Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil yang ada di mayarakat (Kemenkes RI). Keluarga-
keluarga yang ada di Indonesia memiliki tipe tahap perkembangan keluarga yang
beraneka ragam. Mayoritas penduduk di negara berkembang yakni tingginya
penduduk usia muda dan tua sehingga dapat dikatakan di Indonesia banya keluarga
dengan tahap perkembangan pensiun dan lanjut usia. Setiap tahun pemerintah
Indonesia berusaha mewujudkan UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 138 yakni
“Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan
martabat kemanusiaan. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan
produktif secara sosial dan ekonomis”. Usia lanjut perlu mendapat perhatian khusus
dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara
produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif
dalam pembangunan. Semua itu dapat terwujud dengan kemajuan keberhasilan
pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah di berbagai bidang baik kemajuan
IPTEK, ekonomi, perbaikan lingkungan hidup khususnya di bidang kesehatan.
Meningkatnya jumlah lansia atau angka harapan hidup di Indonesia membawa
konsekuensi besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakit yang menyertai lansia
yakni kronis multiple patologi karena degeneratif fungsi multi organ yang dialami
lansia. Indonesia masih memiliki ciri budaya tentang kehidupan lansia yang dipandang
sebagai figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai akan
pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang masih dapat dimanfaatkan.

Data yang didapat dari kemenkes 2016., pada tahun 2010 jumlah lansia (60 tahun
keatas) sebanyak 18,1 juta jiwa atau 7,6% dari total penduduk dan pada tahun 2014
jumlah lansia (60 tahun keatas sebanyak 18,781 juta serta diperkirakan pada tahun
2025 sebanyak 36 juta jiwa. Data yang didapatkan dari hasil survey mahasiswa STIK
Sint Carolus jumlah lansia sebanyak 168 lansia.

1
Lansia adalah proses perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu, terjadi penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan
daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada
tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor herediter, nutrisi, stress, status kesehatan
dan lain-lain (Stanley, 2007). Menurut Constantinides 1994 dalam Yuli Reny, 2014
lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya. Prose tersebut terjadi didasari oleh teori biologi, psikologi sosial dan
spiritual serta dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik. WHO
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2. Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun

Melihat pengertian dan data – data di atas maka sangat perlu peran perawat KESMAS
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga dengan tahap
perkembangan pensiun dan lansia menuntut peran perawat dalam meminimalkan
maupun mengantisipasi masalah pada lansia tersebut dan memandirikan lansia di hari
tuanya secara sehat. Asuhan keperawatan yang diberikan secara komprehensif, mulai
dari melakukan pengkajian keperawatan sampai pada evaluasi keperawatan sehingga
dapat meningkatkan, mencegah dan mengoptimalkan fungsi fisik, mental dan spiritual
lansia dengan kata lain terwujudnya lansia sehat dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai