TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
pengetahuan merupakan hasil tahu, yang ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan pedoman atau faktor yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour)
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menuturkan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi
pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan
diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh
karena itu pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai
kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan
sesuatu yang dihadapi sebagai yang ingin diketahuinya. Jadi dapat dikatakan
pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau
hasil untuk memahami suatu objek tertentu.
Sonny Keraf dan Michael Dua (2001) Menjelaskan tiga jenis pengetahuan
menurut polanya meliputi:
a. Tahu bahwa
b. Tahu bagaimana
c. Tahu akan atau mengenai
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang . pengetahuan yang
termasuk dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu meteri
tersebut dengan benar. Misalnya dapat mejelaskan mengapa harus
makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (application)
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau real (sebenarnya). Misalnya bisa
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari
kasus yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masuk kedalam sruktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja yang dapat
penggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokan.
e. Sisntesis
Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusun atau
meletakan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru atau logis.
Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan atau melakukan justifikasi
dan nilai terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah berlangsung seumur hidup.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah juga.
b. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan tradisional yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersediannya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi ekonomi seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar yang ada disekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu
yang berada didalam lingkungan tersebut.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecah
masalah yang dihadapi masa lalu.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperoleh semakin
membaik.
4. Pengukuran Pengetahuan
Menurut teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo, 2007) bahwa perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor
pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana atau faktor pendorong yaitu
sikap atau perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto (2006), dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang yang ingin dengan objek
penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan
kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka,
hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan,
dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase,
setelah dipersentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam
kalimat yang bersifat kualitatif.
a. Kategori baik yaitu menjawab benar 76% - 100% dari yang diharapkan
b. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56% - 75% dari yang diharapkan
c. Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang diharapkan
2. Tipe keluarga
Bentuk tipe keluarga menurut Sudiharto (2007) antara lain terdiri dari
keluarga inti, keluarga besar, campuran, keluarga hidup bersama, serial,
gabungan dan sebagainya. Tipe keluarga ini merupakan tipe keluarga yang
lazim terjadi diberbagai Negara barat, untuk diindonesia, penyesuaian dengan
etika dan tatakrama sosial, sehingga tidak semua bentuk tipe keluarga ini ada
di Indonesia. Bentuk tipe keluarga ini sangat berpengaruh terhadap bentuk
dukungan yang akan diberikan kepada pasien dengan gangguan jiwa.
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Sudiharto, (2007),
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif (the affective function), fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala seduatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial (cocialization and social
placement function), fungsi pengembangan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
3. Fungsi reproduksi (reproductive function), untuk mempertahankan
generasi menjadi kelangsungan keluarga
4. Fungsi ekonomi (the economic function), keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healthy care
function), fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
4. Tugas kesehatan keluarga
Keluarga dipandang sebagai suatu sistem, maka gangguan yang terjadi pada
salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh system. Keluarga
juga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompok.
Untuk itu, keluarga mempunyai beberapa tugas kesehatan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarga, yaitu
(Bailon & Maglaya, 1998 dalam Efendi & Makhfudli, 2009):
1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Menggambil keputusan untuk tindakan yang tepat
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga ketika sakit
4. Memodifikasi lingkungan sekitar untuk kesehatan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Persepsi gangguan jiwa adalah sebuah penyakit yang memalukan, aib serta
momok yang menakutkan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang
mengirimkan anggota keluarganya kerumah sakit diluar daerahnya karena
mereka malu dengan anggapan negatif dari tetangga sekitar (Alifathul, 2015).
Sigma tidak hanya terjadi pada pasien gangguan jiwa, namun juga pada
anggota keluarga yang terkait juga terkena dampaknya. Struktur budaya
dilingkungan masyarakat juga turut andil untuk mempengaruhi pembentukan
nilai didalam keluarga. Keluarga merasa adanya anggapan negatif labelling
dan deskriminasi yang mempengaruhi kehidupan mereka, sehingga
menumbuhkan keinginan menarik diri secara fisik dan sosial dan membatasi
diri untuk menggunakan kesempatan berbaur dengan llingkungan masyarakat
(Napolion, 2010).
Goffman (1963) mengungkapkan, “ stigma as a sign or a mark that
designates the bearer as “spoiled” and therefore as valued less than
“Normal” people ”.
5. Skizofrenia
6. Tipe skizofrenia
Tipe Kriteria
Skizofrenia a. Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau
paranoid Halusinasi dengar yang menonjol secara
berulang-ulang
b. Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan
berikut ini: pembicaraan yang terorganisasi,
perilaku yang tidak terorganisasi, atau
katatonik, atau efek yang datar atau tidak
sesuai.
Skizofrenia a. Dibawah ini semuanya menonjol: Pembicaraan
terdisorganiasi yang terorganisasi, perilaku yang tidak
terorganisasi, efek yang datar atau tidak sesuai
b. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik.
Skizofrenia Sekurang kurangnya dua hal berikut ini:
katatonik a. Imobilitas motorik, seperti di tunjukan adanya
katalepsi atau stupor
b. Negativism yang berlebihan (sebuah resistensi
yang tampak tidak adanya motivasi sebuah
bentuk perintah atau mempertahankan stupor
yang kaku dan menentang semua usaha untuk
menggerakannya) atau mutism
c. Aktivitas motoric yang berlebihan (tidak
bertujuan dan tidak di pengaruhi oleh stimulus
eksternal).
d. Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang
di tujukan oleh posturing (mengambil postur
yang tidak lazim atau aneh secara disengaja),
gerakan stereotipik yang berulang-ulang
menerism yang menonjol, atau bermuka
menyeringai secara menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan yang
tidak bermakna).
Skizofrenia tidak Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak
tergolongkan memenuhi kriteria untuk paranoid , terdisorganisasi
dan katatonik.
Skizofrenia residual a. Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan
yang tidak terorganisasi, dan perilaku yang
tidak terorganisasi atau katatonik yang tidak
menonjol
b. Terdapat terus tanda-tanda gangguan, seperti
adanya gejala negatif atau dua atau lebih gejala
yang terdapat dalam kriteria A, walaupun
ditemukan dalam bentuk lemah (misalnya,
keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi
yang tidak lazim).
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi:
Orang dengan
1. Pendidikan
Gangguan Jiwa 2. Informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman dan usia
Ciri-ciri:
-Marah tanpa sebab Pengetahuan
Keyakinan dan
-Mengurung Diri. kepercayaan Masyarakat: