandung tercinta berserta seluruh keluarga yang
banyak memberikan dukungan kepada penulis baik secara materi maupun non
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
bersifat membantu demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan limpah terima kasih dan berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
vii
Penulis
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. G.G.W Dengan Diagnosa Medis
Tuberculosis Paru Di Ruangan Perawatan Khusus RSUD Ende
Mega Dahlia(1)
Irwan Budiana, M.Kep(2)
viii
Kepustakaan : 10 buah ( 2008 – 2019 )
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Tuberculosis paru
Keterangan :
(1) Mahasiswa Program Studi Keperawatan Ende
(2) Dosen Program Studi Keperawatan Ende
ABSTRACT
Nursing care for client Mr. G.G.W With Medical Diagnosis of Tuberculosis
in the Special Care Room of Ende Hospital
Mega Dahlia(1)
Irwan Budiana, M.Kep(2)
ix
Keywords : Nursing, Pulmonary Tuberculosis
Information :
(1) Ende Nursing Study Program Students
(2) Ende Nursing Study Program Lecturer
DAFTAR ISI
A. Konsep Teoritis........................................................................................ 6
B. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................12
x
BAB IV : HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN................................
A. Kesimpulan..............................................................................................66
B. Saran........................................................................................................68
Daftar Pustaka......................................................................................................70
Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit langsung yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh basil
paru tapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Brunner & Suddarth,
Secara global pervalensi tuberculosis pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta
kasus insiden TBC (CI 8,8 – 12 juta) yang setara dengan 120 kasus per
100,000 penduduk. Lima Negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu india,
paru Basil Tahan Asam (BTA) positif mengalami penurunan, namun masih
pada angka yang sangat tinggi pada 3 tahun terakhir yaitu 2015-2017
kasus baru TB paru BTA positif tahun 2016 sempat menurun. Namun, jumlah
Tuberkulosis di Kabupaten Ende pada tahun 2010 mencapai kurang lebih 1280
orang per tahun atau 1-2% kasus tuberculosis tiap tahun (Dinkes Ende, 2010).
1
2
dari RSUD Ende adalah sebanyak 50 orang, Berdasarkan data rekam medic
yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Ende khususnya Ruang
terhitung dari bulan Januari – September 2019 (Profil BLUD RSUD Ende,
2019)
dan sirkulasi udaranya buruk/pengab, namun jika ada cukup cahaya dan
dengan minum obat secara lengkap dan teratur, obat disediakan oleh
(Tjandra Yoga, 2007). Perbaikan sosial ekonomi, peningkatan taraf hidup dan
– Negara maju, jauh sebelum ditemukan obat anti TB berkat perbaikan sosial
secara rutin, perbanyak makanan seperti sayuran, buah – buahan, biji – bijian,
lemak sehat, dan protein. Bagi keluarga klien ketahui riwayat kesehatan dalam
klien dan keluarga tentang Tuberkulosis sehingga setelah pulang dari rumah
sakit, klien dan keluarga dapat melakukan pencegahan agar tidak terjadi
Dari beberapa hal dan data – data di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat kasus tuberculosis paru sebagai Karya Tulis Ilmiah studi kasus
dengan judul “ Asuhan keperawatan pada Klien Tn. G.G.W dengan Diagnosa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
meliputi :
keperawatan
D. Manfaat Penulisan
tuberkulosis.
2. Bagi Penulis
5
RSUD Ende.
keperawatan.
F. Sistematika Penulisan
Studi Kasus ini terdiri dari 5 bab yang meliputi BAB I Pendahuluan yang
dan B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. BAB III Metode Studi Kasus
BAB IV Hasil studi kasus yang berisi Hasil Studi Kasus dan Pembahasan.
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
(Arief Mansjoer dkk, 2008). Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang
ke bagian tubuh lainya termasuk ginjal, tulang, nodus, limfe dan lain-
aerobic tahan asam dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet.(Brunner
alat tubuh, yang tersering ialah paru dan jantung. (Ahmad, 2008).
2. Etiologi
6
2
batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar
kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang menyebabkan kuman
tahan asam.sehingga basil ini digolongkan menjadi Basil tahan Asam (BTA)
maksudnya bila basil ini di warnai, maka warna ini tidak akan luntur
walaupun pada bahan kimia yang tahan asam. (Tjandra Yoga Aditama, 2010).
napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon)
terjadi penularan ulang yang mana didalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik
3. Patofisiologi
kebanyakan infeksi Tuberkulosis Paru terjadi melalui udara (air borne), yaitu
berasal dari orang yang terinfeksi (Bahar, 2008). Basil Tuberkel yang
mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga
3
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan
cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam
ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru-paru, atau dibagian
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit
atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel
epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu
Pathway
Mycobactrium tuberculosis
Airbone/inhalasi/droplet
Saluran pernafasan
4. Manifestasi Klinik
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita
f. Pada anak :
gagal tumbuh
(Amin, H. 2015)
5. Pemeriksaan Penunjang
4) Adanya klasifikasi.
7) Bayangan bilier.
pada paru.
7
sebagainya.
7. Penatalaksanaan Medik
tahan imunologi.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
usia anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara
Suprapto, 2013).
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
8
(1) Batuk
(1) Demam
batuk lama pada masa kecil, tuberkulosis dari organ lain, pembesaran
diabetes melitus.
dirasakan saat ini. Dengan adanya sesak nafas, batuk berdahak, nyeri dada,
keringat pada malam hari, nafsu makan menurun dan suhu badan
meningkat.
apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai
ini penting, mengngat TB paru sangat rentan dialami oleh mereka yang
g. Pola Kesehatan
10
Yoga,2007).
3) Pola Eliminasi
lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan
konstipasi (Doenges, 2000). Pada saat BAK warna urine pasien akan
2008).
takikaria, takipnea atau dispnea pada kerja, kelemahan otot dan nyeri
yang salah dapat menghambat respon kooperatif pada diri pasien. Cara
2008).
12
h. Pemeriksaan Persistem
a) Palpasi
13
b) Perkusi
c) Auskultasi
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
hemoptoe masif dan kronis, dan sklera ikterik pada TB paru dengan
Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal
terbiasa dengan urine yang berwarna jingga pekat dan berbau yang
a) Inspeksi
b) Palpasi
8) Sistem Endokrin
DS : dispnea, ortopnea
ekspirasi/inspirasi menurun.
dengan :
DS : mengeluh nyeri
17
ditandai dengan :
DS :-
3.
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan NIC 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien.
berhubungan dengan keperawatan diharapkan klien -Respiratory monitoring 2. TB paru menyebabkan efek luas pada paru
ketidakseimbangan ventilasi- dapat gangguan pertukaran gas -Airway management dari bagian kecil bronkopneumonia sampai
perfusi, perubahan membrane klien teratasi. 1. Monitor TTV inflamasi difusi luas nekrosis effuse pleural
alveolar – kapiler yang ditandai NOC : 2. Monitor pola napas : untuk fibrosis luas. Efek pernafasan dapat
dengan : - Respiratory status : gas bradipnea,takipnea,kussma dari ringan sampai dispnea berat sampai
DS: dispnea, pusing, penglihanexchange ul,hiperventilas, cheyne distress pernafasan.
kabur - Respiratory status : Ventilation stokes. 3. Akumulasi secret/pengaruh jalan nafas dapat
DO:PCO2meningkat/menurun, - Vital sign status 3. Observasi sianosis mengganggu oksigenasi organ vital dan
PO2 menurun, takikardia, bunyiDengan kriteria hasil : khususnya membrane jaringan.
napas tambahan, sianosis,1. Mendemonstrasikan mukosa 4. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan
gelisah, pola napas abnormal, peningkatan ventilasi dan 4. Auskultasi suara napas, atelaktasis, ronchi, mengi menunjukan
warna kulit abnormal, oksigenasi yang adekuat catat area penurunan/tidak akumulasi secret/ ketidakmampuan untuk
kesadaran menurun 2. Memilihara kebersihan paru adanya suara tambahan membersihkan jalan nafas yang dapat
dan bebas dari tanda – tanda menimbulkan penggunaan otot aksesori
distress pernapasan pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan
3. TTV dalam rentang normal
4
4.
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC ; 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien
dengan agen cedera fisiologi keperawatan diharapkan nyeri 1. Monitor TTV 2. Mengetahui keefektifan
( inflamasi, iskemia, neoplasma klien berkurang. 2. Lakukan pengkajian nyeri pengobatan,perubahan karakteristik nyeri
) ditandai dengan : NOC; secara komprehensif menunjukan adanya peradangan pada
DO : mengeluh nyeri - Pain level PQRST bronkus dan alveolus
DO : wajah tampak- Pain control 3. Observasi reaksi nonverbal 3. Mengidentifikasi tingkat nyeri
meringis,bersikap - Comfort level dari ketidaknyamanan 4. Untuk mengurangi nyeri
protektif,gelisah, frekuensi nadi Dengan kriteria hasil : 4. Ajarkan tentang teknik non 5. Untuk memfasilitasi manajemen nyeri
meningkat, Td meningkat, pola 1. Mampu mengontrol farmakologi : napas dalam, 6. Menghilangkan nyeri dengan terapi
napas berubah, nafsu makan nyeri relaksasi, distraksi. farmakologi
berubah, diaphoresis. 2. Melaporkan bahwa 5. Tingkatkan istirahat
nyeri berkurang 6. Kolaborasi pemberian
3. Mampu mengenali analgetik
nyeri(skala,intensitas,frekuens
i dan tanda nyeri)
5
4. Menyatakan rasa
5. nyaman setelah nyeri
berkurang.
5. TTV dalam rentang
normal
DO: menunjukan perilaku tentang proses penyakit. 3. Jelaskan tentang dosis 3. Meningkatkan partisipasi klien dalam
tidak sesuai anjuran, NOC : obat,frekuensi pemberian, program pengobatan dan mencegah putus
menunjukan persepsi yang - Knowledge : disease process kerja yang diharapkan dan obat karena membaiknya kondisi fisik
keliru terhadap masalah - Knowledge : health behavior alasan mengapa pengobatan klien sebelum jadwal terapi selesai
Dengan kriteria hasil : Tb berlangsung dalam
1. Klien dan keluarga waktu lama (diskusikan
menyatakan pemahaman pilihan terapi atau
tentang penyakit, kondisi. penanganan)
2. Klien dan keluarga mampu
melaksanakan kembali
prosedur yang dijelaskan
secara benar
3. Klien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan
lainnya.
1
i. Evaluasi Keperawatan
Tabel 2.2 Evaluasi keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 1. Mampu mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
berhubungan dengan penumpukan sekret napas bersih
2. Menunjukan jalan napas yang paten ( klien tidak merasa
tercekik, frekuensi napas dalam batas normal ).
3. Mampu mengidentifikasi dan mencegah factor penyebab
4. Saturasi O2 dalam batas normal
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan 1. Mampu bernapas dengan baik
depresi pusat pernapasan, hambatan upaya 2. Menunjukan jalan napas yang paten
napas, penuruna nenergy,kecemasan 3. Tanda–tanda vital dalam rentang normal.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan 1. Klien mampu melakukan ADLnya secara mandiri
ketidakseimbangan antara suplai dan oksigen, 2. Tidak adanya kelemahan dan kelelahan saat beraktivitas
kelemahan
6. Hipertermi berhubungan dengan proses 1. Suhu tubuh dalam rentang normal
penyakit (infeksi paru) 2. Nadi dan pernapasan dalam rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit
7. Defisit pengetahuan berhubungan dengan 1. Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
kurang terpaparnya informasi penyakit, kondisi.
2. Klien dan keluarga mampu melaksanakan kembali
prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
3
BAB III
METODE PENULISAN
STUDI KASUS
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi
Ende.
Subyek studi kasus sejumlah satu orang klien ( individu ) yang diamati
secara mendalam. Subyek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah satu
C. Batasan Istilah
1
2
dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet.(Brunner dan Suddart, 2010)
Studi kasus ini adalah studi kasus individu ( di rumah sakit ) yang
Februari 2020 dengan lama waktu penelitian sejak klien pertama masuk rumah
kepada responden.
responden.
1. Wawancara
a. Menanyakan Identitas
2. Observasi/Memonitor
Laboratorium
Alat dan instrument yang dibutuhkan dalam studi kasus adalah format
stetoskop.
H. Keabsahan Data
2. Sumber informasi tambahan dari tiga sumber data utama yaitu klien,
perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
I. Analisis Data
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan sudi dokumentasi yang
dengan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
intervensi. Urutan dalam analisis data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
milik pemerintah daerah Kabupaten Ende. Terdiri daei unir rawat inap unit
rawat jalan. Ruangan rawat inap terdiri dari Ruangan Penyakit Dalam
Ruangan Paviliun. Sedangkan rawat jalan terdiri dari Poli penyakit dalam,
Poli bedah, Poli kandungan, Poli anak, Poli rehabilitasi, Poli saraf, Poli
gigi, Poli mata, Poli tumbang, Poli vicity, Pojok laktasi, Poli umum.
36
2
Visi BLUD RSUD Ende “ Menjadi Rumah Sakit Rujukan dan Pendidikan
Dengan Moto “ Fonga Sama Melayani dengan Hati dan Senyum “ Batas –
Jumlah tenaga medis di BLUD RSUD Ende terdiri dari : Dokter bedah 2
sebanyak 1 orang.
3
2. Pengkajian
a. Identitas Klien
Umur : 72 tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Dx Medik : TB paru
b. Keluhan Utama
Klien masuk dengan keluhan batuk – batuk, lendir, sesak nafas, nyeri
c. Keadaan umum
saat ini : klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan perlu
dengan menu makan nasi, sayur, tahu dan tempe, ikan, porsi
3) Pola Eliminasi
BAK kurang lebih 8 kali dalam sehari, Keadaan saat ini : klien
5
kali sehari.
karena cepat lelah dan cape, sesak nafas, aktivitas klien sebagian
dibantu.
baik saja tetapi mata klien sudah agar kabur, Keadaan saat ini :
dank lien mengeluh nyeri pada saat batuk, nyeri seperti ditusuk –
membutuhkan bantuan.
ibadah, Keadaan saat ini : klien selalu berdoa pada saat minum
obat, makan dan saat merasa cemas, klien selalu menyebut nama
tuhan.
e. Pemeriksaan fisik
a) Kepala :
b) Mata :
c) Hidung :
d) Mulut :
e) Telinga :
f) Leher :
g) Dada :
25x/menit,
h) Abdomen :
P : Bunyi timpani
9
i) Genetalia :
j) Eksternitas atas
k) Ekstermitas bawah
edema.
f. Analisa Data
Tabel 4.1 analisa data
No Sign/symptom Etiologi Problem
1 DS : Klien mengatakan Invasi bakteri TB Bersihan jalan
batuk, lender kuning, sesak napas tidak
nafas Infeksi Primer efektif
DO : Batuk, lender kuning,
ronchi (+), sesak nafas, RR : Bakteri dorma
25x/menit terpasang O2 nasal
kanul 3 lpm Bakteri muncul beberapa
tahun kemudian
Penumpukan sekret
3. Diagnosa Keperawatan
dengan :
minum
paru
11
1. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien Tn. G.G.W dengan diagnosa medis Tuberculosis Paru,
maka intervensi yang dilakukan sebagai berikut ( NANDA NIC NOC ) :
Tabel 4.2 intervensi keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan NIC :
efektif berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam 1. Auskultasi suara nafas 1. Penurunan bunyi nafas
penumpukan sekret yang diharapkan jalan napas bersih dan tambahan dapat menunjukan
ditandai dengan : efektif : 2. Ajarkan klien teknik batuk atelaktasis, ronchi, mengi
DS : klien mengatakan NOC: efektif menunjukan akumulasi
batuk, lendir kuning, sesak - Respiratory status ventilation 3. Berikan O2 secret/ ketidakmampuan
napas - Respiratory status airway 4. Lakukan fisioterapi dada untuk membersihkan jalan
DO : batuk, lender kuning, patency 5. Atur posisi fowler atau nafas yang dapat
ronchi (+), sesak nafas, RR : Dengan kriteria hasil : semi fowler menimbulkan penggunaan
25x/menit terpasang O2 1. Mampu mendemonstrasikan 6. Kolaborasi pemberian otot aksesori pernafasan
nasal kanul 3 lpm batuk efektif terapi obat (bronkodilator ) dan peningkatan kerja
2. Menunjukan jalan napas yang pernafasan
paten (klien tidak merasa 2. Dengan batuk efektif sekret
tercekik,irama napas,frekuensi membantu sekret untuk
napas dalam rentang normal, keluar
tidak ada suara napas abnormal) 3. untuk membantu klien
3. Mampu mengidentifikasi dan bernapas lebih baik
mencegah factor penyebab mengurangi sesak napas
2
secara benar
3. Klien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
1
2. Implementasi Keperawatan
Penatalaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan sesuai dengan tujuan yang ditemukan oleh perawat.
Implementasi hari senin 24 - 25 februari 2020 :
Tabel 4.3 implementasi keperawatan
No Hari/Tanggal DX Jam Implementasi Evaluasi
1. Senin, 24 Februari I 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital 19.00
2020 TD : 110/80 mmHg S : klien mengatakan batuk,
N:73x/menit sesak napas, lemah, lendir
RR: 25x/menit kuning
S : 370C O : batuk, tampak sesak napas,
14.30 Memberikan O2 3 lpm lender kuning, Rr:25x/menit,
15.00 Memposisikan klien untuk terpasang nasal kanul 3 lpm,
memaksimalkan ventilasi ronchi(+)
15.30 Menganjarkan klien batuk efektif A : masalah bersihan jalan
15.40 Melakukan fisioterapi dada pada napas tidak efektif belum
klien teratasi
16.00 Melayani injeksi ceftriaxone P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
17.00 Mengauskultasi suara napas
2
19.00
II 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital S : klien mengatakan mudah
TD : 110/80 mmHg lelah jika bergerak
N:73x/menit memiringkan badan ke kiri dan
RR: 25x/menit ke kanan, lemah, sulit
S : 370C beraktivitas
15.15 Membantu aktivitas klien seperti O : klien tampak lemah, sulit
miring kanan dan miring kiri beraktivitas,TD:110/80mmHg,
16.15 Mengobservasi adanya N:73x/menit,RR: 25x/menit,
pembatasan klien dalam S : 370C
melakukan aktivitas A : masalah intoleransi aktivitas
17.30 Membantu mobilisasi klien belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,3,4,5
3
19.00
III 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital S : klien mengatakan sudah
TD : 110/80 mmHg sedikit paham dengan
N:73x/menit penjelasan dari perawat
RR: 25x/menit O : klien dan keluarga tampak
S : 370C mengerti dengan penjelasan
15.30 Mengkaji tingkat pengetahuan perawat dan menerima dengan
klien dan keluarga tentang baik penjelasan perawat
penyakit yang diderita A: masalah defisit pengetahuan
16.30 Menjelaskan informasi penyakit teratasi sebagian
kepada klien dan keluarga P : lanjutkan intervensi 1 dan 3
17.35 Menyediakan informasi pada
klien tentang kondisi klien
dengan cara yang tepat
4
19.00
2. Selasa, 25 Februari I 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital S : klien mengatakan masih
2020 TD : 120/80 mmHg batuk, sesak napas berkurang,
N: 80x/menit masih lemah, lendir berkurang,
RR: 20x/menit O : batuk sesekali, tampak
S: 36,80C sesak napas, lendir berkurang,
15.00 Memposisikan klien untuk Rr:20x/menit, terpasang nasal
memaksimalkan ventilasi kanul 3 lpm, ronchi(+)
16.00 Melayani injeksi ceftriaxone A : masalah bersihan jalan
17.00 Mengauskultasi suara napas dan napas teratasi sebagian.
mencatat adanya suara napas P : lanjutkan intervensi 1,2,3,5
tambahan
5
19.00
II 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital S : klien mengatakan masih
TD : 120/80 mmHg lemah jika bergerak miring kiri
N: 80x/menit dan miring kanan.
RR: 20x/menit O : klien tampak lemah, sulit
S: 36,80C beraktivitas,TD:110/80mmHg,
15.30 Melatih klien untu mengangkat N:73x/menit,RR: 25x/menit,
tangan kiri dan tangan kanan S : 370C
16.30 Membantu aktivitas klien seperti A : masalah intoleransi aktivitas
miring kiri dan miring kanan belum teratasi
17.15 Mengobservasi adanya P : lanjutkan intervensi 1,3,4,5
pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
6
18.00
III 14.10 Mengobservasi tanda – tanda vital S : klien mengatakan sudah
TD : 120/80 mmHg mengerti dengan penjelasan
N: 80x/menit perawat,
RR: 20x/menit O :klien dan keluarga mengerti
S: 36,80C dan dapat mengulangi kembali
16.00 Menjelaskan tentang penyebab penjelasan yang telah dijelaskan
dan pencegahan penularan perawat
penyakit Tb pada klien dan A : masalah deficit pengetahuan
keluarga teratasi
7
B. Pembahasan
adanya kesenjangan antara teori, studi kasus terdahulu dan hasil studi kasus
saya.
a. Pengkajian
Muttaqin, 2008 ditemukan data yang harus ada pada klien dengan
teori dan kasus nyata, dimana pada kasus nyata, dimana pada kasus
pengkajian yaitu klien mengeluh batuk berdarah, sesak napas, hal ini
tidak terjadi suatu aneurisma arteri paru, dan tidak terjadi vaskularisasi
b. Diagnosa Keperawatan
tidak terdapat pada kasus nyata yaitu : Pola napas tidak efektif,
tidak ada data yang mendukung diagnosa tersebut seperti >37,8 0C,
kasus peneliti dan studi kasus nyata, dimana studi kasus nyata tidak
gejala yang jelas dan nampak pada Tn.G.G.W seperti tidak ada
yang nampak pada Tn. G.G.W seperti >37,80C, kulit hangat, kulit
kemerahan, menggigil.
c. Intervensi Keperawatan
kasus nyata.
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
jalan napas tidak efektif dapat teratasi dengan hasil klien mampu
8
jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, frekuensi napas
pada teori dan kasus nyata sudah dapat tercapai. Pada diagnosa
klien mengatakan masih lemah jika bergerak miring kiri dan miring
evaluasi pada teori dan kasus nyata belum dapat tercapai. Pada
jalannya studi kasus antara lain : waktu yang terbatas dalam membuat
teori dan sulit untuk berkonsultasi tatap muka secara langsung dengan
sekarang.
9
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai advokat
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi keperawatan
1
2
– tanda vital, melatih klien untu mengangkat tangan kiri dan tangan
kanan, membantu aktivitas klien seperti miring kiri dan miring kanan,
5. Evaluasi keperawatan
6. Dokumentasi keperawatan
B. Saran
1. Bagi Penulis
3. Bagi Perawat
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
DPPPPNI;Jakarta
Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Umur : 72 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.Wolowona
Dx medik : TB Paru
Nama : Ny. Y. S
Umur : 72 tahun
3) Data medik
Dikirim : IGD
b. Keadaan Umum
sulit beraktivitas
Kesadaraan
a) Kualitatif : Composmentis
b) Kuantitatif
c) Suhu : 370C
d) Nadi : 78x/menit
MAP : 2(80)+(110)
3
: 90 mmHg
g) Pernapasan : 25x/menit
3) Pola Eliminasi
a) Kebiasaan sehari – hari : klien mengatakan BAB 2 kali
sebagian dibantu.
nama tuhan.
d. Pemeriksaan Fisik
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 370C
Rr : 25x/menit
Nadi : 78x/menit
a) Kepala
I : Bentuk simettis, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
b) Mata
c) Hidung :
d) Mulut :
e) Telinga :
f) Leher :
g) Dada :
25x/menit,
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
h) Abdomen :
P : Bunyi timpani
i) Genetalia :
j) Eksternitas atas
k) Ekstermitas bawah
edema.
e. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Glukosa darah
Glukosa sewaktu - 70 – 140 mg/dL
Glukosa puasa 95 <100 mg/dL
Glukosa 2 jam pp 129 <140 mg/dL
Glukosa tes toleransi - <140 mg/dL
Faal Hati
Alkali fosfatase 20 – 130 u/L
SGOT/AST 56 0 – 35 u/L
SGPT/ALT 3,3 4 – 36 u/L
GAMMA GT 5 – 40 u/L
Total protein 6.0 – 7.8 g/dL
Albumin 3.4 – 4.8 g/dL
Globulin 2.3 – 3.5 g/dL
Total bilirubin 0.1 – 1.2 mg/dL
Bilirubin direk < 0,3 mg/dL
Bilirubin indirek 0.1 – 1.0 mg/dL
Faal Ginjal
Ureum 217.3 10 – 50 mg/dL
Creatinin 3.44 0.6 – 1.2 mg/dL
BUN 8 – 23 mg/dL
Asam urat L : 4.0 – 3.5 mg/dL
P : 2.7 – 7.3 mg/dL
f. Terapi
1) Paracetamol 3 x 1,5 mg/IV
2) Ceftriaxone 2 x 1,5 mg/IV
3) Metronidazole 3 x 50 mg/IV
4) Ranitidine 2 x 50 mg/IV
5) Combivent 3 x 4 respul
g. Tabulasi Data
Klien mengatakan batuk, lender kuning, sesak nafas, ronchi (+),
sesak nafas, RR : 25x/menit terpasang O2 nasal kanul 3 lpm Klien
lemah dan tidak bisa beraktivitas, aktivitas klien di bantu sebagian
seperti makan dan minum, klien mengatakan tidak begitu paham
dengan penyakit Tb paru dan klien terlihat bingung tentang
penyakit Tb paru
h. Klasifikasi Data
DS : Klien mengatakan batuk, lender kuning, sesak nafas, lemah
dan tidak bisa beraktivitas, tidak begitu paham dengan penyakit Tb
paru
DO : Batuk, lender kuning, ronchi (+), sesak nafas, RR : 25x/menit
terpasang O2 nasal kanul 3 lpm, aktivitas klien di bantu sebagian
seperti makan dan minum, klien terlihat bingung tentang penyakit
Tb paru.
i. Analisa Data
No Sign/symptom Etiologi Problem
1 DS : Klien mengatakan Invasi bakteri TB Bersihan jalan
batuk, lender kuning, sesak napas tidak
nafas Infeksi Primer efektif
DO : Batuk, lender kuning,
ronchi (+), sesak nafas, RR : Bakteri dorma
25x/menit terpasang O2 nasal
kanul 3 lpm Bakteri muncul beberapa
tahun kemudian
Penumpukan sekret
j. Prioritas Masalah
2) Intoleransi aktivitas
3) Defisit pengetahuan
2. Diagnosa Keperawatan
dengan :
minum
paru
Lampiran 2
STUDI KASUS
NIM : PO.530320217504
A. Data Diri
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan