10087-Article Text-29211-1-10-20150925
10087-Article Text-29211-1-10-20150925
ABSTRACT
Gunung Papandayan has the potential of various types of fauna and flora that has become the unity in its natural
environment. The objectives of this research was to determine the composition, diversity and potential of undergrowth
that are found in the eastern part of Gunung Papandayan. The total of undergrowth species on Gunung Papandayan
approximately 101 species of 34 families. The level of undergrowth diversity on five sites vary with a value of highest H’
at Supabeureum (3.36), while Tegal Mariuk has the smallest value of H’ (2.40). The low level of vegetation dominance
indicated that undergrowth in five sites spreadon a lot of species. Undergrowth vegetation communities in five sites are
differs with IS score was < 75 %. Undergrowth species which are found on Gunung Papandayan has potential as food,
medicinal plants, ornamental plants, and livestock feed.
dengan keadaan alam dan kondisi cagar alam tersebut. Keterangan: : petak contoh 1 m x 1 m
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji komposisi : jarak antar petak contoh 10 m
jenis, keanekaragaman jenis dan potensi tumbuhan Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Jenis
bawah yang terdapat di CA Papandayan bagian timur, Jenis tumbuhan pada masing-masing petak contoh
Garut, Provinsi Jawa Barat. yang telah diketahui langsung diidentifikasi di lapangan.
Adapun untuk tumbuhan yang belum diketahui nama
jenisnya diambil fotonya dan dibuat herbarium basah
BAHAN DAN METODE untuk diidentifikasi di Laboratorium Ekologi Hutan
Fakultas Kehutanan IPB dan Herbarium Bogoriense
Waktu dan Tempat LIPI.
Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan
Maret sampai dengan Mei 2013 di CA Papandayan Wawancara
Bagian Timur, Jawa Barat, yang terdiri dari lokasi hutan Wawancara terhadap penduduk sekitar Gunung
primer dan hutan terganggu. Hutan terganggu terdiri Papandayan dengan jumlah responden sebanyak 90
dari 24 lokasi dengan 4 lokasi yang menjadi lokasi orang, dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis
penelitian yaitu: tumbuhan bawah yang mempunyai potensi sebagai
1. Hutan primer pada blok Supabeureum. tanaman hias, obat-obatan, pakan ternak, dan yang dapat
2. Hutan terganggu terkena letusan pada blok Tegal dimakan. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang invasif
Alun. didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak BKSDA.
3. Hutan sekunder pada blok Tegal Mariuk.
4. Hutan terganggu karena perambahan untuk Studi Literatur
pertanian pada blok Pasir Bui. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data
5. Hutan terganggu karena penggembalaan liar pada mengenai kondisi umum CA Gunung Papandayan, yang
blok Cisurupan Panjang. meliputi letak dan luas, kondisi fisik, biotik, dan iklim,
yang diperoleh dari literatur Kantor Balai Besar KSDA.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Analisis Data
kompas, meteran, patok, tally sheet, peralatan herbarium
(alkohol 70%, gunting, kertas, tali label, plastik besar, Tingkat Dominansi Jenis
kertas koran, sasak, oven), alat tulis, kamera dan buku Indeks nilai penting (INP) ini digunakan untuk
identifikasi jenis, sedangkan objek penelitian yaitu menetapkan komposisi dan dominasi suatu jenis di
vegetasi tumbuhan bawah pada Cagar Alam suatu tegakan. Dihitung dengan menjumlahkan nilai
Papandayan Bagian Timur. kerapatan relatif (KR), dan frekuensi relatif (FR)
(Soerianegara & Indrawan 2002).
Prosedur Penelitian Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan (K) = ⅀
Luas petak contoh
Penentuan Lokasi Pengamatan Kerapatan Relatif (KR) =
Penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan Kerapatan suatu jenis
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pada 𝑥 100%
Kerapatan seluruh jenis
lokasi hutan terganggu dan hutan primer. Data Jumlah plot ditemukan suatu jenis
dikumpulkan melalui analisis vegetasi, pembuatan Frekuensi (F) = ⅀
Jumlah seluruh plot
spesimen herbarium, identifikasi jenis tumbuhan, Frekuensi Relatif (FR) =
wawancara dan studi literatur. Frekuensi suatu jenis
𝑥 100%
Frekuensi seluruh jenis
Analisis Vegetasi Indeks Nilai Penting = KR + FR
Data dikumpulkan melalui analisis vegetasi,
pembuatan spesimen herbarium, identifikasi jenis Indeks Dominansi
tumbuhan, wawancara dan studi literatur. Analisis Indeks dominansi jenis pada komunitas dari tingkat
vegetasi dilakukan menggunakan metode petak ganda suksesi setelah pasca kebakaran dapat diketahui dengan
(Gambar 1). Metode ini dilakukan pada masing-masing menggunakan rumus Simpson (Soerianegara dan
lokasi dengan jumlah plot sebanyak 30 buah. Indrawan 2002).
(𝑛𝑖)2
C = ⅀( )
𝑁
Keterangan:
C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting dari jenis ke-i
N : Total nilai penting
S−1
R1 =
ln(N)
Gambar 1. Plot Metode Petak Ganda Keterangan:
R1 : Indeks Kekayaan Jenis Margalef
Vol. 06 Agustus 2015 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah di Gunung Papandayan 121
30
20
Kondisi Umum CA Gunung Papandayan Bagian
Timur 10
Jumlah jenis tumbuhan bawah di blok Cisurupan cernua) dengan INP tertinggi sebesar 46.29%. Jenis
Panjang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi kodominan yaitu jukut cai dengan INP sebesar 45.67%.
lainnya. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut lebih Jenis yang paling dominan pada blok Cisurupan
terbuka dari 4 lokasi lain dan tidak memiliki stratifikasi Panjang adalah lanjani dengan INP tertinggi sebesar
tajuk yang dapat menutupi permukaan tanah, sehingga 55.63%. Jumlah INP Lamjani sangat jauh di atas jenis
memungkinkan banyaknya tumbuhan bawah pada kodominan yang ditemukan, yaitu teklan (Eupatorium
stratum E yang mendapatkan cahaya yang cukup untuk riparium) dengan INP sebesar 17.77%. Hal ini
tumbuh. Jumlah jenis tertinggi kedua yaitu blok dikarenakan Lamjani ditemukan hampir diseluruh plot
Supabeureum yang merupakan hutan primer dengan dengan jumlah individu yang banyak, sehingga
total 34 jenis. Jumlah jenis di blok Pasir Bui relatif sama mempunyai kerapatan dan frekuensi jenis yang tinggi.
banyak dengan blok Supabeureum yang berupa hutan Pada lokasi Pasir Bui jenis yang paling dominan
primer. Hal ini disebabkan oleh karena adanya aktivitas adalah teklan (Eupatorium riparium) dengan INP
perambahan hutan di blok Pasir Bui yang kemudian tertinggi sebesar 26.27%. Sementara jenis kodominan
diubah menjadi areal pertanian yang mengakibatkan yang ditemukan yaitu kirinyuh (Austroeupatorium
tumbuh berkembangnya berbagai jenis tumbuhan inulifolium) dengan INP sebesar 22.35%.
bawah. Jenis rumput-rumputan dari suku Poaceae dan
Hasil analisis vegetasi ini menggambarkan Cyperaceae merupakan jenis yang termasuk dalam INP
perbedaan jumlah jenis setiap komunitas tumbuhan ≥ 10%. Selain itu dari kelima lokasi banyak ditemukan
bawah yang berada di Cagar Alam Gunung Papandayan. teklan dan kirinyuh (Austroeupatorium inulifolium)
Jumlah jenis yang berbeda antara kelima lokasi yang merupakan suku Asteraceae. Ketiga jenis tersebut
pengamatan dipengaruhi oleh tipe hutan dan adanya merupakan jenis gulma yang biasa dijumpai pada lahan
perbedaan kondisi strata tajuk yang dimiliki oleh pertanian dan kehutanan. Jenis-jenis yang berasal dari
masing-masing lokasi tersebut, sehingga jenis-jenis ketiga suku tersebut umumnya memiliki potensi untuk
ground cover yang intoleran terhadap cahaya dapat menguasai areal dengan populasi besar karena memiliki
tumbuh dengan baik di lokasi yang terbuka. Jenis-jenis biji-biji yang ringan dan mudah tersebar (Sembodo
tersebut diantaranya dari famili Poaceae dan Cyperaceae 2010).
yang berhabitus herba rerumputan. Menurut Sastroutomo (1990), suku Asteraceae
merupakan salah satu suku yang termasuk gulma
Dominansi Jenis Tumbuhan berbahaya di dunia. Pada lokasi Tegal Alun, banyaknya
Dominansi suatu jenis dalam komunitas tumbuhan jenis rumput-rumputan dapat disebabkan oleh
dapat menggunakan Indeks Nilai Penting (INP) sebagai tersebarnya biji melalui air sungai yang mengalir
parameternya. Sutisna (1981) diacu dalam Rosalia sepanjang lokasi. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-
(2008) mengemukakan bahwa suatu jenis tumbuhan jenis dari suku tersebut merupakan jenis yang lebih
dapat dikatakan berperan atau berpengaruh dalam suatu adaptif dan mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi
komunitas apabila memiliki nilai INP untuk tingkat lingkungan tempat hidupnya.
semai ≥ 10%, begitu juga dengan tumbuhan bawah.
Besarnya nilai INP juga menandakan besar atau Keanekaragaman Tumbuhan Bawah
tidaknya pengaruh jenis tersebut dalam suatu komunitas Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah di masing-
tumbuhan (Indriyanto 2006). Hal ini berarti terdapat 4 masing lokasi penelitian ialah bervariasi. Tabel 2
jenis tumbuhan bawah yang berpengaruh pada menunjukkan bahwa perbedaan nilai Indeks
komunitas hutan Supabeureum, 7 jenis pada blok Tegal Keanekaragaman jenis (H’) pada tiap lokasi penelitian
Alun, 5 jenis pada blok Tegal Mariuk, 4 jenis pada tidak terlalu jauh dengan nilai H’ tertinggi pada blok
lokasi Cisurupan Panjang, dan 5 jenis pada lokasi Pasir Supabeureum, yaitu 3.36. Keanekaragaman jenis dari
Bui. Jenis-jenis tumbuhan bawah yang memiliki INP ≥ blok Tegal Alun, Cisurupan Panjang dan Tegal Mariuk
10 pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 1. termasuk dalam tingkatan sedang karena memiliki nilai
Pada lokasi pertama, yaitu blok Supabeureum, 2 ≤ H’< 3, sementara blok Pasir Bui dan Supabeureum
terdapat 4 jenis tumbuhan bawah yang memiliki INP ≥ termasuk dalam tingkatan keragaman tinggi dengan
10 seperti yang tersaji pada Tabel 1. nilai H’ ≥ 3.
Jenis tumbuhan bawah yang paling dominan pada Nilai H’ berbanding lurus dengan R1 dan E.
lokasi ini adalah jenis ilat (Cyperus brevifolius) dengan Berdasarkan Magurran (1988) nilai R1 < 3.5
INP paling tinggi yaitu 21.87% dan jenis kodominannya menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R1
adalah jenis jukut cai dengan INP 17.62%. = 3.5–5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong
Pada blok Tegal Alun terdapat 7 jenis tumbuhan sedang, dan R1> 5.0 menunjukkan kekayaan jenis
bawah yang berpengaruh pada komunitas hutan karena tergolong tinggi. Nilai R1> 5.0 dimiliki oleh 2 lokasi
memiliki INP ≥ 10. Jenis tumbuhan bawah yang paling yaitu blok Supabeureum dan Cisurupan Panjang,
dominan pada blok Tegal Alun adalah jenis jukut bool dengan nilai R1 tertinggi dimiliki oleh blok
dengan INP tertinggi yaitu 24.44% dan jenis Supabeureum sebesar 5.70. Sementara nilai R1 terendah
kodominannya adalah jenis jukut geblug (Eragrotis dimiliki oleh blok Tegal Mariuk, yaitu sebesar 2.42.
nigra) dengan INP 23.79%.
Pada blok Tegal Mariuk jenis tumbuhan bawah yang
paling dominan adalah bubukuan gede (Strobilanthes
Vol. 06 Agustus 2015 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah di Gunung Papandayan 123
inulifolium
Bui
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan Interpretasi dari nilai indeks dominansi seperti yang
tumbuhan bawah di 5 lokasi memiliki nilai indeks dinyatakan oleh Kusmana dan Istomo (1997) yaitu jika
kemerataan (E) mendekati 1, dengan nilai indeks nilai Indeks Dominansi mendekati 1 atau tinggi, maka
tertinggi pada blok Supabeureum, yaitu 0.94. Krebs dominansi terpusat pada satu atau beberapa jenis,
(1972) menyatakan bahwa nilai indeks kemerataan yang sementara jika nilai Indeks Dominansi mendekati 0
mendekati 1 menunjukkan bahwa suatu komunitas atau rendah, maka dominansi jenis dipusatkan pada
tumbuhan semakin merata, sementara apabila mendekati banyak jenis.
0, maka semakin tidak merata. Hal ini terjadi Berdasarkan hasil perhitungan indeks dominansi
dikarenakan tidak adanya jenis yang secara individual tumbuhan bawah pada 5 lokasi penelitian menunjukkan
mendominasi lokasi pengamatan dan menyebar secara bahwa nilai C terbesar pada blok Tegal Mariuk yaitu
merata. sebesar 0.14. Pada kelima lokasi penelitian tidak ada
nilai C yang sama dengan atau mendekati 1, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dominansi vegetasi di
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’), Indeks
lokasi penelitian tergolong rendah. Hal ini
Kekayaan Jenis (R1), Indeks Kemerataan Jenis
mengindikasikan bahwa jenis tumbuhan bawah pada
(E), dan Indeks Dominansi Jenis (C) Tum-
lima lokasi penelitian menyebar pada banyak jenis.
buhan Bawah di lokasi penelitian
Lokasi H' R1 E C Kesamaan Komunitas Tumbuhan Bawah
Supabeureum 3.36 5.70 0.94 0,04 Indeks Kesamaan Komunitas atau Index of
Similarity (IS) menunjukkan komposisi jenis tumbuhan
Tegal Alun 2.92 4.58 0.86 0.07
dari dua komunitas yang dibandingkan. Terdapat
Tegal Mariuk 2.40 2.42 0.73 0.14 kriteria tertentu dalam penentuan IS antar dua
Pasir Bui 3.10 5.00 0.90 0.06 komunitas yang berbeda. Suatu komunitas dianggap
2.85 5.60 0.80 0.11 berbeda apabila nilai IS < 50%, dianggap mirip apabila
Cisurupan Panjang nilai 50% < IS < 75%, dan dianggap sama apabila nilai
IS ≥ 75% (Odum 1993).
Indeks Dominansi Jenis (C) Berdasarkan kriteria yang disebutkan, kelima lokasi
Indeks dominansi adalah parameter yang menyata- yang dibandingkan memiliki nilai IS < 50%, yang
kan tingkat terpusatnya dominansi (penguasaan) jenis menunjukkan bahwa komunitas hutan dari kelima lokasi
dalam suatu komunitas (Indriyanto 2006). ialah berbeda. Data mengenai indeks kesamaan antar
124 Iwan Hilwan dan Idealisa Masyrafina J. Silvikultur Tropika
komunitas tumbuhan di lokasi penelitian disajikan pada harendong careh (Melastoma candidum), kirinyuh
Tabel 3. (Austroeupatorium inulifolium), sembung, paku tulang
(Dipteris conjugate) dan paku toroktok (Selliguea feei).
Tabel 3. Indeks kesamaan komunitas tumbuhan antar
komunitas di lokasi penelitian b. Tumbuhan bawah sebagai makanan
Jenis tumbuhan bawah yang dapat juga dimakan
IS(%)
Komunitas yaitu dari famili Rosaceae, Rubus sp. (arben bulu, arben
1 2 3 4 5 murbei dan hareeus gede) dan jenis paku-pakuan. Jenis
1 21.94 38.52 17.12 17.98 paku-pakuan umumnya dapat dimakan setelah melalui
beberapa proses dalam memasak, sementara buah dari
2 8.74 6.5 7.81 jenis Rubus sp.dapat dimakan langsung.
3 13 14.15
4 38.19 c. Tumbuhan bawah sebagai tanaman hias
Jenis tumbuhan bawah yang dapat dijadikan
5
tanaman hias yaitu jenis paku-pakuan, congkok
Keterangan: 1. Supabeureum, 2. Tegal Alun, 3. Tegal Mariuk, (Curculigo orchioides), dan anggrek tanah botol.
4. Cisurupan Panjang, 5. Pasir Bui.
d. Tumbuhan bawah sebagai pakan ternak
Komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit
Beberapa jenis tumbuhan bawah yang masuk dalam
lingkungan yang mempunyai kondisi habitat utama
famili Poaceae dapat dijadikan pakan ternak, seperti
yang seragam. Blok Supabeureum dan Tegal Mariuk
Jukut palias (Pogonatherum paniceum), Jampang piit
merupakan hutan hujan tropis. Keadaan hutan blok
(Digitaria sanguinalis), Lameta (Leersia hexandra),
Supabeureum masih relatif tidak terganggu, sementara
Paparean (Phalaris arundinaceae), rumput gajah
areal pengamatan di blok Tegal Mariuk yang
(Pennisetum purpureum) dan Jukut gebluk (Eragrotis
mengalami illegal logging, stratifikasi tajuknya masih
nigra).
cukup rapat. Jenis-jenis yang sama yang ditemukan di
kedua lokasi adalah balakbak gede, bubukuan gede,
Tumbuhan bawah jenis invasif
bubukuan leutik, jukut cai, paku galing, paku tiang,
Selain itu, di lokasi penelitian ditemukan jenis
pohpohan, dan teklan. Jenis-jenis ini memiliki INP yang
tumbuhan bawah yang merupakan tumbuhan jenis
besar. Oleh karena itu hasil analisis data menunjukkan
invasive (invasive species).
jika IS dari perbandingan antara kedua lokasi cukup
Jenis invasif yang ditemukan pada lokasi penelitian
besar dibandingkan IS antara lokasi lain.
adalah kirinyuh (Austroeupatorium inulifolium) dan
Komunitas tumbuhan bawah yang berada di lokasi
teklan (Eupatorium riparium). Kirinyuh merupakan
yang lain yang berada di Gunung Papandayan tidak ada
tumbuhan invasif yang berasal dari Amerika Selatan.
yang dapat dianggap sama. Hal ini bisa disebabkan
Awalnya kirinyuh dibawa ke Gunung Papandayan untuk
karena masing-masing lokasi memiliki tipe hutan yang
dijadikan sekat bakar alami karena tumbuhan ini
berbeda dan mengalami gangguan yang berbeda.
menyimpan banyak air, akan tetapi perkembang-
Perbedaan komunitas dapat disebabkan oleh tipe hutan
biakannya yang sangat cepat menyebabkan jenis-jenis
yang berbeda, kondisi lingkungan yang berbeda, dan
tumbuhan lainnya tersaingi sehingga jenis ini menjadi
gangguan yang terjadi pada areal hutan tersebut.
dominan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
komposisi jenis yang signifikan.
Potensi Jenis Tumbuhan Bawah
Tumbuhan bawah memiliki banyak manfaat bagi
lingkungan. Tumbuhan bawah juga dapat membantu
SIMPULAN DAN SARAN
menjaga agregat tanah agar tidak mudah lepas dan
tererosi oleh air hujan maupun aliran permukaan.
Simpulan
Tumbuhan bawah juga berfungsi sebagai penutup tanah
Jumlah jenis tumbuhan bawah yang ditemukan pada
yang menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi
lokasi penelitian di CA Gunung Papandayan sebanyak
dapat berlangsung lebih cepat. Proses dekomposisi yang
101 jenis dari 34 famili yang tersebar pada blok
cepat dapat menyediakan unsur hara untuk tanaman
Supabeureum 34 jenis, blok Tegal Alun 30 jenis, blok
pokok. Disinilah siklus hara dapat berlangsung
Tegal Mariuk 26 jenis, blok Pasir Bui 32 jenis dan pada
sempurna, guguran daun yang jatuh sebagai serasah
blok Cisurupan Panjang sebanyak 35 jenis. Tingkat
akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsur
keanekaragaman tumbuhan bawah bervariasi dengan
hara yang sudah diuraikan oleh bakteri (Irwanto 2011).
nilai yang tidak terlalu berbeda jauh. Nilai H’ tertinggi
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk
dimiliki oleh blok Supabeureum sebagai hutan primer,
sekitar Gunung Papandayan, tumbuhan bawah di
yaitu 3.36, sedangkan Tegal Mariuk ssebagai hutan
Gunung Papandayan dapat bermanfaat sebagai berikut:
sekunder, memiliki nilai H’ terkecil, yaitu sebesar 2.40.
Keanekaragaman jenis dari blok Tegal Alun, Cisurupan
a. Tumbuhan bawah sebagai tanaman obat
Panjang dan Tegal Mariuk termasuk dalam tingkatan
Tumbuhan bawah yang ditemukan di kelima lokasi
sedang dengan nilai 2 ≤ H’ < 3, sementara blok Pasir
penelitian dan bermanfaat sebagai obat yaitu paku
Bui dan Supabeureum termasuk dalam tingkatan
galing (Hypolepsis punctate), babadotan (Ageratum
keragaman tinggi dengan nilai H' ≥ 3. Jenis yang
conyzoides), hareeus gede (Rubus moluccanus),
mendominasi blok Supabeureum adalah ilat (Cyperus
Vol. 06 Agustus 2015 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah di Gunung Papandayan 125
brevifolius) dan jukut cai. Jenis yang mendominasi blok Istomo, Kusmana C. 1997. Penuntun Praktikum Ekologi
Tegal Alun adalah jukut bool dan jukut geblug Hutan. Laboratorium Ekologi Hutan. Bogor:
(Eragrotis nigra). Jenis yang mendominasi blok Tegal Fakultas Kehutanan. Institur Pertanian Bogor.
Mariuk adalah bubukuan gede (Strobilanthes cernua) Kusmana C. 2010. Jenis invasif. [terhubung berkala].
dan jukut cai. Jenis yang mendominasi lokasi Pasir Bui http://cecep_kusmana. staff.ipb.ac.id/2010/06/15/
adalah teklan (Eupatorium riparium) dan kirinyuh jenis-invasif. [4 November 2012].
(Austroeupatorium inulifolium). Adapun jenis yang LIPI. 1997. Sumberdaya Hayati Indonesia. Lembaga
mendominasi blok Cisurupan Panjang adalah lamjani Biologi Indonesia. Bogor. University. England.
dan teklan (Eupatorium riparium). Tumbuhan bawah Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its
yang ditemukan di CA Gunung Papandayan dapat Measurenment. Princeton NJ (US):Princeton
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat-obatan, University Press.
tanaman hias, dan pakan ternak. Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta (ID): Gajah Mada
Saran University Press.
Pengelola CA Gunung Papandayan perlu melakukan Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. Saunders
kegiatan pemantauan rutin terhadap keanekaragaman College: Saunders College Publishing.
tumbuhan yang ada di Cagar Alam Papandayan. Selain Rosalia N. 2008. Penyebaran dan karakteristik tempat
itu diperlukan peraturan yang jelas mengenai aspek tumbuh pohon tembesu (Fragaea fragrans
pemanfaatannya, agar pemanfaatan oleh masyarakat Roxb.) (Studi kasus di kawasan Taman Nasional
terhadap sumber daya alam khususnya tumbuhan bawah Danau Sentarum Kapuas Hulu Kalimantan
di Cagar Alam Papandayan dapat berlangsung baik Barat). [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana,
tanpa mengganggu kelestarian Cagar Alam Gunung Institut Pertanian Bogor.
Papandayan, Jawa Barat. Resosoedarmo S. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta(ID):
PT Remaja Rosdakarya.
Sastroutomo SS. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta (ID): PT
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama.
Sembodo D. 2010. Gulma dan Pengelolaannya.
Alikodra H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
DEPDIKBUD Direktorat Jenderal Pendidikan Soerianegara I dan A Indrawan. 2008. Ekologi Hutan
Tinggi Pusat Antar Universitas IPB. Bogor. Indonesia. Bogor. Laboratorium Ekologi Hutan.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
2011. Buku Informasi Kawasan Konservasi Syukur C, Hernani. 1999. Budidaya Tanaman Obat
Propinsi Jawa Barat 2011. Direktorat Jenderal Tradisional. Penebar Swadaya. Depok.
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Balai Van Steenis CGGJ. 2010. Flora Pegunungan Jawa.
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Kartawinata J.A., penerjemah dan editor. Jakarta
Barat. Bandung. (ID): Penerbit LIPI Press. Terjemahan dari: The
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Mountain Flora of Java.
Aksara.