Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Nilai PKK III
Program Studi Diploma III Kebidanan
Oleh
Nama : Batari Alawiyah
NIM : 1911600
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari
target Sustainable Development Goals SDGs tahun 2015, meskipun jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu
yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan postpartum. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu
hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil
yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu tua 35
tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun).
Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
adalah menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup
pada SDKI 2019 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020
(Kemenkes, 2020).
Di Indonesia angka anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi. Berdasarkan
hasil data Riskesdas 2020, presentase anemia pada ibu hamil yang mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2016 sampai tahun 2020.
Pada Riskesdas tahun 2016 sebesar 37,15% sedangkan hasil Riskesdas 2020 telah
mencapai 48,9% sehingga dapat disimpulkan selama 5 tahun terakhir masalah
anemia pada ibu hamil telah meningkat sebesar 11,8%. Dari data tahun 2018,
jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun
sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7%, usia 35-44 tahun sebesar 33,6%,
dan usia 45-54 tahun sebesar 24%. Prevalensi anemia dan risiko kurang energi
kronis pada perempuan usia subur sangat mempengaruhi kondisi kesehatan anak
pada saat dilahirkan termasuk berpotensi terjadinya berat badan lahir rendah
(Kemenkes RI, 2020).
Jumlah kematian ibu di RSUD Kabupaten Tangerang pada tahun 2020 adalah
sebanyak 44 kasus dan terjadi kenaikan 1 kasus dibandingkan pada tahun 2017.
Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang tercatat, pada tahun 2018
sebanyak 47 ibu yang meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2019, jumlah
tersebut mengalami peningkatan dengan 51 ibu yang meninggal dunia. Penyebab
kematian ibu dapat digolongkan pada kematian obstetric langsung dan tidak
langsung. Kematian obsterik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan
antara lain perdarahan 28%, infeksi 11% dan eklampsi 24,5%, partus lama 5,2%.
Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang
sudah ada sebelum kehamilan/persalinan sebesar 5 – 10 % antara lain anemia,
kurang energi kronik (KEK) (Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2020).
Dari hasil survei pendahuluan Tingginya angka kejadian anemia pada ibu
hamil ini di RSUD kabupaten tangerang tahun 2022 yang menunjukan angka 77
orang (8,8%) yang menderita anemia ringan dan 2 orang (0,3%) yang mengalami
anemia berat dari 875 ibu hamil, dan juga dampak yang sering terjadi akibat
anemia yaitu, perdarahan 23 orang (29,1%), BBLR 17 orang (21,5%), kematian 4
orang (5%). Indikator kesehatan untuk kejadian anemia di Puskesmas mauk
adalah 10 % dari jumlah sasaran ibu hamil. Meskipun angka kejadian anemia di
RSUD Kabupaten Tangerang lebih rendah dari indikator yang ditetapkan, tetapi
kejadian anemia pada ibu hamil di RSUD Kabupaten Tangerang masih cukup
tinggi dan harus cepat ditangani. Saat memasuki trimester III, ibu hamil
membutuhkan banyak nutrisi untuk menyiapkan persalinan. Nutrisi tersebut juga
bermanfaat dalam mengatasi beban yang kian berat namun juga menyiapkan
energi yang akan digunakan buat persalinan kelak. Oleh sebab itu pemenuhan
tablet Fe selama hamil sangat mempengaruhi kualitas bayi yang akan dilahirkan
dan akan berdampak juga terhadap keselamatan ibu.
Faktor-faktor penyebab utama anemia adalah gizi dan infeksi. Faktor gizi yang
berkontribusi terhadap anemia adalah kekurangan zat besi. Hal ini karena
konsumsi makanan yang monoton, dan kaya akan zat yang dapat menghambat
penyerapan zat besi sehingga zat besi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dengan
baik. Faktor yang mengakibatkan semakin meningkatnya angka anemia pada ibu
hamil antara lain yaitu umur ibu hamil, paritas, tingkat pendidikan. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan diantaranya gravida,
umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet
Fe (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
1.1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikkan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan kasus Pre Eklampsia Berat (PEB) dengan
penerapan manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengakajian data subjektif kepada Ny. “M” dengan kasus Pre
Eklampsia Ringan.
2) Melakukan pengkajian data objektif kepada Ny. “M” dengan kasus Pre Ekl
ampsia Ringan.
3) Menentukan analisa terhadap masalah pada Ny. “M” dengan kasus Pre Ek
lampsia Ringan.
4) Menentukan Penatalaksanaan terhadap kasus pada Ny “M” dengan Pre Ekl
ampsia Ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Yulizawati, 2019).
Keluarnya bloody show lendir darah terjadi karena pada saat menjelang
persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan penipisan mulut rahim akibat
terpisahnya membran selaput yang menegelilingi janin dan cairan ketuban
mulai memisah dari dinding rahim.
Faktor usia pada kehamilan dengan usia lanjut menjadi salah satu
menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi kehamilan, contohnya seperti
diabetesmelitus gestasional, preeklampsia, plasenta previa, operaasi caesar,
prematur, BBLR, dan kematian pada ibu (Ogawan, 2017). Usia yang dapat
menimbulkan preeklampsia adalah usia < 20 dan > 35 tahun karena ada
perubahan struktural dan fungsional dari tubuh yang terjadi pada pembuluh
darah perifer yang bertanggung jawab dalam perubahan tekanan darah (Gustri,
2018).
1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau diastolik 110 mmHg atau
lebih, pada sekurang-kurangnya dua pemeriksaan dengan interval 6 jam, dan
pasien dalam keadaan tirah baring
2) Proteinuria 5 gram atau lebih dalam urine 24 jam (3+ atau 4+ pada
pemeriksaan kualitatif)
6) Edema paru atau sianosis Hemolisis, tes-tes fungsi hati yang meningkat, dan
jumlah trombosit yang menurun (Hemolysis, Elevated Liver function test,
and Low Platelet counts (sindrom HELLP)).
1) Riwayat Preeklampsia
1) Tersedia Ca Glukonas 10 %
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, menangis kuat, tonus otot aktif,
warna kulit kemerahan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : Detak jantung : 120 k
ali/menit, Respirasi : 40 kali/menit, Suhu : 36,5°C. Hasil pemeriksaan antropometri :
BB : 2.640 gram, PB : 50 cm, Lingkar kepala : 30 cm, Lingkar dada : 31 cm. Hasil
pemeriksaan fisik : Kepala : terdapat ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil, terdapa
t garis sutura sagitalis, lamboidea, dan coronaria, tidak ada caput succedaneum, cep
al hematoma, hidrosefalus, tidak ada anasefali dan mikrosefali. Mata : kanan dan ki
ri simetris, sklera tidak ikterik, tidak strabismus. Telinga : kanan dan kiri simetris,
masing – masing terdapat lubang, tidak ada pengeluaran serumen. Hidung : simetris,
bersih, terdapat septum, terdapat dua buah lubang. Mulut : tidak ada labio skisis, ti
dak ada labio palato skisis. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening d
an kelenjar thyroid. Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada. Ekstremitas ata
s : kanan dan kiri simetris, jari – jari lengkap, tidak ada polidaktili, tidak ada sindakt
ili. Abdomen : tali pusat bersih, tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada omfalokel.
Anogenitalia : jenis kelamin laki – laki terdapat penis ± 2,5 cm, terdapat dua buah t
estis yang ditutupi skrotum, terdapat lubang uretra, terdapat labia mayor dan labia
minor, terdapat clitoris, terdapat lubang vagina, terdapat lubang uretra. Ekstremitas
bawah : kaki kanan dan kiri simetris, jari – jari lengkap, gerakan aktif, tidak ada fra
ktur. Punggung : tidak ada spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil be
rambut. Anus : terdapat lubang anus, tidak ada atresia ani, dan belum ada pengeluar
an mekonium. Kulit : berwarna kemerahan, tidak ada ruam, tidak ada pembengkaka
n, tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada lanugo, terdapat vernik kaseosa. Reflek
rooting (+), reflek sucking (+), reflek swallowing (+), reflek moro (+), reflek graspi
ng (+), reflek Babinski (+).
ANALISA :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam, keadaan bayi baik saat ini.
PENATALAKSANAAN :
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, sudah dilakukan.
2) Mengeringkan dan menghangatkan bayi, sudah dilakukan. 3) Membungkus ta
li pusat dengan kasa kering, sudah dilakukan. 4) Menyuntikkan vitamin K1 0,5
ml IM di paha luar kiri bayi, sudah dilakukan. 5) Memberikan salep mata chlora
mphenicol 0,1 % pada bayi, sudah dilakukan. 6) Memakaikan baju dan bedong b
ayi, sudah dilakukan. 7) Rawat gabung ibu dan bayi. 8) Memberikan imunisasi
HB 0 dengan dosis 0,5 ml IM di antolateral paha kanan bayi. 9) memindahkan b
ayi ke ruang Perina 10) Pendokumentasian.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, kesadaran : Compos Mentis, keadaan emosional : stabil, Has
il pemeriksaan tanda – tanda vital : Tekanan Darah : 130/95 mmHg, Nadi : 90 kali/
menit, Respirasi : 20 kali/menit, Suhu : 36,0 °C. Hasil pemeriksaan fisik : kepala : r
ambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe. Muka : tidak oedema, tidak a
da cloasma gravidarum. Mata : kanan dan kiri palpebra : tidak oedema, konjungtiva
: tidak anemis, sklera : tidak ikterik, reflek pupil mengecil saat terkena cahaya. Teli
nga : kanan dan kiri bersih, tidak ada pengeluaran serum. Hidung : bersih, tidak ada
polip. Mulut dan gigi : bersih, tidak bau, tidak stomatitis, tidak ada caries. Leher : ti
dak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening. Ekstermitas atas
: kanan dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises. Payudara : kanan dan kiri
simetris, puting susu : menonjol kanan dan kiri, areola hiperpigmentasi, benjolan : t
idak ada kanan dan kiri, rasa nyeri tekan, pengeluaran colostrum : belum ada. Axill
a : kanan dan kiri tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Abdomen : tidak ada luka bek
as operasi, tidak ada striae, terdapat linea alba. Dilakukan palpasi abdomen, TFU :
2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kososng. Ekstermitas ba
wah : kanan dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises, reflek patela kanan d
an kiri +/+. Anogenitalia : tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran ke
lenjar bartholini dan kelenjar skene, terdapat lokia rubra, terdapat luka jahitan perin
eum, perdarahan ± 10 cc.
ANALISA :
Ny. A usia 36 tahun P3A0 2 jam postpartum dengan riwayat PEB, keadaan ibu baik
saat ini.
PENATALAKSANAAN :
1) Informed consent. 2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui. 3)
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, ibu mau melakukan. 4) Memberitahu
ibu cara perawatan luka perineum : cebok setelah pipis menggunakan air biasa
saja janagn air hangat, dibasuh dari arah depan ke belakang, ibu mengetahui. 5)
Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas, ibu mengetahui. 6) Menganjurkan i
bu untuk cukup istirahat, sudah dilakukan. 7) Menganjurkan ibu untuk makan
makanan yang mengandung banyak protein seperti putih telur, ikan gabus, susu
kurma, susu almond, serta sayuran dan buah yang tinggi serat seperti papaya.
8) Memberitahu ibu untuk tidak menahan buang air kecil, ibu mengetahui. 9)
Memberikan ibu terapi obat Amoxillin 500 mg (3x1), mefenamic acid 500 mg
(3x1), tablet Fe 185 mg (1x1), ibu mau meminumnya. 10) Merencanakan pemi
ndahan ke ruang perawatan Aster, sudah dilakukan. 11) Pendokumentasian.
a. Anemia
Suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit)
yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh
(Proverawati, 2018). Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan
perubahan fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan
kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat hamil, tubuh akan mengalami
perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20 -
30 %, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin
untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih
banyak darah untuk berbagi dengan bayinya Tubuh memerlukan darah hingga
30 % lebih banyak dari pada sebelum hamil (Noverstiti, 2020).
b. Jenis-jenis Anemia
1) Anemia defisiensi besi (Fe) yaitu anemia disebabkan kekurangan zat besi.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, misalnya karena masa remaja,
ibu hamil, menderita penyakit.
Tanda dan gejala anemia yang dirasakan oleh penderita, antara lain:
keletihan, mengantuk, pusing, sakit kepala, malaise, pica, nafsu makan kurang,
perubahan dalam kesukaan makanan, perubahan mood, dan perubahan
kebiasaan tidur (Varney, 2017). Pemeriksaan klinis untuk mendeteksi anemia
defisiensi besi dilakukan dengan pemeriksaan inspeksi yang meliputi organ
mata, kuku, bibir, dan lidah. Apabila dalam pemeriksaan fisik target organ
banyak mengalami perubahan sesuai dengan tanda-tanda klinis anemia gizi
besi, maka ada petunjuk bahwa kemungkinan besar anak tersebut menderita
anemia gizi besi. Sedangkan untuk penilaian status besi di laboratorium
dilakukan melalui pemeriksaan darah seperti hemoglobin (Hb) dan hematokrit
(Ht), sementara uji defisiensi zat besi melalui pemeriksaan feritin serum,
kejenuhan transferin, dan protoporfirin eritrosit (Arisman,2020).
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia ini timbul karena
penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut, misalnya anemia
defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat sehingga
akan menimbulkan gejala seperti: pembesaran parotis dan telapak tangan
berwarna kuning seperti jerami.
a) Tablet tambah darah diminum menggunakan air putih. , kopi, atau susu tidak
boleh dikonsumsi bersama TTD karena menyebabkan penurunanpenyerapan
zat besi dalam tubuh sehingga mengurangi manfaat dari tablet tersebut.
b) Tablet tambah darah dapat menimbulkan efek samping seperti mual, nyeri
abdomen, konstipasi, dan tinja berwarna hitam.
c) Minum tablet Fe pada saat makan atau segera sesudah makan dapat
mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan
jumlah zat besi yang diabsorpsi. Demikian pula banyak makanan yang 13
berinteraksi dengan zat besi bila mineral ini diminum dalam waktu dua jam.
Menurut Bothwell (2020).
d) Untuk mengurangi gejala efek samping TTD dapat diminum setelah makan
malam atau sebelum tidur.
e) Tablet tambah darah harus disimpan di tempat kering, aman, dan terhindar
dari matahari langsung. Tablet tambah darah yang mengalami perubahan
warna tidak boleh dikonsumsi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
KALA I
SUBJEKTIF :
Ny. A usia 36 tahun datang ke RSUD Kab. Tangerang bersama suami pada
tanggal 09 Juni 2022, pukul 21.00 WIB rujukan dari Klinik A dengan indikasi t
ekanan darah tinggi. Ibu mengeluh mules sejak semalam jam 01.00 WIB, kelua
r lendir darah (+), gerakan janin (+). HPHT : 10 September 2021, TP : 17 Juni
2022. Riwayat menstruasi : ibu mengatakan haid pertama usia 14 tahun, siklus
menstruasi 28 hari, lamanya 7 hari, banyaknya 2 kali ganti pembalut, konsisten
si encer sedikit gumpalan, disminore : iya, saat hari pertama datangnya menstru
asi. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu : Ibu mengatakan pern
ah melahirkan anak pertama tahun 2011 secara spontan jenis kelamin laki – lak
i BB : 2.800 gram ditolong oleh bidan dan tidak ada komplikasi saat persalinan,
anak kedua tahun 2016 secara spontan jenis kelamin perempuan BB : 2.700 gr
am persalinan ditolong oleh bidan dan tidak ada komplikasi saat persalinan. Ibu
mengatakan ini kehamilan ketiga ± 39 minggu dan tidak pernah keguguran. Ri
wayat imunisasi TT : 1 kali pada usia kehamilan 20 minggu. Riwayat kontrase
psi : ibu mengatakan menggunakan kb suntik 3 bulan sebelum hamil ini. Riway
at perkawinan : ibu mengatakan menikah satu kali, pada usia 25 tahun dengan s
uami usia 27 tahun, lamanya 12 tahun, status perkawinan : sah. Riwayat penya
kit keturunan : riwayat penyakit sistemik : asma, jantung, diabetes mellitus, hip
ertensi : tidak ada, riwayat kembar : tidak ada. Kebiasaan sehari – hari : Person
al hygiene : 2 kali sehari. Pola makan : ibu mengatakan makan 3 kali sehari den
gan menu nasi, tahu tempe, sayur dan minum ± 10 gelas perhari. Pola eliminasi
: ibu mengatakan BAK ± 6 kali sehari dan BAB ± 1 kali kali sehari terakhir tad
i malam. Pola istirahat : ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 ja
m. Psikososial : ibu mengatakan tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, i
bu tidak mengkonsumsi jamu dan obat – obatan kecuali resep dokter. Ibu meng
atakan senang atas kehamilannya dan suami mendukung kehamilan ini. Riwaya
t vaksinasi COVID-19 : 1 dan 2 lengkap (sinovac).
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, kesadaran : Compos Mentis, keadaan emosional : sta
bil, tinggi badan : 158 cm, berat badan sekarang : 62 kg dan berat badan sebelu
m hamil : 52 kg, lingkar lengan atas (LILA) : 27 cm. Hasil pemeriksaan tanda –
tanda vital : Tekanan Darah : 180/100 mmHg, Nadi : 100 kali/menit, Respirasi :
21 kali/menit, Suhu : 36,5 °C. Hasil pemeriksaan fisik : kepala : rambut hitam,
bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe. Muka : tidak oedema, tidak ada cloasm
a gravidarum. Mata : kanan dan kiri palpebra : tidak oedema, konjungtiva : tida
k anemis, sklera : tidak ikterik, reflek pupil mengecil saat terkena cahaya. Telin
ga : kanan dan kiri bersih, tidak ada pengeluaran serum. Hidung : bersih, tidak
ada polip. Mulut dan gigi : bersih, tidak bau, tidak stomatitis, tidak ada caries.
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening. Ek
stermitas atas : kanan dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises. Payuda
ra : kanan dan kiri simetris, puting susu : menonjol kanan dan kiri, areola hiper
pigmentasi, benjolan : tidak ada kanan dan kiri, rasa nyeri tekan : tidak ada, pen
geluaran colostrum : belum ada. Axilla : kanan dan kiri tidak ada benjolan dan
nyeri tekan. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae, terdapat l
inea alba. Dilakukan palpasi abdomen, TFU : 28 cm. Leopold I : teraba bulat lu
nak tidak melenting (bokong), Leopold II : kanan : teraba memanjang keras sep
erti papan (punggung), kiri : teraba bagian kecil kecil janin (ekstremitas), Leop
old III : teraba bagian bulat keras melenting (kepala) (sudah masuk PAP), Leop
old IV : 3/5 bagian sudah masuk PAP. Auskultasi : DJJ : 151 kali/menit punctu
m maksimum berada disatu tempat kanan bawah pusat ibu His : 3 kali dalam 1
0 menit lamanya 50 detik, relaksasi (+). TBJ : (28-11) x 155 = 2.635 gram. Eks
termitas bawah : kanan dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises, reflek
patela kanan dan kiri +/+. Anogenitalia : tidak oedema, tidak ada varises, tidak
ada pengeluaran cairan abnormal, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan
kelenjar skene, dan pada anus tidak ada pembesaran hemoroid. VT : dinding va
gina kiri kanan tidak ada benjolan, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban
utuh, presentasi kepala UUK kanan atas, penurunan kepala hodge III, molase : t
idak ada. Pemeriksaan penunjang : Hasil swab antigen : negatif (-), Protein urin
e : +++.
ANALISA :
Ny. A usia 36 tahun G3P2A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif den
gan pre eklampsia berat, keadaan ibu dan janin baik saat ini.
PENATALAKSANAAN :
1) Informed consent, ibu sudah menyetujui. 2) Memberitahu ibu hasil pemer
iksaan bahwa pembukaan sudah 5 cm, keadaan ibu dan janin baik saat ini, ibu
mengetahui. 3) Memantau kemajuan persalinan dengan partograf, sudah dilaku
kan. 4) Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri, ibu mel
akukannya. 5) Menganjurkan ibu makan dan minum disela his, ibu melakukann
ya. 6) Mengajarkan ibu teknik meneran pada saat nanti ada rasa ingin meneran.
7) Menjelaskan pada ibu untuk perencanaan terapi MgSO4 untuk mencegah kej
ang atau kejang berulang. Ibu mengerti. 8) Persiapan oksigenasi, sudah dilakuk
an. 9) Melakukan pemberian dosis awal 4 gr larutan MgSO4 (10 ml larutan Mg
SO4 40%) dan larutan dengan 10 ml aquades selama 20 menit, secara langsung
kedalam vena dengan teknik bolus. Ibu bersedia. 10) Melanjutkan pemberian d
osis rumatan 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) yang dilarutkan dalam 5
00 ml larutan ringer laktat / ringer asetat, diberikan secara IV dengan kecepatan
28 tetes / menit selama 6 jam, sudah dilakukan. 11) Menyiapkan alat untuk me
nolong partus, sudah dilakukan. 8) Merencanakan pemeriksaan ulang pukul 01.
00 WIB kecuali ada indikasi. 9) Pendokumentasian.
KALA II
Pukul : 23.40 WIB
SUBJEKTIF :
Ibu mengatakan mules semakin sering dan sudah tidak tahan ingin meneran
keluar lendir darah, keluar air – air rembes dari vagina ibu.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : sta
bil. Hasil pemeriksaan TTV : TD : 150/100 mmHg, N : 100 kali/menit, RR : 20
kali/menit, S : 36,0°C. DJJ : 150 kali/menit punctum maksimum berada disatu t
empat kanan bawah pusat ibu. His : 5 kali dalam 10 menit lamanya 60 detik, re
laksasi (+).VT : dinding vagina kiri kanan tidak ada benjolan, portio tidak terab
a, pembukaan 10 cm, presentasi kepala UUK kanan atas, penurunan kepala hod
ge IV, molase : tidak ada.
ANALISA :
Ny. A usia 36 tahun G3P2A0 hamil usia 39 minggu partus kala II dengan PE
B, keadaan ibu dan janin baik saat ini.
PENATALAKSANAAN :
1) Informed consent, ibu menyetujui. 2) Memberitahu ibu bahwa pembukaan s
udah lengkap, ibu mengetahui. 3) Menyiapkan ibu posisi litotomi, sudah dilaku
kan. 4) Memimpin ibu meneran yang baik, sudah dilakukan. 5) Melakukan bim
bingan meneran saat ada his, yaitu meneran tanpa suara seperti BAB yang kera
s, memuji ibu bila meneran dengan baik, memantau DJJ dan memberi minum ji
ka tidak ada his, sudah dilakukan. 6) Menolong persalinan dengan 60 langkah
APN, sudah dilakukan. 7) Pukul 23.45 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat,
tonus otot aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin laki - laki, BB : 2.645 gram, PB
: 50 cm, anus (+), cacat (-), apgar score : 9) dilakukan mengeringkan, memoto
ng tali pusat, mengganti handuk 10) Dilakukan Inisiasi Menyusui Dini, sudah d
ilakukan.
KALA III
SUBJEKTIF : ibu mengatakan masih terasa mules.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, keadaan emosional : sta
bil. TFU : sepusat, tidak ada janin kedua, kontraksi baik, kandung kemih koso
ng, perdarahan ± 100 cc, tali pusat tampak didepan vulva, ada semburan darah
tiba – tiba, plasenta belum lahir.
ANALISA :
Ny. S usia 37 tahun P3A0 partus kala III, keadaan ibu baik saat ini.
Penatalaksanaan :
1) Informed consent, sudah dilakukan. 2) Informed consent pemasangan kb I
UD, sudah dilakukan. 3) Memastikan tidak ada janin kedua, sudah dilakukan.
4) melakukan manajemen aktif kala III yaitu : injeksi oksitosin 10 IU IM di 1/
3 paha distal lateral kanan atas, melakukan peregangan tali pusat terkendali, m
elahirkan plasenta setelah ada tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu fundus b
erbentuk globuler, tali pusat memanjang, ada semburan darah tiba – tiba dan si
ngkat. 5) Mengeluarkan plasenta dengan teknik dorso kranial, sudah dilakukan.
6) Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik searah jarum jam, sudah
dilakukan. 7) Melakukan penilaian plasenta : selaput amnion-carion utuh, kotil
edon lengkap, diameter 24 cm, tebal 2,5 cm, insersio tali pusat sentralis, panja
ng tali pusat 30 cm, berat 500 gram, sudah dilakukan. 8) Pengeluaran darah 10
0 cc. 9) Melakukan pemasangan kb IUD Copper T 380 A, sudah dilakukan. 1
0) Pendokumentasian.
KALA IV
SUBJEKTIF :
Ibu mengatakan merasa lelah dan juga senang atas kelahiran bayinya.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, keadaan emosional : stabil.
Hasil pemeriksaan TTV : TD : 130/98 mmHg, N : 90 kali/menit, RR : 20 kali/
menit, S : 36,5°C. Hasil pemeriksaan fisik : TFU : 2 jari dibawah sepusat, kont
raksi baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 30 cc, terdapat laserasi perin
eum dari mukosa vagina, kulit perineum, dan otot perineum, keadaan ibu baik
saat ini.
ANALISA :
Ny. A usia 36 tahun P3A0 partus kala IV dengan ruptur perineum derajat II, k
eadaan ibu baik saat ini.
PENATALAKSANAAN :
1) Informed consent, sudah dilakukan. 2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
sudah dilakukan. 3) Memenuhi hidrasi ibu, sudah dilakukan. 4) Melakukan
penjahitan pada perineum ibu dengan teknik jelujur pada bagian otot perin
eum dan dengan teknik subkutis pada kulit perineum, sudah dilakukan. 5)
Mengobservasi keadaan umum, TTV, TFU, kontraksi, kandung kemih, per
darahan, setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 ja
m kedua, sudah dilakukan. 6) Membersihkan dan merapikan ibu dengan m
emakaikan pakaian yang bersih, pembalut, celana dalam, dan mengganti k
ain dengan yang bersih, sudah dilakukan. 7) Mengajarkan ibu dan keluarga
untuk massase uterus jika rahim ibu lembek, jika rahim ibu keras berarti b
aik dan jika tidak bisa terjadi perdarahan, ibu dan keluarga mengerti. 8) M
enganjurkan ibu untuk istirahat, ibu melakukannya. 9) Mengucapkan sela
mat kepada ibu dan keluarga. 10) Pendokumentasian.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis, menangis kuat, tonus otot
aktif, warna kulit kemerahan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : Detak jan
tung : 120 kali/menit, Respirasi : 40 kali/menit, Suhu : 36,5°C. Hasil pemerik
saan antropometri : BB : 2.640 gram, PB : 50 cm, Lingkar kepala : 30 cm, Li
ngkar dada : 31 cm. Hasil pemeriksaan fisik : Kepala : terdapat ubun-ubun be
sar dan ubun-ubun kecil, terdapat garis sutura sagitalis, lamboidea, dan coron
aria, tidak ada caput succedaneum, cepal hematoma, hidrosefalus, tidak ada a
nasefali dan mikrosefali. Mata : kanan dan kiri simetris, sklera tidak ikterik, ti
dak strabismus. Telinga : kanan dan kiri simetris, masing – masing terdapat l
ubang, tidak ada pengeluaran serumen. Hidung : simetris, bersih, terdapat sep
tum, terdapat dua buah lubang. Mulut : tidak ada labio skisis, tidak ada labio
palato skisis. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kele
njar thyroid. Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada. Ekstremitas atas :
kanan dan kiri simetris, jari – jari lengkap, tidak ada polidaktili, tidak ada sin
daktili. Abdomen : tali pusat bersih, tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada
omfalokel. Anogenitalia : jenis kelamin laki – laki terdapat penis ± 2,5 cm, te
rdapat dua buah testis yang ditutupi skrotum, terdapat lubang uretra, terdapat
labia mayor dan labia minor, terdapat clitoris, terdapat lubang vagina, terdapa
t lubang uretra. Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kiri simetris, jari – jari le
ngkap, gerakan aktif, tidak ada fraktur. Punggung : tidak ada spina bifida, pe
mbengkakan, lesung atau bercak kecil berambut. Anus : terdapat lubang anus,
tidak ada atresia ani, dan belum ada pengeluaran mekonium. Kulit : berwarna
kemerahan, tidak ada ruam, tidak ada pembengkakan, tidak ada tanda – tanda
infeksi, tidak ada lanugo, terdapat vernik kaseosa. Reflek rooting (+), reflek s
ucking (+), reflek swallowing (+), reflek moro (+), reflek grasping (+), reflek
Babinski (+).
ANALISA :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam, keadaan bayi baik s
aat ini.
PENATALAKSANAAN :
2) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, sudah dilak
ukan. 2) Mengeringkan dan menghangatkan bayi, sudah dilakukan. 3) Me
mbungkus tali pusat dengan kasa kering, sudah dilakukan. 4) Menyuntikk
an vitamin K1 0,5 ml IM di paha luar kiri bayi, sudah dilakukan. 5) Mem
berikan salep mata chloramphenicol 0,1 % pada bayi, sudah dilakukan. 6)
Memakaikan baju dan bedong bayi, sudah dilakukan. 7) Rawat gabung ib
u dan bayi. 8) Memberikan imunisasi HB 0 dengan dosis 0,5 ml IM di ant
olateral paha kanan bayi. 9) memindahkan bayi ke ruang Perina 10) Pend
okumentasian.
OBJEKTIF :
Keadaan umum : baik, kesadaran : Compos Mentis, keadaan emosional : st
abil, Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital : Tekanan Darah : 130/95 mmH
g, Nadi : 90 kali/menit, Respirasi : 20 kali/menit, Suhu : 36,0 °C. Hasil pe
meriksaan fisik : kepala : rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada ket
ombe. Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum. Mata : kanan
dan kiri palpebra : tidak oedema, konjungtiva : tidak anemis, sklera : tidak
ikterik, reflek pupil mengecil saat terkena cahaya. Telinga : kanan dan kiri
bersih, tidak ada pengeluaran serum. Hidung : bersih, tidak ada polip. Mul
ut dan gigi : bersih, tidak bau, tidak stomatitis, tidak ada caries. Leher : tid
ak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening. Eksterm
itas atas : kanan dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises. Payudar
a : kanan dan kiri simetris, puting susu : menonjol kanan dan kiri, areola hi
perpigmentasi, benjolan : tidak ada kanan dan kiri, rasa nyeri tekan, pengel
uaran colostrum : belum ada. Axilla : kanan dan kiri tidak ada benjolan da
n nyeri tekan. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae, ter
dapat linea alba. Dilakukan palpasi abdomen, TFU : 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kososng. Ekstermitas bawah : kanan
dan kiri simetris, tidak oedema, tidak ada varises, reflek patela kanan dan k
iri +/+. Anogenitalia : tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesar
an kelenjar bartholini dan kelenjar skene, terdapat lokia rubra, terdapat luk
a jahitan perineum, perdarahan ± 10 cc.
ANALISA :
Ny. A usia 36 tahun P3A0 2 jam postpartum dengan riwayat PEB, keadaan
ibu baik saat ini.
PENATALAKSANAAN :
2) Informed consent. 2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu meng
etahui. 3) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, ibu mau melakuka
n. 4) Memberitahu ibu cara perawatan luka perineum : cebok setelah p
ipis menggunakan air biasa saja janagn air hangat, dibasuh dari arah de
pan ke belakang, ibu mengetahui. 5) Memberitahu ibu tanda bahaya m
asa nifas, ibu mengetahui. 6) Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat,
sudah dilakukan. 7) Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang me
ngandung banyak protein seperti putih telur, ikan gabus, susu kurma, s
usu almond, serta sayuran dan buah yang tinggi serat seperti papaya.
8) Memberitahu ibu untuk tidak menahan buang air kecil, ibu mengeta
hui. 9) Memberikan ibu terapi obat Amoxillin 500 mg (3x1), mefenam
ic acid 500 mg (3x1), tablet Fe 185 mg (1x1), ibu mau meminumnya.
10) Merencanakan pemindahan ke ruang perawatan Aster, sudah dilak
ukan. 11) Pendokumentasian.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini sudah sesuai dengan tinjauan teori di mana, seorang ibu
hamil diberikan tablet Fe untuk mencegah dan mengatasi anemia yang dialami
oleh ibu serta pemenuhan nutrisi selama kehamilan. Selain tablet Fe, di
Puskesmas Mauk, Ny. A yang mengalami anemia ringan juga diberikan vitamin
C. Vitamin C diberikan kepada Ny. A bertujuan untuk mempercepat penyerapan
zat besi dalam tubuh ibu sehingga diharapkan kadar Hb ibu dapat meningkat.
Selain itu, ibu juga disarankan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang terutama makanan yang mengandu
ng tinggi zat besi.
Dengan penanganan yang telah dilakukan diharapkan ibu tidak lagi menga
lami anemia ringan dan kadar Hb-nya dapat meningkat dari 10,2 gram/dl menjadi
minimal 11 gram/dl. Namun, hal itu tidak dapat terwujud dikarenakan ibu tidak m
ematuhi anjuran dari tenaga kesehatan untuk meminum tablet Fe dan vitamin C se
cara teratur. Meskipun kadar Hb ibu mengalami peningkatan, namun masih dikate
gorikan anemia ringan di mana pada pemeriksaan ulang yang dilakukan tanggal 1
Februari 22, kadar Hb ibu hanya meningkat sebesar 0,4 gram/ dl yaitu menjadi 10,
6 gram/ dl. Dan ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pemberian
preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini pro
gram nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat u
ntuk profilaksis anemia (Susiloningtyas, 2021).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan Anemia ringan yang dilakukan
kepada Ny. A di puskesmas mauk didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ny. A usia 29 tahun G3P2A0 hamil 39 minggu telah memeriksa
kehamilan jam 10.30 WIB pada tanggal 24 november 2021.
2. Ny. A datang dengan hasil pemeriksaan Hb 10,2 dl/gr, keadaan ibu dan
janin baik.
3. Ny. A ibu di berikan tablet FE 2 kali 1 hari.
4. Ny. A dianjurkan kunjungan ulang pada tanggal 24 desember 2021.
5.1 SARAN
Diharapkan Ny. A dapat menerapkan asuhan yang telah diberikan dan
disarankan untuk mengejar HB agar dapat terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2018
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 19116001
JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. “A” USIA
36 TAHUN USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN PADA
TRIMESTER III DI RSUD KABUPATEN TANGERANG