Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa kita, sebab-
sebabnya sangat jelas, tanpa bahasa nasional itu, kemerdekaan tidak akan
tercapai dan persatuan bangsa tidak akan tergalang. Namun, tampaknya
kebanggaan itu tidak di sertai sikap kritik untuk menelaah bagaimana hal itu
dapat terjadi dan apa yang dapat kita petik sebagai pengalaman kemajuan
bangsa pada masa – masa yang akan datang. Interaksi sosial merupakan
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi ada aksi dan ada reaksi.
Pelakunya lebih dari satu. Individu dengan individu, Individu dengan
kelompok, dan Kelompok dengan kelompok. Bahasa sebagai salah satu sarana
komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti
oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama,
dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah
sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah peranan
bahasa indonesia dalam kegiatan interaksi sosial antara perawat dan pasien?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan bahasa indonesia
dalam kegiatan interaksi sosial antara perawat dan pasien.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Agar penulis mengetahui dan memahami peranan bahasa indonesia dalam
kegiatan interaksi sosial antara perawat dan pasien.
1
2. Agar pembaca mengetahui dan memahami peranan bahasa indonesia dalam
kegiatan interaksi sosial antara perawat dan pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau – pulau yang
bertebaran dan lautan yang menghubungkan pulau – pulau yang merupakan
wilayah Republik Indonesia sekarang adalah satu kesatuan tumpah darah
indonesia. Pernyataan ke dua adalah pengakuan bahwa manusia – manusia
yang menempati bumi Indonesia juga merupakan satu kesatuan yand disebut
bangsa indonesia. Pernyataan ke tiga tidak merupakan pengakuan “berbahasa
satu”, tetapi ,merupakan pernyataan tekat kebahasaan yang menyatakan bahwa
kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa
indonesia. (Munirah, 2013:4)
4
bahasa seperti antara lain pembakuan kosa kata, dapat dipandang sebagai
partisipasi aktif yang positif dalam membina terwujudnya bahasa indonesia
yang baik dan benar.
2. Penulisan Kata
Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan
pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulisakan
serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat
awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan
saja. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Pada tulisan yang memerlukan keresmian, Gabungan kata termasuk yang
lazim disebut kata majemuk.
5
Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan mencakup pengaturan :
1) Tanda Titik
2) Tanda Koma
3) Tanda Titik Koma
4) Tanda Titik Dua
5) Tanda Hubung
6) Tanda Pisah
7) Tanda Petik
8) Tanda Petik Tunggal
9) Tanda Apostrof
10) Garis Miring
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sebuah pelayanan kesehatan khususnya antara perawat dan pasien
komunikasi yang baik antar perawat dan pasien menjadi hal yang penting
untuk dapat menghasilkan informasi atau data yang akurat dari pasien yang di
butuhkan oleh seorang perawat dalam mendiagnosa suatu penyakit. oleh karena
itu, penting untuk mengetahui berbahasa indonesia yang baik dan benar, baku,
serta sesuai dengan kaidah dan Eyd untuk menunjang terciptanya komunikasi
yang nyaman unuk pasien. Yang akan menghasilkan pelayanan efektif karena
kenyamanan seorang pasien adalah prioritas utama seorang perawat.
B. Saran
Untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sukses di masyarakat baik itu
yang berbentuk penyuluhan atau sosialisai yang bertujuan mempengaruhi
masyarakat tentang kesehatan perawat atau paramedis harus menggunakan
bahasa yang baik dan benar yang menunjukan profesionalismenya dalam
bidang tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakaan interaksi yang
nyaman, ramah, dan santun untuk pasien, hal itulah yang mendasari suksesnya
suatu pelayanan. Inilah bentuk interaksi yang baik antara perawat dan pasien
yang saling menguntungkan,dimana pasien mendapatkan kenyamanan seperti
yang di harapkan, dan perawat atau paramedis mendapatkan kesuksesan suatu
kegiatan pelayanan.