Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.

T DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT TUBERKULOSIS
DI RUANG PERAWATAN MERAK RUMAH SAKIT SEJAHTERA
TANGGAL : 29 JUNI 2020 S/D 1 JULI 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I Sistem Pernafasan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pembimbing Stase Pernafasan : Rycco Darmareja, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh :
AHMAD RIYANTO
18.002
2A

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. T DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT TUBERKULOSIS
DI RUANG PERAWATAN MERAK RUMAH SAKIT SEJAHTERA
TANGGAL : 24 JUNI 2020 S/D 1 JULI 2020

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Nama : Sdr. T
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status perkawinan : Belum Kawin
Golongan darah :B
Diagnosa medis : Tuberkulosis
Tanggal masuk RS : 29 Juni 2020 Jam : 10.20 WIB
Tanggal pengkajian : 29 Juni 2020 Jam : 11.30 WIB
No.Medrec : 202224
Alamat : Jl. Sukamenak, Bandung

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Ibu
Alamat : Jl. Sukamenak, Bandung
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Sesak napas
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan 3 hari yang lalu habis bermain jauh
bersama temannya menggunakan motor dan tidak memakai pakaian
tebal (jaket), pada saat pasien pulang kerumahnnya, pasien
mengalami sesak napas, selanjutnya pasien di antar oleh ibunya
poliklinik tb selama dipoliklinik pasien hanya diberikan oksigen,
karena keterbatasan alat selanjutnya pasien di rujuk ke Rumah Sakit
Sejahtera untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.
Saat tiba di IGD Rumah Sakit Sejahtera, pasien di periksa
oleh dokter dan perawat, hingga memperoleh hasil pemeriksaan,
kesadaran pasien compos mentis dengan Glasglow Coma scale
(GCS): 15, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 19x/menit,
Suhu: 36,8oC, dilakukan pemeriksaan sputum BTA dan hasil masih
menunggu, selain iu dari hasil pemeriksaan Laju Endap Darah
meningkat, AGD menunjukan peningkatan PaCO2 dan penurunan
PaO2 dalam darah.
Pasien dipasang infus Ringer Laktat (RL) 500cc dan diberi
obat Paracetamol 1 x 1 mg melalui IV pada pukul 10.00 WIB
setelah diberikan obat tersebut, tidak ada reaksi mual muntah,
keringat dingin atau reaksi efek samping dan alergi terhadap obat
tersebut. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter mendiagnosa
Tuberkulosis dan menyarankan bahwa pasien perlu dirawat inap di
ruang perawatan Merak pada pukul 10.20 WIB.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengalami sesak
napas, sesak dirasakan seperti tertindih benda berat, sesak di rasakan
pada area dada menetap, dengan skala sesak 4 (Skala Borg), sesak
dirasakan dengan durasi cukup lama dan tidak menentu, serta
mengeluh berkeringat di malam hari.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Menurut keluarganya Sdr. T terdiagnosis memiliki penyakit
tuberkolosis sejak 1 tahun yang lalu dan sering kambuh saat pasien
kelelahan, keluarganya pun mengatakan pasien tidak pernah kontrol
kerumah sakit berkaitan dengan penyakitnya. pasien hanya ingat hal
apa saja yang harus diperhatikan untuk mencegah penyakitnya
bertambah parah. Pada tahun 2010 pasien dirawat inap di ruang
perawatan Rajawali Rumah Sakit Seksama selama 4 hari karena
DHF.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama seperti yang dialami pasien, dan dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan
seperti Asma, Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM).
c. Pola aktifitas / Activities of daily living (ADL)
No Aktifitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
1. Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 3x sehari 3x sehari
- Jumlah 1 porsi 1 porsi
- Jenis Nasi, Lauk pauk, dll Nasi,Lauk pauk dll
- Diet Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Gorengan, makanan Gorengan, makanan berlemak
berlemak Tidak ada
- Keluhan Tidak ada

b. Minum 9x sehari
- Frekuensi 8gelas/hari 1.750 ml
1.500 ml Air bening
- Jumlah
Air bening Air bening
- Jenis
Tidak ada Kopi, Soda, Air ice
- Diet Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada
- Keluhan
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna Khas tinja Khas tinja
- Bau Khas tinja Khas tinja
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAK 8x sehari 8x sehari


- Frekuensi Kuning jernih Kuning jernih
- Warna 2000 cc 2000 cc
Tidak ada Tidak ada
- Jumlah
- Keluhan
3. Istirahat tidur
a. Siang
- Kualitas Tidak tidur Gelisah
- Lama Tidak tidur ± 1 jam
- Keluhan Sesak nafas Sesak nafas

b. Malam
- Kualitas Nyenyak Gelisah
- Lama ± 8 Jam ± 7 Jam
- Keluhan Sesak nafas Sesak nafas
4. Personal hygiene
a. Mandi 2x sehari 1x sehari
b. Keramas 2x sehari 1x sehari
c. Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
d. Gunting kuku 1x seminggu Kuku masih Pendek
e. Masalah Tidak Ada Tidak Ada
5. Aktifitas
a. Lama bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja
b. Olahraga Lari Tidak Olahraga
c. Lain-lain Tidak Ada Tidak Ada
d. Masalah Tidak Ada Tidak Ada
6. Balance cairan Input :
Minum 1.750 cc
RL 1000 cc
Obat 100 cc
AM 300 cc

3.150 cc

Output :
BAK 2000 cc
IWL 900 cc

2.900 cc
Input – output = 250 cc

d. Pengkajian fungsional (Gordon)


No Aktivitas Mandiri (1) Ketergantungan (0) Skor
1. Mandi Pasien mampu mandi secara
1
mandiri
2. Memakai baju Pasien mampu memakai baju
1
secara lengkap sendiri
3. Toileting Pasien mampu berpindah ke
1
toilet sendiri
4. Berpindah Pasien mampu berpindah
tempat tempat dari tempat tidur ke 1
kursi sendiri
5. Kontinensia Pasien dapat mengendalikan
keinginan untuk BAB dan 1
BAK
6. Makan Pasien dapat makan secara
1
mandiri
Total Skor 6
0 – 3 = pasien sangat bergantung, 4 – 5 = pasien ketergantungan sedang, 6 = pasien
mandiri
Keterangan : Pasien mandiri dengan total skor 6

e. Pengkajian resiko jatuh (skala morse)


No Resiko Nilai Skor
Riwayat jatuh yang baru atau dalam bulan Tidak 0 0
1.
terakhir Ya 25
Tidak 0 0
2. Diagnosa medis sekunder atau > 1
Ya 15
0
Alat bantu jalan :
0
3. a. Bedrest atau dibantu sebagian
b. Penopang, tongkat/ walker 15
c. Furniture
30
Tidak 0 20
4. Memakai terapi lock herapin / intravena
Ya 20
0
Cara berjalan / berpindah
0
5. a. Normal / bedrest / imobilisasi
b. Lemah 10
c. Tergantung
20
Status mental 0
6. a. Orientasi sesuai kemampuan diri 0
b. Lupa keterbatasan diri 15
Total Skor 20
Definisi Resiko :
Pasien tidak beresiko (0 - 24), resiko jatuh rendah atau sedang (25 – 45), resiko jatuh tinggi (> 45)
Keterangan : pasien tidak beresiko dengan skor 20

f. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umum
a). Penampilan : Bersih, berpenampilan layaknya laki - laki
2) Tanda-tanda vital
a). Tekanan darah : 120/70 mmHg
b). Nadi
(1). Frekuensi : 80 x/Menit
(2). Area : Radialis
(3). Irama : Reguler
(4). Kualitas denyut nadi : Skala 2+ (denyut normal)
(5). Konfigurasi atau ciri denyutan : Pulsus altenans
(6). Volume denyut nadi : Pulsus magnus
c). Respirasi : 19 x/Menit
d). Suhu : 36,8o C
3) Antropometri
a). Lingkar kepala : 55 cm
b). BB sebelum sakit : 65 kg
c). BB sesudah sakit : 60 kg
d). TB : 160 cm
e). IMT : BB/(TB)2 = 60/(160)2
= 60/(2,56)
= 23,4 kg/m2 (Berat badan normal)

4) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris ditandai dengan letak septum nasal berada
ditengah, mukosa hidung lembab, terdapat penumpukan sekret/sputum
berlebih, distribusi rambut hidung merata, tidak terdapat polip, terdapat
pernafasan cuping hidung, kepatenan jalan nafas kurang baik, tidak ada nyeri
tekan pada sinus frontalis dan sinus maksilaris, trakhea berada ditengah,
Saat dilakukan inspeksi pada daerah dada, bentuk dada simetris antara
dada kanan dan dada kiri, lalu saat pasien menarik nafas, ekspansi paru
tampak terlihat mengembang dengan seimbang antara paru kanan dan paru
kiri. Kemudian saat pasien bernafas, tidak tampak adanya otot bantu
pernapasan.
Pada pemeriksaan auskultasi bunyi nafas terdapat suara nafas ronchi,
bunyi bronkovesikuler di dengar dibagian ICS 1 atau 2 terdengar inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi, dan di alveolus terdengar alveolar dengan
ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, irama pernafasan ireguler. Hasil
pemeriksaan RR saat di ruang perawatan 19x/menit.
Saat dilakukan perkusi di daerah dada, pada area paru kanan di ICS 1
sampai ICS 6 terdengar resonan, lalu pada area paru kiri di ICS 1 sampai ICS
2 terdengar resonan, dan tidak terdengar adanya kelainan seperti hyper
resonan saat dilakukan pemeriksaan pada dada.
5) Sistem kardiovaskuler
Warna bibir merah muda, tidak terdapat sianosis (kebiruan).
Konjungtiva berwarna merah muda dan tidak anemis. Capillary
Refill Time (CRT) kembali kurang dari 2 detik. Pada saat dilakukan
pemeriksaan JVP, setelah di ukur vena jugularis didapatkan hasil 5
+/-2 cmH2O artinya tidak terdapat peningkatan vena jugularis.
Tidak ada pembesaran pada jantung, denyut nadi lktus kordis
teraba dan sama dengan nadi radialis. Bunyi jantung terdengar
normal. S1 terdengar lup dan S2 terdengar dup, tidak terdapat bunyi
tambahan pada jantung, saat perkusi di ICS 3-5 dada kiri terdengar
pekak. Dan tidak tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah.
6) Sistem pencernaan
Bentuk mulut baik, bibir simetris, warna bibir merah muda,
tidak terdapat stomatitis namun bibir kering. Tidak terdapat
pembengkakan pada gusi, terdapat karies pada gigi, jumlah gigi 32,
terdapat nyeri menelan, reflex menelan baik, ovula berada di tengah,
lidah kotor terdapat selaput putih, bentuk abdomen simetris.
Frekuensi bising usus 8x/menit. Saat dilakukan palpasi ringan
di 4 kuadran tidak terdapat nyeri tekan, Tidak terdapat pembesaran
pada hepar, penkreas, dan ginjal.
Pada anus tidak dilakukan pemeriksaan, namun pasien
mengatakan tidak terdapat bengkak, kemerahan, nyeri maupun
keluhan pada anus. Tidak terdapat distensi abnomen.
7) Sistem perkemihan
Letak uretra normal berada di tengah, tidak terdapat pembekakan
ginjal baik kanan maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan
palpasi ginjal, tidak terdapat nyeri pada saat dilakukan perkusi ginjal, tidak
teraba adanya distensi kandung kemih.
8) Sistem muskuloskeletal
a. Leher
Leher simetris berada di tengah-tengah antara bahu kanan dan bahu
kiri, mampu melakukan mobilisasi gerakan aktif maupun pasif, kekuatan
otot leher 5.
b. Punggung
Bentuk tulang punggung normal (tidak lordosis, skoliosis dan kifosis).
9) Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, akral
hangat, jumlah jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tangan
pasien dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan
aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi),
terdapat infus RL 20 gtt/menit pada tangan sebelah kiri, kekuatan otot 5 5
10) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema dan
varises, jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, kaki pasien
dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan aktif
atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi), kekuatan otot 5 5
11) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh tubuh,
distribusi rambut merata, kuku tampak bersih, keadaan kulit kepala bersih,
rambut tampak bersih tidak ada ketombe, struktur kulit lembab, akral teraba
hangat, turgor kulit normal kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

12) Sistem persyarafan


a. Keadaan umum
Kualitas : Composmentis
(GCS) : 15
E : 3 ( pasien membuka mata dengan rangsang suara)
V : 5 ( Orientasi baik, bicaranya jelas)
M : 5 ( melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat
diberi rangsang nyeri.
b. Status mental
(1) Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, orang, dan tempat baik terbukti saat
ditanya pasien menjawab sedang dirawat di Rumah Sakit Sejahtera, masuk
ada hari senin, 29 Juni 2020 pukul 11.40 WIB diantar oleh keluarganya.
(2) Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Pasien dapat mengingat umurnya yaitu 23 tahun dan lahir pada
tanggal 20 Mei 1997.
b. Daya ingat jangka pendek
Pasien dapat menujukan kembali 3 buah benda yang ditunjukan oleh
pemeriksa yaitu buku, pulpen dan penggaris.
(3) Perhatian dan perhitungan
Perhatian pasien baik dan fokus, ditandai dengan pasien menyimak
ketika ada yang mengajak bicara. Perhitungan pasien baik, di tandai dengan
pasien mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan.
(4) Fungsi bahasa dan bicara
Fungsi bahasa dan bicara pasien baik, pasien dapat berbicara dengan
perawat dengan menggunakan bahasa indonesia.
c. Sistem syaraf kranial
(1) Nervus I (olfaktorius)
Fungsi penciuman pasien tidak dilakukan berhubungan dengan penyakit
yang sedang di deritanya.
(2) Nervus II (optikus)
Penglihatan pasien tidak terdapat masalah, pasien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30 cm, dan lapang pandang baik.
(3) Nervus III (okulomotoris), IV (Trochlearis), VI (Abdusen)
Pasien mampu menggerakan bola matanya ke 8 arah mata angin, pupil
miosis pada saat terkena cahaya, bentuk pupil isokor.
(4) Nervus V (trigeminus)
Pasien dapat mengunyah dengan baik, pasien dapat menggerakan
rahangnya kedepan, samping kiri dan kanan. Pasien dapat merasakan sensori
di kedua pipi, dahi, hidung dan dagu.
(5) Nervus (fasialis)
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris, pasien dapat
megerutkan dahinya, pasien dapat mengembungkan pipinya, dan menunjukan
giginya dengan senyum yang simetris antara kiri dan kanan. Pasien dapat
membedakan rasa manis dan asin di 2/3 posterior lidah.
(6) Nervus VIII (auditorius)
Fungsi pendengaran pasien baik terbukti pasien dapat menjawab setiap
pertanyaan perawat tanpa harus mengulang pertanyaannya. Test rinne baik
karena hantaran udara lebih panjang dari pada hantaran tulang, test webber
baik karena hantaran telinga kanan dan kiri seimbang, tidak ada lateralisasi
bunyi di telinga kanan atau telinga kiri dan swabach baik karena bunyi antara
pasien dan pemeriksa sama.
(7) Nervus IX (glosofaringeus)
Pemeriksaan rasa pahit di 1/3 posterior lidah, tidak terdapat reflek
muntah saat lidah ditekan dengan menggunakan tongue spatel.
(8) Nervus X (vagus)
Reflek menelan baik, ovula berada ditengah dan bergerak terangkat ke
atas ketika pasien mengatakan “aaaaa”.
(9) Nervus XI (assesorius)
Pergerakan kepala dan bahu normal, pasien dapat menahan tekanan saat
menoleh kesamping kanan dan kiri, pasien dapat mengangkat atau
menggerakan bahu kanan dan kiri, pasien dapat melakukan rotasi kepala.
(10) Nervus XII (hipoglosus)
Gerakan lidah normal, pasien dapat menggerakan lidah kesegala arah.
d. Pemeriksaan motoric
Posisi tubuh tegap, tidak terdapat gerakan involunter abnormal seperti
tremor, pasien mampu fleksi, ekstensi, abduksi adduksi maupun pronasi, baik
ekstremitas atas maupun bawah.
e. Test fungsi sensoris
(1) Sensasi nyeri
Saat dilakukan pemeriksaan fungsi sensori dengan sensasi nyeri, pasien
dapat merasakan sensasi nyeri. Terbukti saat dilakukan pemeriksaan oleh
perawat pada bagian tangan pasien dapat berespon terhadap stimulus nyeri.
(2) Sentuhan
Pasien dapat merasakan sentuhan dengan ujung jari pemeriksa pada bagian
dahi, pipi dan kedua lengan, rasa sentuhan sama seperti pada bagian-bagian
yang lainnya, pasien dapat merasakan dan membedakan sentuhan tajam dan
halus.
f. Diskriminasi
a. Stereognosis
Pasien dapat menebak pulpen yang digenggamkan pada telapak tangan
pasien dengan kedua mata tertutup.
b. Graphestesia
Pasien dapat menebak angka 2 yang dituliskan oleh pemeriksa di
kedua telapak tangan pasien dengan kedua mata pasien tertutup.
c. Two point stimulation
Pasien dapat menebak 2 buah titik yang di buat di telapak tangan
pasien dengan kedua mata yang tertutup.
g. Test fungsi serebelum
Pasien tidak mengalami gangguan keseimbangan ketika berjalan dan
tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi.
h. Test fungsi reflek
(1) Reflek Fisiologis
Reflek bisep : ++/++
Reflek trisep : ++/++
Reflek brachioradialis : ++/++
Reflek patella : ++/++
Reflek achiles : ++/++
(2) Reflek patologis
Reflek babynski : -/-
(3) Test rangsang meningeal
Kaku kuduk :-
Brudzinski 1-4 :-
Kerning sign :-
13) Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri pada kelenjar
tiroid, wajah berbentuk oval, tangan dan kaki pasien tidak ada tanda-tanda
akromegali, tidak teraba pembesaran pankreas, tidak ada keluhan dan kelainan
14) Sistem reproduksi
Saat dilakukan pemeriksaan pada payudara tidak terdapat adanya massa atau
benjolan begitupun saat dilakukan pemeriksaan di daerah areola mamae terlihat
normal, letak areola mamae berada di tengah dan menonjol keluar serta tidak ada
pengeluaran air susu. Tidak dilakukan pemeriksaan pada daerah genetalia, namun saat
ditanya mengenai genetalia pasien mengatakan tidak ada masalah dan keluhan pada
genetalianya.
g. Aspek psikologis
1) Status emosi
Pasien terlihat tenang, emosi pasien stabil,dilihat dari responnya yang
kooperatif pada saat diperiksa oleh perawat dan dokter
2) Pola koping
Pola koping pasien mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya dan pasien mempunyai pola koping yang baik
3) Gaya komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, pasien juga
berkomunikasi dengan kooperatif dan pasien cukup terbuka dalam
mengungkapkan perasaannya serta menerima masukan dari orang lain.
4) Konsep diri
a). Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, pasien
mengatakan bahwa dirinya mensyukuri anggota tubuhnya yang pasien
miliki sekarang.
b). Peran diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki dan seorang anak.
c). Harga diri
Pasien mengatakan kondisi saat ini tidak mempengaruhi harga
dirinya dan pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sedikitpun
merasa malu, akan penyakit yang dialaminya saat ini.
d). Identitas diri
Pasien adalah seorang laki-laki dan berpenampilan sesuai dengan
identitasnya.
e). Ideal diri
Pasien mengatkan ingin segera sembuh dari sakitnya dan dapat
pulang sehingga bisa berkumpul dengan keluarganya, serta ingin
kembali melkaukan aktivitasnya
f). Aspek spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama islam yang selalu berusaha
menjalankan ibadah sesuai kemampuan saat sakit, namun pasien
meyakini adanya Tuhan dan selalu berdoa agar cepat sembuh seperti
semula.

g). Kognitif-perseptual
Pasien mengatakan bahwa pasien dan keluarga sudah mengetahui
mengenai penyakit Tuberkulosis yang diderita oleh pasien. Lalu
pasien pun sudah mengetahui mengenai etika batuk dan tekhnik
relaksasi nafas dalam. Namun pasien dan keluarga belum mengetahui
dan memahami mengenai tata cara batuk efektif dengan baik dan
benar, serta belum mengetahui mengenai efek dari pengobatan yang
akan dialami pasien.
h). Data penunjang
Nama : Sdr. T No. Medrek : 202224
Umur : 23 Tahun Ruang : Merak
Tanggal lahir : 20 Mei 1997
1) Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
29 Juni Hematotogi
2020 Hemoglobin 9.9 g/dl 11.0 – 16.0 Normal
Eritrosit 4.6 10^6/ul 4.0 – 5.5 Normal
Leukosit 13.9 10^3/ul 4.0 – 10.0 Meningkat
Hematokrit 39.0 % 36.0 – 45.0 Normal
Trombosit 385 10^3/ul 150 – 450 Normal
MCV,MCH,MCHC
MCV 65.3 fL 75.0 – 100.0 Normal
MCH 21.9 pq 25.0 – 32.0 Menurun
MCHC 33.3 g/dl 32.0 – 36.0 Normal
RDW 17.0 % 10.0 – 16.0 Meningkat
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0.0 – 1.0 Normal
Eosinofil 0.4 % 1.0 -4.0 Menurun
Neuotrofil segmen 82.1 % 50.0 – 80.0 Meningkat
Limfosit 11.0 % Menurun
25.0 – 50.0
Monosit 4.6 % Normal
LED 14 < 10 Meningkat

Hasil Nilai
Tanggal Jenis Lab normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
pH 7,52 7,45 Alkalosis
SaO2 87 94-100 % Hipoksia

PaO2 71 75-100 mmHg Hipoksia


PaCO2 46 38-42 mmHg Respiratorik
HcO3 20 22-28 mEq/L Respiratorik

2) Thorax photo

Menunjukan infiltrasi lesi awal pada area paru, simpanan kalsium


lesi sembuh primer, efusi cairan, akumulasi udara, area cavitas, area
fibrosa dan pemnyimpangan atruktur mediastinal
3) Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada
tahap aktif penyakit
k. Therapi
Nama : Sdr. T No. Medrek : 202224
Umur : 23 Tahun Ruang : Merak
Tanggal lahir : 20 Mei 1997
Nama Jenis
Dosis Waktu Rute Kegunaan/ indikasi
Obat Obat
Infus Kristaloi 20 gtt 24 jam IV Indikasi :
Ringer Laktat d Sebagai sumber air dan elektrolit.

Efek Samping :
Nyeri dada, detak jantung
abnormal, ruam, infeksi di daerah
injeksi, flebitis, hipervolemis.
Isoniasid antibiotic 300 mg 07.00 IV Indikasi :
(INH) WIB Efektif membunuh bakteri yang
sedang aktif berkembang

Efek Samping :
Neuritis perifer, hepatitis,
hipersensitivitas
Ritampin antibiotic 600 mg 05.00 IV Indikasi :
(RIF) WIB Dapat membunuh bakteri bersifat
setengah aktif yang biasanya tidak
bereaksi terhadap isoniazid
Efek Samping :
Hepatitis, reaksi febris, purpura
(jarang), mual, muntah
Streptomisin antibiotic 15 06.00 IM Indikasi:
mg/kg WIB Mencegah terjadinya efek
resistansi antituberkulosis
Efek Samping :
Kerusakan saraf kranial ke-8 (dapat
mengarah kepada ketulian)
nefrotoksisitas

2. Analisa data
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS : Timbul serangan Gangguan
- Pasien mengatakan sesak napas pertukaran gas
- Pasien mengatakan sesak nafas jika Trauma
endophethelium
kelelahan. alveolar
- Pasien mengatakan sesak dirasakan
seperti tertindih benda berat Kerusakan jaringan
paru
- Pasien mengatakan sesak di rasakan
pada area dada menetap dan tidak kunjung Penurunan surfactan
hilang
Atelektasis
DO :
Pasien dilakukan pemeriksaan Abnoralitas ventilasi
perfusi
tanda-tanda vital :
- TD : 120/70 mmHg
Gsnggusn pertukaran
- Nadi :20x /menit gas
- Respirasi :
 19 x/menit
- Suhu : 36,8oC
- Infus RL : 20 gtt/menit
- Skala sesak 4 (Skala Borg)
Pada pemeriksaan fisik
- Terdapat bunyi napas tambahan (Amin,2015)

(ronchi )

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
perfusi ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas, keringat dingin hal itu
membuat pasien merasa sangat tidak nyaman. Dan terjadi peningkatan paCO2,
serta penurunan paO2 dalam darah.
C. INTERVENSI
KEPERAWATAN

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi


Definisi : Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar-kaviler
Domain 3. Eliminasi dan pertukaran
Kelas 4. Fungsi respirasi

Kriteria Hasil / Tujuan Intervensi Rasional


Status pernafasan : pertukaran gas Manajeman Asam
Basa:Alkalosis Respiratoriks
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam 1. Monitor pola nafas 1. Mengetahui sesak atau respirasi yang terjadi
diharapkan status pernapasan teratasi , dengan kriteria
pada pasien.
hasil :
2. Monitor AGD dan kadar elektrolit darah 2. Mengetahui nilai perubahan
Keterangan Indikator Awal mestinya.
dan urin sebagaimana Target status kesehatan pasien.
1 = Berat Frekuensi pernafasan 3 4
2 = Cukup berat 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas. 3. Untuk membantu posisi yang dirasakan
Tekanan porsial oksigen di 2 4
3 = Sedang 4. (Pa02)
Posisikan pasien untuk dapat pasien nyaman.
4 = Ringan darah arteri
5 = Tidak Ada Tekanan parsial 2 4
memfasilitasi ventilasi yang adekuat. 4. Membuat rasa nyaman dan
karbondioksida di darah
Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas arteri (PaCO2)(misalnya buka jalan nafas, meninggikan mengurangi sesak yang dirasakan
posisi kepala ditempat tidur. pasien.
Indikator Awal Target Manajemen Jalan Nafas
Kemampuan untuk 5. Auskultasi suara nafas, catat
3 5 5. Krekels, ronkhi, dan mengi terdengar
mengeluarkan secret area ventilasinya menurun atau tidak ada
Keterangan : dan adanya suara tambahan. pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons
1: Deviasi berat dari kisaran normal/ Sangat berat. terhadap pengumpulan cairan, secret kental,
2: Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal/ Berat.
3: Deviasi sedang dari kisaran normal/ Cukup. dan spasme jalan napas/ obstruksi.
4: Deviasi ringan dari kisaran normal/ Ringan. 6. Buang sekret dengan memotivasi 6. Menambah kemampuan batuk untuk
5: Tidak ada deviasi dari kisaran normal/ Tidak ada. pasien untuk melakukan batuk. mengeluarkan secret.

( Moorhead, Johnson,Maas , Swanson. 2016) (Doengoues, 2012)


( Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner. 2016)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Pasien : Sdr. T Nama Mahasiswa : Ahmad R

Ruang : Merak NIM : 18.002

No. RM : 202224

No DX HARI/TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA/


DX KEPERAWATAN JAM PARAF
1. Gangguan Senin 1. Memonitoring pola nafas Senin, 29 Juni 2020 Ahmad
pertukaran gas 29 Juni 2020 R/ pasien masih merasa sesak S:
berhubungan 12.00 WIB nafas. - Pasien mengatakan
dengan 2. Memonitoring AGD dan kadar masih terasa sesak nafas.
ketidakseimbangan elektrolit darah dan urin
ventilasi perfusi 12.10 WIB sebagaimana mestinya O:
R/ belum terjadi nilai - Masih terdengar suara nafas tambahan.
perubahan : - Respirasi = 19x/menit
pH. 7,48 - Nilai AGD
PaO2. 71 pH. 7,52
PaCO2 46 PaO2. 71
12.20 WIB 3. Mempertahankan kepatenan paCO2 46
jalan nafas.
R/ pasien masih merasa sesak
nafas.
4. Memposisikan pasien untuk Status pernafasan: pertukaran gas
12. 40 WIB dapat memfasilitasi ventilasi Indikator Awal Target Saat
yang adekuat. (misalnya buka ini
jalan nafas, meninggikan posisi Frekuensi 3 4 3
kepala ditempat tidur. pernafasan
R/ meninggikan posisi kepala Tekanan porsial 2 4 2
ditempat tidur dan pasien oksigen didarah
merasa nyaman.
13.00 WIB 5. Mengauskultasi suara nafas, arteri (Pa02)
catat Tekanan parsial 2 4 2
area ventilasinya menurun atau karbondioksida
13. 20 WIB tidak ada dan adanya suara di darah arteri
tambahan. (paCO2)
R/ masih terdengar suara nafas
tambahan ronchi. Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas
6. Memotivasi pasien untuk buang
secret dengan melakukan batuk Indikator Awal Targer Saat ini
R/ pasien dapat batuk, tapi Kemampuan 3 5 3
masih sulit mengeluarkan untuk
secret. mengeluarka
n secret

A : Gangguan pertiukaran gas belum teratasi.

P : Interveni dilanjutkan
Manajeman Asam Basa:Alkalosis
Respiratoriks
1. Monitor pola nafas
2. Monitor AGD dan kadar elektrolit
darah dan urin sebagaimana
mestinya.
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas.
Manajemen Jalan Nafas
4. Auskultasi suara nafas, catat
area ventilasinya menurun atau tidak ada
dan adanya suara tambahan.
5. Buang sekret dengan memotivasi Ahmad
pasien untuk melakukan batuk
1. Gangguan Selasa
pertukaran gas 30 Juni 2020 1. Memonitoring pola nafas Selasa, 30 Juni 2020
berhubungan 11.00 WIB R/ pasien masih merasa sesak
dengan nafas. S:
ketidakseimbangan 2. Memonitoring AGD dan kadar - Pasien mengatakan
ventilasi perfusi 11.20 WIB elektrolit darah dan urin Sesak nafas belum berkurang
sebagaimana mestinya.
R/ belum terjadi nilai O:
perubahan : - Masih terdengar suara nafas tambahan.
pH. 7,48 - Respirasi = 17x/menit
PaO2. 73 - Nilai AGD
12.00 WIB paCO2. 43 pH. 7,48
3. Mempertahankan kepatenan PaO2. 73
jalan nafas. PaCO2. 43
12.30 WIB R/ pasien masih merasa sesak
nafas. Status pernafasan: pertukaran gas
4. Mengauskultasi suara nafas, Indikator Awal Target Saat
catat area ventilasinya menurun ini
atau tidak ada dan adanya suara Frekuensi 3 4 3
tambahan. pernafasan
R/ masih terdengar suara nafas Tekanan porsial 2 4 3
13.00 WIB tambahan ronchi. oksigen didarah
5. Memotivasi pasien untuk buang arteri (Pa02)
secret dengan melakukan batuk
Tekanan parsial 2 4 3
R/ pasien dapat batuk, tapi
karbondioksida
masih sulit mengeluarkan
Di darah arteri
secret.
(paCO2)

Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas

Indikator Awal Targer Saat ini


Kemampuan 3 5 3
untuk
mengeluarka
n secret

A : Gangguan pertiukaran gas belum teratasi.


Ahmad
P : Interveni dilanjutkan
1. Monitor pola nafas
2. Monitor AGD dan kadar elektrolit
darah dan urin sebagaimana
mestinya.
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas.
Manajemen Jalan Nafas
4. Auskultasi suara nafas, catat
area ventilasinya menurun atau tidak ada
dan adanya suara tambahan.

5. Buang sekret dengan memotivasi


pasien untuk melakukan batuk

Gangguan Rabu 1. Memonitoring pola nafas


1. pertukaran gas 1 Juli 2020 R/ pasien masih merasa sesak Rabu, 1 Juli 2020
berhubungan 11. 00 WIB nafas sudah berkurang
dengan 2. Memonitoring AGD dan kadar S:
ketidakseimbangan elektrolit darah dan urin - Pasien mengatakan nyaman dan sesak
ventilasi perfusi 11.30 WIB sebagaimana mestinya. yang dirasakan sudah berkurang
R/ terjadi nilai perubahan : .
pH. 7,45 O:
PaO2. 75 - Sudah tidak terdengar suara nafas
paCO2. 40 tambahan
3. Mempertahankan kepatenan - Respirasi = 15x/menit
jalan nafas. - Nilai AGD
12.00 WIB R/ pasien sudah merasa nyaman pH. 7,45
dan sesak berkurang. PaO2. 75
4. Mengauskultasi suara nafas,
catat area ventilasinya menurun paCO2. 40
12.30 WIB atau tidak ada dan adanya suara Status pernafasan: pertukaran gas
tambahan. Indikator Awal Target Saat
R/ sudah tidak terdengar suara ini
nafas tambahan ronchi. Frekuensi 3 4 4
13.00 WIB 5. Memotivasi pasien untuk buang pernafasan
secret dengan melakukan batuk Tekanan porsial 2 4 4
R/ pasien dapat batuk dan bisa oksigen didarah
mengeluarkan secret. arteri (Pa02)
Tekanan parsial 2 4 4
karbondioksida
Di darah arteri
(paCO2)

Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas


Indikator Awal Targer Saat ini
Kemampuan 3 5 5
untuk
mengeluarka
n secret

A : Gangguan pertiukaran gas teratasi.

P : Interveni dihentikan.
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI (SOAPIER)
Nama Pasien : Sdr. T Nama Mahasiswa : Ahmad R
Ruang : Merak NIM : 18.002
No. RM : 202224
CATATAN
TANGGAL/JAM DX PARAF/NAMA
PERKEMBANGAN
Gangguan pertukaran gas Ahmad
Rabu berhubungan dengan Rabu, 1 Juli 2020
1 Juli 2020 ketidakseimbangan
11. 00 WIB ventilasi perfusi S:
- Pasien mengatakan nyaman dan sesak yang dirasakan sudah
berkurang
.
O:
- Sudah tidak terdengar suara nafas tambahan
- Respirasi = 15x/menit
- Nilai AGD
pH. 7,45
PaO2. 75
paCO2. 40
Status pernafasan: pertukaran gas
Indikator Awal Target Saat
ini
Frekuensi 3 4 4
pernafasan
Tekanan porsial 2 4 4
oksigen didarah
arteri (Pa02)
Tekanan parsial 2 4 4
karbondioksida
Di darah arteri
(paCO2)

Status Pernafasan : Kepatenan Jalan Nafas


Indikator Awal Targer Saat ini
Kemampuan 3 5 5
untuk
mengeluarka
n secret

A : Gangguan pertiukaran gas teratasi.

P : Interveni dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai