BAHASAN KULIAH:
- MODEL SISTEM
- FUNGSI ALIH , MODEL MATEMATIK
- SISTEM MEKANIK
- SISTEM ELEKTRIK
- SISTEM FLUIDA
- SISTEM ELEKTROMEKANIK
Proses / sistem yang dikontrol dapat dinyatakan
dengan “model sistem”, yang dinyatakan dalam
bentuk model matematik.
Model yang menyatakan “ekspresi” dari
komponen/sistem disebut dengan “Fungsi Alih” .
Melalui model matematik, maka dapat dilakukan
analisis terhadap dinamika sistem.
Oleh sebab itu untuk mempelajari Sistem Kontrol,
perlu dipahami bagaimana melakukan pemodelan.
Model sistem dalam bentuk Fungsi Alih sedapat
mungkin diperoleh dengan mengikutsertakan
semua sifat / karakter penting yang dimiliki oleh
sistem.
Model sistem yang berbentuk Fungsi Alih sama
sekali bukan dalam bentuk fisik, tetapi dinyatakan
dalam model matematik persamaan polinomial s.
Model sistem dapat ditentukan dengan
cara :
- Analitis
- Pengujian
Pada metode analitis, model didapat
dengan menyusun persamaan dinamika
sistem berdasarkan hukum-hukum yang
berlaku pada sistem.
Pada metode pengujian, model didapat
dengan memberi masukan suatu fungsi
uji pada sistem, biasanya fungsi step,
untuk mendapatkan respons sistem.
Selanjutnya dari respons sistem, dapat
ditentukan model dari sistem.
Model matematik sistem adalah suatu set
persamaan yang menyatakan dinamika
sistem secara akurat atau paling sedikit
mendekati sifat dinamika sistem.
Pada perumusan model matematik
diusahakan agar diperoleh hubungan
antara masukan dan keluaran sistem,
dengan memakai Transformasi Laplace
terhadap persamaan dinamik input-output
sistem
Dinamika sistem pada umumnya merupakan
persamaan diferensial/integral, yang diperoleh
dengan hukum-hukum fisis pada sistem
tersebut.
Pada sistem thermal diperoleh dengan memakai
persamaan thermodinamik, pada sistem elektro
mekanik/mesin-listrik digunakan persamaan
gerak dan mesin listrik dsbnya.
2.3.1. Elemen pegas
X(t)
fx
1/K
Fx(s) X(s)
2.3.2.Elemen peredam
Kecepatan pada elemen sebanding
dengan gaya yang bekerja
Fd
𝐹𝑑
v(t) = , atau Fd = b v(t); b=koefisien redaman
𝑏
Fd = b dx/dt
Fd(s) = b s X(s)
2.3.2. Elemen peredam
1 𝑋(𝑠) 1
X(s) = Fd(s) atau =
𝑏𝑠 𝐹𝑑(𝑠) 𝑏𝑠
1/b s
Fd(s) X(s)
2.3.3. Elemen massa
Fm(t) = M a(t)
dengan a = percepatan massa M
Fm(t) = M d2x /dt2
Fm a = d2x /dt2
2.3.3. Elemen massa
Fm (s) = M s 2 X(s)
𝑋(𝑠) 1
=
𝐹𝑚(𝑠) 𝑀 𝑠2
Fm X
1/M s22
2.3.4. Susunan sistem mekanik
fi
x v a
fi = fx + fb + m.a
= K,x + b v + m a
= K.x + b.dx/dt +m d2x/dt2
Ditransformasi Laplace menjadi
Fi (s) = K X(s) + b s X(s) + m s2 X(s)
= X(s) [K + b s + m s2 ]
maka output sistem X(s) dibagi input Fi(s)
1
X(s) / Fi(s) =
𝐾+𝑏.𝑠+𝑚.𝑠2
Pada sistem elektrik -- Rangkaian listrik
Hukum Kirchoff dapat dipakai untuk
merumuskan model matematik sistem.
[ L C s2 + R C s + 1 ] Eo(s) = Ei(s)
𝐸𝑜(𝑠) 1
=
𝐸𝑖(𝑠) 𝐿𝐶 𝑠 2 +𝑅𝐶 𝑠+1
Pada sistem fluida ini terdiri dari instalasi tangki
dengan kapasitas tertentu dengan saluran
keluar dan saluran pengisi air tangki.
Kapasitas tangki C dinyatakan sebagai
perubahan fluida cairan yang disimpan
terhadap perubahan ketinggian fluida cairan
tangki.
perubahan volume tangki
C=
perubahan tinggi cairan
Perubahan isi tangki C dh = (qi – qo) dt (1)
Hubungan hambatan aliran R dengan
ketinggian cairan dalam tangki adalah
R = h/qo (2)
atau qo = h/R, maka
C dh = (qi – h/R) dt
C dh/dt = qi – h/R
R C dh/dt = R qi – h
R C dh/dt + h = R qi
H(s)[RCs + 1] = R Qi(s)
Fungsi alih sistem fluida ini
H(s) R
=
Qi(s) RC s + 1
Eb(s)
Kb s