Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

UPAYA PROMOSI KESEHATAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “PROMKES”

yang di ampu oleh : Ibu MARLINA HANDAYANI, SST., M. Kes

Dalam program study D III Kebidanan

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Devi Listiawati

2. Septi Lusiani

AKADEMI KEBIDANAN GEMILANG HUSADA KOTABUMI

LAMPUNG UTARA

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
sayangnya memberikan pengatahuan, kemampuan, dan kesempatan pada
penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Upaya Promosi Kesehatan”. Makalah ini ditulis sebagai mata kuliah di AKBID
Gemilang Husada Kotabumi.

Penyususn menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada


kemungkinan kekurangan – kekurangan karena keterbatasan kemampuan
penyusunan. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat
membantu penyusun untuk semakin membenahi kekurangannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada Ibu Marlina
Handayani, SST., M.Kes sebagai dosen pembimbing mata pelajaran ini, untuk
teman – teman dan semua yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk semuanya. Aamiin.

Kotabumi, Juni 2020

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Promosi Kesehatan Pra Nikah

2.2 Promosi Kesehatan Saat Hamil


2.3 Promosi Kesehatan Persalinan
2.4 Promosi Kesehatan Nifas
2.2 Promosi Kesehatan Menyusui

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak


lepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan pada masyarakat indonesia
dan praktik kesehatan masyarakat secara global. Praktik pendidikan kesehatan
pada waktu lampau, sekurang-kurangnya pada tahun 1990 an, sangat
menekankan pada perubahan prilaku masyarakat. Para praktisi pendidikan
kesehatan telah bekerja keras untuk memberi informasi melalaui berbagai
media dan teknologi pendidikan dan kepada masyarakat, dengan harapan
masyarakat mau melakukan hidup sehat sesuai yang diharapkan.
Peran promosi kesehatan sangat penting dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan dalam berbagai kegiatan program kesehatan. Karena
kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan prilaku, pelayanan
kesehatan, dan faktor lingkungan. Lingkungan merupakan faktor terbesar,
selain langsung mempengaruhi kesehatan dan mempengaruhi prilaku, begitu
juga sebaliknya, prilkau juga mempengaruhi lingkungan dan faktor yang lain.
Dapat diartikan bahwa prilaku merupakan faktor terbesar ke dua setelah faktor
lingkungan yang memepengaruhi kesehtan individu, kelompok, dan
masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai upaya dalam rangka membina dan
meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah membuat intervensi natau
upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar tujuan yang telah
ditetapkan dalam visi pembangunan dapat tercapai secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana promosi kesehatan pra nikah ?


2. Bagaimana promosi kesehatan saat hamil ?
3. Bagaimana promosi kesehatan persalinan ?
4. Bagaimana promosi kesehatan nifas ?
5. Bagaimana promosi kesehatan menyusui ?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui promosi kesehatan pra nikah.


2. Untuk mengetahui promosi kesehatan saat hamil.
3. Untuk mengetahui promosi kesehatan persalinan.
4. Untuk mengetahui promosi kesehatan nifas.
5. Untuk mengetahui promosi kesehatan menyusui.
BAB II
LANDASAN TEORI

Upaya promosi kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintash dan masyarakat. Hal
ini berarti derajat kesehatan, baik kesehatan individe, kelompok, atau masyarakat,
harus di uapayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini di lakukan oleh individu,
kelompok, atau masyarakat baik secara institusional oelh pemerintah atau pun
swadaya masyarakat (LSM).

2.1 Promosi Kesehatan Pranikah.

a. Pengertian Promosi Kesehatan Pranikah

Promosi kesehatan pranikah adalah suatu proses untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan kepada masyarakat
reproduktif pranikah. Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan
kesehatan pada calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang
perkawinan perlu menjaga menjaga kondisi kesehatan. Remaja diberi
pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam
menghadapi kehamilan, dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra-dan pasca-kehamilan.

b. Tujuan

Untuk meningkatkan kesehatan dalam melanjutkan keluarga yang


sehat, perkawinan yang sehat, Sistem reproduksi dan masalahnya. Bidan
harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau
seorang bidan dapat memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja sangat
besar, maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya, bila remaja
merasa ketakutan yang amat sangat dalam mengahadapi kehamilan,
remaja dirujuk ke dokter spesialis jiwa atau ke psikolog.

Bukan hanya meningkatkan kesehatan saja sewaktu persiapan


pranikah, tetapi juga untuk persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan
mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan dan persiapan fisik.
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.

Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan.


Untuk apa kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon
suami dan isteri diharapkan akan melanggengkan pernikahan. Banyak
orang yang menikah hanya karena cinta, atau mengikuti tradisi
masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi
masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak
memiliki akar yang jelas. Bisa juga menjadi sangat rapuh ketika
memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika badai
rumah tangga datang menerjang.

2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.

Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari


masa-masa sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang
berbeda yang berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang
berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing.
Mempersiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala
kekurangan pasangan adalah hal yang mutlak diperlukan. Begitu juga
cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan perasan kita dengan baik
kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi negatif tidak
mewarnai rumah tangga kita.
Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk
untuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap
anggota keluarga tidak hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi
berusaha untuk lebih dulu memenuhi kewajibannya.

3. Persiapan Fisik

Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara kerjanya sangat


penting bagi kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi juga
penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah
menikah. Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat.
Banyak orang yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana
berhubungan seks dengan sehat dan menyenangkan bagi masing-
masing pasangan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci
kebahagiaan dalam berumah tangga.

c. Manfaat Promosi Kesehatan Pranikah


Manfaat promosi kesehatan pranikah adalah untuk dapat
mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan,
terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas)
dan genetika (keturunan), dan juga dapat mengetahui penyakit-penyakit
yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda
dan pasangan termasuk calon keturunan.

d. Sasaran Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan pada


kelompok remaja wanita atau para wanita yang akan menikah. Remaja
calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksi segera ditangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri
sendiri, gangguan tersebut dapat berpengaruh pada kondisi psikologis dan
lingkungan sosial remaja itu sendiri.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah sangat
dianjurkan. Tujuan pemeriksaan tersebut adalah mengetahui secara dini
tentang kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan penyakit atau
kelainan di dalam diri remaja maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Jika penyakit atau kelaianan tersebut tidak diatasi maka di
upayakan untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau
menular pada pasangannya. Misalnya, pada remaja yang mengidap PMS
(Penyakit Menular Seksual), salah satu alternatif pemecahan agar tidak
menularkan kepada pasangannya adalah dengan menganjurkan
menggunakan kondom pada saat berhubungan.
Upaya pemeliharaan kesehatan pada calon ibu dapat dilakukan
melalui kelompok atau perkumpulan para remaja, seperti karang taruna,
pramuka, organisasi remaja putri dan posyandu remaja. Para remaja yang
terhimpun dalam organisasi masyarakat perlu di organisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan untuk menjadi istri dapat dilakukan
dengan baik.
Pembinaan kesehtan remaja, terutama wanita, tidak hanya di
tujukan semata pada masalah-masalah gangguan kesehatan (penyakit
reproduksi). Penyampaian pesan kesehatan (promosi kesehatan) dilakukan
dengan bahasa remaja. Upaya pemberian informasi terhadap remaja,
terutama wanita yang akan mengahadapi pernikahan (pranikah) meliputi :

1. Perkawinan yang sehat


Informasi yang disampaikan adalah cara mempersiapakan diri
dalam menghadapi perkawinan ditinjau dari sudut kesehatan.
Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan dengan suami dan istri.
Perkawinan memberikan buah untuk mengahsilkan keturunan yang
sehat, dalam arti bayi dilahirkan sehat dan memang direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Bagaimana mewujudkan dan membina keluarga yang sehat.
Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai dengan
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga
yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya
dan mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga
sejahtera juga dapat membuat dan mendorong peningkatan taraf hidup
keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Kalangan remaja belum semuanya memahami sitem reproduksi.
Mereka masih menganggap tabu jika membicarakan tentang masalah
sistem reproduksi. Padahal informasi ini sangat penting diketahui agar
mereka mengetahui perubahan yang terjadi dalam dirinya, terutama
remaja putri yang banyak mengalami perubahan, misalnya perubahan
secara fisik maupun biologis atau reproduksinya (misalnya pembesaran
payudara, tumbuhnya rambut pada alat kelamin, dan menstruasi).
Jika mereka tidak diberi informasi yang cukup tentang perubahan
tersebut maka dapat saja terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,
misalnya krisis percaya diri. Remaja perlu diberi informasi tentang
gangguan pada sistem reproduksi, misalnya gangguan menstruasi,
kelainan sistem reproduksi dan penyakit reproduksi, serta pemberian
informasi tentang sistem reproduksi saat hamil, bersalin dan nifas, juga
perawatan bayi.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau
sebaliknya

Remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang ibu seharusnya


diberikan informasi tentang penyakit atau masalah yang berpengaruh
pada kehamilan atau persalianan secara jelas. Tujuannya agar jika
sudah menjalani menjadi perannya menjadi calon ibu (hamil) dapat
menajlankannya dengan baik dan jika ada masalah dapat mencari
pemecahan permasalahannya, misalnya segera datang ke tenaga
kesehatan.

5. Sikap dan prilaku pada masa kehamilan dan persalinan

Perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi pada saat kehamilan dan
persdalinan, karena pada saat tersebut terjadi perubahan secara fisik
maupun biologis selain perubahan psikologis. Oleh sebab itu, seorang
remaja putri yang menjalani peran sebagai ibu harsu benar benar siap
secara fisik, biologis dan psikologis, karena jika tidak maka keadaan
tersebut akan mempengaruhi kesehatannya yang akan berdampak pada
perkembangan janin di dalam kandungan ibu tersebut. Bidan harus
benar benar memberi bimbingan (pemberian informasi) yang adekuat
pada remaja putri tentang perubahan selama kehamilan dan persalinan.

e. Cara Atau Metoda Promosi Kesehatan

Memberi tahu kepada pasangan pranikah tentang :

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisinya dengan


alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak
perlu terlalu dipusingkan. hal ini sering tejadi pada wanita yang sibuk
dengan program dietnya yang nanti akan berdampak pada
psikologisnya. Untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sangat
diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi.

2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan


pranikah agar hubungannya tetap harmonis. Pendidikan seks ini dapat
kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang
kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu
berhubungan yang sehat, dan lain-lain.

3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan


pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih
sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit,
rambut, kuku, genitalia dan lain-lain.

4. Imunisasi CATIN

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada


wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti
wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu
tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.
Setelah Pemeriksaan dan konseling kesehatan bagi calon suami
istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui kemungkinan
kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu,
dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal
genetik, penyakit kronis, hingga penyakit infeksi yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan. Dengan pemeriksaan
kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon
mempelai pria dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan
darah seperti thalassemia dan hemofilia. Kedua penyakit itu bisa
diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang
bersifat pembawa (carrier).
Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan
kromoson yang timbul. Jika memang ada penyakit keturunan dalam
riwayat keluarga kedua atau salah satu calon mempelai, dapat dilihat
kemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga
kemungkinan cacat bawaan (kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari
sini, calon pasangan suami istri (pasutri) akan punya pemahaman
bahwa bila orang tua atau garis keturunannya mengidap penyakit
genetik, anak yang akan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit
yang sama. Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah
penyakit kronis seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi
(tekanan darah tinggi), kelainan jantung, hepatitis B hingga
HIV/AIDS.Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya
kehamilan, bahkan dapat diturunkan.

2.2 Promosi Kesehatan Saat Hamil

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data
ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari
pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data
tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering
dan intensif. Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada
ibu hamil atau pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader
posyandu, atau peminat KIA.
Melalui pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan
ibu. Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan
sesegera mungkin.
Pemeriksaan kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan
pendekatan menajemen kebidaanan. Didalam menajemen kebidanan
pemeriksaan kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisa masalah
serta penentuan diagnosa.
Pemeriksaan dimulai dengan pengumpulan data subyektif yang
dilakukan dengan wawancara atau anamnesa, lalu dilanjutka pengumpulan
data obyektif yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan diagnosa.

Promosi kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan


kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujjud derajat
kesehatan yang optimal. Diharapkan penyuluhan dan informasi dari bidan bisa
setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang serta siap
menghadapi persalinan.

Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan nutrisi ibu hamil


Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk
pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga
kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang
kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
 Protein : dari 6 gr/hari menjadi 20 gr/hari
 Energi/kalori : menurut AKG tambahan energi untuk ibu hamil pd
trimester 1 = +180 kkal/hr, trimester ke 2 dan 3 = + 300 kkal/hr

 Vitamin : kebutuhan vitamin meningkat seperti vitamin A,D,E,C,asam


folat,B1, B6,B12
Penambahan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas.
Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada
trimester dua dan tiga dibutuhkan penambhan nutrisi karena terjadi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.

Tiga jenis makan yang pentingsetiap hari dikonsumsi ibu hamil :


 Zat besi : untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR,
perdarahan dan lain-lain.
 Kalsium : untuk pertumbuhan tulang.
 Yodium : untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu,
perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, dan
stunting.
b. Istirahat
Manfaat istirahat adalah sebagai berikut :
 Untuk melepaskan lelah
 Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
 Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan
 Relaksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis
selama hamil terutama pada saat melahirkan

c. Kebutuhan pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi criteria
sebagai berikut :
 Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada
bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
 Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tetapi yang dapat
bergerak bebas
 Menarik : enak dipandang
 Menyerap keringat : karena ibu hamil biasanya banyak berkeringat,
maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat.
d. Imunisasi
Pada maa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunissi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang
disebabkan oleh tetanus.

Jadwal pemberian suntikn tetanus yaitu :

 TT 1 : selama kunjungan antenatal 1


 TT 2 : 4 minggu setelah TT 1
 TT 3 : 6 minggu setelah TT 2
 TT 4 : 1 tahun setelah TT 3
 TT 5 : 1 tahun setelah TT 4
e. Senam Hamil

Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan


melakukan senam hamil akan dapat memberikan manfaat dalam
membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih cara
mengedan yang benar.

Tujuan senam hamil adalah sebagai berikut :

1. Memberikan dorongan serta memberikan dorongan jasmani dan rohani


ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan
tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancer dan mudah.
2. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
3. Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan.

Syarat-syarat mengikuti senam hamil :


1. Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter/bidan
2. Lakukan latihan setelah kehamilan 2 minggu
3. Lakukan latihan secara teratur dan disiplin

Manfaat senam hamil secara teratur :


1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi kram/kejang pada kaki
5. Menguatkan otot-otot perut
6. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
f. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya
sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui
kelompok ibu-ibu atau pemimpin desa.
Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama
periode antenatal :
 1 kali kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 minggu)
 1 kali kunjungan selama Trimester II (antara minggu 14-28)
 2 kali kunjungan selama Trimester III (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke-36)

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, pelu didapatkan


informasi yang sangat penting, yaitu :

1. Trimester I (sebelum 14 minggu)


 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatrium,
anemia kekuranan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
 Mendorong perilku yang sehat (gizi, latihan dan kbersihan dan
sebagainya)
2. Trimester II (sebelum minggu ke-28)
Sama seperti trimester I ditambah kewaspadaan khusus
mengenai preeclampsia (Tanya ibu tentang gejala-gejala preeclampsia,
pantau tekanan darah, evaluasi oedema periksa untuk mengetahui
proteinuria).
3. Trimester III (antara minggu ke 28 – 36)
Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
4. Trimester III (setelah minggu ke-36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak
normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
g. Tanda-Tanda Dini Bahaya/Komplikasi Pada Kehamilan Muda
1. Perdarahan pervaginam
a) Abortus
b) Kehamilan mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-
gelembung berisi cairan jernih.
Tanda dan gejala :
 Perdarahan sedang banyak
 Serviks terbuka
 Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
 Hyperemesis lebih lama
 Kram perut bagian bawah
 Tidak ada tanda-tanda adanya janin
 Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan : segera dikeluarkan karena berbahaya
c) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik yaitu kehamilan dimana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uteri.
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam
sedikit, syok karena hypovolemia, nyeri palpasi dn nyeri pada
toucher, tumor dalam rongga panggul, gangguan kencing, Hb
menurun.
2. Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada ibu hamil.
Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum
vitamin B6 tinggi karbohidrat rendah lemak.
3. Sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan
tangan
Diagnosa : hipertensi, preeclampsia dan eklampsia.
4. Ketuban pecah dini
5. Nyeri perut yang hebat

h. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi


Persiapan persalinan yaitu rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,
keluarga dan bidan.
Komponen rencana persalianan :
1. Membuat rencana persalinan
Berupa tempat persalinan, tenaga kesehatan yang terlatih,
bagaimana berhubungan dengan tenaga kesehatan, transfortasi, teman
dalam persalinan, serta biaya untuk persalinan.
2. Rencana pembuat keputusan
Disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil
keputusan.
3. Mempersiapkan system transfor
Dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhanlebih
lanjut, fasilitas kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan
persiapan donor.
4. Membuat rencana atau pola menabung
Anjurkan keluarga menabung,sehingga jika diperlukan dapat
diambil langsung, bidan bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh
masyarakat.
5. Mempersiapkan barang-barang untuk persalinan
Berupa pakaian ibu dan pakaian bayi.
i. Persiapan Laktasi
Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi
bayi.
Yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adlah :
1. Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya
menyokong payudara dari bawah, bukan menekan ke bawah.
2. Sebaiknya ibu hamil masuk dalam kelas “bimbingan persiapan
menyusui”
3. Penyuluhan (audio-visual) tentang :
 Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
 Manfaat rawat gabung
 Perawatan bayi
 Gizi ibu hamil dan menyusui
 Keluarga berencana, dan lain-lain.
4. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan
keyakinan dalam keberhasilan menyusui
5. Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil.

2.3 Promosi Kesehatan Persalinan

Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu


dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu
ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya
melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis
didalam kondisi lingkungan yang sehat.

Promosi Kesehatan Yang Dibutuhkan Ibu Bersalin :

a. Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan

Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang


paling tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya
pemberian dukungan sepanjang persalinan.Pengkajian kesejahteraan
wanita juga dilakukan dengan memperhatikan privasi selama persalinan,
menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan menghindari
kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.

b. Prosedur Rutin

Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan sering
kali meliputi beberapa prosedur “ rutin “. Seperti mengukur suhu, nadi dan
tekanan darah, enema.

c. Nutrisi

Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama
sangat bervariasi. Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat
keinginan wanita untuk makan dan minum selama persalinan dan
melahirkan., karena dalam kelahiran normal harus ada alasan yang shahih
jika ingin mencampuri proses alami.

d. Tempat Melahirkan

Praktik persalinan di rumah yang benar memerlukan beberapa


persiapan yang esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa
tersedia air bersih dan ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat.
Mencuci tangan harus di lakukan dengan cermat. Pakaian atau handuk
hangat harus di siapkan untuk membungkus bayi agar tetap hangat.

e. Nyeri Persalinan

Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon


setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa
metode non-invasif sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri yang dapat di gunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa
nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita
yang memngatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di lakukan secara
verba, menjauhkan wanita dari nyerinya secara hipnotis, musik dan umpan
balik biologis

f. Memantau Janin Selama Persalinan

Memantau kesejahteraan janin adalah bagian bagian perawatan yang


penting selama persalinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama
persalinan normal adalah auskultasi intermiten. Perawatan secara
individual pada wanita melahirkan sangat esensial dan bisa dilakukan
dengan lebih mudah melalui kontak pribadi saat melakukan auskultasi
secara teratur.

1. Kala I

Awal kala pertama ditunjukan dengan kontraksi uterus ringan.


Rasa sakit mulai dari punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi
ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung selama
30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran sedikit
darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan
denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda
vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan
mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau
melakukan pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-
5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian
serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah
pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan
pada panggul bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu
ditenangkan, diajari bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu
dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat
persalinan disediakan, demikian pula tempat tidur dan tempat tidur
untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-
kadang tungkai dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu
berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu
diminta bernafas dengan dada.

2. Kala II

Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:

 Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi


 Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut,
kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada
saat bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu
mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
 Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala
tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga
berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan
mulut bayi.
 Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan
diatas perut ibu untuk melakukan IMD.
 Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan
jenisnya.
3. Kala III

Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit,
kontraksi rahim dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah
uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu
disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan
plasenta. Darah keluar dari vagina.

4. Kala IV

Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala,
perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan.
Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila
kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-
tanda vital.

g. Kebersihan
Dimanapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan
adalah kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di
gunakan di kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan
bersih serta tangan harus di cuci dengan air sabun secara cermat.
Beberapa tindakan harus diambil selama persalinan untuk mencegah
kemungkinan infeksi pada wanita dan atau penolong persalinan.
Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung dengan darah dan
cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina,
selama pelahiran bayi, dan dalam penanganan plasenta. Penting untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan
teknik invasif misalnya episiotomi seminimal mungkin dan jika
melakukan perawatan tambahan, setelah digunakan instrumen yang tajam
di buang.

h. Peran Suami di Saat Persalinan


1. Memberikan semangat, dukungan, dan menjaga agar ibu
memperhatikan teknik pernafasan.
2. Memberikan bantuan fisik dengan menyangga ibu pada posisi yang
telah dianjurkan dokter/bidan, memberikan dukungan dengan
memegang tangan ibu saat ibu merasakan sakit.
3. Mengurut dan mengelus punggung ataupun pinggang ibu untuk dapat
mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan.
4. Kehadiran suami yang senantiasa ada di samping ibu saat melahirkan
akan membangkitkan semangat dan tenaga ibu yang ibu rasakan mulai
menurun.

2.4 . Promosi Kesehatan Nifas

Pemberian promosi kesehatan pada masa nifas adalah dengan cara


dnegan memberikan informasi atau pengetahuan tentang perawata selama
nifas untuk ibu dan bayi. Informasi tersebut dapat diberikan langsung kepada
ibu nifas ataupun kepada suami ataupun keluarganya. Tujuan promkes pada
masa nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
psikologinya, mendukung dan memperkuat keyakinan ibu dalam
menjalankan parahnya sebagai ibu, dan memberikan pendidikan dan
pengetahuan kesehatan seputar masa nifas.

Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis


2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.

Peran bidan dalam masa nifas, yaitu:

1. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik
sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama persalinan dan nifas.
2. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis.
3. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan
rasa nyaman.

Promosi Kesehatan pada Ibu Nifas meliputi Health education, personal


hygiene, istirahat dan tidur pada ibu nifas. Dalam masa nifas, alat-alat
genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke
keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan
pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health
education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur.

Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

1. Kebersihan diri atau personal hygiene.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan


meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu
tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan
baik dengan menggunakan antiseptik (PK/Dethol) dan selalu diingat bahwa
membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri
secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.

2. Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat


karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi
berguna untuk menghilangkan ekstra volume saathamil. Sebaiknya, pakaian
agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi
(lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

3. Kebersihan vulva dan sekitarnya.


 Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci
menggunakan sabun. Perawatan luka perineum bertujuan untuk
mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat
penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara
mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis
BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian
daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci
tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila
pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut
dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari
dan disetrika.
4. Istirahat dan tidur

Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan


masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai.

Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :

 Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.


 Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
 Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
 Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
 Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI ,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan,
menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya.

5. Nutrisi

Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu
menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan,
hampir mirip, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu
seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil
maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi
ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu
dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi
kecuali lemak, vitamin dan mineral.

2.5 Promosi Kesehatan Menyusui

Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai
manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau
menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi
dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI,
komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-
tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara
menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara
mengatasinya.
Dengan diberikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan
tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan
dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang
penyakit (meningkatkan antibodi bayi).

a. Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui :


Tujuan jangka panjang dalam promosi kesehatan pada ibu menyusui
adalah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui, tujuan
jangka menengah adalah menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik
dan benar dan tujuan jangka pendek adalah sasaran atau ibu menyusui
mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan
memiliki norma yang positif mengenai menyusui.

b. Manfaat Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai
berikut :
1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,
ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat
yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat
pathogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin,
memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. Memudahkan
penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.
4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi pada bayi.
5. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu
dan bayi. Selain

Memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat


memberikan manfaat bagi ibu, yaitu:

1. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan


“kehidupan” kepada bayinya
2. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
3. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
4. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
c. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan


terlebih dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi
akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit.
Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan,
ASI yang pertama keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi.
Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang
lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah
kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin
merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan dengan
pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

d. Menunjukkan teknik menyusui yang benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada


bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.
Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan
persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar,
puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola
mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan :

1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel


yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang


tergolong biasa dilakukan adalah dengan berdiri, duduk, atau rebahan.
Teknik menyusui yang benar yaitu :

1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar puting.
2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh
bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu,
menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar.
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi
dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan


puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut
ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menmpel pada payudara ibu,
sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, puting
susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus, kepala bayi agak menengadah.

e. Keunggulan Dan Manfaat Menyusui

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek


yaitu :

1. Aspek Gizi.
a) Manfaat Kolostrum :
 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
 Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
 Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
 Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
b) Komposisi ASI :
 ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-
zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
 Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi.
Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey
lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein
ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak
mudah diserap.
 Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak


dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan
berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada
binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)
adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated
fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat
mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor)
yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega
6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

 Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya


cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan
bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
 Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
 Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih
banyak daripada susu sapi.
 Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte
Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte
Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara
ibu.
 Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologis
 Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
 Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik
bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

 Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi


terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu
yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan


untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.

5. Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap


dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan


kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah
yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

f. Berbagai Masalah Dalam Menyusui


1. Payudara bengkak

Payudara bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan.


Bengkaknya payudara ini disebabkan oleh penggumpalan air susu
dalam kelenjar susu di payudara yang lama kelamaan dapat
menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran volume
ASI berkurang. Desakan ASI yang tak lancar menimbulkan rasa nyeri
pada payudara ibu.
Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui
pada Ibunya kemungkinan karena derasnya aliran air susu yang keluar
sehingga bayi tak nyaman saat menyusui. Produksi Air susu yang
melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat laun akan
menyebabkan penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar
susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan
memijat daerah payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu.
Gunakan baby oil atau minyak kelapa murni untuk melemaskan dan
membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.

2. Payudara meradang

Gangguan ini bias disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi
karena ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena
mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi pada satu atau kedua payudara
sekaligus, umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca persalinan akibat
adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat.
Untuk mencegah mastitis,ibu harus menyusui bayi segera dan
sesering mungkin, bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan
cara menyusui langsung pada bayi.
Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotic yang
baik dan aman untuk ibu menyusui.

3. Puting datar atau tenggelam

Kelainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih


pendek dan menarik puting susu kedalam. Tarik puting susu keluar
dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu. lakukan ini selama 2
hari sekali.

4. Puting lecet

Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat


menyusui.umumnya terjadi pada hari pertama menyusui.bila tidak
terlalu nyeri ,teruskan menyusui si kecil agar nyeri berkurang oleskan
sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara
dengan Air hangat sebelum menyusui.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upaya promosi kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintash dan masyarakat.
Promosi kesehatan jika dilihat dari segi seni, yakni praktisi atau aplikasi
kesehatan merupakan penunjang bagi program kesehatan lainnya
Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambung dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dalam berlandaskan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkan, kapan, dan dimana pun berada. Beberapa upaya promosi
kesehatan dalam lingkup kebidanan untuk mendukung tercapainya mdgs
adalah sebagai berikut : promosi kesehatan pranikah, promosi kesehatan pada
saat hamil, promosi kesehatan nifas, promosi kesehatan menyusui.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bidan atau mahasiswa dapat
mengerti dan mengetahui tentang upaya promosi kesehatan dalam pelayanan
kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Enika, Yesi Putri. 2014. Makalah Upaya Promosi Kesehatan Pra Nikah. Padang :
STIKES Mercubaktijaya.

Novita, Nesi. Franciska Y. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Rini Mayyasari, Octa. 2013. Promosi Kesehataan pada Ibu Hamil dan Bersalin.
Yogyakarta : http//octarinimayyasari.blogspot.com/2013/04/promosi-
kesehatan-pada-ibu-hamil-dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai