Anda di halaman 1dari 2

1.

DASAR-DASAR KRISTALOGRAFI
Sering sekali perlu mengacu ke bidang dan arah tertentu dalam suatu kisi kristal,
misalnya untuk menyatakan bahwa pengedepan (presipitasi) terjadi pada bidang-bidang
sejajar dengan sisi kubus, atau bahwa suatu logam memiliki bagian paling lunak pada
arah sejajar dengan diagonal kubus. Agar sedehana, pernyataanprenyataan seperti di atas
diungkapkan dalm notasi yang disebut system indeks Miller. Dalam sistem itu dipilih tiga
sumbu: X, Y, dan Z, yang masing-masing sejajar dengan ketiga rusuk sel kristal. Untuk
menetapkan suatu bidang kristal kita perlu menentukan perpotongannya dengan ketiga
sumbu X, Y, dan Z, kemudian mengambil kebalikannya (reciprocal/invers) dan
menyamakan penyebutya. Bentuk kebalikan perpotongan itu aka menjadi h/n, k/n, l/n,
sehigga bila bilangan bulat hkl ditulis dalam kurung aka menyatakan indeks Miller untuk
bidang bersangkutan (h, k, l). Gamabar 3.6 menampilkan beberapa bidang penting dalam
syitem kubus untuk menjelaskan metode di atas. Bidang yang tampak dalam Gambar
3.6(a) membuat perpotongan dengan sumbu-sumbu X, Y, dan Z, masing-masing seharga
panjang satu sel, yaitu, 1, 1, 1. Kelebihan harga-harga itu tetap 1, 1, 1 atau , , , 1 1 1 1 1 1
dan karena penyebut ketiga harga itu sudah sama maka bidang tadi dinyatakan dengan
(111). Gambar 3.6b) memperlihatkan sebuah bidang yang memotong sumbusumbu X, Y,
dan Z di titik-titik 1, 1, dan ∞ (tak terhingga). Kebalikan perpotongan bidang itu adalah 1,
1, dan 0, karena itu disebut bidang (110). Contoh terakhir, Gambar 3.6c), memperlihatkan
sebuah bidang yang harga-harga perpotongannya adalah , , 3 1 2 1 − dan 1. Kebalikan
harga-harga tersebut adalah 2, -3, dan 1 sehingga notasi untuk bidang itu adalah (23 1).
Material Teknik Bab 3 – Struktur Kristal 41

Anda mungkin juga menyukai