Anda di halaman 1dari 73

5 Kiat

Menghadapi Persoalan
Hidup

Cetakan I & II, Januari 2012


Cetakan III, Februari 2012
Cetakan IV, Maret 2012
Cetakan V, Mei 2012
Cetakan VI, Juli 2012

Penulis
Abdullah Gymnastiar

Editor
Rashid Satari

Desainer/Layouter
Agus Anwar

Diterbitkan oleh
SMS Tauhiid
Jl. Gegerkalong Girang No.30F Bandung
Telp. 022-2002282, Hp. 0821 2002 2002
www.smstauhiid.com
Pengantar Penerbit

K ehidupan dunia adalah siklus per-


masalahan. Perputaran dari satu
persoalan kepada persoalan beri-
kutnya. Namun, berbeda orang maka
berbeda pula cara mereka menghadapi
persoalan hidup. Meskipun persoalan
yang mereka hadapi adalah sama.
Ada orang yang menyikapi per-
soalan dengan diri yang tenang dan
pikiran yang jernih. Namun, ada juga
orang yang menyikapi persoalan de­
ngan diri yang panik dan pikiran yang
kalut. Tentu saja cara penyikapan yang

3
berbeda akan melahirkan dampak
yang berbeda pula.
Sejatinya, persoalan hadir dalam
kehidupan dunia ini adalah sebagai
sarana untuk pelatihan diri manusia
menjadi insan yang tangguh dan
berkualitas. Sayangnya, tidak setiap
orang mengetahui bagaimanakah cara
yang baik dalam menyikapi persoalan.
Dalam buku ini dijelaskan lima
kiat agar kita bisa menyikapi dengan
baik setiap persoalan yang datang di
dalam hidup kita. Lima kiat yang akan
membantu kita menghadapi setiap
persoalan sehingga kita bisa menjadi
pemenang sejati. Selamat membaca.

Bandung, Mei 2012


Penerbit

4 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Daftar Isi

1. Siap Pada Berbagai


Kemungkinan — 11
2. Ridha Pada Apa yang
Terjadi — 23
3. Jangan Mempersulit Diri — 31
4. Evaluasi Diri — 52
5. Jadikan Allah Saja Sebagai
Penolong — 63

5
5 Kiat
Menghadapi
Persoalan Hidup

S ahabatku, dunia dan seisinya dicip-


takan sebagai karunia bagi seluruh
makhluk, khususnya manusia. Untuk
itulah kemudian manusia berperan
sebagai khalifah atau pengelola. Na-
mun, rupanya banyak sekali manu-
sia yang menjadi tersiksa oleh dunia.
Seolah-olah kehidupan dunia ini men-
jadi beban berat yang tiada hentinya.
Seolah-olah segala yang terjadi adalah
permasalahan yang tiada ujungnya.
Kehidupan dunia memang siklus
atau perputaran masalah. Ada manu-

7
sia yang piawai menghadapi masalah
sehingga mereka bisa melewatinya
dengan baik bahkan menikmatinya.
Namun, ada juga manusia yang tidak
pandai menghadapi permasalahan
dunia sehingga mereka pun frustasi
dan tersiksa. Maka, yang jadi persoalan
itu bukanlah masalahnya, akan tetapi
sikap manusia dalam menghadapi
masalah itu.
Ada sebuah cerita ringan yang
menggambarkan tentang bagaimana
manusia menghadapi permasalahan
hidup. Cerita tentang kakak-beradik
penjual tape. Suatu ketika sehabis sha-
lat Subuh, mereka berdua berangkat
untuk berjualan tape. Ketika melintasi
pematang sawang, sang kakak terpe­
leset dan terjatuh. Kayu pikulan keran-
jang tapenya patah sehingga tape yang
akan dijualnya itu tumpah berserakan
di atas sawah yang basah.

8 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Sang kakak menggerutu atas peri-
stiwa tersebut karena belum sempat
berjualan, tape yang diharapkan bisa
mendatangkan keuntungan itu su-
dah berhamburan tak karuan. Ia pun
memutuskan untuk kembali pulang.
Sedangkan sang adik melanjutkan
perjalanannya.
Tak lama kemudian, sang kakak
memperoleh kabar bahwasanya ken-
daraan satu-satunya yang biasa dipakai
untuk moda transportasi para penjual
tape dari kampung tersebut ke pasar,
mengalami kecelakaan. Seluruh pe-
numpangnya mengalami cedera.
Mendengar kabar itu, betapa terke-
jutnya sang kakak. Ia merasa begitu
beruntung tidak turut serta di dalam
kendaraan tersebut karena batal be-
rangkat gara-gara ia terjatuh dan pa-
tah kayu pikulannya di sawah tadi.
Demikian­lah, beberapa saat sebelum­

9
nya, ia menganggap bahwa terjatuh­
nya ia dan patahnya pikulan itu sebagai
kesialan. Namun, beberapa saat kemu-
dian, ia menganggap kejadian tersebut
sebagai keberuntungan.
Cerita di atas menunjukkan bahwa
yang jadi masalah itu bukanlah ke-
jadian ia terjatuh dan patahnya kayu
pikulan. Akan tetapi yang jadi masalah
adalah cara atau sikapnya ketika meng-
hadapi kejadian tersebut.
Lantas, bagaimanakah supaya kita
bisa menjadi insan yang terampil dan
pandai menghadapi berbagai per-
masalahan kehidupan dunia. Sehingga
dari setiap permasalahan hidup ini, kita
justru bisa belajar dan menjadi manu-
sia yang lebih tangguh lagi.
Berikut ini lima kiat menghadapi
persoalan hidup.

10 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Siap Pada Berbagai
Kemungkinan

K iat pertama adalah kesiapan diri


dalam menghadapi berbagai
kemungkinan yang terjadi, yaitu ter-
hadap kejadian yang sesuai dengan
keinginan kita dan terhadap kejadian
yang tidak sesuai dengan keinginan
kita. Mengapa kita harus siap? Karena,
yang terjadi di dalam hidup ini tidak
akan selalu sesuai dengan keinginan
kita. Bahkan, kita harus akui bahwa
jauh lebih banyak yang terjadi tanpa
kita duga daripada yang kita duga.
Maka, alangah menderitanya
diri kita apabila kita hanya memper-

11
siapkan diri untuk menghadapi ke-
jadian yang sesuai dengan keinginan
diri kita. Karena yang banyak terjadi
adalah yang tidak sesuai dengan ke-
inginan kita. Selain itu, yang penting
kita yakini adalah bahwa sesungguh­
nya yang kita sangka baik untuk diri
kita itu belum tentu baik menurut
­Allah Swt, Dzat Yang Maha Tahu.
Adalah suatu kesombongan terse-
lubung jika kita merasa bahwa perhi-
tungan kita adalah yang terbaik. Pada-
hal wawasan kita dan ilmu kita tidaklah
seberapa. Sedia payung sebelum hu-
jan, itu mengakibatkan apabila hujan
maupun tidak hujan bisa disikapi de­
ngan sikap terbaik. Beda dengan orang
yang tidak mempersiapkan payung,
maka ketika hujan turun, ia harus me-
nanggung resiko yang cukup besar
yaitu dirinya basah kuyup, barang
bawaannya pun ikut basah.

12 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Oleh karena itu, mental kita di
dalam mengarungi hidup ini harus
senantiasa siap dalam menghadapi
berbagai kemungkinan, yaitu ke-
mungkinan yang terjadi sesuai de­
ngan keinginan kita, atau tidak sesuai
dengan keinginan kita.
Allah Swt berfirman, “..Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi pula
kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu. Allah Maha Menge­
tahui, sedangkan kamu tidak menge­
tahui” (QS. Al Baqarah [2]:216).
Maka, tugas kita hanyalah dua, me-
luruskan niat dan menyempurnakan
ikhtiar. Selebihnya, biarlah Allah Swt
yang menentukan apa yang terbaik
untuk kita. Barangkali kita berupaya
sekuat tenaga agar bisa diterima seba-
gai pegawai negeri, akan tetapi yang
terjadi tidak sesuai harapan.

13
Sungguh, Allah Swt yang Maha
Tahu apa yang terbaik untuk kita.
Bukankah banyak sekali orang yang
bisa meraih kesuksesan tanpa men-
jadi pegawai negeri, bahkan mereka
jauh lebih sukses ketimbang mereka
yang menjadi pegawai negeri. Boleh
jadi inilah yang Allah Swt rencanakan.
Apalagi, tidak jaminan juga bahwa
menjadi pegawai negeri itu adalah
jalan menggapai kesuksesan masa
depan. Bukankah banyak pegawai
negeri yang harus “pensiun” lebih ce-
pat karena tidak amanah pada tugas
yang diembankan kepadanya.
Contoh lain misalnya seorang wani­
ta yang dilamar atau dikhitbah oleh
seorang pemuda. Meski sudah dilaku-
kan khitbah, kedua calon pe­ngantin ini
sudah seharusnya memiliki kesiapan.
Siap apa? Siap jika pernikahan yang
mereka dambakan itu benar-benar ter-

14 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


jadi, juga siap seandainya pernikahan
yang mereka impi-impikan itu tidak
terjadi. Karena sesungguhnya yang
melamar itu belum tentu jodohnya.
Walaupun segala janji, sumpah, berba-
gai kata-kata manis sudah diikrarkan,
pernikahan tidak akan terjadi jika Allah
Swt tidak menghendakinya.
Salah satu cara yang mujarab agar
kita senantiasa siap menghadapi se-
gala kemungkinan yang akan terjadi
adalah dengan berprasangka baik
kepada Allah Swt Jika tidak terbiasa,
berprasangka baik kepada Allah Swt itu
akan sulit. Namun, tidak jika kita mem-
biasakan diri dengan cara me­latih diri.
Mengapa berprasangka baik kepada
Allah Swt itu sangat pen­ting? Sebuah
hadits qudsi berbunyi, “Sesungguhnya
Allah berfirman, “Aku sebagaimana pra­
sangka hambaku kepada-Ku. Aku ber­

15
samanya jika ia berdoa kepada-Ku.” (HR.
Turmudzi)
Di dalam hadits yang lain Rasu-
lullah Saw bersabda, “Allah Swt berfir­
man, “Aku sesuai prasangka hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya
selama ia mengingat-Ku. Jika ia meng­
ingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan
mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam sekumpulan orang
maka Aku akan mengingatnya dalam se­
kumpulan yang lebih baik dan lebih ba­
gus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku
satu jengkal maka Aku akan mendekat
kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat
kepada-Ku satu hasta maka Aku akan
mendekat kepadanya satu depa, dan
jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan
maka Aku akan mendatanginya dengan
berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berprasangka baik terhadap Allah
Swt akan membuat kita senantiasa siap

16 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


menerima ketetapan Allah Swt yang akan
terjadi kepada kita. Baik itu ken­yataan
yang sesuai dengan keinginan kita, mau-
pun kenyataan yang tidak sesuai dengan
keinginan kita. Baik itu kenyataan yang
berupa keberuntungan, maupun ken­ya­
taan yang berupa musibah.
Prasangka baik terhadap Allah Swt
akan membuat kita senantiasa yakin
bahwasanya setiap ketetapan Allah Swt
terhadap diri kita itu pada hakikatnya
adalah kebaikan. Meskipun, kenyataan
yang terjadi itu adalah berupa musibah
atau ketidakberuntungan, tetaplah itu
suatu kebaikan dari-Nya. Karena, selalu
ada makna, pelajaran atau hikmah di
balik suatu kejadian. Allah Swt tidak
menjadikan suatu peris­tiwa di dunia
ini dengan sia-sia atau tanpa maksud
dan tujuan.
Oleh karenanya, prasangka baik
kepada Allah Swt kemudian akan

17
membuat kita senantiasa siap meng-
hadapi kenyataan yang akan terjadi
terhadap diri kita. Karena, prasangka
baik terhadap Allah Swt akan mem-
buat mental kita lebih kuat sebelum
segala sesuatunya terjadi.
Hasan Al Bashri pernah mengung-
kapkan, “Sesungguhnya seorang muk­
min selalu berhusnudzan kepada Tu­
hannya lalu ia memperbagus amalnya.
Dan, sesungguhnya seorang pendosa
berpesangka buruk kepada Tuhannya
sehingga ia berbuat yang buruk.” (Di-
riwayatkan Imam Ahmad dalam Al
Zuhd, hal. 402).
Demikianlah pentingnya berpra-
sangka baik terhadap Allah Swt Kare-
na, berprasangka baik terhadap-Nya
akan berkonsekuensi logis terhadap
kecenderungan kita untuk berteguh
hati kepada-Nya dan untuk beramal
shaleh. Sedangkan prasangka buruk

18 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


terhadap Allah Swt akan melahirkan
kerusakan hati, amal, bahkan mem-
belokkan akidah. Sehingga wajar jika
dalam keterangan di atas, Hasan Al
Bashri menyatakan bahwa prasangka
terhadap Allah Swt. akan membedakan
antara orang yang beriman dengan
orang pelaku dosa dan kemaksiatan.
Oleh karena itulah mengapa pada
beberapa hari sebelum wafat, Rasulullah
Saw sempat mewasiatkan, “Janganlah
salah seorang di antara kalian mening­
gal kecuali dalam keadaan berhusnuzan
kepada Allah.” (HR. Muslim).
Seseorang yang senantiasa mem-
biasakan diri berprasangka baik ter-
hadap Allah Swt, akan melalui hari-
harinya dengan mantap dan penuh
optimisme. Semangat akan senantiasa
hadir di dalam setiap derap langkah
dan pekerjaan yang dilakukan. Karena,
ia selalu di dalam keadaan siap pada

19
apapun yang akan Allah Swt berikan
kepadanya.
Pernah mendengar teori tukang
parkir? Ini adalah gambaran sederha-
na bagaimana seseorang yang memi-
liki kesiapan diri dalam menghadapi
kenyataan yang akan terjadi.
Seorang tukang parkir senantiasa
siap dengan datangnya kendaraan yang
akan parkir di tempatnya. Demikian
juga apabila para pemilik kendaraan
itu mengambil kendaraannya kembali
dan pergi, ia senantiasa siap. Mengapa
demikian? Karena sejak semula ia sudah
memiliki pandangan bahwa semua ken-
daraan itu hanyalah titipan. Bisa datang
dan pergi kapan saja sesuai dengan ke-
hendak para pemiliknya. Tidak akan ada
rasa berat hati di dalam dirinya. Karena
ia hanya bertugas menjaganya selama
kendaraan-kendaraan itu dititipkan ke-
pada dirinya.

20 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Demikianlah juga kita di dalam ke-
hidupan ini. Ketika kita sudah memiliki
kesiapan terhadap apapun yang akan
terjadi, kita akan ringan menghadapi
segala yang terjadi. Bahkan kenyataan
seberat dan sepahit apapun. Hadirkan
Allah Swt di dalam hati kita sebagai
satu-satunya tempat kita berpegang
dan bersandar. Dia-lah Dzat Yang Maha
Memiliki atas segala hal yang terjadi
di dunia ini.
Maka dari itu, selalu persiapkanlah
diri kita untuk menghadapi berbagai
kemungkinan. Apa yang baik menurut
kita belum tentu baik menurut Allah
Swt. Demikian juga apa yang buruk
menurut kita, belum tentu buruk
menurut Allah Swt Hadapi hidup ini
dengan terus-menerus meminimalkan
perasaan kecewa, karena kekecewaan
tidak akan mengubah apapun. Hadapi
pula hidup ini dengan meminimalkan

21
keluh kesah, karena siapa tahu yang
kita keluhkan itu adalah rezeki dari
Allah Swt.
Banyak sekali peristiwa di sekitar
kita yang awalnya membuat kita kesal
dan dongkol, namun kemudian mem-
buat kita bersujud syukur.

22 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Ridha Pada Apa
yang Terjadi

P ada penjelasan kiat pertama kita


sudah membahas bahwasanya
kesiapan diri itu sangatlah penting
dalam rangka menghadapi segala
kemungkinan yang bisa terjadi di
dalam kehidupan ini. Kemungkinan-
kemungkinan ini adalah hal yang be-
lum terjadi. Adapun jika hal tersebut
telah terjadi, maka sikap yang harus
kita miliki adalah ridha. Ridha terhadap
apa yang akhirnya terjadi atau ridha
pada hasil yang akhirnya kita terima
setelah usaha yang kita lakukan.

23
Mengapa kita harus ridha? Karena
jika kita tidak ridha pun, kejadian atau
hasil itu tetap terjadi. Contoh seder-
hananya adalah apabila kita sedang
berjalan di tengah lapangan golf, ke-
mudian ada satu bola golf yang ter-
lempar dan mengenai jempol kaki kita.
Jika peristiwa ini terjadi pada diri kita,
maka bersikaplah ridha. Karena tak ada
untungnya juga bersikap tidak ridha,
toh bola itu telah mengenai jempol
kaki kita. Biarlah rasa sakit sejenak.
Janganlah rasa sakit itu membuat kita
bersikap menggerutu, mengutuk atau
sikap apapun yang tidak baik.
Dalam salah satu haditsnya, Rasu-
lullah Saw bersabda, “Akan merasakan
kelezatan/kemanisan iman, orang yang
ridha kepada Allah sebagai Rabb-nya
dan Islam sebagai agamanya serta
(nabi) Muhammad sebagai rasulnya.”
(HR. Muslim)

24 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Sebagaimana isi hadits di atas, bersi-
kap ridha itu akan memberikan nuansa
tersendiri di dalam batin kita. Karena
sebenarnya penderitaan kita saat kita
menggerutu dan mengutuk itu bukan
karena peristiwa jatuhnya bola pada
jempol kaki kita. Melainkan karena kita
tidak mau menerima kenyataan yang
terjadi pada diri kita. Sehingga akhirnya
kita pun merasakan penderitaan.
Contoh lainnya yang jamak ter-
jadi di tengah-tengah kita adalah si-
kap mengejek atau mencibir keadaan
diri sendiri. Ada orang yang mencibir
fisiknya sendiri hanya karena hidung­
nya yang pesek, atau kulitnya yang
hitam, atau posturnya yang pendek.
Atau ada juga orang yang mencibir
dirinya sendiri hanya karena terlahir
dari keluarga yang tidak kaya raya.
Orang-orang seperti di atas ak­
hirnya merasakan penderitaan. Pen­

25
deritaan mereka bukan disebabkan
oleh kenyataan yang terjadi, akan
tetapi karena ketidakterampilan men-
talnya dalam menerima kenyataan.
Maka, tidak heran apabila kita ba­nyak
me­nyaksikan orang-orang yang me­
ngalami stress. Mereka stress karena
tidak terampil untuk menerima kenya­
taan yang terjadi pada diri mereka,
baik itu ber­kenaan dengan masalah
penampilan, keuangan, karir, dan lain
sebagainya.
Seorang wanita yang sudah melewati
umur 30 tahun, pontang-panting me-
nata penampilan diri demi menghindari
keriput di wajahnya. Berbagai cara ia
lakukan, meski harus mengeluarkan bi-
aya jutaan rupiah bahkan lebih. Namun,
keriput tetap saja muncul. Ia pun stress.
Sikap di atas adalah salah satu si-
kap tidak ridha menghadapi kenyataan.
Wanita ini bersikap berlebih-lebihan

26 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


karena tidak ridha menerima kenyataan
bahwasanya setiap manusia itu seiring
bertambahnya usia akan mengalami
penuaan, baik cepat ataupun lambat.
Sebanyak apapun kosmetik digunakan,
sebesar apapun biaya perawatan yang
dikeluarkan, tua itu adalah keniscayaan.
Apakah sikap ridha itu adalah sikap
pasrah? Jelas bukan. Ridha itu adalah
keterampilan mental kita untuk realis­tis
menerima kenyataan. Hati menerima
kenyataan, adapun otak dan anggota
tubuh berikhtiar terus untuk mem-
perbaiki kenyataan, hingga mencapai
keadaan yang lebih baik lagi.
Saat sakit gigi terasa misalnya, ber-
sikap ridhalah. Karena tidak ridha pun
tetap sakit gigi. Bersikap ridha, akan
tetapi tidak berdiam diri, melainkan
berikhtiar memperbaiki kenyataan de­
ngan cara pergi berobat ke dokter gigi.
Saat pergi ke klinik dokter gigi dan me­

27
nemukan kenyataan bahwa kliniknya
sedang tutup, maka bersikaplah ridha
kembali. Jangan lantas menggerutu,
karena sikap demikian hanya akan sia-
sia belaka, bahkan berpotensi menjeru-
muskan diri ke dalam dosa tanpa terasa.
Oleh karena itu, apapun kenyataan
yang kita hadapi, terimalah dan jangan
berkeluh kesah. Bersikaplah ridha dan
bukan mengutuk atau menggerutu.
Sikap ridha akan menghindarkan kita
dari rasa menderita. Kenyataan yang
berbeda dengan harapan akan jadi tera-
sa ringan dan kita pun akan lebih bisa
mengkondisikan diri untuk berbahagia.
Apalagi, sebagaimana kita yakini
bahwa tidak ada satu kejadianpun yang
tidak memiliki maksud dan tujuan. Ter-
masuk jika kejadian itu adalah sebuah
musibah atau ujian. Sungguh suatu
kerugian besar apabila musibah yang
datang disikapi dengan sikap negatif,

28 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


tidak menerima, menggerutu, atau si-
kap sejenisnya. Karena, musibah adalah
ujian yang justru akan semakin mem-
perkokoh kekuatan diri seseorang.
Bahkan, musibah apabila dihadapi
dengan sikap ridha, akan menjadi ja-
lan menuju surga. Sebagaimana fir-
man Allah Swt, “Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, pada­
hal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang ter­
dahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan,
serta digoncangkan (dengan bermacam-
macam cobaan) sehingga berkatalah Ra­
sul dan orang-orang yang beriman ber­
samanya, “Bilakah datangnya nashrullah
(pertolongan Allah).” Ingatlah, sesung­
guhnya pertolongan Allah itu amat
dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214).
Bersikap ridha itu seperti apabila
kita menanak nasi ternyata tanpa disa-

29
dari air yang kita tuangkan terlalu ban-
yak sehingga beras yang kita rencana-
kan menjadi nasi malah menjadi bubur.
Dalam keadaan seperti ini, sikap yang
kita lakukan bukanlah menggerutu dan
menyalahkan diri apalagi memarahi
orang lain. Akan tetapi bersikaplah
ridha, sembari mencari daun seledri,
kacang kedelai dan suwiran daging
ayam. Ditambahi kecap dan krupuk.
Maka, bubur itu menjadi bubur ayam
dengan rasa yang spesial.
Bersikaplah ridha menghadapi
kenyataan. Hidup akan terasa ringan
dan bahagia. Bukankah kita ingin sekali
memperoleh keridhaan dari Allah Swt..
Kunci untuk mendapatkannya ada-
lah bersikap ridha terhadap apapun
keputu­san-Nya. Rasulullah Saw ber­
sabda, “Barangsiapa yang ridha (kepada
ketentuan Allah) maka Allah akan ridha
kepadanya..” (HR. Tirmidzi).

30 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Jangan Mempersulit Diri

D alam dua kiat sebelumnya sudah


kita bahas bahwasanya hendak-
lah kita senantiasa mengkondisikan
untuk senantiasa siap menghadapi
berbagai macam kemungkinan yang
terjadi. Baik itu yang sesuai dengan
keinginan atau harapan kita, mau-
pun yang tidak. Kemudian, apabila
kenyataan sudah terjadi terhadap
diri kita, maka hendaklah kita ridha
menerimanya sembari terus-menerus
memperbaiki pencapaian-pencapaian
yang sudah kita peroleh.

31
Kiat berikutnya yang perlu kita laku-
kan dalam menyikapi kenyataan hidup
adalah tidak mendramatisir kenyataan
yang terjadi. Karena, jika mau jujur,
permasalahan yang terjadi di dalam
hidup kita adalah hasil dari dramatisasi
yang dilakukan oleh diri kira sendiri.
Kita lebih banyak merasakan pende­
ritaan atas kenyataan yang terjadi, se-
bagai akibat dari karangan kita sendiri,
kekhawatiran kita sendiri, kepanikan
kita sendiri. Ternyata kesemua itulah
yang membuat kita menjadi merasa
tertekan dan terbebani.
Padahal, segala kenyataan yang
terjadi itu, jika kita sikapi dengan
kepala dingin, pikiran jernih dan hati
yang lapang, kita tidak akan merasa
kerepotan menghadapi segala kenya­
taan yang terjadi pada hidup kita.
Sebagai contoh misalnya, sese-
orang yang merasakan sakit pada ping-

32 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


gangnya. Kemudian, dia memutuskan
untuk memeriksakan diri ke dokter. Se-
belum jadi berangkat, ia berbincang
dengan rekannya dan menceritakan
apa yang sedang dirasakannya itu.
Ia sampaikan segala kekhawati-
ran atas sakit pinggangnya tersebut.
Ia ceritakan tentang kekhawatiran
jika seandai­nya yang ia derita adalah
penyakit ginjal, maka ia akan mengha-
dapi resiko pengobatan dan perawatan
yang tidak sederhana dan mahal. Bah-
kan, ia pun menceritakan kegelisahan-
nya seandainya ternyata ia harus me­
ngalami gagal ginjal dan menjalani cuci
darah, dan seterusnya, dan sebagainya.
Semakin orang ini menceritakan ke-
takutan dan kekhawatirannya, maka se-
makin terbebanilah ia, semakin stress-
lah ia. Beban yang datang disebabkan
ketakutan-ketakutan yang ia hadirkan
sendiri dari perkiraan atau dugaannya

33
sendiri. Padahal ia sama sekali belum
menjalani pemeriksaan kesehatan oleh
dokter. Hal seperti inilah yang banyak
terjadi pada diri manusia, yang kemu-
dian menimbulkan penderitaan jiwa di
dalam diri mereka sendiri.
Maka, kendalikanlah diri sebisa
mungkin agar terhindar dari sikap men-
dramatisir masalah yang sedang terjadi.
Janganlah larut di dalam jebakan-jeba-
kan sikap yang mempersulit diri sendiri.
Karena sikap-sikap seperti itulah yang
akan semakin memperbesar kesulitan
dan penderitaan di dalam diri.
Hadapilah setiap kenyataan hidup,
baik yang menyenangkan ataupun
tidak, dengan sikap tenang, pikiran yang
jernih, dan hati yang lapang. Karena
pada hakikatnya, setiap persoalan yang
menimpa diri manusia itu sudah terukur
oleh Allah Swt, sesuai dengan kadar
kemampuan manusia tersebut untuk

34 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


menghadapinya. Hal ini sesuai dengan
janji Allah Swt di dalam Al Quran, “Allah
tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kadar kesanggupannya..”
(QS. Al Baqarah [2]:286).
Dalil tersebut di atas bisa dikenakan
dalam urusan ibadah maupun kehidu-
pan keseharian. Bahwasanya Allah Swt
tidak akan memberikan beban kepada
seseorang kecuali dengan beban yang
sesuai dengan kadar kemampuannya
untuk memikul atau menghadapi be-
ban tersebut. Allah Swt Maha Tahu siapa
dan bagaimana diri kita. Allah Swt pula
Yang Maha Tahu kekuatan, kelemahan,
ilmu dan batas kemampuan kita.
Maha Suci Allah Swt dari perbuatan
dzalim terhadap hamba-hamba-Nya.
Tidak ada ketetapan-Nya yang di luar
batas kesanggupan hamba-hamba-Nya.
Kesemuanya sudah terukur. Tidak ada
yang berat dan tidak ada yang tidak bisa

35
dihadapi. Adapun yang berat adalah ka-
rena kita kurang ilmu dan kurang iman
dalam menghadapi kenyataan yang ter-
jadi pada diri kita, sehingga kita keliru
dalam menyikapi apa yang Allah Swt
tetapkan kepada diri kita.
Sebenarnya, tidak ada yang aneh
di dalam kehidupan ini. Polanya masih
sama, begitu-begitu saja. Seperti per-
gantian siang dan malam, terus-me-
nerus seperti itu. Ada senang dan tidak
senang, gembira dan kesedihan. Ada
gelap dan terang, murung dan riang.
Susah dan mudah, marah dan ramah.
Kadang dipuji, kadang dicaci. Sesekali
disukai, sesekali dibenci. Punya dan
tidak punya, sehat dan sakit, lapang
dan sempit. Begitulah seterusnya. Tidak
ada yang aneh, kecuali yang aneh itu
adalah apabila kita tidak semakin
mengerti tentang kehidupan ini.

36 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Semestinya, apapun yang terjadi
pada diri kita menjadi pelajaran ber-
harga untuk kita. Hendaknya, setiap
yang terjadi menimpa kita, itu menjadi
ilmu tentang kehidupan, sehingga kita
semakin tangguh dan siap untuk meng-
hadapi setiap kemungkinan. Persis se­
perti ketika kita menghadapi siang dan
malam. Kita siap menghadapi siang, kita
pun siap menyongsong malam.
Jadi saudaraku, bahwa hidup ini
bagaikan siang dan malam. Kita siap
menghadapi siang karena kita tahu
persis apa yang akan kita lakukan pada
siang hari. Kita pun tidak panik saat
malam akan menjelang karena kita tahu
apa yang akan kita lakukan di waktu
malam. Bahkan, tidak jarang kita sangat
mendambakan malam segera datang
karena kita tahu akan ada manfaat yang
akan kita peroleh di waktu malam. De-
mikian juga, tidak jarang kita menanti-

37
nanti datangnya waktu siang karena
tahu bahwa ada hal menyenangkan
yang akan didapat di waktu siang.
Begitulah apabila kita siap meng-
hadapi berbagai kemungkinan yang
akan terjadi di dalam kehidupan ini
dan mengetahui ilmu cara mengha-
dapinya. Ketika kita dilimpahi kekayaan
materi yang berlebih, maka kita man-
faatkan kesempatan tersebut untuk
berderma, membantu sesama dan
mem­belanjakannya di jalan Allah Swt.
Kita manfaatkan juga kesempatan terse-
but untuk meraup lebih banyak ilmu,
memperluas wawasan, memperlebar
dan memperkuat persaudaraan, serta
manfaat lainnya.
Akan tetapi ketika kekayaan materiil
itu tidak ada di tangan kita, kita pun su-
dah mengetahui ilmunya. Yaitu, dengan
bersabar, berprasangka baik terhadap
Allah Swt, gigih menjaga kehormatan

38 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


diri dengan tidak meminta-minta kepada
orang lain, bahkan justru meningkatkan
kreatifitas untuk berusaha mendapatkan
penghasilan secara baik dan halal. De­
ngan begitu, ketiadaan materiil itu tidak
menjadi bencana baginya, melainkan
jadi kesempatan emas untuk mendidik
diri menjadi pribadi yang matang dan
tangguh dalam mengarungi kehidupan
dunia ini.
Memang benar, tidak jarang babak
kehidupan yang menimpa kita terasa
berat dan getir. Tapi itu sama sekali bu-
kan alasan bagi kita untuk mendrama-
tisir keadaan kemudian merasa berala-
san untuk tenggelam dalam kesedihan,
seolah kemalangan adalah nasibnya.
Ketika ada yang memuji kita, kita
harus mawas diri bahwasanya pujian
tersebut tidaklah cocok untuk kita. Kita
dipuji sebenarnya bukan karena kelebi-
han kita, akan tetapi karena orang yang

39
memuji itu tidak mengetahui siapa diri
kita yang sebenarnya. Ia tidak menge­
tahui kejelekan-kejelekan kita yang
tersembunyi. Sehingga apabila kita ke-
tahui ilmunya, ketika kita mendapatkan
pujian, maka kita tidak akan terjebak
untuk mendramatisir diri, memboho­
ngi diri karena pujian tersebut dengan
bentuk sikap membangga-banggakan
diri karena pujian tersebut.
Jika kita mengetahui ilmunya, ke-
tika ada yang memuji diri kita, maka
kita tidak akan terjebak untuk mem-
bohongi diri, menipu diri dengan si-
kap sombong dan tinggi hati. Jika kita
mengetahui ilmunya, maka sikap yang
akan kita lakukan adalah mengemba-
likan pujian tersebut kepada Sang Pe-
milik pujian sejati yaitu Allah Swt, Dzat
Yang Maha Agung lagi Maha Terpuji.
Pujian memang bisa memotivasi
kita untuk meraih pencapaian baru

40 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


atau prestasi yang lebih tinggi lagi. Tapi
pada kenyataannya, pujian justru lebih
sering membuat kita lupa diri. Semakin
sering dipuji oleh orang lain, maka se-
makin besar kemungkinan kita untuk
terlena dan menjadi tinggi hati.
Rasulullah Saw memberikan trik
yang sangat baik untuk diteladani su-
paya kita tidak terjerat dengan jebakan
pujian manusia. Pertama, selalu mawas
diri agar tidak terbuai oleh pujian orang
lain. Oleh karena itu, setiap kali ada
yang memuji beliau, Rasulullah Saw
menanggapinya dengan doa, “Ya Allah,
janganlah Engkau hukum aku karena
apa yang dikatakan oleh orang-orang
itu.” (HR. Bukhari).
Kedua, menyadari sepenuh hati
bahwa hakikat pujian adalah topeng
dari sisi gelap kita yang tidak diketa-
hui orang lain. Ketika ada yang memuji
kita, itu lebih karena ketidaktahuannya

41
tentang sisi kejelekan kita. Oleh sebab
itu, Rasulullah Saw. dalam menanggapi
pujian, beliau berdoa, “Ya Allah, am­
punilah aku dari apa yang tidak mereka
ketahui (dari diriku).” (HR Bukhari).
Ketiga, kalaupun pujian yang
dilontarkan orang lain terhadap diri
kita memang benar ada di dalam diri
kita, Rasulullah Saw mengajarkan kita
agar memohon kepada Allah Swt un-
tuk dijadikan pribadi yang lebih baik
lagi. Apabila mendengar pujian, Rasu-
lullah Saw kemudian berdoa, “Ya Allah,
jadikanlah aku lebih baik dari apa yang
mereka kira.” (HR Bukhari).
Sedangkan ketika kita memper-
olah cacian dan makian dari orang
lain, kita pun tidak akan panik apabila
kita mengetahui ilmunya. Karena ketika
itu terjadi pada diri kita, kita menya-
dari bahwa demikianlah kehidupan,
adakalanya dipuji dan adakalanya

42 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


dicaci. Jika kita mengetahui ilmunya,
ketika kita mendapatkan cacian dari
orang lain, kita tidak akan merasa ri-
sau dan panik, karena kita menyadari
bahwa cacian tersebut masihlah lebih
sederhana dibandingkan kejelekan diri
kita yang sebenarnya.
Ketika kita mendapatkan cacian,
jika kita mengetahui ilmunya, kita tidak
akan panik. Kita justru akan bersikap
tenang dan mendengarkan cacian
tersebut, karena bisa jadi cacian itu
adalah informasi untuk kita tentang
diri kita supaya kita mau mengevaluasi
dan memperbaiki diri. Kita seringkali
merasa terhina oleh ucapan orang lain
tentang diri kita, padahal apa yang diu-
capkannya itu adalah sesuatu hal yang
memang ada di dalam diri kita.
Cacian atau hinaan adalah episode
bagaimana Allah Swt menguji kearifan
diri kita. Bahkan sangat mungkin, hi-

43
naan yang datang dari orang lain kepa-
da kita itu adalah sarana dari ­Allah Swt
supaya kita bisa memperbaiki kualitas
diri kita. Bahkan tidak jarang, hinaan
itulah yang justru memperkokoh dan
memperjelas kemuliaan seseorang
yang dihina itu. Karena, banyak ke-
jadian, apabila sikap orang yang dihina
itu tetap tenang dan mantap, orang-
orang akan jadi bisa melihat dengan
jelas siapakah dan bagaimanakan se-
benarnya orang yang dihina dan orang
yang menghina.
Hinaan itu tidak akan melekat pada
diri orang yang dihina apabila dia bersi-
kap arif dan bijaksana dalam menyikapi
hinaan tersebut. Hinaan itu justru akan
berbalik dan melekat kepada diri orang
yang melontarkan hinaan itu.
Jika kita mengetahui ilmunya, maka
kita akan bersikap tenang dan arif ketika
diri kita dihina. Karena, kita menyadari

44 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


bahwa orang paling mulia saja yaitu Mu-
hammad Saw, mendapat hinaan dan
cacian, apalagi kita yang kemuliaannya
sangat jauh berada di bawah beliau. Jika
kita benar menyikapi hinaan orang lain
terhadap kita, maka hinaan itu justru
akan mempertinggi derajat kita.
Jika kita mengetahui ilmunya, se-
hat dan sakit akan sama-sama menjadi
kebaikan bagi diri kita. Ketika sehat,
maka kita akan menyadari bahwa itu
adalah kesempatan berharga untuk
kita be­kerja, beramal saleh, membantu
sesama, mengelola lingkungan dan
lain sebagainya yang memberikan
kemanfaatan dan nilai tambah. Kese­
hatan kita menjadi sangat produktif
dalam kebaikan.
Demikian juga ketika kita sakit, jika
kita mengetahui ilmunya maka kita
akan selalu siap menghadapi keadaan
ini. Ketika sakit menimpa kita, maka

45
kita akan menyadari bahwa orang
yang sakit adalah ladang rezeki bagi
para dokter dan perawat. Kita juga
akan menyadari bahwa sakit adalah
satu episode di dalam hidup kita yang
juga harus kita nikmati.
Bukankah Rasulullah Saw sendiri
yang menjanjikan bahwa kita akan
digugurkan dosa ketika kita sakit,
bagai­kan daun-daun kering yang ber-
guguran. Sebagaimana sabda Rasu-
lullah Saw, “Tidaklah seseorang muslim
ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan,
kesedihan, gangguan, kegundah-gu­
lanan hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan
sebagian dari kesalahan-kesalahannya”.
(HR. Bukhari).
Sakit adalah sarana kita untuk ber-
tafakur, memohon ampun dan semakin
mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Bukankah kita ingin sekali dihapus-

46 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


kan dosa-dosa kita yang sudah terlalu
banyak ini?! Sakit semestinya menjadi
kesempatan emas kita untuk semakin
memperbanyak syukur.
Karena dengan sakit, Allah Swt
sedang mengingatkan kita sekaligus
memberikan kesempatan yang ter-
buka lebar untuk penghapusan dosa-
dosa kita. Seperti disebutkan di dalam
hadits di atas, bahkan rasa sakit yang
diakibatkan tertusuk duri sekalipun, itu
adalah peluang emas dihapuskannya
dosa-dosa kita. Hal itu terjadi jika kita
menyikapi sakit kita dengan sikap ber-
tafakur dan bersyukur. Bukan dengan
tenggelam di dalam keluh kesah atau
menggerutui keadaan.
Mungkin ada yang bertanya misal­
nya, bagaimana dengan biaya yang
harus dikeluarkan ketika masa penyem­
buhan atau perawatan selama sakit?
Tidak perlu risau, karena bukankan reze-

47
ki itu Allah Swt yang mengatur?! Allah
Swt tidak akan membebani hamba-Nya
dengan beban yang tidak akan sanggup
untuk dipikulnya. Allah Swt yang akan
mengatur semua, dengan cara-Nya.
Ada juga orang yang gelisah ke-
tika sakit karena takut mati. Jangankan
yang sedang sakit, bahkan yang sehat
saja bisa mati kapan saja dan di mana
saja jika memang sudah waktunya.
Jikapun memang sakit tersebut me­
ngantarkan kepada kematian, apabila
sakit itu dilalui dengan sikap sabar
dan tawakal kepada-Nya, maka kita
akan meraih husnul khatimah. Jadi,
sikapilah sakit dengan prasangka baik
terhadap-Nya dan sikap optimis.
Benar, sakit itu ada juga yang ber-
langsung lama dan menyakitkan. Tapi,
tetaplah yakin bahwa sesungguhnya
semua sudah terukur oleh Allah Swt.
Sesungguhnya Allah Swt tidak akan

48 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


berbuat dzalim terhadap hamba-ham-
ba-Nya. Dia-lah Yang Maha Tahu ten-
tang kekuatan, kelemahan dan batas
kemampuan kita.
Saudaraku, ada sebuah pengam-
baran antara orang yang sedang be-
rada di perahu di permukaan laut de­
ngan orang yang sedang menyelam di
dalam laut. Orang yang berada di per-
mukaan laut akan terombang-ambing
oleh gelombang dan juga terancam
dengan topan badai. Berbeda dengan
orang yang sedang menyelam di dalam
laut, ia tengah menikmati alam dalam
laut yang tenang nan indah.
Demikianlah gambaran tentang
perbedaan orang yang baru hanya
mengetahui kehidupan ini dipermu-
kaannya saja dengan orang yang su-
dah mengetahui rahasia kehidupan ini
secara mendalam. Orang yang masih
berkutat pada permukaan kehidupan

49
dunia ini, ia akan dengan mudah ter-
ombang-ambing. Sedangkan orang
yang sudah berkutat di dalam makna
kehidupan dunia ini yang sebenarnya,
ia akan hidup dengan tenang dan ko-
koh karena telah mengerti apa maksud
dan tujuan kehidupan ini.
Oleh karena itu, jangan memper-
sulit diri, tidak perlu mendramatisir
ke­­n­ya­taan yang terjadi. Hadapi saja,
jalani saja hidup ini. Tidak perlu panik
saat melihat kenyataan yang tidak
sesuai dengan keinginan. Juga tidak
perlu berbangga diri bisa melihat ke­
nyataan yang sesuai dengan harapan.
Serahkan setiap yang terjadi kepada
Allah Swt.. Setiap kenikmatan yang
terjadi di dunia ini hanyalah sedikit
dan semu belaka. Ada kenikmatan
yang jauh lebih besar, tiada berbatas,
dan sejati di akhirat kelak.

50 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Sahabat, tidak ada kesengsasaraan
yang kekal di dunia ini. Malah, kes-
esengsaraan itu sendiri adalah hasil re-
kaan atau akibat dari sikap kita sendiri
yang keliru menyikapi kehidupan du-
nia ini. Jika manusia menemukan suatu
ujian di dalam hidupnya, maka sesung-
guhnya ujian tersebut datang sudah
satu paket dengan kemudahan atau
jalan keluarnya. Allah Swt. berfirman,
“Karena sesungguhnya bersama kesuli­
tan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyrah [94]:5 - 6).

51
Evaluasi Diri

K ita harus memiliki kemampuan


untuk mengevaluasi diri, karena
kehidupan dunia ini seperti suara
yang menggaung di pegunungan. Bila
kita berteriak di pegunungan, maka
suara kita akan bergaung dan kembali
kepada kita. Demikianlah kehidupan
dunia ini. Apa yang kita lakukan akan
kembali kepada diri kita. Apa yang kita
perbuat, akan mendatangkan akibat
kepada diri kita sendiri. Sekecil apap-
un perbuatan kita, akan menimbulkan
akibat, baik itu berupa akibat kebaikan
maupun keburukan.

52 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Di dalam Al Quran Allah Swt berfir-
man, “Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrah (biji atom), nis­
caya dia akan menerima (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan ke­
jahatan seberat dzarrah (biji atom) pun,
niscaya dia akan menerima (balasan)
nya.” (QS. Al Zalzalah [99]:7-8).
Langkah terbaik yang harus kita
lakukan setelah sesuatu kejadian
menimpa diri kita, adalah ridha yang
disusul dengan tafakur atas apa yang
telah menimpa kita itu. Langkah ter-
baik selanjutnya yang mesti kita tem-
puh adalah mengevaluasi diri kita.
Sebagai contoh, kita lihat kembali
cerita tentang kita dengan bola golf di
pembahasan sebelumnya. Ketika kita
berada di tengah-tengah lapangan golf
yang luas, kemudian sebuah bola tiba-
tiba jatuh di atas jempol kaki kita. Bi-
asanya, yang akan dilakukan seseorang

53
bila mengalami peristiwa ini adalah
marah dan menyalahkan orang yang
telah memukul bola tersebut. Padahal
sebenarnya kita bisa melakukan hal
lain yang jauh lebih efektif daripada
marah-marah dan menyalahkan si pe-
mukul bola.
Sikap tersebut adalah misalnya
dengan berdiam diri sejenak dan me­
ngucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi
raajiun. Ya Allah, bukankah lapangan
ini sangat luas, sementara jempol kaki
ini sangat kecil, mengapa dipilih jempol
saya ini yang tertimpa bola, ya Allah..
Bukankah di sebelah kiri dan kanan
saya lapangan masih sangat luas, atau
mengapa tidak menimpa batu saja..
Mengapa engkau pilih jempol kaki
hamba, ya Allah..”
Lalu, renungkanlah hikmah di ba-
lik peristiwa tersebut. Evaluasilah diri
kita. Boleh jadi itu adalah teguran dari

54 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


­ llah Swt karena kaki kita lebih ba­nyak
A
berjalan mencari dunia daripada di-
langkahkan menuju masjid untuk
shalat berjamaah. Atau, bila memang
kita banyak melangkahkan kaki kita ke
masjid, boleh jadi hati kita tidak. Se-
hingga Allah Swt mengingatkan kita
sebagai salah satu bentuk kasih sayang
dan perhatian-Nya kepada kita.
Karena sesungguhnya, tidak ada
suatu ciptaan dan kejadian di dunia ini
yang diciptakan secara sia-sia tanpa me-
miliki maksud dan makna. Allah Swt ber-
firman, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau..” (QS. Ali ‘Imran [3]:191).
Latihlah dan biasakanlah diri kita
untuk bisa secara spontan menyikapi
peristiwa yang tidak kita inginkan den-
gan sikap bertafakur. Bukan dengan
menggerutu apalagi hingga marah-
marah dan mencaci-maki.

55
Contoh lain, apabila kita kehilangan
dompet karena kecopetan atau jatuh
di jalan. Segeralah bertafakur, me­
ngapa dari sekian banyak orang yang
memiliki dompet, harus kita yang ke-
hilangan. Bertafakurlah, merenunglah,
karena pasti ada maksud dari peristi-
wa tersebut. Barangkali itu cara Allah
Swt mengingatkan kita supaya kita
lebih bisa mengendalikan diri dalam
membelanjakan harta kita. Evaluasilah
diri kita, barangkali kita masih lebih ban-
yak memubazirkan uang kita daripada
menggunakannya untuk hal-hal yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan
akhirat kita.
Sahabatku, sungguh kita tidak akan
pernah rugi sedikitpun apabila kita
membiasakan diri untuk melakukan
evaluasi terhadap diri sendiri dengan
cara yang positif. Ketika kita ingat pada
kekurangan dan kesalahan diri, jangan-

56 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


lah lantas hal itu membuat diri kita men-
jadi putus asa dan merasa bahwa diri
sudah tanggung bergelimang dosa.
Karena sebenarnya ketika kita bisa
bersikap jujur melihat diri kita sendiri
dengan segala kekurangan dan kelebi-
hannya, maka itu adalah karunia yang
besar dari Allah Swt terhadap diri kita.
Karena tidak banyak orang yang di-
karuniai kemampuan melakukan hal
itu. Kejujuran melihat diri sendiri ada-
lah pintu gerbang menuju perbaikan
diri menjadi pribadi yang tangguh dan
berkualitas.
Peristiwa yang menimpa diri kita itu
persis manfaat cermin. Hanya saja, jika
cermin adalah untuk bercermin ‘to-
peng’ yang kita kenakan, sedangkan
peristiwa adalah untuk bercermin diri.
Akan tetapi, peristiwa-peristiwa
semacam ini apabila menimpa terhadap
orang lain jangan sampai membuat kita

57
dengan mudah begitu saja menuduh
bahwa orang yang me­ngalami peris-
tiwa tersebut telah banyak melakukan
kemaksiatan atau kesalahan. Kita tidak
berhak memberikan penilaian terhadap
orang lain. Kita hanya berhak menilai
diri sendiri. Bahkan untuk menilai diri
sendiri saja kita masih kesulitan, apalagi
menilai orang lain.
Ketika anak-anak kita nakal, evalu-
asilah diri kita selaku orang tua. Siapa
tahu ternyata kita kurang sungguh-
sungguh dalam mendidik dan men-
doakan mereka disebabkan kita lebih
disibukkan dengan pekerjaan kedu-
niawian kita. Ketika anak nakal, itu
adalah kesempatan emas kita untuk
mengevaluasi diri kita sendiri. Siapa
tahu ternyata kita pun belum sungguh-
sungguh menjaga kualitas kebaikan
diri kita sendiri sehingga kejelekan kita
ditiru oleh anak-anak kita.

58 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Evaluasilah diri kita sendiri saat
kita didzalimi oleh orang lain. Jangan-
jangan kita pun banyak melakukan
kedzaliman kepada orang lain, dan
seterusnya dan sebagainya. Tidak ada
bentuk kedzaliman yang kita lakukan
kepada orang lain kemudian kita tidak
meminta maaf dan tidak memohon
ampun kepada Allah Swt, melainkan
kedzaliman itu akan berbalik kepada
diri kita sendiri.
Pentingnya mengevaluasi diri telah
ditegaskan oleh Allah Swt. di dalam Al
Quran, “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hen­
daklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah
kamu seperti orang-orang yang lupa ke­
pada Allah, lalu Allah menjadikan mere­

59
ka lupa kepada mereka sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al
Hasyr [59]:18–19).
Di dalam ayat di atas, Allah Swt me-
nyeru kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman untuk senantiasa mengevalu-
asi diri. Karena, dengan mengevaluasi
atau menilai diri sendirilah kita akan
mengetahui sudah seperti apa pen-
capaian kita. Khususnya pencapaian-
pencapaian hal yang berkaitan dengan
urusan akhirat kita. Jika dalam urusan
dunia saja kita seringkali melakukan
evaluasi, seperti evaluasi keuangan
di dalam perusahaan misalnya, maka
evaluasi dalam urusan akhirat kita jauh
lebih penting lagi.
Evaluasi diri hendaknya kita lakukan
dalam setiap hal yang kita lakukan, seke-
cil apapun. Sehingga apapun yang kita
lakukan akan bernilai ibadah dan kita
terhindar dari perbuatan yang sia-sia.

60 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Juga agar kita terhindar dari perbuatan
yang malah mengakibatkan dosa.
Bukankah kita diciptakan oleh Allah
Swt dengan tujuan untuk beribadah
kepada-Nya. Di dalam Al Quran, Allah
Swt berfirman, “Dan, Aku tidak men­
ciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku (beriba­
dah).” (QS. Adz Dzaariyaat [51]:56).
Senantiasa evaluasilah, nilailah
diri kita. Sudahkah kita menjadikan
setiap apa yang kita lakukan di dalam
keseharian kita sebagai bentuk keta­
atan dan peribadatan kepada Allah
Swt? Karena sesungguhnya tidak ada
perbuatan sekecil apapun yang lu-
put dari pengetahuan-Nya. Apalagi,
bukankah setiap perbuatan kita akan
ada ganjarannya. Dalam ayat-Nya yang
lain, Allah Swt berfirman, “Katakanlah
sesungguhnya sholatku, sembelihanku
(ibadah kurban di saat ibadah haji dan

61
umrah), dan hidupku dan matiku hanya­
lah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al An’aam [6]:162).
Saudaraku, jadikan setiap peris-
tiwa yang menimpa diri kita sebagai
kesempatan untuk mengevaluasi diri,
sehingga kita bisa berubah menjadi in-
san yang semakin baik dari hari ke hari.
Daripada kita sibuk menilai orang
lain, lebih baik kita sibuk menilai dan
mengevaluasi diri kita sendiri. Suatu
rezeki yang besar dari Allah Swt ketika
kita diberikan kesempatan oleh-Nya un-
tuk mengetahui kekurangan diri, dan di-
berikan kesempatan untuk memperbai-
kinya. Kita tidak bisa mengubah orang
lain, sebelum kita bisa mengubah diri
sendiri. Bagaimana kita bisa mengubah
orang lain dan mengubah lingkungan
yang lebih besar lagi, jika kita tidak bisa
jujur dan memperbaiki diri sendiri.

62 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Jadikan Allah Saja
Sebagai Penolong

A llah Swt berfirman, “..Hasbunallah


wani’mal wakil (Cukuplah Allah se­
bagai penolong kami, dan Allah adalah
sebaik-baik tempat bersandar).” (QS.
Ali `Imran [3]:173).
Kalimat di atas adalah ucapan doa
nabi Ibrahim AS kepada Allah Swt,
manakala beliau berhadapan dengan
penguasa Babilonia yaitu raja Nam-
rud. Kita tentu tahu betul bagaimana
kisah beliau ketika itu. Nabi Ibrahim
AS menghancurkan seluruh berhala
yang disembah rakyat dan penguasa
babilonia, dan menyisakan satu yang

63
paling besar. Hal itu beliau lakukan ka-
rena beliau yakin bahwa yang mereka
lakukan adalah perbuatan yang salah
kaprah dan sesat menyesatkan.
Nabi Ibrahim AS bermaksud untuk
mengajak mereka berpikir, menggu-
nakan akalnya, bahwa sesungguhnya
yang mereka lakukan adalah kesesa-
tan. Beliau bermaksud mengajak
mereka untuk menyembah Allah Swt,
Dzat yang telah menciptakan mereka.
Beliau berpikir, bagaimana mung-
kin mereka menyembah benda-ben-
da mati yang mereka buat sendiri.
Bagaimana mungkin mereka menyem­
bah benda-benda yang bahkan tidak
bisa berbuat apa-apa sama sekali. Na-
mun, perbuatan beliau itu rupanya ter-
cium oleh para penguasa Babilonia.
Sehingga beliaupun dijatuhi huku-
man dengan dilemparkan ke dalam
api yang berkobar panas dan besar.

64 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Sesaat sebelum dihempaskan ke
dalam api itu, nabi Ibrahim AS. ber-
doa kepada Allah Swt dengan kalimat,
“..Hasbunallah wani’mal wakil (Cuku-
plah Allah sebagai penolong kami,
dan Allah adalah sebaik-baik tempat
bersandar)”, sebagaimana tercantum
di dalam ayat tersebut di atas. Seke-
tika itu pula, atas kehendak Allah Swt,
kobaran api itu menjadi dingin bagi
nabi Ibrahim AS. Allah Swt berfirman,
“Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al
Anbiyaa [21]:69).
Kisah nabi Ibrahim AS di atas mem-
berikan pelajaran kepada kita untuk
senantiasa meyakini sepenuh hati
bahwasanya hanya Allah Swt tem-
pat kita berlindung dan memohon
pertolo­ngan. Kisah ini juga mengajar-
kan bahwa hendaklah kita berpegang
teguh hanya kepada-Nya secara total.

65
Kita berbuat sesuatu dengan niat yang
lurus dalam rangka ibadah kepada-
Nya. Kita pun meyakini bahwasanya
hanya kepada Allah Swt kita memas-
rahkan hasil dari segala ikhtiar yang
kita lakukan.
Nabi Ibrahim AS telah dengan
sedaya upaya memberikan pencera-
han kepada kaumnya kala itu. Beliau
telah berikhtiar supaya kaumnya mau
menggunakan akal pikiran agar ber-
henti berbuat kemusyrikan untuk ke-
mudian berpindah kepada keimanan
kepada Allah Swt. Setelah semua beliau
lakukan, beliau pasrahkan hasilnya ke-
pada Allah Swt dan beliau memohon
perlindungan hanya kepada-Nya dari
apapun perbuatan yang akan dilaku-
kan kaumnya terhadap beliau.
Sahabatku, setelah kita memper-
siapkan diri untuk menghadapi ber-
bagai kemungkinan yang akan terjadi,

66 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


bersikap ridha pada apa yang terjadi,
tidak mempersulit diri, dan mengevalu-
asi diri atas setiap peristiwa yang kita
alami, maka sikap selanjutnya adalah
kita kuatkan keyakinan bahwasanya
hanya Allah Swt penolong kita.
Seberat apapun peristiwa yang
menimpa kita, jika kita meyakini dengan
sepenuh hati bahwasanya Allah Swt.
Dzat Yang Maha Memiliki dan Dia-lah
Yang Maha Menghendaki, niscaya kita
akan bisa menghadapinya dengan baik.
Seandainya seluruh jin dan manusia ber-
sekutu untuk mencelakai kita, jika Allah
Swt tidak menghendakinya, maka tidak
akan terjadi apa-apa terhadap diri kita.
Kesengsaraan kita adalah apabila
kita terlalu banyak berharap kepada
makhluk dan terlalu banyak takut ter-
hadap makhluk. Karena bila harapan
kita kepada makhluk terlalu besar dan
tidak banyak yang bisa terpenuhi,

67
akibatnya kita akan menjadi manusia
yang mengemis dan menjilat demi
terpenuhinya keinginan kita.
Tidak jarang kita temui orang yang
telah melakukan usaha sedemikian
rupa, namun sayangnya ia justru malah
masih percaya kepada jimat atau mantra
yang diberikan‘orang pintar’kepadanya.
Padahal ia telah menyatakan keimanan-
nya kepada Allah Swt. Sebagaimana fir-
man Allah Swt, “Dan sebagian besar dari
mereka itu beriman pada Allah, hanya
saja merekapun berbuat syirik kepada-
Nya “. (QS. Yusuf [12]:106). Jika demiki-
an yang terjadi, maka sungguh sia-sialah
segala apa yang telah diupayakannya.
Sia-sialah pula keimanan yang telah
dinyatakannya karena ia terjerumus
pada kemusyrikan.
Demikian juga apabila kita terlalu
besar rasa takut terhadap makhluk,
maka kita akan menyembah-nyembah

68 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


dan tunduk kepadanya. Padahal, hanya
Allah Swt. Dzat Yang Maha Agung dan
pantas untuk ditakuti. Allah Swt yang
Maha Menguasai segalanya.
Sepelik apapun masalah yang kita
hadapi, pasti Allah Swt sudah Maha
Tahu akan masalah kita sekaligus jalan
keluarnya. Oleh karena itu, janji Allah
Swt yang harus menjadi pegangan
kita. Allah Swt berfirman, “..Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan,
memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka. Dan, barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
At Thalaq [65]:2-3).
Maka, janganlah ada rasa pesimis
saat kita ditimpa suatu peristiwa yang
tidak kita kehendaki atau yang menyu­
litkan kita. Karena sesungguhnya rasa
bingung, takut, menderita, itu adalah

69
karena ketidaktahuan kita tentang cara
Allah Swt. memberikan jalan keluar bagi
kita. Ketika kita ditimpa suatu kepelikan
masalah keuangan, sesungguhnya Allah
Swt akan mendatangkan rezeki-Nya ke-
pada kita dari jalan dan cara yang tidak
kita sangka sebelumnya.
Hal ini akan terjadi apabila kita men-
jadi hamba yang bertakwa kepada-Nya,
bersungguh-sungguh dalam berusaha
dan memasrahkan hasil segala usaha
kita hanya kepada-Nya. Sebagaimana
firman Allah Swt, “..Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)
nya..” (QS. Ath Thalaq [65]:3).
Oleh karenanya, dalam urusan
ekonomi misalnya, tidak perlulah kita
meminta untuk dijadikan manusia
yang kaya raya. Mintalah kepada ­Allah
Swt agar rezeki kita dicukupkan. Berke-
cukupan itu lebih bermakna dari sek-

70 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


edar kaya raya. Karena kaya raya belum
tentu berkecukupan. Betapa banyak
manusia yang bergelimang harta ke-
kayaan akan tetapi fustasi karena masih
saja kekayaannya itu tidak mencukupi
segala keinginannya. Semoga Allah Swt
mencukupkan rezeki kita sesuai de­
ngan apa yang kita butuhkan.
Saudaraku, kehidupan ini memang
selalu ada suka dan duka, sedih dan
gembira. Begitu seterusnya silih ber-
ganti. Apa yang menjadi masalah
bukanlah pergantian siklus tersebut,
melainkan cara kita menghadapi atau
menyikapi siklus itu. Jika kita bisa me-
nyikapinya dengan baik, maka kehidu-
pan yang sedang kita jalani ini akan
menjadi kesempatan yang selalu ter-
buka untuk kita terus-menerus mem-
perbaiki diri, menambah wawasan, me-
nambah ilmu, menguatkan keimanan,

71
dan menyongsong kehidupan abadi di
akhirat yang dipenuhi kebahagiaan.
Jadi, segala persoalan hidup yang
kita temui di dunia merupakan kesem­
patan emas yang diberikan Allah Swt ke-
pada kita untuk mengangkat kemuliaan
kita, meninggikan derajat kita dan
membahagiakan kita. Cukuplah Allah
Swt sebagai penolong dan pelin­dung
kita. Wallahu a’lam bishawab.[]

72 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup


Bagi sahabat-sahabat yang ingin
berdonasi dan membantu dakwah
SMS Tauhiid | Tauhid TV
Bisa Melalui rekening
Mandiri 131.00.303030.87 an. SMS Tauhiid
BCA 777.1.221100 an SMS Tauhiid
Mohon konfirmasi apabila telah
melakukan transfer ke nomor
+6287825252626.
Jazakumullah Khoiron.

Anda mungkin juga menyukai