Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KONSEP GANGGUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS AKIBAT PATOLOGIS SISTEM


MUSKULOSKELETAL DAN PERSARAFAN DAN INDERA

Di susun oleh kelompok 11:

1. Arif Mudrik Bustan P072201180

2. Adam Dhimas Karinda Putra P072201180

3. Rabiyatul Adawiyah P072201180

4. Lisa Ari Setyawati P07220118048

5. Indah Andriani P072201180

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
tugas mata kuliah Keperawatan Medikan Bedah II yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Konsep Gangguan Kebutuhan Aktivitas Akibat Patologis
Sistem Muskuloskeletal Dan Persarafan Dan Indera” tepat waktu. Makalah
ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat


kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Dan
tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan
kepada kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.

Samarinda, 5 Juli 2020


DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................i


Kata Pengantar .................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB 1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.1 Pendahuluan ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan penuliasan
BAB 2 Tinjauan Teori .....................................................................................3
2.1 Definisi amputansi ?.................................................................................3
2.2 Etiologi /faktor predisposisi amputansi ?.................................................3
2.3 Bagaimana metode amputansi ?...............................................................3
2.4 Apa saja jenis jenis amputansi ?..............................................................4
2.5 Bagaimana menifestasi klinik amputansi ?...............................................4
2.6 Bgaimana pemeriksaan fisik diagnostik amputansi?.................................5
2.7 Bagaimana pencegahan amputansi ...........................................................5
2.8 Bagaimana penalatalaksanaan amputansi ?...............................................5
2.9 Bagaimana komplikasi amputansi ?..........................................................6
BAB 3 Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian ..............................................................................................8
3.2 Diagnosa Keperawatan ..........................................................................8
3.3 Rencana Keperawatan ............................................................................9
3.4 Implementasi keperawatan .....................................................................9
3.5 Evaluasi keperawatan .............................................................................9

BAB 4 Penutup
4.1 Kesimpulan ................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan secara holistik akan memendang masalah yang di hadapi
pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Masalah yang di hadapi oleh pasien yang mengalami amputasi tidak
hanya pada upaya memnuhi kebutuhan fisik semata, tetapi lebih dari itu,
perawat berusaha untuk mempertahankan intregitas diri pasien secara utuh,
sehingga tidak menimbulkan komplikasi fisik selama kegiatan intraoperatif,
tidak mengakibatkan gangguan mental, pasien dapat menerima dirinya secara
utuh dan diterima dalam masyarakat.(Harnawatia, 2008)
Amputasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
menyelamatkan seluruh tubuh dengan mengorbankan bagian tubuh yang lain.
Terdapat berbagai sebab mengapa dilakukan amputasi. 70% amputasi
dilakukan karena penyumbatan arteri yang sebagian besar disebabkan oleh
diabetes militu, 3% amputasi dilakukan karena adanya trauma, 5% amputasi
dilakukan karena adanya tumior dan 5% lainnya karencacat kongenital.
Kehilangan ekstremitas atas memberikan masalah yang berbeda bagi
pasien dari pada kehilangan ekstemitas bawah karena ekstremitas atas
mempunyai fungsi yang sangat spesial .Amputansi dapat di anggap sebagai
jenis pembedahan rekonstruksi dratis dan di gunakan untuk menghilangkan
gejala memperbaiki fungsi dan menyelamatkan atau memperbaiki kwalitas
hidup pasien.
Bila tim perawat kesehatan mampu berkomunikai dengan gaya positif
maka pasien akan lebih mampu menyesuaikan diri terhadap amputasi dan
berpatisipasi aktif dalam rencana rehabilitas karena kehilangan ekstremitas
memerlukan penyusuaian besar. Persepsi pasien mengenai amputasi harus di
pahami oleh tim perawat kesehatan. Pasien harus menyesuaikan diri dengan
adanya perubahan citra diri permanen, yang harus di selaraskan sedemikian
rupa sehingga tidak akan menimbulkan harga diri rendah pada pasien akibat

1
perubahan citra tubuh.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan amputansi ?
2. Apa saja faktor predisposisi amputansi ?
3. Bagaimana metode amputansi ?
4. Apa saja jenis jenis amputansi ?
5. Bagaimana menifestasi klinik amputansi ?
6. Bgaimana pemeriksaan fisik diagnostik amputansi?
7. Bagaimana pencegahan amputansi
8. Bagaimana penalatalaksanaan amputansi ?
9. Bagaimana komplikasi amputansi ?
10. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien amputansi ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep dasar amputansi dan asuhan keperwatan pada
pasien amputasi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi amputansi
2. Mengetahui faktor predisposisi amputansi
3. Mengetahui metode amputansi
4. Mengetahui jenis jenis amputansi
5. Mengetahui menifestasi klinik amputansi
6. Mengetahui pemeriksaan fisik diagnostik amputansi
7. Mengetahui pencegahan amputansi
8. Mengetahui Bagaimana penalatalaksanaan amputansi
9. Mengetahui komplikasi amputansi
10. Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien amputansi

BAB 2

2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan
“pancung”.Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian
tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan
tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah
organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki
dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat
membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ
tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
(Daryadi,2012)
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa
sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem
muskuloskeletal dan sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat
menimbulkan madsalah psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan
citra diri dan penurunan produktifitas.

2.2 Penyebab / faktor predisposisi terjadinya amputasi


Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi :
1. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki.
2. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
3. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat.
4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh
lainnya.
5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara
konservatif.
6. Deformitas organ.

3
2.3 Metode Amputasi
Amputansi di lakukan sebagian kecil samapi dengan sebagian besar dari
tubuh dengan metode :
1) Metode terbuka guilottone amputasi ) metode ini di lakukan pada klien
dengan infeksi yang mengembang atau berat di mana pemotongan di
lakukan pada tinggkatyang samabentuknya benar benar terbuka dan di
pasang drainage agar luka bersih dan luka dapat di tutup setelah infeksi
2) Metode tertutup di lakukan dalam kondisi yang lebih mungkin pada
metode ini kulit tepi ditarik atau di buat skalfuntuk menutupi luka pada
atas ujung tulang dan di jahit pada daerah yang di amputansi
2.4 Jenis Amputasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi menurut (Brunner & Suddart 2001),
dibedakan menjadi :
1. Amputasi Elektif/Terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus.
Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif terakhir
2. Amputasi Akibat Trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi
lokasi amputasi serta memperbaiki kondisi umum klien.
3. Amputasi Darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan.
Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti
pada trauma dengan patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan
kulit yang luas.

Jenis amputasi secara umum menurut (Daryadi,2012), adalah :


1. Amputasi Terbuka
Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.

4
2. Amputasi tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan
dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 5 sentimeter dibawah potongan otot dan tulang.
Setelah dilakukan tindakan pemotongan, maka kegiatan selanjutnya
meliputi perawatan luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga
kekuatan otot/mencegah kontraktur, mempertahankan intaks jaringan, dan
persiapan untuk penggunaan protese ( mungkin ).
Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang
mengalami amputasi maka perawat memberikan asuhan keperawatan pada
klien sesuai dengan kompetensinya.

2.5 Manifestasi klinik


Manifestasi klinik yang dapat di temukan pada pasien dengan post
operasi amputasi antara lain ;
1. Nyeri akut
2. Keterbatasan fisik
3. Pantom snydrom e
4. Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman
5. Adanya gangguan citra tubuh mudah marah , cepat tersinggung
pasien cenderung berdiam diri

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Menurut (Daryadi,2012), pemeriksaan diagnostik pada klien Amputasi
meliputi :
a. Foto rongent
Untuk mengidentifikasi abnormalitas tulang
b. CT san
Mengidentifikasi lesi neoplestik, osteomfelitis, pembentukan hematoma
c. Angiografi dan pemeriksaan aliran darah mengevaluasi perubahan
sirkulasi / perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensial

5
penyembuhan jaringan setelah amputansi
d. Kultur luka mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab
e. Biopsy mengkonfirmasi diagnosa benigna / maligna
f. Led peninggian mengidentifikasi respon inflamasi
g. Hitung darah lengkap / deferensial peningian dan perpindahan ke kiri di
duga proses infeksi

2.7 Pencegahan
Ada beberapa pencegahan amputasi antara lain :
1. Mengajarkan klien tentang hidup sehat
2. Pemeriksaan teraratur untuk deteksi penyakit diabetes melitus dan
mengerjakan perawatan kaki
3. Memberitahu kebiasaan berkendara yang aman
4. Penggunaan mesin industri dengan prinsip k-3

2.8 Penatalaksanaan
Ada beberapa penatalaksanaan pada amputasi antara lain :
a. Tingkatan amputasi
Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai
penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua
faktor : peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional
misalnya
(sesuai kebutuhan protesis), status peredaran darah eksterimtas dievaluasi
melalui pemerikasaan fisik dan uji tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat
penting untuk penyembuhan.Floemetri dopler penentuhan tekanan darah
segmental dan tekanan persial oksigen perkutan (pa02). Merupakan uji
yang sangat berguna angiografi dilakukan bila refaskulrisasi kemungkinan
dapat dilakukan
Tujuan pembedahan adalah memepertahankan sebanyak mungkin tujuan
ekstrmitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit.
Mempertahankan lutut dan siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir
pada semua tingkat amputasi dapat dipasangi prostesis

6
Kebutuhan energi dan kebutuhan kardovaskuler yang ditimbulkan akan
menigktkan dan mengunaka kursi roda ke prostesis maka pemantauan
kardivaskuler dan nutrisi yang kuat sangat penting sehingga batas
fisiologis dan kebutuhan dapat seimbang.
b. Penatalaksanaan sisa tungkai
Tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka amputasi
menghasilkan sisa tungkai puntung yang tidak nyeri tekan dan kuli yang
sehat untuk pengunaan prostesis, lansia mungkin mengalami
keterlambatan penyembuhan luka karena nutrisi yang buruk dan masalah
kesehatan lainnya.
Perawatan pasca amputasi
1. Pasang balut steril tonjolan-tonjolan hilang dibalut tekan pemasangan
perban elastis harus hati-hati jangan sampai konstraksi putung di
proksimlnya sehingga distalnya iskemik
2. Meningikan pungtung dengan mengangkat kaki jangan ditahn dengan
bantal sebab dapat menjadikan fleksi kontraktur pada paha dan lutut
3. Luka ditutup drain diangkat setelah 48-72 jam sedangkan putung tetap
dibalut tekan, angkta jahitan hari ke 10 sampai 11
4. Amputasi bawah lutut tidak boleh mengantung dipinggir tempat tidur atau
berbaring atau duduk lama dengan fleksi lutut
5. Amputasi diatas lutut jangan dipadang bantal diantara paha atau
memberikan abdukasi putung, mengatungnya waktu jalan dengan kruk
untuk mencegah kostruktur lutut dan paha.

2.9 Komplikasi
Komplikasi amputasi meliputi perdarahan infeksi dan kerusakan

7
kulit.Karena da pembuluh darah besar yang dipotong dapat terjadi
perdarahan masif. Infeksi merupakan infeksi pada semua pembedahan
dengan peredaran darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi
traomatika resiko infeksi meningkat peyembuhan luka yang buruk dan iritasi
akibat protesis dapat menyebabkan kerusakan kronik.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN AMPUTASI

8
3.1 Pengkajian
a) Biodata :
b) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa nyeri
dan gangguan neurosensori
2. Riwayat penyakit sekarang : kita kaji kapan timbul masalah, riwayat
trauma, penyebab, gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obatyang
diminum, dan cara penanggulangan
3. Riwayat penyaklit dahulu:Tanyakan apakah adanya keleinan
musculoskeletal (jatuh, infeksi, trauma dan fraktur), diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru
4. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada riwayat penggunaan rokok dan obat-obatan.

c) Pemerikasaan fisik
Kondisi fisik yang harus dikaji meliputi :
1. System integumen : secara umum lokasi amputasi
Mengkaji kondisi umum kulit untuk menijau tingkat hidrasi.lokasi
amputasi mungkin mengalami keradangan akut atau kondisi semakin
buruk, perdarahan atau kerusakn progesif. Kaji kondisi jaringan diatas
lokasi amputasi terhadap terjadinya stasis vena atau gangguan venus
return.
2. System kardiovaskuler : cardiac reserve pembuluh darah
mengkaji tingkat aktivitas harian yang dapat dilakukan pada klien
sebelum operasi sebagai salah satu indicator fungsi jantung. Mengkaji
kemungkinan atherodklerosis melalui penilaian terhadap elastilitas
pembuluh darah.
3. System respirasi
Adanya sianosis, riwayat gangguan pernafasan
4. System urinari

9
Mengkaji jumlah urine 24 jam, adanya perubahan warna, serta bj urine

5. System neurologis
Mengkaji tingkat kesdaran klien, serta system pernafasan khususnya
system motoric dan sensorik daerah yang diamputasi
6. System mukuloskeletal
Mengkaji kemampuan otot kontralateral, terjadi kelemahan secara
umum, keterbatasan rom dan masalah fungsi gerak lain.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Pre operasi
1. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan
perioperatif.
2. Berduka yang antisipasi (anticipated griefing) berhubungan dengan
kehilangan akibat amputasi.
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
sekunder terhadap amputasi
2. Gangguan harga diri ( citra tubuh ) berhubungan dengan kehilangan
bagian tubuh
3.3 Rencana Keperawatan
Pre operasi
No Tujuan dan
Diagnosa Intervensi Rasional
dx kriteria hasil
1 Kecemasan Setelah 1. Berikan 1.meningkatkan rasa
berhubungan dilakukan bantuan secara aman dan
dengan kurang tindakan fisik dan meningkatkan rasa
pengetahuan keperawatan psikologis, saling percaya.
tentang selama 1x 24 memberikan
kegiatan jam diharapakan dukungan
perioperatif Kecemasan pada moral. 2.Meningkatkan/mem
klien berkurang. 2. Jelaskan perbaiki
Kriteria evaluasi prosedur pengetahuan/
: operasi pada persepsi klien.
-Sedikit klien dengan

10
melaporkan sebaik-baiknya. 3.Meningkatkan rasa
tentang gugup aman dan
atau cemas. 3. Berikan HE memungkinkan
-Mengungkap pada klien klien melakukan
kanpemahaman tentang komunikasi secara
tentang mengurangi lebih terbuka dan
operasi kecemasan lebih akurat.
klien .

4. Kolaborasi 4.untuk mengurangi


dengan tim kecemasan pada klien
medis untuk agar pasien lebih
mengurangi tenang.
kecemasan.
2 Berduka yang Tujuan : Klien 1.Anjurkan klien 1. Mengurangi rasa
antisipasi mampu untuk tertekan dalam diri
(anticipated mendemontrasik mengekspresik klien,
griefing) an kesadaran an perasaan menghindarkan
berhubungan akan dampak tentang depresi,
dengan pembedahan dampak meningkatkan
kehilangan pada citra diri. pembedahan dukungan mental.
akibat Kriteria pada gaya
amputasi. evaluasi: hidup.
mengungkapkan 2.Berikan 2.Membantu klien
perasaan bebas, informasi yang mengapai
tidak takut. adekuat dan penerimaan terhadap
Menyatakan rasional kondisinya melalui
perlunya tentang alasan teknik rasionalisasi.
membuat pemilihan
penilaian akan tindakan
gaya hidup pemilihan
yangbaru. amputasi.
3.Berikan 3.Meningkatkan
informasi dukungan mental.
bahwa
amputasi
merupakan
tindakan untuk
memperbaiki
kondisi klien
dan
merupakan
langkah awal
untuk
menghindari
ketidakmampu

11
an atau
kondisi yang
lebih parah.

4.berikan 4.untuk menigkatakan


dukungan adaptasi terhadap
kepada pasien perubahan citra diri
tentang
kehilangan
akibat
amputasi

Post operasi
Diagnosa Tujuan dan kriteria
No Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Mengobervasi 1. memantau
rasa nyama tindakan tingkat nyeri, seberapa jauh
Nyeri keperwatan derajat nyeri, nyeri yang
berhubungan diharapkan nyeri klasifikasi nyeri. dirasakan klien
dengan insisi hilang / berkurang.
bedah Kriteria hasil :
sekunder -Menyatakan nyeri 2.Ajrkan klien 2. untuk
terhadap hilang. teknik relakasai mengurangi rasa
amputasi -Ekspresi wajah nafas dalam nyeri yang
rileks dirasakan klien

3 berikan HE 3.Mengurangi
kepada klien nyeri akibat
untuk nyeri panthom
memberikan limb
tekanan lembut
dengan
menempatkan
puntung pada
handuk dan
menarik handuk
dengan berlahan.
4. kolaborasi 4. Untuk
dengan tim medis menghilangkan
dalam pemberian nyeri
analgesik

12
(kolaboratif ).

2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Memanatau 1. pasien yang


harga tindakan kesiapan pasien memandang
diri(citra keperwatan dan pandagannnya amputasi
tubuh) diharapkan harga terhadap amputasi. sebagai
berhubungan diri pasien kembali. 2. Dorong pasien rekrotunsi
dengan Kriteria hasil : megekpresikan hidup akan
kehilangan - Pasien dapat perasaan negatif menerima
bagian tubuh megekspresi dan kehilangan dirinya yang
kan perasaan bagian tubuh baru dengan
negatif, 3. beri informasi cepat.
mendapat yang adekuat 2.ekspresi
informasi. mengenai amputasi perasaan dapat
- mulai dari pasca membantu
atau post operasi pasien
4. berikan motivasi menerima
atau dukungan kenyataan dan
pada pasien realitas hidup
yang baru.
3. memberi
kesempatan
untuk
menayakan dan
memberikan
informasi dan
mulai
menerima
perubahan
gambaran diri
dan fungsi yang
dapat
membantu
penyembuhan
4. dukungan yang
cukup dapat
membantu
proses
rehabilitasi

3.4 Implementasi keperawatan

13
BAB 4

14
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami amputasi
merupakan bentuk asuhan kompleks yang melibatkan aspek biologis,
spiritual dan sosial dalam proporsi yang cukup besar ke seluruh aspek
tersebut perlu benar-benar diperhatikan sebaik-baiknya.
Tindakan amputasi merupakan bentuk operasi dengan resiko yang
cukup besar bagi klien sehingga asuhan keperawatan perioperatif harus
benar-benar adekuat untuk memcapai tingkat homeostatis maksimal tubuh.
Manajemen keperawatan harus benar-benar ditegagkkan untuk membantu
klien mencapai tingkat optimal dalam menghadapi perubahan fisik dan
psikologis akibat amputasi.(anas)

DAFTAR PUSTAKA

15
Brunner & Sunddart. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:

EGC

Daryadi.(2012). Askep Amputasi. http://www.nsyadi.blogspot.com (online), di

askes:

29 oktober 2014

Suratun, dkk (2008). Seri Asuahan keperawatan klien dengan gangguan sistem

muskuloselektal. Jakarta: EGC

Muttaqin Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatn Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai