Anda di halaman 1dari 3

1.

Bahasa Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan (Indonesia) dan sekaligus


sebagai sarana ekspresi kebudayaan (Indonesia) sehingga perlu terus dikembangkan,
dilestarikan, dan digunakan secara baik dan benar!
a) Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
Bahasa Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia karena
bahasa Indonesia meerupakan cerminan identitas bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia sendiri lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, pada saat itu para
pemuda dari pelosok nusantara berkumpul dalam rapat pemuda dan berikrar
(1) bertumpah darah yang satu,tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada saat itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945 bersamaan dengan disahkannya undang-undang
dasar 1945. Dengan demikian bahasa Indonesia merupakan ekspresi
kebudayaan oleh pemuda-pemuda bangsa yang perlu terus dikembangkan,
dilestarikan dan digunakan secara baik dan benar karena bahasa Indonesia
identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam
perkembangan setiap budaya di Indonesia. Di mana Indonesia memiliki ragam
budaya, ras dan adat istiadat yang beragam. Tanpa bahasa Indonesia. Maka
kita tidak dapat saling mengerti, dan saling memahami antar satu suku dengan
suku yang lain. Dengan demikian bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu
bangsa Indonesia.

b) Menurut pandangan saudara, mampukah bahasa Indonesia berperan sebagai


bahasa IPTEKS, khususnya bidang kedokteran, hingga saat ini? Berikan alas
an yang rasional dan argumentatif!
Menurut saya, bahasa Indonesia belum mampu berperan sebagai
bahasa IPTEKS karena seperti kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan di
Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara maju
seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Perkembangan bahasa Inggris
seimbang dengan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut karena buku-buku yang
dipergunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
berbahasa Inggris. Keadaan tersebut tidak sebaik pada bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia selalu ketinggalan, perkembangannya tak selaju
perkembangan budaya bangsanya. Dan untuk di bidang kedokteran juga saya
rasa belum mampu karena bahasa kedokteran universal sendiri bukan berasal
dari bahasa Indonesia melainkan berasal dari bahasa Latin, sehingga meskipun
ilmu kedokteran masuk ke Indonesia tetapi tetap menggunakan istilah-istilah
latin hanya bahasa pengantarnya saja yang bahasa Indonesia.

3. Jelaskan perbedaan antara


a) Deskripsi dan eksposisi
 Deskripsi adalah paragraf yang isinya bersifat melukiskan atau
menggambarkan sesuatu. Lukisan memang harus disajikan dengan sehidup-
hidupnya agar pembaca seolah-olah melihat apa yang dilihat penulis,
mendengar apa yang didengar oleh penulis, serta dia dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh penulis. Pembaca diajak untuk mengambil apa yang
dialami oleh penulis.Paragraf deskriptif dapat pula disebut paragraf
pemerian karena paragraf tersebut bertalian dengan usaha untuk memberikan
perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan atau diamati. Oleh
karena itu sangat tepat jika paragraf deskriptif selalu digunakan untuk
menggambarkan objek-objek hasil observasi.
 Eksposisi adalah paragraf yang berisi paragraf atau karangan yang
didalamnya terkandung sejumlah Pengetahuan dan informasi yang disajikan
secara singkat, padat, akurat dan tentunya mudah untuk dipahami. Paragraf
atau teks eksposisi bersifat real, nyata dan Ilmiah atau dapat dikatakan
sebagai teks non fiksi.

b) Argumentasi dan persuasi


 Argumentasi adalah paragraf yang isinya berupa pendapat atau sikap yang
disertai dengan alasan-alasan, contoh-contoh dan bukti-bukti yang
meyakinkan sehingga pembaca akan membenarkan isi paragraf tersebut.
 Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan atau bujukan agar pembaca
mengikuti atau mengadopsi petunjuk-petunjuk yang ditulisnya dalam
teks.Persuasi bertujuan untuk meyakinkan seseorang baik pembaca atau juga
pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

c) Kohesi dan koherensi


 Kohesi adalah Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila
informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan
utama. Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan,
tetapi, gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar
hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-
kalimat yang ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagasan utama.
 Koherensi adalah Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila
kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan
gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.
Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu,
berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama. Untuk
membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat
menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur
yang parallel.

4. Buatlah sebuah paragraph dengan ketentuan sebagai berikut:


a) Berbentuk eksposisi
b) Berjenis deduktif
c) Pengembangannya menggunakan teknik perbandingan atau pertentangan
d) Panjang paragraph maksimum 10 kalimat
e) Topic yang dipilih berkaitan dengan masalah-masalah kedokteran
Setiap negara pasti memiliki masalah tentang kesehatan
masyarakatnya, begitu juga dengan Indonesia. Banyak permasalahan
kesehatan yang terjadi pada masyarakatnya terutama permasalahn gizi pada
balita sampai dengan anak-anak. Diantaranya ada kurang gizi, busung lapar
hingga stunting. Stunting memang terdengar asing di lingkungan masyarkat
Indonesia terutama di daerah terpencil. Stunting adalah tidak berkembangnya
tubuh akibat penyerapan gizi yang terhambat. Banyak masyarakat Indonesia
masih mengabaikan bahaya stunting karena mereka sendiri belum mengerti
apa itu stunting dan dampaknya bagi balita, anak-anak hingga orang dewasa.
Stunting tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah dengan jumlah mencapai 16,9
persen dan terendah ada di Sumatera Utara dengan 7,2 persen. Secara
nasional, stunting rata-rata terjadi hingga 10,2 persen.

Anda mungkin juga menyukai