T DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT TUBERKULOSIS
DI RUANG PERAWATAN MERAK RUMAH SAKIT SEJAHTERA
TANGGAL : 29 JUNI 2020 S/D 1 JULI 2020
Oleh :
AHMAD RIYANTO
18.002
2A
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Nama : Sdr. T
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status perkawinan : Belum Kawin
Golongan darah :B
Diagnosa medis : Tuberkulosis
Tanggal masuk RS : 29 Juni 2020 Jam : 10.20 WIB
Tanggal pengkajian : 29 Juni 2020 Jam : 11.30 WIB
No.Medrec : 202224
Alamat : Jl. Sukamenak, Bandung
b. Minum 9x sehari
- Frekuensi 8gelas/hari 1.750 ml
1.500 ml Air bening
- Jumlah
Air bening Air bening
- Jenis
Tidak ada Kopi, Soda, Air ice
- Diet Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada
- Keluhan
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna Khas tinja Khas tinja
- Bau Khas tinja Khas tinja
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Malam
- Kualitas Nyenyak Gelisah
- Lama ± 8 Jam ± 7 Jam
- Keluhan Sesak nafas Sesak nafas
4. Personal hygiene
a. Mandi 2x sehari 1x sehari
b. Keramas 2x sehari 1x sehari
c. Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
d. Gunting kuku 1x seminggu Kuku masih Pendek
e. Masalah Tidak Ada Tidak Ada
5. Aktifitas
a. Lama bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja
b. Olahraga Lari Tidak Olahraga
c. Lain-lain Tidak Ada Tidak Ada
d. Masalah Tidak Ada Tidak Ada
6. Balance cairan Input :
Minum 1.750 cc
RL 1000 cc
Obat 100 cc
AM 300 cc
3.150 cc
Output :
BAK 2000 cc
IWL 900 cc
2.900 cc
Input – output = 250 cc
f. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umum
a). Penampilan : Bersih, berpenampilan layaknya laki - laki
2) Tanda-tanda vital
a). Tekanan darah : 120/70 mmHg
b). Nadi
(1). Frekuensi : 80 x/Menit
(2). Area : Radialis
(3). Irama : Reguler
(4). Kualitas denyut nadi : Skala 2+ (denyut normal)
(5). Konfigurasi atau ciri denyutan : Pulsus altenans
(6). Volume denyut nadi : Pulsus magnus
c). Respirasi : 19 x/Menit
d). Suhu : 36,8o C
3) Antropometri
a). Lingkar kepala : 55 cm
b). BB sebelum sakit : 65 kg
c). BB sesudah sakit : 60 kg
d). TB : 160 cm
e). IMT : BB/(TB)2 = 60/(160)2
= 60/(2,56)
= 23,4 kg/m2 (Berat badan normal)
4) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris ditandai dengan letak septum nasal berada
ditengah, mukosa hidung lembab, terdapat penumpukan sekret/sputum
berlebih, distribusi rambut hidung merata, tidak terdapat polip, terdapat
pernafasan cuping hidung, kepatenan jalan nafas kurang baik, tidak ada nyeri
tekan pada sinus frontalis dan sinus maksilaris, trakhea berada ditengah,
Saat dilakukan inspeksi pada daerah dada, bentuk dada simetris antara
dada kanan dan dada kiri, lalu saat pasien menarik nafas, ekspansi paru
tampak terlihat mengembang dengan seimbang antara paru kanan dan paru
kiri. Kemudian saat pasien bernafas, tidak tampak adanya otot bantu
pernapasan.
Pada pemeriksaan auskultasi bunyi nafas terdapat suara nafas ronchi,
bunyi bronkovesikuler di dengar dibagian ICS 1 atau 2 terdengar inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi, dan di alveolus terdengar alveolar dengan
ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, irama pernafasan ireguler. Hasil
pemeriksaan RR saat di ruang perawatan 19x/menit.
Saat dilakukan perkusi di daerah dada, pada area paru kanan di ICS 1
sampai ICS 6 terdengar resonan, lalu pada area paru kiri di ICS 1 sampai ICS
2 terdengar resonan, dan tidak terdengar adanya kelainan seperti hyper
resonan saat dilakukan pemeriksaan pada dada.
5) Sistem kardiovaskuler
Warna bibir merah muda, tidak terdapat sianosis (kebiruan).
Konjungtiva berwarna merah muda dan tidak anemis. Capillary
Refill Time (CRT) kembali kurang dari 2 detik. Pada saat dilakukan
pemeriksaan JVP, setelah di ukur vena jugularis didapatkan hasil 5
+/-2 cmH2O artinya tidak terdapat peningkatan vena jugularis.
Tidak ada pembesaran pada jantung, denyut nadi lktus kordis
teraba dan sama dengan nadi radialis. Bunyi jantung terdengar
normal. S1 terdengar lup dan S2 terdengar dup, tidak terdapat bunyi
tambahan pada jantung, saat perkusi di ICS 3-5 dada kiri terdengar
pekak. Dan tidak tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah.
6) Sistem pencernaan
Bentuk mulut baik, bibir simetris, warna bibir merah muda,
tidak terdapat stomatitis namun bibir kering. Tidak terdapat
pembengkakan pada gusi, terdapat karies pada gigi, jumlah gigi 32,
terdapat nyeri menelan, reflex menelan baik, ovula berada di tengah,
lidah kotor terdapat selaput putih, bentuk abdomen simetris.
Frekuensi bising usus 8x/menit. Saat dilakukan palpasi ringan
di 4 kuadran tidak terdapat nyeri tekan, Tidak terdapat pembesaran
pada hepar, penkreas, dan ginjal.
Pada anus tidak dilakukan pemeriksaan, namun pasien
mengatakan tidak terdapat bengkak, kemerahan, nyeri maupun
keluhan pada anus. Tidak terdapat distensi abnomen.
7) Sistem perkemihan
Letak uretra normal berada di tengah, tidak terdapat pembekakan
ginjal baik kanan maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan
palpasi ginjal, tidak terdapat nyeri pada saat dilakukan perkusi ginjal, tidak
teraba adanya distensi kandung kemih.
8) Sistem muskuloskeletal
a. Leher
Leher simetris berada di tengah-tengah antara bahu kanan dan bahu
kiri, mampu melakukan mobilisasi gerakan aktif maupun pasif, kekuatan
otot leher 5.
b. Punggung
Bentuk tulang punggung normal (tidak lordosis, skoliosis dan kifosis).
9) Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, akral
hangat, jumlah jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tangan
pasien dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan
aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi),
terdapat infus RL 20 gtt/menit pada tangan sebelah kiri, kekuatan otot 5 5
10) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema dan
varises, jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, kaki pasien
dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan aktif
atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi), kekuatan otot 5 5
11) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh tubuh,
distribusi rambut merata, kuku tampak bersih, keadaan kulit kepala bersih,
rambut tampak bersih tidak ada ketombe, struktur kulit lembab, akral teraba
hangat, turgor kulit normal kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.
g). Kognitif-perseptual
Pasien mengatakan bahwa pasien dan keluarga sudah mengetahui
mengenai penyakit Tuberkulosis yang diderita oleh pasien. Lalu
pasien pun sudah mengetahui mengenai etika batuk dan tekhnik
relaksasi nafas dalam. Namun pasien dan keluarga belum mengetahui
dan memahami mengenai tata cara batuk efektif dengan baik dan
benar, serta belum mengetahui mengenai efek dari pengobatan yang
akan dialami pasien.
h). Data penunjang
Nama : Sdr. T No. Medrek : 202224
Umur : 23 Tahun Ruang : Merak
Tanggal lahir : 20 Mei 1997
1) Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
29 Juni Hematotogi
2020 Hemoglobin 9.9 g/dl 11.0 – 16.0 Normal
Eritrosit 4.6 10^6/ul 4.0 – 5.5 Normal
Leukosit 13.9 10^3/ul 4.0 – 10.0 Meningkat
Hematokrit 39.0 % 36.0 – 45.0 Normal
Trombosit 385 10^3/ul 150 – 450 Normal
MCV,MCH,MCHC
MCV 65.3 fL 75.0 – 100.0 Normal
MCH 21.9 pq 25.0 – 32.0 Menurun
MCHC 33.3 g/dl 32.0 – 36.0 Normal
RDW 17.0 % 10.0 – 16.0 Meningkat
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0.0 – 1.0 Normal
Eosinofil 0.4 % 1.0 -4.0 Menurun
Neuotrofil segmen 82.1 % 50.0 – 80.0 Meningkat
Limfosit 11.0 % Menurun
25.0 – 50.0
Monosit 4.6 % Normal
LED 14 < 10 Meningkat
Hasil Nilai
Tanggal Jenis Lab normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
pH 7,52 7,45 Alkalosis
SaO2 87 94-100 % Hipoksia
2) Thorax photo
Efek Samping :
Nyeri dada, detak jantung
abnormal, ruam, infeksi di daerah
injeksi, flebitis, hipervolemis.
Isoniasid antibiotic 300 mg 07.00 IV Indikasi :
(INH) WIB Efektif membunuh bakteri yang
sedang aktif berkembang
Efek Samping :
Neuritis perifer, hepatitis,
hipersensitivitas
Ritampin antibiotic 600 mg 05.00 IV Indikasi :
(RIF) WIB Dapat membunuh bakteri bersifat
setengah aktif yang biasanya tidak
bereaksi terhadap isoniazid
Efek Samping :
Hepatitis, reaksi febris, purpura
(jarang), mual, muntah
Streptomisin antibiotic 15 06.00 IM Indikasi:
mg/kg WIB Mencegah terjadinya efek
resistansi antituberkulosis
Efek Samping :
Kerusakan saraf kranial ke-8 (dapat
mengarah kepada ketulian)
nefrotoksisitas
2. Analisa data
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS : Timbul serangan Gangguan
- Pasien mengatakan sesak napas pertukaran gas
- Pasien mengatakan sesak nafas jika Trauma
endophethelium
kelelahan. alveolar
- Pasien mengatakan sesak dirasakan
seperti tertindih benda berat Kerusakan jaringan
paru
- Pasien mengatakan sesak di rasakan
pada area dada menetap dan tidak kunjung Penurunan surfactan
hilang
Atelektasis
DO :
Pasien dilakukan pemeriksaan Abnoralitas ventilasi
perfusi
tanda-tanda vital :
- TD : 120/70 mmHg
Gsnggusn pertukaran
- Nadi :20x /menit gas
- Respirasi :
19 x/menit
- Suhu : 36,8oC
- Infus RL : 20 gtt/menit
- Skala sesak 4 (Skala Borg)
Pada pemeriksaan fisik
- Terdapat bunyi napas tambahan (Amin,2015)
(ronchi )
No. RM : 202224
P : Interveni dilanjutkan
Manajeman Asam Basa:Alkalosis
Respiratoriks
1. Monitor pola nafas
2. Monitor AGD dan kadar elektrolit
darah dan urin sebagaimana
mestinya.
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas.
Manajemen Jalan Nafas
4. Auskultasi suara nafas, catat
area ventilasinya menurun atau tidak ada
dan adanya suara tambahan.
5. Buang sekret dengan memotivasi Ahmad
pasien untuk melakukan batuk
1. Gangguan Selasa
pertukaran gas 30 Juni 2020 1. Memonitoring pola nafas Selasa, 30 Juni 2020
berhubungan 11.00 WIB R/ pasien masih merasa sesak
dengan nafas. S:
ketidakseimbangan 2. Memonitoring AGD dan kadar - Pasien mengatakan
ventilasi perfusi 11.20 WIB elektrolit darah dan urin Sesak nafas belum berkurang
sebagaimana mestinya.
R/ belum terjadi nilai O:
perubahan : - Masih terdengar suara nafas tambahan.
pH. 7,48 - Respirasi = 17x/menit
PaO2. 73 - Nilai AGD
12.00 WIB paCO2. 43 pH. 7,48
3. Mempertahankan kepatenan PaO2. 73
jalan nafas. PaCO2. 43
12.30 WIB R/ pasien masih merasa sesak
nafas. Status pernafasan: pertukaran gas
4. Mengauskultasi suara nafas, Indikator Awal Target Saat
catat area ventilasinya menurun ini
atau tidak ada dan adanya suara Frekuensi 3 4 3
tambahan. pernafasan
R/ masih terdengar suara nafas Tekanan porsial 2 4 3
13.00 WIB tambahan ronchi. oksigen didarah
5. Memotivasi pasien untuk buang arteri (Pa02)
secret dengan melakukan batuk
Tekanan parsial 2 4 3
R/ pasien dapat batuk, tapi
karbondioksida
masih sulit mengeluarkan
Di darah arteri
secret.
(paCO2)
P : Interveni dihentikan.
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI (SOAPIER)
Nama Pasien : Sdr. T Nama Mahasiswa : Ahmad R
Ruang : Merak NIM : 18.002
No. RM : 202224
CATATAN
TANGGAL/JAM DX PARAF/NAMA
PERKEMBANGAN
Gangguan pertukaran gas Ahmad
Rabu berhubungan dengan Rabu, 1 Juli 2020
1 Juli 2020 ketidakseimbangan
11. 00 WIB ventilasi perfusi S:
- Pasien mengatakan nyaman dan sesak yang dirasakan sudah
berkurang
.
O:
- Sudah tidak terdengar suara nafas tambahan
- Respirasi = 15x/menit
- Nilai AGD
pH. 7,45
PaO2. 75
paCO2. 40
Status pernafasan: pertukaran gas
Indikator Awal Target Saat
ini
Frekuensi 3 4 4
pernafasan
Tekanan porsial 2 4 4
oksigen didarah
arteri (Pa02)
Tekanan parsial 2 4 4
karbondioksida
Di darah arteri
(paCO2)
P : Interveni dihentikan.