JURNAL BIOSAINS
(Journal of Biosciences)
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/biosains
email : jbiosains@unimed.ac.id
Hary Prakasa, Arina Zawani Akmal, Winda Awalina Guci, Syahmi Edi
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem
Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan, 20221, North Sumatera, Indonesia
Email: haryprakasa425@gmail.com, arina.akmal66@gmail.com, windaawalina96@gmail.com,
syahmiedibiologi@gmail.com
ABSTRAK
Edelweis (Anaphalis longofilia (Blume) Blume ex DC.) merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam suku
Asteraceae yang tersebar di wilayah dataran tinggi Indonesia. Anaphalis longofilia merupakan tumbuhan
khas pegunungan di Sumatera. Kerusakan hutan, illegal loging, perubahan fungsi hutan, dan aktivitas
manusia menyebabkan hilangnya tumbuhan ini dari habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis habitat A. longifolia yang tersebar di Sumatera Utara, Indonesia. Sebanyak 33 sampel
penelitian diperoleh dari kabupaten Karo, Samosir, dan Toba Samosir di Sumatera Utara. Data dianalisis
menggunakan program ArcGis 10.3 dengan dikombinasikan menggunakan berbagai data ekologi dari
berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. longifolia tersebar di wilayah dataran tinggi
Sumatera Utara dengan Berdasarkan hasil analisis, A longifolia memiliki ciri habitat dengan ketinggian
1000-2000 mdpl, curah hujan 1500-2500 mm/tahun, menempati 3 tipe tutupan lahan (hutan tanaman
industri, tanah terbuka, dan pertanian lahan kering), tersebar pada 3 jenis tanah (humic cambisol, orthic
acrisol, dan orthic podzols), terdapat pada kemiringan lahan >60, dan berada pada 3 kondisi kritis lahan
(lahan kritis, agak kritis, dan sangat kritis). Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi penting
dalam proses budidaya dan konservasi A. longifolia.
ABSTRACT
Edelweis (Anaphalis longofilia (Blume) Blume ex. DC) is a member of plant from family Asteraceae spread
the highlands of Indonesia. Anaphalis longofilia is a typical mountainous plant in Sumatra. Forest
destruction, illegal logging, changes in forest function, and human activities cause the loss of this plant from
its habitat. This study aims to analyze the habitat A. longifolia scattered in North Sumatra, Indonesia. A total
of 33 research samples were obtained from the districts of Karo, Samosir, and Toba Samosir in North
Sumatra. Data were analyzed using ArcGis 10.3 program combined using various ecological data from
various sources. The results showed that A. longifolia scattered in the highlands of North Sumatra. Based on
the analysis, A. longifolia has habitat characteristics with an altitude of 1000-2000 masl, rainfall 1500-2500
mm/year, occupying 3 types of land cover (industrial plantation forest, open ground, and dryland farming),
3 type of soil (humic cambisol, orthic acrisol, and orthic podzols), are found on the slope >60, and are in 3
critical conditions of the land (critical, somewhat critical, and very critical). The results of the study are
expected to be important information in the process of cultivation and conservation of A. longifolia.
78
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
79
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
(2013) yang menyatakan bahwa A. longifolia bahwa A. longifolia adalah tanaman pengunungan
ditemukan tumbuh di Batu Dulang (800-975 mdpl) yang tidak terpengaruh oleh aliran piroklastik dari
dan pengunungan Ngengas (1260-1650 mdpl) gunung merami. Menurut Wicaksono (2014),
daerah Sumbawa. Menurut Tjitrosoedirdjo (2002), menemukan A. longifolia di daerah Gunung
A. longifolia dan A. javanica merupakan jenis dari Andong, kabupaten Magelang pada ketinggian
genus Anaphalis tanaman asli pegunungan 1519-1637 mdpl.
Sumatera. Sunardi et al. (2017) juga menyatakan
Anaphalis longifolia tersebar pada wilayah hutan Jobolarangan Gunung Lawu dengan curah
Sumatera Utara dengan curah hujan 1500-2500 hujan yang tinggi. Warsito (1999) menyatakan
mm/tahun. Jumlah tertinggi menempati curah bahwa curah hujan sangat mempengaruhi air
hujan antara 1500-2000 mm/tahun (13 Sampel) tanah sehingga tingginya curah hujan
sedangkan tertinggi pada curah hujan 2000-2500 menyebabkan kondisi kelembapan yang ideal bagi
(20 sampel). (Gambar 3). Sutarno et al. (2001) vegetasi hutan hujan tropis.
menyatakan bahwa A. longifolia ditemukan pada
80
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
Gambar 3. Peta hubungan antara distribusi Anaphalis longifolia dengan curah hujan
Berdasarkan hasil pengamatan edelweis dan di pulau Bangka, Belitung, dan Riau. Vegetasi
mendiami 3 jenis tanah yaitu humic cambisol (3 alami dari jenis tanah ini adalah hutan kerangas
sampel), orthic acrisols (13 sampel), dan orthic dan terdapat lada putih sebagai produk pertanian
podzols (17 sampel) (Gambar 5). Orthic podzols serta hutan Pinus mercusi di Sumatera bagian
terdapat pada daerah sebelah barat Danau Toba utara. Humic cambisol terutama terdapat di
81
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
wilayah Sumatera dan Irian Jaya. Bukit Barisan di miring. Hasil analisis menunjukkan bahwa A.
Sumatera merupakan wilayah persebaran utama longifolia kebanyakan di Sumatera Utara tumbuh
jenis tanah ini. Vegetasi utamanya adalah hutan pada wilayah dengan kondisi lahan kritis (16
hujan tropis dengan jenis perkebunan berupa the sampel), agak kritis (8 sampel), dan sangat kritis (9
dan kopi yang merupakan taaman lokal di sampel) (Gambar 6). Hal ini menunjukkan bahwa
Sumatera. Orthic acrisols merupakan jenis tanah kebanyakan A. longifolia di Sumatera Utara,
yang umum terdapat di wilayah Asia Tenggara tumbuh pada wilayah kritis sehingga tingkat
(FAO, 1989). keberlangsungan hidupnya menjadi terancam.
Berdasarkan hasil pengamatan A. Whitten et al. (1996) menyatakan bahwa A.
longifolia mendiami wilayah dengan kemiringan longifolia merupakan spesies invasif pada daerah
>60 pada seluruh sampel yang diambil. kritis seperti daerah yang terbakar parah pada
Kebanyakan A. longifolia yang ditemukan oleh pengunungan di Jawa dan Bali.
peneliti berada pada wilayah dengan kondisi yang
Gambar 5. Peta hubungan antara distribusi Anaphalis longifolia dengan jenis tanah
Gambar 6. Peta hubungan antara distribusi Anaphalis longifolia dengan lahan kritis
82
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
83
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
84