Anda di halaman 1dari 5

Fokus dan Tujuan Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah studi tentang tindakan orang di tempat kerja. Salah satu
tantangan dalam memahami perilaku organisasi adalah ketika mengatasi masalah yang tidak
jelas. Apa yang dilihat ketika melihat suatu organisasi adalah aspek yang terlihat yaitu
strategi, tujuan, kebijakan dan prosedur, struktur, teknologi, hubungan otoritas formal, dan
rantai komando. Akan tetapi, terdapat unsur-unsur lain yang dibutuhkan manajer untuk
memahami elemen yang juga memengaruhi perilaku karyawan di tempat kerja, seperti
memberikan manajer dengan wawasan yang cukup besar ke dalam aspek - aspek penting.
Bisa di bagi menjadi point point berikut ini :
1. Perilaku organisasi menjelaskan perilaku dari orang-orang yang beroperasi di level
individu, kelompok, atau organisasi.
2. Perilaku organisasi merupakan pendekatan multidisiplin yang menggunakan prinsip
dari berbagai ilmu.
3. Berorientasi pada manusia. Perilaku, persepsi, kemampuan, perasaan adalah penting
bagi organisasi.
4. Berorientasi kinerja. Tentang bagaimana kinerja ditingkatkan.
5. Lingkungan luar organisasi berpengaruh ke dalam organisasi.
6. Metode ilmiah penting untuk mengenali perilaku organisasi secara sistematis.
7. Perilaku organisasi orientasi aplikasi yang berbeda. Perhatiannya adalah pada
menyediakan jawaban tentang permasalahan organisasi.

Fokus Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi berfokus pada tiga bidang utama. Pertama, perilaku organisasi melihat
perilaku individu yang didasarkan pada kontribusi dari psikolog, bidang ini mencakup topik-
topik seperti sikap, kepribadian, persepsi, pembelajaran, dan motivasi. Kedua, perilaku
organisasi berkaitan dengan tugas pekerjaan karyawan yang biasa, dan bukti menunjukkan
bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang dapat mengungguli mereka yang biasa.
Ketiga, kepuasan kerja mengacu pada sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya. Hal itu
yang menjadi perhatian banyak manajer karena puas karyawan lebih cenderung muncul untuk
bekerja, memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi, dan bertahan dengan suatu organisasi.
Perilaku buruk di tempat kerja adalah perilaku karyawan yang disengaja berpotensi
membahayakan organisasi atau individu di dalam organisasi. Di dalam tempat kerja terdapat
kelakuan buruk karyawan yang muncul dalam organisasi dalam empat cara, yaitu
penyimpangan, agresi, perilaku antisosial, dan kekerasan. Perilaku semacam itu dapat
berkisar membuat marah rekan kerja untuk menyabot pekerjaan, yang semuanya dapat
menciptakan kekacauan di mana saja maupun didalam organisasi.
Tujuan Perilaku Organisasi
Perilaku organisai bertujuan untuk:
1. Menjelaskan, yaitu sebagai seorang manajer dapat menjelaskan bagaimana perilaku-
perilaku karyawannya didalam organisasi.
2. Memprediksi, yaitu manajer harus bisa memprediksi perilaku karyawan yang
dilakukan.
3. Mempengaruhi perilaku, yaitu dari tujuan perilaku organisasi yang pertama dan kedua
seorang manajer akan mengetahui apa saja hal-hal yang mempengaruhi perilaku
karyawan.
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor ini terdapat di penginderaan, dalam target yang dirasakan, atau dalam
situasi di mana persepsi terjadi. Ketika seseorang melihat target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihat, itu karakteristik pribadi individu akan sangat
memengaruhi interpretasi. Karakteristik pribadi termasuk sikap, kepribadian, motif,
minat, pengalaman, atau harapan. Karakteristik target yang diamati juga dapat
memengaruhi apa yang dirasakan. Hubungan target dengan latar belakangnya juga
mempengaruhi persepsi, seperti halnya kecenderungan kita untuk mengelompokkan
hal-hal dekat dan hal-hal serupa bersama

Sikap dan Prestasi Kerja


Sikap adalah pernyataan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan
mengenai objek atau orang) yang mencerminkan bagaimana perasaan seseorang
tentang sesuatu. Suatu sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognisi, pengaruh, dan
perilaku.
Komponen kognitif dari suatu sikap mengacu pada kepercayaan, pendapat,
pengetahuan, atau informasi dipegang oleh seseorang. Sedangkan komponen afektif
dari suatu sikap adalah bagian emosional atau perasaan dari suatu sikap. Komponen
perilaku dari suatu sikap mengacu pada niat untuk berperilaku dengan cara tertentu
terhadap seseorang. Memahami sikap terdiri dari tiga komponen yang dapat
membantu menunjukkan kompleksitasnya. Tetapi, sikap biasanya hanya merujuk
pada komponen afektif. Secara alami, manajer tidak tertarik pada setiap sikap yang
dimiliki karyawan. Tetapi, akan lebih tertarik pada sikap yang berhubungan dengan
pekerjaan. Tiga sikap karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan yang paling
dikenal adalah kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan komitmen organisasi.
Menyurvei sikap karyawan akan memberi informasi kepada manajer tentang
bagaimana karyawan memandang kondisi pekerjaan. Kebijakan dan praktik dari
manajer yang terlihat obyektif dan adil mungkin tidak terlihat baik oleh karyawan.
Dengan survei ini, manajer dapat menyimpulkan untuk mengambil tindakan
mencegah terjadinya dampak pada karyawan.

Implikasi untuk Manajer


Manajer perlu menyadari bahwa karyawan bereaksi terhadap persepsi, bukan pada
kenyataan. Penilaian manajer terhadap kinerja karyawan sebenarnya objektif dan
tidak memihak atau tingkat upah organisasi adalah yang tertinggi di masyarakat
kurang relevan dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh karyawan. Jika individu
mempersepsikan penilaian menjadi bias atau tingkat upah rendah, mereka akan
berperilaku seolah-olah kondisi ini benar terjadi.

Pengkondisian Operan di Pengkondisian OPERASI


Perilaku operan adalah perilaku sukarela atau yang dipelajari, bukan perilaku refleksif
atau tidak terpelajar. Pengondisian operan menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi dari
konsekuensinya. Perilaku yang dipelajari berulang dipengaruhi oleh penguatan atau
kurangnya penguatan yang terjadi sebagai akibat dari perilaku tersebut. Penguatan
memperkuat perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku akan diulang. Kurangnya
penguatan melemahkan perilaku dan mengurangi kemungkinan perilaku akan diulang.
Perilaku diasumsikan dari luar yaitu dipelajari, bukan dari dalam refleksif atau tidak
terpelajar. Orang belajar
berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan atau untuk menghindari
sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Terdapat tiga dimensi pokok dalam pembahasan teori organisasi, yaitu:

a.Dimensi teknis, dimensi teknis yaitu dimensi yang menekankan pada kecakapan
atau kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi,
otomatis yang diperlukan disini adalah sumber daya yang memiliki keterampilan-
kepterampilan dalam mengelola sebuah organisasi. Dimensi ini berisi keahlian-
keahlian birokrat atau manajer dibidang teknis atau orang yang ahli dan mempunyai
kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan organisasi, misalnya keahlian
dalam mengoperasikan komputer, memahami konsep pemasaran serta mampu dalam
penyalurannya, dan lain-lain..

b.Dimensi konsep, yaitu sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan sebuah oragnisasi, artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan
dilaksanakan tetap mengacu pada pedoman yang telah dibuat oleh seluruh atau
sebagian anggota organisasi yang mempunyai wewenang.
Selain itu juga, dimensi konsep ini merupakan motor penggerak dari dimensi pertama
dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia.
Dimensi konsep memiliki pengaruh besar terhadap dimensi pertama dan ketiga.
Karena jika hanya mengandalkan keahlian saja tanpa sebuah pegangan yang berupa
konsep, maka situasi dalam sebuah organisasi itu tidak berjalan lagi dengan baik,
apalagi pengaruh dari dimensi ini pada dimensi terakhir, yaitu dimensi yang ketiga
akan menyebabkan lumpuhnya suatu organisasi karena dimensi ketiga tidak emiliki
dimensi konsep atau teknis untuk menjalankan organisasi tersebut.

c. Dimensi manusia, adalah dimensi yang paling utama dalam sebuah organisasi
karena tanpa adanya dimensi manusia otomatis suatu organisasi tidak akan pernah ada
karena tidak ada yang membuat organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi
dan tidak ada penggerak yang melakukan suatu kegiatan oragnisasi tersebut. Sehingga
dapat dikatakan kalau dimensi manusia merupakan dimensi yang komplek dalam
sebuah organisasi. Namun, tetap saja dimensi manusia tidak akan berpungsi secara
utuh jika dimensi teknis dan konsep tidak ada.
Tantangan di masa yang akan datang

1. Masalah: Meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Tantangan bisnis ke depan adalah


bagaimana menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan kesinambungan
bisnis sehingga tuntutan peningkatan produktivitas kerja menjadi suatu keharusan.
Upaya peningkatan produktivitas kerja diantaranya melalui perubahan perilaku.
2. Peningkatan keahlian tenaga kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian
berkonsep, keahlian teknis dan keahlian teknologi.
3. Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
4. Respon atas era globalisasi (hilangnya batas waktu dan ruang), yakni globalisasi
ekonomi dan globalisasi perusahaan.
5. Budaya keanekaragaman tenaga kerja.
Munculnya peniru temporer, yakni terdapat pergantian karena adanya persaingan
sehingga daur hidup produk semakin singkat. Untuk itu prod

Anda mungkin juga menyukai