Contoh Tugas Akhir Untuk Jurusan Otomotif
Contoh Tugas Akhir Untuk Jurusan Otomotif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja sebuah engine diesel sangat dipengaruhi oleh sistem pendingin, khususnya di dalam dunia
pertambangan di mana jam kerja engine digunakan secara maksimum oleh operator untuk melakukan aktifitas
kerjanya, disamping itu juga dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi area yang tidak menutup kemungkinan terjadi suatu
masalah pada alat-alat yang digunakan seperti enginediesel yang sering kali mengalami masalah overheating.
Pembakaran yang terjadi di dalam engine akan menghasilkan panas. Panas dari hasil pembakaran ini di
dalam ruang bakar dapat mencapai 3500oF atau 1927oC. dan kurang lebih 1/3 bagian dari panas ini digunakan untuk
menggerakkan engine, 1/3 bagian hilang terbawa oleh gas buang yang keluar dari engine dan 1/3 bagian lagi diserap
oleh cooling system.
Adapun prinsip kerja dari sistem pendingin engine adalah mensirkulasikan cairan pendingin ataucoolant ke seluruh
bagian engine untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan dengan memanfaatkan
perpindahan panas, Jika engine mengalami overheating, maka kinerjanya pun akan terganggu dan akibatnya
yaitu engine tersebut akan low power, usia engineakan lebih pendek, engine akan mudah rusak dan konsumsi bahan
bakar akan lebih banyak atau boros. Hasilnya akan membuat kerugian pada pihak pemilik kendaraan atau unit itu
sendiri.
Untuk semua alasan tersebut di atas maka penulis mengambil TA ini dengan judul:“PENGARUH
KARAT TERHADAP COOLING SYSTEM DAN PEMBUATAN SIMULATOR COOLING SYSTEM
ENGINE 3408”
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah seputar gangguan pada kinerja komponen-
komponen cooling system, dan terutama diakibatkan oleh karat pada permukaan komponen berbahan logam yang
akibatnya akan mempercepat terjadinya keausan dan mengurangi efisiensi coolant dalam mentransfer panas.
Adapun penyebab dari karat itu adalah,.Penggunaan air yang kotor, Kurangnya additives,
Kurangnya coolant conditioner, Derajat keasaman (pH) coolant dibawah 7
1.3 Batasan Masalah
Agar dalam penulisan karya tulis ini lebih jelas dan terarah serta lebih mengarah kepada pokok permasalahan,
maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Oleh karena itu karya tulis serta alat simulasi ini hanya menjelaskan,
komponen yang terdapat pada cooling system, cara kerja tiap komponen cooling system, bagaimana terjadinya karat
pada komponen cooling system yang berbahan logam, dan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan pada
system pendinginan.
1.5 Tujuan Penulisan
Untuk memperjelas arah dan tujuan dari perancangan ini, penulis merumuskan tujuannya, sebagai berikut:
1.5.1 Mengetahui secara lebih rinci dan mendetail mengenai sistem pendingin.
1.5.2 Mengetahui bagaimana cavitation dapat terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Maksud dari pembuatan TA ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program diploma lll di
Politeknik TEDC Bandung, pada jurusan teknik otomotif konsentrasi alat berat.
Adapun Tujuannya adalah.
1.5.3 Membuat simulator cooling system pada engine 3408.
.
1.6 Manfaat Penulisan
Dengan adanya karya tulis dan alat simulator ini diharapkan dapat diambil manfaatnya antara lain:
1.6.1 Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang lebih meluas mengenai cooling system bagi penulis.
1.6.2 Memberi bantuan pengetahuan bagi yang membaca tugas akhir ini.
1.6.3 Simulator yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses
belajar dan mengajar di Politeknik TEDC Bandung.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir (TA) ini dibagi menjadi beberapa bab, dimana masing-masing bab saling
berkaitan. Berikut ini adalah sistematika penulisan Tugas Akhir (TA) menurut bab-bab yang ada:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penulisan
1.6 Manfaat Penulisan
1.7 Metode Pengumpulan Data
1.8 Sistematika Penulisan
BAB VI : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
2.2 Jenis-jenis Cooling System
2.3.1 Water pump
Water pump terdiri atas sebuah impeller yang terdapat pada housing-nya. Saat impellerberputar, bilah kipas
/ vane mendorong air menuju ke dalam engine yang airnya berasal daribypass atau outlet dari radiator. Water
pump biasanya ditempatkan di bagian depan engine block.
2.3.2 Oil Cooler
Dari water pump, coolant mengalir menuju oil cooler. Oil cooler terdiri dari
seperangkattube (pipa). Coolant mengalir melalui bagian dalam tube tersebut dan menyerap panas dari oli engine
yang menyelubungi tube atau dengan kata lain oli engine berada di sekeliling tube. Coolantmenyerap panas dari oli
pelumas untuk menjaga suhu oli agar kekentalan atau viscositas-nya tetap stabil.
Gambar 2.3 Aftercooler
2.3.3 Aftercooler
Dari oil cooler, coolant lalu mengalir menuju aftercooler jika engine tersebut dilengkapi
dengan turbocharger. Ada beberapa turbocharger yang menggunakan jacket water aftercooler. Cara
kerja aftercooler yaitu menyerap panas dari udara yang akan masuk ke ruang bakar. Dengan diserapnya panas dari
udara tadi, maka kerapatan oksigen di dalam udara akan lebih rapat molekulnya, sehingga akan lebih meningkatkan
efisisensi pembakaran. Aftercooler dibuat seperti radiator, yaitu dengan memakai tube dan fin. Udara panas
bertekanan yang keluar dariturbocharger mengalur melalui fin dan memindahkan panas ke coolant yang berada di
dalam tube.
Gambar 2.4 Water jaket
2.3.4 Water Jacket
Dari oil cooler atau aftercooler, coolant mengalir menuju engine block, ke sekelilingcylinder liner untuk
menyerap panas dari piston, piston rings dan dari liner itu sendiri dan terakhir ke cylinder head.
Disini coolant menyerap panas yang dihasilkan dari gesekan antaravalve, valve seat dan valve guide. Ruangan
tempat mengalirnya coolant inilah yang disebut sebagai water jacket.
Di dalam thermostat terdapat cairan yaitu air raksa padat yang akan memuai jika terkena panas. Hal ini
akan ditunjukkan oleh gambar berikut:
Gambar 2.7: Skema pergerakan air raksa padat pada saat dingin dan panas
Thermostat perlu diperiksa apakah masih tepat open temperatur-nya (suhu bukaan. Gambar berikut salah
satu cara memeriksanya:
Gambar2.8: Pengetesan suhu bukaan thermostat
2.3.6 Radiator
Jika thermostat membuka, coolant mengalir melalui pipa atau hose ke bagian atasradiator. Sampai pada
tahap ini, coolant telah membawa panas dari semua komponen engine. Sementara di dalam radiator itu sendiri,
situasinya terbalik. Coolant memindahkan panas yang dibawanya ke tube dan fin dan dilepaskan ke udara bebas
melalui hembusan udara yang berasal dari fan atau yang menuju ke fan.
2.3.7 Radiator Cap
Radiator memiliki pressure cap. Pressure cap ini menentukan besarnya tekanan yang terdapat
dalam cooling system selama engine bekerja, cooling system bertekanan bertujuan untuk menjaga agar coolant tidak
mendidih pada saat engine beroperasi di ketinggian tertentu. Semakin tinggi posisi engine dari permukaan laut, suhu
titik didih air akan semakin menurun. Jika coolantmendidih, akan menyebabkan kerusakan serius
pada engine. Radiator cap menjaga tekanan di dalam cooling system dan terdiri dari dua valve. Jika perbedaan
tekenan di dalam sistem dengan tekanan udara sekitar engine dan tekanan bukaan radiator cap, akan
menyebabkan valve outletpada radiator cap akan terbuka dan akan mengeluarkan udara, sehingga mengurangi
tekanan di dalam sistem. Hal ini membuat sistem menjadi stabil. Ketika engine dimatikan dan suhu engine turun,
tekanan di dalam cooling system akan turun sampai berada di bawah tekanan atmosfir. Pada saat ini valve
inlet pada cap akan membuka dan memungkinkan sejumlah udara masuk ke dalam radiator. Hal ini akan
menyeimbangkan dan menstabilkan tekanan dalam radiator dengan tekanan udara luar atau atmosfer. Besarnya nilai
tekanan yang bekerja pada radiator cap tertera pada setiap cap.
2.3.8 Fan (Kipas)
Proses perpindahan panas pada radiator dibantu oleh fan. Fan meningkatkan aliran udara yang
melewati fins dan tube radiator.
Fan terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) suction fan (menghisap)
2) blower fan (meniup)
2.3.10 Watercooled Turbocharger
Temperatur gas buang yang dihasilkan dari pembakaran engine sangatlah tinggi sekali, oleh sebab itu
pada turbocharger dilengkapi saluran dimana terdapat coolant untuk menyerap panas yang terlalu tinggi tadi.
Timbulnya panas tersebut karena turbocharger memanfaatkan gas hasil pembakaran untuk memutarkan turbine dan
diteruskan pada impeller untuk menghisap udara agar dapat masuk ke dalam sistem yang akan digunakan dalam
proses pembakaran. Jika temperatur turbocharger tidak dijaga, maka komponen di dalam turbocharger tersebut
akan mudah sekali terjadi keausan serta udara yang masuk ke dalam engine tidak terlalu panas.
2.3.11 Daerator
Daerator berfungsi sebagai self bleeding system, yaitu bekerja secara otomatis membuang gelembung-
gelembung udara pada cooling system dengan cara memutar coolant di dalam komponen tersebut. Komponen ini
dirancang agar coolant dapat turbulensi sehingga udara dapat terpisahkan dan kemudian keluar melalui pipa menuju
ke expansion tank.
2.3.12 Vent Line
Vent line berfungsi untuk saluran pemisah udara. Melalui saluran ini, gelembung-gelembung udara akan
naik mengikuti coolant yang masuk menuju expansion tank. Bersamaan dengan itu, saluran ini berfungsi untuk
mengisi expansion tank dengan coolant.
2.4.5 Sistem Pendingin Engine Kapal
Ada beberapa keunikan pada komponen-komponen sistem pendingin pada engine kapal sebab
panas engine dialirkan ke air ketimbang ke udara. Engine kapal menggunakan heat exchanger atau keel cooler.
Dasar aliran air pendinginnya sama dengan engine lainnya. Heat exchanger atau keel cooler berfungsi menggantikan
radiator.
2.4.6 Sistem Keel Cooler
Komponen-komponen keel cooler ini sama dengan yang konvensional. Ada pompa air (water pump), lubang
aliran air, expansion tank tempat dimana dipasang pengatur suhu (temperature regulator). Air pendingin mengalir
melalui keel cooler.
Keel cooler adalah sistem pendingin yang menggunakan air laut sebagai pendingin. Air mengalir dari
expansion tank (1) ke pompa air (water pump) (2) terus mengalir ke engine dan keel cooler (3) dimana air laut
mendinginkan air pendingin.
Gb.2.12. Keel Cooler
2.4.7 Heat Exchanger
Sistem pendingin ini terdiri dari pompa air (water pump), lubang-lubang aliran air, saluran gas buang yang
didinginkan oleh air (water cooled exhaust manifold), expansion tank tempat dimana dipasang pengatur suhu
(temperature regulator). Air laut yang mendinginkan air pendingin juga mempunyai pompa, pipa-pipa dan selang-
selang tersendiri. Pada dasarnya heat exchanger berbentuk kotak di dalamnya diisi tabung-tabung air pendingin
mengalir di dalam tabung yang dikelilingi air laut. Air laut menyerap panas yang terdapat pada air pendingin.
Gb. 2.13. Heat exchanger
2.5.1 Engine Standard
Gambar2.15: Skema sirkulasi coolant pada engine standard
(1) radiator cap
(2) saluran masuk ke radiator
(3) saluran masuk ke water cooled exhaust manifold
(4) vent line
(5) water temperature regulator (thermostat)
(6) water cooled exhaust manifold
(7) saluran keluar dari water cooled exhaust manifold
(8) cylinder head
(9) cylinder block
(10) cylinder liner
(11) engine oil cooler bonnet
(12) engine oil cooler
(13) water pump
(14) saluran masuk ke water pump
(15) internal bypass
(16) radiator
Berikut adalah skematiknya:
2.5.2 Engine dengan Turbocharger dan Aftercooler
Gambar 2.17: Skema sirkulasi coolant pada engine yang dilengkapi oleh turbocharger dan aftercooler
(1) radiator cap
(2) saluran masuk ke radiator
(3) saluran masuk ke water cooled exhaust manifold
(4) vent line
(5) water temperature regulator (thermostat)
(6) water cooled exhaust manifold
(7) saluran keluar dari water cooled exhaust manifold
(8) cylinder head
(9) cylinder block
(10) cylinder liner
(11) engine oil cooler bonnet
(12) engine oil cooler
(13) water pump
(14) saluran masuk ke water pump
(15) internal bypass
(16) radiator
(17) aftercooler
(18) saluran keluar dari aftercooler
(19) saluran masuk dari auxiliary water pump ke aftercooler
Gambar 2.18: Skematik sirkulasi coolant pada engine yang dilengkapi oleh
turbocharger dan aftercooler
Keterangan:
Coolant untuk aftercooler (17) dipompakan oleh auxiliary water pump melalui saluran masuk (19) ke
dalam aftercooler. Aftercooler memiliki plates dan fins. Kemudian coolant melaluiplate. Udara masuk ke
dalam engine melalui fin. Panas dipindahkan dari udara ke coolant dengan tujuan untuk mendinginkan udara yang
masuk ke engine. Aliran coolant kemudian melalui saluran keluar (18) menuju ke heat exchancher dan kembali
ke auxiliary water pump.
2.6 Fungsi Air Pendingin (Coolant) dalam Mencegah Kerusakan
Tanpa pemilihan dan perawatan yang baik pada coolant, maka akan muncul gangguan padacooling system.
Untuk itu peranan additives yang terdapat di dalam coolant berfungsi untuk mengurangi kemungkinan gangguan
kerusakan yang akan berujung pada overheating, seperti:
2.6.1 Pitting dan Cavitation-Erosion
Erosion-corrosion adalah campuran antara mekanik dan kimia atau elektrokimia dan dapat
menyebabkan corrosion. Cavitation adalah tipe erosion-corrosion dan umumnya menyebabkan dinding cylinder
liner-nya mengalami pitting.
Gambar 2.19: Pitting pada cylinder liner
2.6.2 Electrical Corrosion
Arus listrik yang mengalir pada area tertentu (kecil) yang bukan seharusnya adalah salah satu penyebab
terjadinya pitting-corrosion. Pitting adalah salah satu jenis corrosion yang paling merusak. Setelah pitting dalam
tahap pembentukan dalam jangka waktu tertentu, maka sudah tidak ada cara lagi untuk menghentikannya sebelum
kebolongan terjadi. Karena 1 (satu) ampere arus listrik yang mengalir selama 30 (tigapuluh) jam akan melepaskan 1
(satu) ons besi (iron). Arus listrik yang mengalir terpusat pada area yang kecil sangatlah merusak. Akan tetapi,
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik adalah satu-satunya cara untuk menghindari hal ini.
Gambar 2.23: Skala yang tepat untuk derajat keasaman (pH) coolant
2.7.6 Cara Pengetesan
Isi pipet yang berisi dua bola dengan air pendingin yang akan di uji. Perhatikan beberapa jumlah bola yang
mengapung di dalam pipet, lalu bacalah hasil tes pada tabel intruksi yang didapat dalam test kit (8T5296). Contoh:
1) Jika kedua bola mengapung, maka konsentrai antifreeze dalam air pendingin terlalu tinggi.
2) Jika kedua tenggelam, maka konsentrasi antifreeze dalam air pendingin terlalu rendah.
3) Konsentrasi yang baik yaitu salah satu bola tenggelam dan lainnya mengapung.
3) Masukkan thermostat ke dalam wadah berisi air, jangan diletakkan begitu saja pada dasar wadah dan harus
5) Ambil thermostat tersebut dan ukur jarak terbukanya. Kemudian bandingkan dengan spesifikasi yang ada, untuk
BAB III
PEMBUATAN DAN PENGOPERASIAN SIMULATOR
Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana perancangan simulator, bahan-bahan yang digunakan pada
pembuatan simulator, pembuatan simulator dan cara pengoperasian simulator tersebut. Simulator yang kami buat
adalah simulator sistem pendingin yang sederhana yang dibuat dengan mengacu pada sistem pendingin yang ada
pada engine 3408 yang pernah kami pelajari.
Simulator ini tidak menggunakan komponen yang sebenarnya, seperti yang dipakai pada engine pada
umumnya. Tetapi kami menggunakan sketsa atau foto untuk menggantikan komponen-komponen tersebut. Secara
garis besar dalam bab ini penulis bagi menjadi beberapa sub bab yang menjelaskan tentang proses pembuatan dan
pengoperasian alat simulasi, sub bab tersebut yaitu meliputi perancangan simulator, proses pembuatan simulator,
dan pengoperasian simulator.
3.1 Perancangan Simulator
Gambar di bawah menggambarkan perancangan simulator yang masih dalam berbentuk sketsa
Keterangan Gambar :
Engine
Thermostat
Pompa
Oil cooler
Radiator
3.2 Pembuatan Simulator
3.2.1 Pembuatan Rangka Simulator
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat rangka simulator ialah sebagai berikut:
1. Besi kotak - Panjang 7,32 m
2. Cat - 1 kaleng
3. Amplas - 2 lembar
4. Kuas - 1 buah
5. Gergaji besi - 2 buah
6. Meteran - 1 buah
7. Spidol - 1 buah
8. Kikir - 1 buah
9. Perlengkapan bor - 1 set
Gambar 3.3 Pengecatan rangka simulator
Setelah dipotong, lakukan pengeboran sesuai dengan titik pengeboran yang ada pada rangka
simulator.
3.2.2.2 Pengamplasan
Lakukan pengamplasan pada bagian potongan dan pengeboran tersebut, agar rapi dan lebih halus.
3.2.2.3 Pengecatan
Setelah diamplas lakukan pengecetan pada seluruh bagian permukaan dari papan fiber.
Setelah semua proses pengerjaan diatas dilakukan, teruskan dengan pemasangan papan fiber pada rangka
simulator. Gunakan baut sebagai penahan papan simulator pada rangka simulator.
Setelah melalui beberapa tahapan dalam pembuatannya, akhirnya simulator cooling system engine 3408
dapat selesai. Foto di bawah ini merupakan simulator yang telah selesai dibuat.
BAB IV
ANALISIS KARAT
Selama engine beroperasi, engine akan menghasilkan panas. Panas ini dihasilkan oleh proses pembakaran
bahan bakar didalam ruang bakar (combustion chamber). Cooling system padaengine tersebut harus mampu
menyerap panas dari engine dengan tujuan mempertahankan suhu operasi dari engine. Cooling system tidak boleh
melepas terlalu banyak panas karena akan mengakibatkan engine beroperasi dibawah suhu operasinya dan
hasilnya engine akan overcoolingdan akan mengakibatkan engine low power, sebab engine diesel memerlukan panas
dalam proses pembakaran. Begitu pula sebaliknya, jika cooling system kurang mampu menyerap panas, maka engine
akan beroperasi pada suhu diatas suhu operasi dan akibatnya akan overheating, komponen engine akan mudah rusak
karena panas tadi. Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan betapa pentingnya perawatan berkala pada coolant pada
cooling system sebab akibatnya akan sangat besar jika kita melalaikan hal ini, yaitu terjadinya karat, pitting dan
cavittion-erosion,deep pitting,Ph rendah,dan endapan Lumpur. karena proses perpindahan panas akan terganggu.
Untuk itulah penggunaan air, coolant conditioner dan ethylene glycol haruslah tepat, karena jika tidak diperhatikan
akan membuat komponen cepat mengalami keausan akibat (coolant): penulis membahas tentang karat. Karat
sifatnya korosif, artinya mengubah material metal menjadi lebih lemah/getas yang kalo terakumulasi bisa bikin
metal tersebut terkikis seperti pitted pada liner,karat pada housing water pump dan karat pada thermostat, dan karat
disebabkan oleh oksidasi didalam cooling system. Panas dan lembab mempercepat proses ini. Karat meninggalkan
zat sisa, yaitu endapan kotoran. Akibatnya akan mempercepat terjadinya keausan dan mengurangi
efisiensi coolant dalam mentransfer panas. Karat dapat disebabkan juga oleh kurangnya additives(anti-rust yang
terdapat pada coolant conditioner). Additives berguna untuk mencegah karat, sebab air sangat korosif terhadap
logam.
4.3.1 Perbaikan:
1) Gunakan air sebagai bahan dasar penyusun coolant sesuai spesifikasi
(distilled atau deionized water atau lihat tabel 2.2) agar tidak terdapat
kotoran didalam coolant dan karatpun tidak dapat terbentuk.
2) Periksa kadar coolant dengan Coolant Conditioner Test Kit (8T-5296)
agar konsentrasi additives didalam coolant sesuai dengan spesifikasi.
3) Periksa pH coolant dengan pH-meter atau kertas lakmus agar sesuai
spesifikasi (lihat gambar 2.15).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari seluruh keterangan diatas, maka penulis dapat memberi kesimpulan kepada para pembaca tentang
terjadinya kerusakan-kerusakan pada cooling system terutama yang disebabkan oleh karat yang akan
menyebabkan overheating. Berikut adalah kerusakan-kerusakan yang terjadi, penyebab dan penanggulangannya.
Terjadinya overheating akibat endapan lumpur, karat (rust), pitting atau cavitation-erosion, dan
tersumbatnya tube pada radiator, aftercooler, dan oil cooler umumnya disebabkan oleh kualitas air sebagai bahan
dasar penyusun coolant yang buruk atau tidak sesuai spesifikasi dan konsentrasi additives yang tidak sesuai
spesifikasi. Untuk itu gunakan air sebagai bahan penyusun coolant sesuai spesifikasi dan konsentrasi additives yang
sesuai spesifikasi pula.
Terjadinya karat (rust) dapat disebabkan pula oleh derajat keasaman (pH) coolant yang dibawah spesifikasi
sehingga coolant menjadi sangat korosif. Untuk itu selalu periksa pH-nya.
Terjadinya pitting dapat disebabkan oleh derajat keasaman (pH) coolant yang tidak sesuai spesifikasi, baik
lebih tinggi atau lebih rendah. Jika lebih rendah dari spesifikasi, maka cenderung menyerang komponen cooling
system yang berbahan besi, namun jika diatas spesifikasi, maka cenderung menyerang komponen cooling
system yang berbahan tembaga atau aluminium. Untuk itu selalu periksa pH coolant.
Terjadinya overheating akibat terdapatnya oli didalam coolant atau sebaliknya danpitting atau cavitation-
erosion umunya disebabkan oleh rendahnya tekanan didalam sistem, baik terjadinya kebocoran pada radiator
cap atau kebocoran pada sambungan atau hose. Untuk itu sebelum menghidupkan engine selalu periksa sekeliling
untuk memantau apabila terjadi kebocoran pada sambungan atau hose dan selalu periksa radiator cap untuk
memeriksa walaupun secaravisual kondisi seal apakah masih dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat
secara visual cukup karena seal tersebut terbuat dari karet (rubber) sehingga mudah melihat kerusakannya.
5.2 Saran
Saya selaku penulis ingin memberikan sedikit saran kepada para pembaca agar padacooling system-nya
selalu awet dan engine pun tidak akan mengalami overheating yang tentu saja ditinjau dari penggunaan air
pendingin dan perawaran coolant:
1. Gunakanlah air sebagai bahan dasar air pendingin (coolant) sesuai spesifikasi (distilledatau deionized water atau
sesuai dengan ketentuan pada tabel 2).
2. Selalu periksa konsentrasi additives (coolant conditioner dan ethylene glycol) yang terdapat didalam coolant.
3. Selalu periksa kebocoran sebelum menghidupkan engine, sebab air dapat meresap walaupun pada celah yang tidak
terlihat oleh mata telanjang sekalipun.
4. Selalu periksa kadar keasaman (pH) dari coolant agar sesuai spesifikasi, yaitu antara 8.5 - 10.5.
5. Jika memungkinkan untuk memeriksa tekanan didalam cooling system, lakukan secara periodic untuk mementau
apakah terjadi kebocoran didalam sistem.
6. Saat ini CATERPILLAR, USA telah mengeluarkan produk terbaru, yaitu Cat ELC, yang tidak perlu
mengganti coolant selama 12.000 service hours atau 6 tahun (tetapi selama 6000 atau 9000 jam perlu
ditambahkan Cat ELC Extender, tentu saja diperiksa konsentrasinya terlebih dahulu). Produk ini tentu saja lebih
menghemat biaya perawatan.
DAFTAR PUSTAKA