Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL

TENTANG ANEMIA DI …
TAHUN 2020

Disusun oleh :

Oleh :
DEVI LISTIAWATI
NIM : 062401S18002

KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEBIDANAN GEMILANG HUSADA
KOTABUMI LAMPUNG UTARA
TAHUN 2020
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG ANEMIA DI …
TAHUN 2020

Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan pada Akademi Kebidanan Gemilang Husada
Kotabumi Lampung Utara

Disusun oleh :

Oleh :
DEVI LISTIAWATI
NIM : 062401S18002

KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEBIDANAN GEMILANG HUSADA
KOTABUMI LAMPUNG UTARA
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lama normal hamil adalah 280 hari (9 bulan 7 hari atau 0

minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi menjadi

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai bulan, triwulan

kedua dimulai dari bulan ke-4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7

sampai 9 bulan, dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel

telur), spermatozoa (sel mani, pembuahan konsepsi, fertilitas) nidasi dan

plasentalisasi. (Sarwono, 2010 halaman 213)

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah lebih rendah dari normal. (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2016). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan

zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah,

bahkan murah. (Manuaba, 2010 halaman 237).

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena

mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia

kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial

membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian

serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini

terdepan. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20%


sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya.angka

anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang sangat tinggi.

(Manuaba, 2010 halaman 237). Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara

berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan

tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Sarwono, 2006 halaman 281).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, angka kejadian anemia ibu

hamil di Indonesia meningkat yaitu dari 37,1% tahun 2013 menjadi 48,9%

tahun 2018 ibu hamil yang mengalami anemia. (Rosi, 2019 halaman 2).

Prevalensi ibu hamil berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2009 mencapai 40,1%. Pada tahun 2009 angka kejadian

anemia di Lampung sebesar 69,7%, angka kejadian ini bertahan sampai tahun

2010 (Profil Kesehatan Lampung, 2011). Angka kejadian anemia di Lampung

Utara berkisar antara 65.3% untuk tahun 2016, dan meningkat 2% pada tahun

2017 yaitu sebesar 67,2%. (Dinas Kesehatan Lampung Utara, 2017).

Anemia kehamilan atau kekurangan kadar hemoglobin dalam darah

dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam kehamilan,

persalinan dan nifas yaitu dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus,

perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi intra partum maupun

post partum. (Sarwono, 2007).

Penyebab anemia kehamilan karena kurang zat besi mungkin

disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang pada ibu hamil. Asupan nutrisi

yang kurang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh ketidaktahuan ibu hamil itu

sendiri terhadap pentingnya nutrisi kehamilan yang dapat mencegah terjadinya


anemia selama kehamilan. Kurangnya informasi tentang anemia dalam masa

kehamilan dan cara pencegahannya merupkan hal yang harus diatasi agar

prevalensi ibu hamil dngan anemia berkurang. (Kusumawati, 2012 halaman 3)

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau

merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu

hamil mengetahui dan memahami akibat anemia serta pencegahan anemia

maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat

terhindar dari berbagai akibat atau resiko dari terjadinya anemia kehamilan.

Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian

anemia pada ibu hamil. (Purbadewi, 2013 halaman 32). Pengetahuan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik yang meliputi, usia

pendidikan, pekerjaan, paritas dan usia kehamilan. (Amirah, 2017 halaman 2).

Anda mungkin juga menyukai