Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proyek

Tempat tinggal merupakan kebutuhan primer manusia. Seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk, jumlah permintaan tempat untuk bermukim

semakin banyak pula. Sedangkan jumlah lahan untuk membangun bangunan

semakin sedikit. Untuk mensiasati keterbatasan lahan saat membangun

permukiman di tengah perkotaan belakangan ini banyak permukiman vertikal

seperti apartemen, rumah susun, kondominium, dan lain-lain.

Semarang sebagai ibukota Jawa tengah, memiliki pertumbuhan penduduk

yang cukup pesat. Pertumbuhan penduduk ini berasal tidak hanya dari penduduk

lokal, tetapi juga pendatang dari luar Kota semarang. Pendatang ini bisa berasal

dari dalam negri maupun luar negri. Semua orang ini pastinya membutuhkan

tempat tinggal. Oleh karena itu perlu dibuat tempat tinggal untuk menampung

mereka.

Menurut Ketua DPD REI Jawa Tengah, MR Priyanto pada Kompas.com

"Semarang aktual demikian pesat dan menjadi incaran investor serta pelaku

bisnis. Hotel-hotel penuh dengan tingkat okupansi di atas 70 persen. Penjualan

rumah dan apartemen pun bagus,". Menurut Priyanto apartemen sangat efektif

mengatasi macet, populasi padat, dan urbanisasai.


Meskipun warga Semarang sekarang masih suka tinggal di rumah daripada

di apartemen, tetapi kedepannya bangunan aprtemen ini dibutuhkan oleh para

pelaku bisnis untuk bertempat tinggal. Karena bangunan apartemen ini terletak di

dekat pusat kota, sehingga cocok untuk tempat tinggal orang yang bekerja di

tengah kota.

1.2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

A. Tujuan

Tujuan dari proyek ini adalah menciptakan tempat hunian yang mewah dan

prestisius di tengah lahan perkotaan yang terbatas, berupa apartemen sewa di

Kota Semarang. Apartemen ini harus dapat membuat penghuninya merasa

nyaman, aman, dan terjaga privasinya.

B. Sasaran

Sasaran penghuni apartemen ini adalah kalangan menengah ke atas dan

para ekspatriat yang tinggal di Semarang untuk jangka waktu tertentu. Atau

sebagai tempat tinggal kedua yang dekat dengan tempat kerja.

1.3. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan proyek ini adalah bagaimana bangunan apartemen ini

dapat membuat orang yang tinggal disini merasa nyaman dan kerasan. Selain itu

bagaiman apartemen ini dapat didesain dengan nuansa yang mewah, berkelas,

dan unik. Lingkup pembahasan ini terdiri dari:

 Sebagai tempat hunian yang mewah untuk kaum ekspatriat dan masyarakat

kelas ekonomi menengah ke atas di kota Semarang


 Sebagai tempat hunian yang dekat dengan pusat kota dan dilengkapi dengan

banyak fasilitas penunjang

 Tempat hunian yang memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan dan privacy

 Fisik arsitektur yang mencakup bentuk, façade, dan kualitas ruang, dihasilkan

dari persyaratan penerapan

1.4. Metoda Pembahasan

A. Metoda Pengumpulan Berdasarkan Sumber Data

1. Data Lapangan yaitu data yang diperoleh dari survei di lapangan dengan cara

melakukan pengamatan, mengambil gambar, dan melakukan wawancara pada

narasumber yang berkaitan dengan proyek ini. Data yang diperlukan antara lain:

besaran ruang, kebutuhan ruang, pola organisasi ruang, data aktifitas pegawai

dan pengunjung, serta data-data lain yang mendukung dalam perancangan

proyek ini.

2. Data Literatur yaitu data berupa standar, teori atau pendapat dari para pakar

yang didapat dari literatur dan tinjaunan pustaka. Data literarut yang dibutuhkan

antara lain: data standar ukuran ruang, sistem utilitas bangunan, sistem struktur,

dan data-data lain yang mendukung dalam perancangan proyek ini.

B. Metoda Pengumpulan Berdasarkan Sifat Data

1. Data Kuantitatif yaitu data berupa angka yang dijadikan sebagai standar dalam

perancangan. Data kuantitatif yang digunakan dalam proyek ini antara lain: data

standar ukuran ruang, data standar utilitas, data jumlah pegawai dan

pengunjung, serta data-data lain yang mendukung dalam perancangan proyek

ini.
2. Data Kualitatif yaitu data tidak berupa angka yang digunakan untuk

menjelaskan permasalahan desain yang ada dalam proyek ini. Data yang

diperlukan antara lain: pengertian apartemen, jenis-jenis apartemen, standar

fasilitas yang harus ada, sistem manajemen apartemen, dan data lain yang

menunjang perancangan.

C. Metode Penyusunan dan Analisis

1. Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan studi dari bahan pustaka berupa buku

atau bahan bacaan lain untuk memecahkan masalah dalam kasus proyek

apartemen ini.

2. Studi Lapangan, yaitu dengan melakukan survei ke apartemen untuk

mendapatkan data secara langsung melalui wawancara, pengamatan lapangan,

dan foto.

3. Studi Banding, yaitu dengan melakukan survei atau membandingkan beberapa

proyek apartemen, untuk mendapatkan data perbandingan dan masukan dalam

merancang proyek ini.

4. Studi Kasus, Melakukan studi kasus permasalahan apartemen yang kemudian

dicari cara penyelesaian masalahnya untuk diterapkan pada proyek apartemen

ini

D. Metode Pemrograman

1. Analisis: data yang telah diolah tersebut dikaitkan dengan data dari literatur,

kemudian dibandingkan guna memperoleh perbedaan. Perbedaan tersebut

kemudian dianalisis untuk memperoleh pemecahan masalah desain.


2. Sintesis: memilih data hasil analisis yang sesuai untuk diterapakn di dalam

proyek apartemen duplex ini

E. Metode Perancangan Arsitektur

1. Konsep: Konsep didapat dari inspirasi dan studi banding dari buku literatur dan

internet.

2. Skematik: Skematik dilakukan dengan melakukan sketsa ide secara spontan

maupun melihat buku dan internet untuk mendapatkan inspirasi desain.

3. Pengembangan: Pengembangan dilakukan dengan preseden dari hasilkarya

arsitek ternama untuk memberikan masukan desain yang lebih baik.

4. Detil: Detil didapat dari mengutip buku tentang struktur bangunan. Detail

dilakukan dengan ketentuan gambar teknik.

5. Penyajian: tahap Landasan Teori dan Perancanan (LTP) akan disajikan dalam

format paper A4. Sedangakn tahap desain akan disajikan dalam bentuk gambar

kerja, gambar 3 dimensi dan maket.

1.5. Sistematika Pembahasan

BAB I: Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan,

lingkup pembahasan, metoda pembahasa, dan sistematika pembahasan.

BAB II: Bab ini berisi tentang tinjauan umum ( gambaran umum, latar belakang-

perkembangna trend, sasaran yang akan dicapai), tinjauan deskrisi konteks desa/

kota, studi banding komparasi kasus proyek sejenis, permasalahan desain),

kesimpulan sub bab 2.1 dan 2.2, batasan dan anggapan.


BAB III: bab ini berisi tentang analisa pendekatan arsitektur ( studi aktifitas, studi

fasilitas), analisa pendekatan sistem bangunan ( studi sistem struktur dan

enclosure, studi sistem utilitas, studi pemanfaatan teknologi), analisa konteks

lingkungan ( analisa pemilihan lokasi, analisa pemilihan tapak)

BAB IV: bab ini berisi tentang konsep program (aspek citra, performa arsitektur,

aspek fungsi, aspek teknologi), tujuan perancangan ( design objective), faktor

penentu perancangan (design determinant), faktor persyaratan perancangan

( design requirement), program arsitektur ( program kegiatan, program sistem

struktur, program sistem utilitas, program lokasi dan tapak).

BAB V: bab ini berisi tentang kajian teori penekanan desain ( uraian intepretasi

dan elaborasi penekanan desain, studi preseden, kemungkinan penerapan teori

penekanan desain), Kajian teori permasalahan dominan (uraian intepretasi dan

elaborasi penekanan desain, studi preseden, kemungkinan penerapan teori

penekanan desain)

Kepustakaanyang terdiri dari daftar pustaka dan daftar bacaan dari buku maupun

internet

Lampiran yang berisi berkas sebagai tambahan bacaan yang dapat memperjelas

sesuatu yang ada pada bab-bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai