Anda di halaman 1dari 22

VALIDASI METODE ANALISA

Tips!
Cara menentukan parameter yg diuji berdasarkan Keyword pada soal:

1. Persen recovery -> akurasi


2. Koefisien korelasi -> linearitas
3. Koefisien variasi -> presisi
4. Hanya dpt mengukur zat tertentu -> selektivitas

Ketepatan (akurasi): menyatakan berapa dekat angka terbaca pada alat ukur dengan nilai
sebenarnya sesuai besaran yang diukur tersebut. Alat ukur dengan ketepatan yang tinggi
menunjukkan angka terbaca yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya sesuai besaran yang
diukur.

Ketelitian (presisi) : menyatakan berapa dekat nilai bacaan alat ukur jika digunakan untuk
mengukur suatu besaran berkali-kali. Alat ukur dengan ketelitian tinggi apabila digunakan untuk
mengkur benda yang sama akan memberikan hasil pengukuran yang sangat berdekatan antara
pengukuran satu dengan lainnya. Alat ukur dengan ketelitian yang tinggi belum tentu
mempunyai ketepatan yang tinggi pula, hal tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan sistematik
pada alat ukur tersebut.

Kepekaan (sensitivitas): menyatakan perbandingan keluaran terhadap perubahan pada besaran


yang diukur. Suatu alat yang peka akan memberikan tanggapan atau respon yang besar jika
besaran yang diukur berubah sedikit sekali pun.

Spesifisitas : menyatakan bahwa alat ukur tsb spesifik untuk suatu senyawa tertentu.

Daya pisah (resolusi): menyatakan perubahan terkecil dari sebuah besaran yang diukur, sejauh
mana alat ukur dapat menanggapi perubahan terkecil tersebut.

Kesalahan : perbedaan simpangan atau nilai pada alat ukur terhadap nilai besaran sebenarnya.

PENGGUNAAN INSTRUMEN

KLT -> mendeteksi senyawa


Kromatografi gas -> menetapkan kadar zat aktif yang dapat diderivatisasi menjadi gas
Spektroskopi serapan atom -> mendeteksi logam
Spektrofotometri UV/Vis -> menetapkan kadar zat aktif yang memilki kromofor (ikatan rangkap
terkonjugasi).
Spektrofotometri IR -> mengidentifikasi gugus fungsi
KCKT/HPLC -> mengetahui kadar sediaan yang memiliki zat aktif 1 atau lebih
Elektroforesis -> analisis asam amino dan protein

Ok Linda..

Kakak akan bahas terkait metode perencanaan obat

Ada 3 macam
1. Metode morbiditas / epidemiologi
2. Metode konsumsi
3. Metode Gabungan

Kemudian ada bbrp metode pengadaan


1. Open tender
2. Restricted tender
3. Competitice negotiation = membayar dgn hrg termurah (dapar diskon)
4. Direct procurement..
Langsung pembelian ke PBF utk mendapatkan perbekalan Farmasi..

Dlm pengadaan / pembelian perbekalan Farmasi dpt bbrp cara


1. Pembelian
2. Produksi sendiri (seperti NaCl kapsul, Na Bic kapsul)
3. Sumbangan / dropping seperti obat TBC dan HIV yang dicover oleh pemerintah

Selanjutnya ada sistem pengendalian persediaan

1. Metode ABC atau dikenal Pareto


Ink berdasarkan klasifikasi keuntungan obat dan modal yg hrs dikeluarkan ya teman2

2. Analisis VEN
Vital: yg bs life saving.
Essensial: yg harus ada di persediaan
Non Esensial: obat penunjang

3 kombinasi ABC dan VEN

VEN
Vital: yg bs life saving -> ini utk obat2 yang jika tidak diberikan segera maka pasien akan
meninggal. Biasanya kasusnya di IGD
Essensial: yg harus ada di persediaan -> misal obat2 yang sering diresepkan di wilayah tsb
berdasarkan epidemiologi nya. Seperti antibiotik atau obat2 lainnya yg sering digunakan pasien.
Non Esensial: obat penunjang -> jika tidak ada maka tidak apa2 misalnya vitamin suplemen gitu

Nah kalau kondisinya “obat tsb dapat digantikan dgn obat lain” maka itu ada 2 kemungkinan.
Antara esensial atau non esensial. Nah di soal tsb diberitau “jika kondisi emergency” jadi pasti
jawabannya yang Esensial
Accelerated : uji stabilitas dipercepat. jadi suhu dan RH nya ditingkatkan sehingga waktu
pengujian semakin cepat. produk hanya disimpan di climatic chamber tanpa intervensi apapun.
 Utk accelerated stability butuh 6 bulan yaa utk menuhin dokumen registrasi

Long term/real time: uji stabilitas dgn suhu dan RH sesuai dgn kondisi normal sehingga waktu
pengujian lbh lama dibanding accelerated. Ini jg produk hanya disimpa di climatic chamber
tanpa intervensi apapun.

In use: uji stabilita dgn intervensi seolah2 produk sedang digunakan oleh customer, jd dibuka
tutup gt

On going: uji stabilitas yang masih berjalan. Jadi produk masih disimpen dan lg nunggu due date
pengujian. Misal bulan ke 6 jatuh pada desember 2018 maka produk masih di climatic chamber
dan statusnya adalah on going stability alias nunggu diuji

Short term: gak ada ini mah hahaha


Kak nanya lagi, 🙏
Seorang pasien pria berusia 23thn nemiliki tes gallculture positif yg menandakan bahwa pasien
yang menderita typus. Pilihan terapi yg tepat?
Ada pilihan azitro dan cipro. Jadi pilihnya yg mana? 🙏
Iya benar. Tapi jika ada pilihan ceftriakson, sebaiknya dipilih ceftriakson terlebih dahulu Ki
Jika ada 2 pilihan utk dewasa, pilih cipro dulu Ki. Untuk anak usia 7 tahun, berarti pilihan cipro
dicoret yaa karena tidak dianjurkan utk anak dibawa 12 tahun. Dan utk tetra, walaupun pasien
diatas 4 tahun, namun sebaiknya tidak digunakan pd anak.

Kalau dari saya jawabannya antara streptomycin dan eritromicin. Keduanya bisa juga
utk demam thypoid dan boleh digunakan pada anak.
Diketahui:
Cl: 50 ml/menit
Do: 100mg
Css: 9 mg/L
t1/2: 5jam
Ditanya: Cp pada t=4 jam?
Jawab:
Ingat2 kembali rumus:
Cp=Cpo.e pangkat (-k.t)
Maka karena itu dalam kondisi infus intermiten maka Cpo itu kondisinya dalam steady state,
Cpo = Cpss.
Sehingga:
Maka konsentrasi pada t 4 jam adalah
= 9 x e pangkat [(-0.693/5).4)]
= 9 x 0.574
= 5,166

Hmmm 😭😂
Kakak rasa belum pernah liat di ukai ada perhitungan menggunakan epsilon pangkat (e pangkat)
seperti ini. Tp jika dilihat dari pilihan jawaban, bisa ditebak2 jawabannya...

Analoginya seperti ini:


Pada kondisi t1/2 (5 jam) konsentrasi obat berarti berkurang setengah, yaitu 9/2 -> 4,5 mg/L.
Maka saat 4 jam, tentu konsentrasinya lebih besar dari 4,5 namun tidak terlalu jauh angkanya
dari 4,5.... haha jadi kalau ada nilai sekitar 5 ya bisa dipilih jawaban itu.
INTERAKSI OBAT

Interaksi obat dibedakan berdasarkan mekanisme nya, yaitu


1. Farmasetik
2. Farmakodinamik
3. Farmakokinetik

Interaksi Farmasetik
Interaksi ini disebut jg inkompatibilitas, bersifat langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi,
misalnya terjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya
menyebabkan obat menjadi tidak aktif. Contoh: interaksi fenitoin dengan larutan dextrosa 5%
terjadi presipitasi; amfoterisin B dengan larutan NaCl fisiologik terjadi presipitasi.
Solusi: ganti pelarut atau formulasi

Interaksi Farmakodinamik
Interaksi ini terjadi antara obat yang memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping
yang hampir sama. Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara
obat- obat yang bekerja pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi
dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi.
Solusi: ganti obat atau penyesuaian dosis

Interaksi Farmakokinetik
Interaksi ini terjadi ketika suatu obat mempengaruhi ADME (absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi) obat lainnya sehingga meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia
untuk menghasilkan efek farmakologisnya.
Solusi:
1. jika interaksi terjadi pada fase Absorbsi -> diberikan jeda waktu antara pemberian kedua obat
yg berinteraksi
2. jika interaksi terjadi pada fase Distribusi, Metabolisme, dan Eliminasi -> obat perlu diganti
Sekedar mengingatkan kembali, enzim CYP adalah enzim yang bekerja memetabolisme obat di
hati.

Analoginya seperti ini:


Obat A: di metabolisme di hati
Obat B: induktor enzim CYP

Enzim CYP terinduksi -> semakin banyak obat A termetabolisme di hati -> semakin sedikit obat
A yang masih aktif di dalam darah -> penurunan kadar obat A dalam darah -> penurunan efek
dari obat A

Jadi diingat saja:


Induktor enzim CYP dapat ⬇ kadar dan efek obat lain. Sementara Inhibitor enzim CYP dapat ⬆
kadar dan efek obat lain.

Iskemia : ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh


Infark Miokard: kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang terkena
yang menyebabkan kekurangan oksigen lalu sel-sel jantung menjadi mati (nekrosis miokard).
Angina Pectoris: berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam
miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun atau kebutuhan oksigen
yang meningkat.

Tanda / gejala Angina:


1. Nyeri dada
2. Durasi nyeri 1-5 menit atau tdk lbh dari 30 menit
3. Nyeri hilang/berkurang bila istirahat atau pemberian nitrogliserin
4. Kadang disertai dgn sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dizzines

Nah temen2, angina ada yg stabil, tidak stabil, dan vasospasme. Perbedaannya bs dilihat di
modul 1

Lalu, tatalaksana nya bagaimana?


Nah untuk tatalaksana, lbh enak mengacu pada derajat angina nya. Seperti yg ada di modul ini 👇
1. Oksigen diberikan 6 jam pertama utk pasien angina akut.
2. Setelah itu diberikan nitrogliserin secara sublingual sbg immediate relief
3. Kemudian untuk treatment, diberikan aspirin 75-150 mg sbg antiplatelet. Apabila pasien
kontraindikasi dgn aspirin (misal alergi aspirin), dpt digunakan clopidogrel 75 mg

EPILEPSI ⚡

Epilepsi merupakan penyakit yang ditandai dengan kejadian kejang yang berulang dan
reversibel. Serangan kejang yang merupakan gejala atau manifestasi klinik utama epilepsi
disebabkan oleh berbagai hal, yang dapat menimbulkan kelainan fungsional (motorik, sensorik,
otonom atau psikis).

Secara umum, penanganan awal untuk status gawat darurat:


1. Obat emergensi seperti diazepam melalui rektal atau midazolam IM.
2. Jika tidak membaik, dibawa ke RS dan biasanya diberikan lorazepam atau fenitoin

Sementara kalau epilepsi yg bukan gawatdarurat, obatnya berdasarkan jenis epilepsi (ada di
image terlampir). Nah berikut ini penjelasan dari tiap jenisnya:

1. Primarily generalised tonic clonic (grand mal)


Tipe ini merupakan bentuk kejang yang paling banyak terjadi. Fase awal dari terjadinya kejang
biasanya berupa kehilangan kesadaran disusul dengan gejala motorik secara bilateral, dapat
berupa ekstensi tonik beberapa menit disusul gerakan klonik yang sinkron dari otot- otot yang
berkontraksi, menyebabkan pasien tiba-tiba terjatuh dan terbaring kaku sekitar 10-30 detik.
Beberapa pasien mengalami pertanda atau aura sebelum kejang. Kebanyakan mengalami
kehilangan kesadaran tanpa tanda apapun. Dapat juga terjadi sianosis, keluar air liur,
inkontinensi urin dan atau menggigit lidah. Segera sesudah kejang berhenti pasien tertidur.
Kejang ini biasanya terjadi sekitar 2-3 menit.

2. Absence (petit mal)


Kejang ini ditandai dengan hilangnya kesadaran yang berlangsung sangat singkat sekitar 3-30
detik. Jenis yang jarang dijumpai dan umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja.
3. Myoclonic
Kejang tipe ini ditandai oleh kontraksi otot-otot tubuh secara cepat, bilateral, dan terkadang
hanya terjadi pada bagian otot-otot tertentu. Biasa terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur,
pasien mengalami hentakan yang terjadi secara tiba-tiba.

4. Tonic
Pada kejang tonik, otot berkontraksi dan gangguan kesadaran terjadi sekitar 10 detik

5. Atonic
jarang terjadi. Pasien dapat tiba-tiba mengalami kehilangan kekuatan otot yang mengakibatkan
pasien terjatuh, namun dapat segera pulih kembali. Terkadang terjadi pada salah satu bagian
tubuh, misalnya mengendurnya rahang dan kepala yang terkulai.

6. Partial
Kejang ini terjadi pada salah satu atau lebih lokasi yang spesifik pada otak.

NOTE!!
1. asam valproat dan karbamazepin dapat menyebabkan spina bifida dan hypospadia
2. barbiturat dan fenitoin dapat menyebabkan malformasi jantung.
3. ibu hamil yang menderita epilepsi, sebaiknya menggunakan monoterapi. Lamotrigine dan
fenobarbital dapat digunakan karena dapat ditoleransi dan terbukti memiliki efek malformasi
paling minim diantara obat epilepsi lainnya.

Kalau menurut saya sih diazepam boleh diberikan pada anak yg kejang. Lagipula kan ada
sediaan diazepam rektal.
Pertimbangannya:
1. Digunakan pada anak yg kejang, jelas tidak akan disalahgunakan
2. Pemberian melalui rektal, jelas tidak akan disalahgunakan
3. Mengancam jiwa. Anak kejang jika tidak diatasi dengan segera maka nyawa bisa melayang.
Apakah ada apoteker yg tega? 😰

PARKINSON adalah kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan (motor
system), terjadi karena hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin.

Tatalaksana nya dapat dilihat di algoritma terlampir.


Terapi Farmakologi:
1. Obat pengganti dopamine
(Levodopa, Carbidopa): Levodopa, obat paling efektif yang tersedia, adalah prekursor dari
dopamine. Agen ini melewati sawar darah-otak, sedang dopamin tidak.
Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu gerakan motorik
tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh.

2. Agonis dopamine
Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax), Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Obat
ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang berfluktuasi
dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi.

3. Penghambat Monoamine Oxidase (MAO Inhibitor)


Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit
Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya.
Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi
levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna untuk mengendalikan gejala dari
penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan pergerakan.

4. Antikolinergik
(thrihexyphenidyl dan benztropin)
Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan menghambat aksi neurotransmitter
otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksi keseimbangan antara
dopamine dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.

5. Bekerja pada Glutamatergik


(Amantadin)
Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain otak. Dapat dipakai sendirian
atau sebagai kombinasi dengan levodopa atau agonis dopamine. Efek sampingnya dapat
mengakibatkan mengantuk.

6. COMT Inhibitor
Tolcapone (Tasmar) dan entacapone (Comtan) digunakan hanya bersamaan dengan
carbidopa/levodopa untuk mencegah perubahan levodopa di perifer menjadi metabolitnya 3-O-
methyldopa (3OMD) sehingga memperpanjang aksi carbidopa/levodopa. Agen-agen ini secara
signifikan menurunkan waktu ”off” dan menurunakan kebutuhan levodopa. Penggunaan MAO
inhibitor nonselektif secara bersamaan sebaiknya dihindari untuk mencegah inhibisi jalur untuk
metabolisme katekolamin normal.

7. Agonis Dopamine
- Turunan ergot pergolide (Permax) dan bromocriptine (Parlodel) dan agen non-ergot
pramipexole (Mirapex) dan ropinirole (Requip) adalah agen tambahan yang bermanfaat pada
pasien dengan respon terhadap levodopa yang menurun, dan untuk mereka dengan respon klinik
terbatas karena tidak bisa mentolerir levodopa dosis tinggi. Agen ini menurunkan frekuensi
periode ”off” dan memberikan efek levodopa-sparring.
- Pergolide dengan levodopa adalah serupa atau mungkin lebih berefek dengan efek samping
lebih sedikit dari bromocriptine dengan levodopa.
- Ketika digunakan dalam monoterapi, pergolide, pramipexole, dan Ropinirole tampaknya lebih
efektid dari bromocriptine sebaagi alternatif untuk levodopa, tapi hanya pramipexole dan
ropirinole yang disetujui untuk monoterapi.
APA ITU AUTOINDUKSI?

Induksi berarti peningkatan sistem enzim metabolisme (CYP) di hati pada tingkat transkripsi
sehingga terjadi peningkatan kecepatan metabolisme obat yg dikonsumsi.

Nah autoinduksi berarti enzim CYP tsb menginduksi dirinya sendiri utk bekerja lebih cepat
dalam memetabolisme obat. Akibatnya, obat yg dikonsumsi akan menurun kadar aktifnya dalam
darah. Makanya di soal itu jadi bisa kambuh lagi kan penyakitnya huhu.

Beberapa antiepileptika menyebabkan auto induksi dari enzim hati (system-oksidasi P450),
seperti fenitoin, fenobarbital, primidon, dan karbamazepin.

Tatalaksana PPOK bila terdapat infeksi adalah:

- antibiotik golongan penisilin kombinasi klavulanat


- makrolida Nah golongan makrolida salah satunya yaitu eritromisin
Kalau stage 1-3 pake diuretik tiazid
Kalau stage 4-5 pake furosemid

Nah jika tidak diketahui stage nya, maka bisa dicek manual dgn menghitung GFR nya.

Jika GFR > 30 pilih tiazid


Jika GFR < 30 pilih furosemide

Jika pasiennya sudah diketahui DM, maka.... golongan diuretik yang aman untuk pasien DM
adalah golongan Tiazide baik digunakan sendiri maupun dikombinasikan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tatalaksana demam yang disebabkan oleh meningitis pada anak:

EMPIRIS
lini pertama:
- seftriakson 100 mg/kgBB IV drip
- sefotaksim 50 mg/kgBB IV

lini kedua:
- kloramfenikol 25 mg/kgBB IM/IV
- ampisiilin 50 mg/kgBB IM /IV

jika diagnosa bakteri penyebab belum jelas, ditambahkan empiris meningitis TB:

- INH 10 mg/kgBB/hari
- Rifampisin 15-20 mg/kgBB/hari
- Pirazinamid 35 mg/kgBB/hari
- etambutol 15-25 mg/kgBB/hari

Kak nanya, kl pasien DM, CKD dan ada edema terapi yang digunakan pertama tiazid atau
furosemide ya kak?
Untuk DM + CKD + edema digunakan tiazid yaa.

MgSO4 tidak boleh diberikan ke ibu hamil sbg pencahar, namun utk mengatasi eklamsi sangat
dianjurkan... knp? Karena dosis nya berbeda antara MgSO4 injeksi eklamsi dan MgSO4 tab
pencahar. Sejauh ini pun tidak ada obat yg lebih aman utk mengatasi eklamsi pd ibi hamil selain
MgSO4
Multidrug-resistant TB (MDR-TB) disebabkan oleh organisme yang resisten setidaknya
terhadap Isoniazid dan Rifampisin.

Extensively drug resistant TB (XDR-TB) adalah MDR-TB yang resisten terhadap Isoniazid
dan Rifampisin, ditambah Fluoroquinolon dan setidaknya satu dari tiga obat lini kedua injeksi
(misalnya Amikasin, Kanamisin atau Capreomycin) .
Karena XDR-TB tahan terhadap obat TB yang paling poten, maka pilihan pengobatan yang
tersisa kurang efektif, memiliki efek samping lebih banyak, dan lebih mahal. XDR TB menjadi
perhatian khusus bagi orang dengan infeksi HIV atau kondisi lain yang dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh. Orang-orang ini lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit TBC
setelah mereka terinfeksi, dan mereka juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi jika
penyakit TBC ini berkembang.

Resisten terhadap obat anti-TB dapat terjadi bila obat ini disalahgunakan atau salah dalam
mengatur minum obat. Contohnya termasuk saat pasien tidak menyelesaikan perawatan lengkap;
ketika penyedia layanan kesehatan memberikan perlakuan yang salah, dosis yang salah, atau
lamanya waktu minum obat; Bila persediaan obat tidak selalu tersedia; atau bila obatnya
berkualitas buruk.
Resistansi obat lebih sering terjadi pada orang yang:
- Tidak minum obat TB secara teratur
- Tidak minum semua obat TB
- Terkena penyakit TBC lagi, setelah minum obat TBC di masa lalu
- Berasal dari daerah di mana TB yang resistan terhadap obat sering terjadi
- Kontak langsung dengan seseorang yang diketahui terkena TB MDR.
sumbernya dari CDC dan WHO

Anda mungkin juga menyukai