id
SKRIPSI
G0008215
FAKULTAS KEDOKTERAN
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien
Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5 Pre-Hemodialisis dan Post-Hemodialisis di
RSUD Dr. Moewardi
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dipakai adalah eksperimental kuasi model
one group before and after intervention design atau one group pre and post test
design. Jumlah sampel yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 25 orang yang
diambil dengan cara quota sampling. Spesimen darah diambil dari pasien penyakit
ginjal kronis stadium 5 sebelum dan sesudah hemodialisis. Data elektrolit diolah
dengan uji statistik Wilcoxon menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.
Signifikansi yang digunakan adalah p < 0,05.
Hasil Penelitian: Terjadi penurunan rata-rata kadar kalium dan natrium pada pasien
sebelum dan sesudah hemodialisis, dan terjadi peningkatan kadar kalsium pada pasien
sebelum dan sesudah hemodialisis. Hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000 (p <
0,005) untuk kadar kalium dan kalsium, dan p = 0,022 (p < 0,005) untuk kadar
natrium.
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. The Difference of Electrolytes Count
upon End-Stage Chronic Kidney Disease Patients Pre-Hemodialysis and Post-
Hemodialysis in Moewardi Local General Hospital
Method: This study was a quation experimental model one group before and after
intervention design or one group pre and post test design. The subjects used were 25
participants taken with quota sampling technique. The blood specimens were
obtained from end-stage chronic kidney disease before and after hemodialysis. The
data obtained were statistic analyzed by Wilcoxon test using SPSS Programme for
Microsoft Windows release 17.0. Significance was set at p < 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, dan
limpahan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5 pre-
Hemodialisis dan Post-Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi, Universitas Sebelas
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan
penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Wachid Putranto, dr., Sp.PD, Selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
4. Andy Yok, drg., M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.
5. Supriyanto Kartodarsono, dr., Sp.PD, selaku penguji utama yang telah
memberikan nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Harsini, dr., Sp.P, selaku penguji pendamping yang telah memberikan nasihat,
saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Staf bagian skripsi, mas Nardi dan mbak Eny atas segala bantuan dan
petunjuknya.
8. Staf SMF Penyakit Dalam yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
9. Staf dan perawat bagian Hemodialisis yang telah membantu mengumpulkan
data penelitian ini.
10. Bapak Tri Handayani, dan Ibu Dhani Ekarini yang selalu memberikan
dukungan dan doanya setiap waktu.
11. Ike yang telah menemani peneliti selama ini.
12. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
dikarenakan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
tidak hanya bagi penulis pribadi, tetapi juga bagi semua pihak.
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5
1. Penyakit Ginjal Kronis ............................................................ 5
2. Hemodialisis ........................................................................... 11
3. Elektrolit-Elektrolit Tubuh ...................................................... 13
4. Pengaruh Hemodialisis terhadap Kadar Elektrolit Serum ........ 16
B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 17
C. Hipotesis ...................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 19
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 19
B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 19
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 19
D. Teknik Sampling .......................................................................... 20
E. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 21
F. Skala Variabel .............................................................................. 21
G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 22
H. Rancangan Penelitian.................................................................... 22
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
ginjal. Jumlah pasien gagal ginjal karena penyakit ginjal kronis yang diterapi
dengan dialisis dan transplantasi terus meningkat di Amerika dari 209000 kasus
pada tahun 1991 menjadi 472000 kasus pada tahun 2004 (Coresh et al., 2007).
Begitu pula yang terjadi di Indonesia, data yang didapatkan dari RSU Dr.Soetomo
Surabaya pada tahun 2004 - 2006, diperkirakan tiap tahun ada 2000 kasus baru
gagal ginjal.
etiologi yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif, dan dapat
merupakan stadium akhir dari penyakit ginjal kronis dengan laju filtrasi
hipertensi, atau dapat berupa kelainan kongenital dan herediter (Krause, 2010).
spesifik. Pasien bisa bersifat asimtomatik hingga penyakit ini berkembang lebih
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jauh (LFG < 10-15 ml/menit). Manifestasi yang sering muncul adalah lelah,
uremia sudah berlanjut sering disertai gejala libido yang menurun, iregularitas
siklus menstruasi, atau bisa nyeri dada karena perikarditis (Watnick dan
Morrison, 2009).
ekskresi. Fungsi ini tentunya berkaitan erat dengan elektrolit-elektrolit yang ada
seperti hipotensi, kelemahan otot. Pada keadaan hipokalemia akan timbul tanda
keadaan bradikardia, oliguria atau anuria (Kee, 2007). Krause (2010) menjelaskan
karena hiperkalemia.
dengan terapi pengganti ginjal, yaitu dialisis dan transplantasi ginjal (Suwitra,
2006). Prinsip dari hemodialisis adalah perubahan konsentrasi zat terlarut dalam
darah dan cairan dialisat yang komposisi elektrolitnya mirip serum normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana perbedaan kadar
elektrolit pada pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Moewardi.
B. Tujuan Khusus
paling signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat penelitian
A. Aspek Teoritis
B. Aspek Aplikatif
terapi hemodialisis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
Penyakit ginjal kronis adalah: (1) kerusakan ginjal lebih dari tiga
bulan baik secara struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan
terdapat tanda kelainan ginjal baik dalam komposisi darah atau urin, atau
(Suwitra, 2006).
b. Klasifikasi
commit5 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LFG normal
atau meningkat
2 Kerusakan Hipertensi,
koma, kejang,
< 15 < 0,2
asidosis metabolik,
hiperkalemia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Etiologi
tekanan dan jejas terhadap jaringan nefron yang lain. Proses ini
Penyebab %
Diabetes mellitus 40
Hipertensi 25
Glomerulonefritis 15
Urologis 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Patofisiologi
fungsi ginjal pada gagal ginjal kronis. Teori tradisional mengatakan bahwa
semua unit nefron terserang penyakit, tapi dalam stadium yang berbeda-
beda, dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi
tertentu dapat benar-benar rusak atau berubah strukturnya. Misal lesi pada
medula akan merusak susunan anatomik lengkung henle dan vasa rekta,
atau pompa klorida pada pars ascenden lengkung henle akan mengganggu
unitnnya akan hancur, namun yang masih utuh tetap bekerja normal.
melakukannya lagi, dan pada akhirnya nefron ini akan menjadi sklerosis.
Karena proses ini, maka terjadi penurunan fungsi nefron. Proses ini terus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2006).
elektrolit, cairan, dan keseimbangan asam-basa. Tanda dan gejala ini juga
dalam darah. Pada GGK stadium awal sering tidak memunculkan gejala
a. Sistemik
b. Gastrointestinal
c. Neurologis
d. Hematologis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
e. Dermatologis
f. Endokrin
anion gap terjadi akibat menurunnya ekskresi ion hidrogen dan bisa
g. Kardiologis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
meningkat. Hal ini terjadi akibat dari keadaan anemia dan asisdosis
h. Vaskular
pembuluh darah.
i. Infeksi/Imunologis
2. Hemodialisis
obatan, dan lain-lain sudah tidak adekuat, perlu terapi baru, yaitu terapi
pengganti ginjal. Terapi pengganti ini dibagi menjadi tiga, yaitu hemodialisis,
Diharapkan terapi ini dapat menggantikan fungsi ginjal baik dari fungsi
guidelines, dialisis harus dimulai saat LFG pasien 10 ml/menit atau ureum
serum 8 mg/dl. Khusus untuk pasien diabetes terapi ini dapat dimulai saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
LFG mencapai 5 ml/menit atau kadar serum 6 mg/dl (Watnick dan Morrison,
absolute
9. Anuria berkepanjangan
Prinsip kerja dialisis adalah pertukaran elektrolit dan zat lain yang ada
Pertukaran zat ini dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada berat
molekul dan konsentrasi zat terlarut. Zat dengan berat molekul kecil seperti
urea dapat berdifusi dengan cepat, tetapi zat-zat dengan berat molekul besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
(Himmelfarb dan Ikizler,2010). Berikut ini adalah tabel zat terlarut dengan
berat molekulnya.
Albumin 66000
Kalsium 40
Kreatinin 113
Urea 60
Air 18
Zink 65,3
(cahyaningsih, 2008)
3. Elektrolit-elektrolit tubuh
1. Kalium
intraseluler. Kadar normal dewasa adalah 3,5 5,3 mmol/l. Jika kadar
pada serum < 2,5 mmol/l atau > 7,0 mmol/l dapat menyebabkan henti
terdapat kerusakan jaringan, maka kalium keluar dari sel dan masuk ke
ekskresi kalium akan berlebih dan akan terjadi defisit kalium serum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
2. Natrium
memiliki fungsi menahan air. Jika terdapat banyak natrium pada cairan
melalui pompa natrium. Natrium juga terlibat dalam aktivitas enzim, dan
adalah 135-145 mmol/l. Kebutuhan natrium perhari adalah 2-4 gr. Orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
dan gejala seperti kelemahan otot, haus, penurunan berat badan, volum
3. Kalsium
dari jumlah totalnya terionisasi, dan kalsium terionisasi inilah yang dapat
kadarnya dari jumlah kalsium total dengan rumus. Kadar normal kalsium
total adalah 4,5-5,5 mEq/l atau setara dengan 2,3-2,8 mmol/l. sedangkan
kadar kalsium terioisasi dalam serum sekitar 4,25-5,25 mg/dl atau setara
iCa) < 2,2 mEq/l atau < 4,25 mg/dl, akan menyebabkan iritabilitas
menimbulkan tanda dan gejala seperti gejala tetani, kedutan otot, tremor,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Dengan begitu akan terjadi perubahan kadar elektrolit serum sebelum dan
komposisi dialisat yang akan dipakai. Contohnya kadar kalium dalam cairan
akibatnya zat terlarut dalam darah yang kadarnya berlebih atau kurang tidak
2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
B. Kerangka Pemikiran
Status uremik
Terapi hemodialisis
Asupan makanan
Keterangan:
: Tidak diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
group before and after intervention design atau one group pre and post test
design.
B. Lokasi Penelitian
C. SubJek Penelitian
Moewardi.
3. Kriteria Inklusi :
4. Kriteria Eksklusi :
commit
19to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
D. Teknik Sampling
95% maka jumlah sampel yang diambil sesuai perhitungan sebagai berikut:
sampel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
dipakai adalah quota sampling. Sampel yang diambil adalah semua pasien
menerima terapi.
3. Variabel luar
Diet pasien.
F. Skala Variabel
Nominal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
H. Rancangan Penelitian
O1 X O2
Bandingkan
dengan uji
paired sample
t test
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Data primer dari catatan medis (Medical Record) pasien penyakit ginjal
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji dengan metode statistik
Total a+b
2. Uji t
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 13-19 Juli
Nilai rata-rata dari kadar kalium pasien pre-hemodialisis masih dalam kadar
normal, sedangkan pada kadar post-hemodialisis kadar kalium sedikit di bawah kadar
commit
24to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
kadar normal, tetapi terlihat bahwa kadar natrium mengalami penurunan setelah
kadar normal, tetapi kadar ini meningkat menjadi normal setelah proses hemodialisis.
sebagai uji komparatif adalah data yang didapat harus memiliki sebaran data dan
homogenitas yang normal. Namun pada penelitian ini data yang didapatkan tidak
memenuhi kedua syarat tersebut, sehingga uji yang digunakan adalah uji alternatif
Uji hipotesis tersebut menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) untuk kadar
kalium dan kalsium, dan p = 0,022 (p < 0,05) untuk kadar natrium. Nilai p tersebut
berarti probabilitas untuk menarik simpulan salah bahwa kadar elektrolit sesudah
terapi hemodialisis berubah, ketika H0 benar (tidak ada perbedaan kadar elektrolit
sebelum dan sesudah hemodialisis), adalah 0 kesalahan dari 1000 kesempatan untuk
kalium dan kalsium, dan 22 kesalahan dari 1000 kesempatan untuk natrium.
Kesalahan tersebut sangat kecil sehingga dalam jangka panjang dapat diandalkan.
yang perubahan kadarnya paling signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Z pada
tabel Wilcoxon. Semakin tinggi nilai Z, semakin tinggi nilai signifikansi uji tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
berarti terdapat perbedaan kadar elektrolit yang bermakna pada pasien penyakit ginjal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
seperti yang disebutkan dalam lampiran. Tabel 1 menunjukkan jumlah sampel pria
Nilai rata-rata kadar elektrolit seperti tersebut pada tabel 2 menunjukkan rata-
rata kadar kalium dan natrium mengalami penurunan setelah dilakukan hemodialisis,
sebelum dan sesudah hemodialisis. Nilai signifikansi tersebut adalah p = 0,000 untuk
kalium dan kalsium, dan p = 0,022 untuk natrium. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wen et al. (2007) yaitu terjadi perubahan kadar elektrolit yang
Perbedaan elektrolit ini dapat dijelaskan dengan teori tentang prinsip kerja
hemodialisis. Darah akan dialirkan ke dalam satu tabung ginjal buatan (dialiser) yang
commit
27to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
terdiri dari dua kompartemen, yaitu kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
Darah akan memasuki kompartemen darah dan akan mengalami proses difusi melalui
membran semi permeabel buatan dengan cairan dialisat yang terdapat dalam
konsentrasi rendah. Proses difusi ini akan terus berjalan hingga tercapai
Proses difusi zat terlarut tersebut dapat berlangsung secara lambat atau cepat.
Kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu sifat cairan dan sifat membran.
Faktor yang mempengaruhi sifat cairan antara lain perbedaan konsentrasi zat terlarut
pada kedua kompartemen. Semakin besar perbedaan konsentrasi maka proses difusi
akan berlangsung lebih cepat. Faktor yang kedua adalah berat molekul zat terlarut.
Semakin besar berat molekul zat terlarut maka proses difusi akan semakin lambat.
Faktor ketiga adalah temperatur. Semakin hangat dialisat, maka proses difusi akan
Sedangkan faktor yang mempengaruhi sifat membran antara lain jumlah dan
lebar pori-pori membran. Semakin banyak dan lebar pori-pori membran, maka
semakin cepat proses difusi berlangsung. Faktor kedua adalah luas permukaan
membran. Semakin luas membran, maka proses difusi akan semakin cepat. Faktor
ketiga adalah aliran geometrik. Aliran darah berjalan berlawanan arah dengan cairan
dialisat. Aliran ini akan mempercepat proses difusi. Dengan ini maka perbedaan
konsentrasi yang besar antara darah dan dialisat dapat diatur dengan mengubah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
elektrolit pada dialisat yang dipakai dalam penelitian ini (tabel 3), maka kalium dan
natrium darah akan berdifusi ke cairan dialisat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi
kalium dan natrium dalam darah lebih tinggi dibandingkan dengan cairan dialisat.
Sedangkan kalsium pada cairan dialisat akan mengalami difusi ke darah karena kadar
Na 139,0
K 2
Mg 0,5
Ca 1,75
Cl 106,5
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirschbaum (2003),
dan Wen et al. (2007) yang menunjukkan bahwa kadar kalium menurun setelah
perubahan kadar natrium pada penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian yang
telah disebutkan.
beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah perbedaan rata-rata kadar natrium pre-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
pre-hemodialisis sebesar 138 mmol/L. Pada penelitian yang dilakukan Wen et al.
Kedua hasil natrium tersebut mendekati batas bawah kadar normal. Jika disesuaikan
dengan teori hemodialisis maka natrium pada dialisat akan berdifusi ke darah,
sehingga natrium darah akan mengalami peningkatan. Namun pada kedua penelitian
di atas tidak dicantumkan kadar zat terlarut dialisat yang dipakai, sehingga peneliti
Perbedaan kadar yang paling signifikan pada penelitian ini adalah kalium. Hal
ini terlihat dari nilai Z kalium pada uji Wilcoxon yang lebih besar dibandingkan
dengan natrium. Secara keseluruhan perubahan ketiga elektrolit sebelum dan sesudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
commit
31to user