FILM “300”
OLEH :
MUHAMMAD WAHYU
19BI1004
PROGRAM PASCASARJANA
2020
FILM “300”
Pada 479 SM, satu tahun setelah pertempuran terkenal di Thermopylae, Dilios,
sebuah hoplite di Angkatan Darat Sparta, memulai kisahnya dengan menggambarkan
kehidupan Leonidas I dari kecil ke kerajaan melalui doktrin Spartan. Cerita Dilios terus
dan utusan Persia tiba di gerbang Sparta dan menuntut "bumi dan air" sebagai tanda
penyerahan ke Raja Xerxes; Sparta membalas dengan membunuh dan menendang
para utusan ke dalam sumur. Leonidas kemudian mengunjungi Ephors, mengusulkan
strategi untuk mendorong kembali Persia numerik unggul melalui Hot Gates;
rencananya melibatkan membangun tembok untuk menyalurkan Persia ke celah
sempit antara batu dan laut. The Ephors berkonsultasi dengan Oracle, yang
menetapkan bahwa Sparta tidak akan pergi berperang selama Carneia. Setelah
Leonidas marah berangkat, seorang utusan dari Xerxes muncul, menghadiahi Ephors
untuk dukungan rahasia mereka.
Di Sparta, Ratu Gorgo mencoba membujuk Dewan Sparta untuk mengirim bala
bantuan untuk membantu pasukan Leonidas. Theron, seorang politikus yang korup,
mengklaim bahwa ia "memiliki" Dewan dan mengancam Ratu, yang enggan tunduk
kepada tuntutan seksualnya sebagai imbalan atas bantuannya . Ketika Theron
mempermalukannya di depan Dewan, Gorgo membunuh dia, dan sekantong emas
yang diberi Xerxes pada Theron jatuh dari jubahnya ke lantai. Menandai
pengkhianatannya, Dewan akhirnya setuju untuk mengirim bala bantuan. Pada hari
ketiga, Persia, dipimpin oleh Ephialtes, melintasi jalan rahasia, mengepung tentara
Sparta. Jenderal Xerxes kemudian menuntut penyerahan diri mereka. Leonidas
kemudian melepaskan helmnya, menjatuhkan perisai dan tombaknya, dan berlutut,
membuatnya terlihat seolah-olah ia telah menyerah, sebelum Leonidas meneriaki
nama Stelios yang melompat di atasnya dan membunuh jenderal Xerxes. Xerxes
menjadi marah dan memerintahkan pasukannya. Leonidas dan tentara Sparta yang
tersisa tetap berjuang sampai mereka akhirnya menyerah pada serangan panah.
REVIEW
• Dari adegan ini terdapat penerapan salah satu Strategi Porter yaitu
mengetahui arena pertempuran dengan baik (siapa yang dihadapi dan
dengan cara apa kita menghadapi) agar dapat memenangkan pertarungan.
• Strategi yang baik adalah strategi yang harus mempunyai implementasi.
Hal itulah yang berhasil ditunjukkan oleh pasukan Sparta dengan
mngimplementasikan rencana strategi yang mereka susun sebelumnya.
• Pasukan Sparta sudah melakukan perencanaan dan pengimplementasian
strategi yang sudah mereka susun. Selain itu mereka juga betul-betul tahu
arena pertempuran dan siapa yang mereka hadapi, sehingga pasukan Sparta
dapat membuat lawan terdesak.
• Pembelajaran bagi siapa saja yang bekerja dalam tim. Tentang pemimpin yang
dengan segenap kerelaan menjadi tameng bagi pasukan, sekaligus menjelma
pelayan. Tentang kecintaan, kesetiaan, kepatuhan, kebersamaan, dan tentu saja
tentang tipu muslihat, pembusukan dari dalam yang memporak-porandakan. Film
yang memberi isyarat kepada penontonnya untuk tetap menjaga-jaga agar badan
tidak sampai berpaling muka, menjadi pengkhianat, melakukan pembusukan atau
beban semata. Bisa juga dimaknai sebagai pelecut semangat dalam perjuangan,
serta menjaga api keberaamaan. Seseorang yang bekerja dalam tim, tukang
sapu sekalipun, memiliki peran vital, kalau mau menjalankan fungsinya, dan
menolak menjadi penonton kala anggota tim lainnya berjuang dengan segala
upaya.