SKRIPSI
Disusun Oleh :
I Made Juli Arta Arizona
2216107
1
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN LAPORAN SKRIPSI
Menyetujui
Pembimbing Skripsi
Miftafu Darussalam.Kep.,Sp,Kep,MB
NIDN: 05.1907.805
2
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI
Diajukan Oleh:
I
3
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Dinyatakan Sah Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Fakultas
Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Menyetujui:
Penguji Pembimbing
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,
Nama : I Made Juli Arta Arizona
NPM : 2216107
Program Studi : Keperawatan (S-1)
Judul Skripsi : Gambaran Kualitas Hidup Pada Penderita Hemofilia Di
komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia
Yogyakarta
4
menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul tersebut di atas adalah asli karya
saya sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Semua referensi dan sumber terkait
yang diacu dalam karya ini telah ditulis sesuai kaidah penulisan ilmiah yang
berlaku. Dengan ini, saya menyatakan untuk menyerahkan hak cipta penelitian
kepada Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta guna kepentingan ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan
dari pihak manapun. Apabila terdapat kekeliruan atau ditemukan adanya
pelanggaran akademik di kemudian hari, maka saya bersedia menerima
konsekuensi yang berlaku sesuai ketentuan akademik.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
dengan judul " Gambaran kualitas hidup penderita hemofilia di komunitas
Himpunan Masyarakat Hemofilia lndonesia Yogyakarta".
Penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaannya
kepada semua pihak yang telah membantu dan terutama kepada
Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati, yaitu:
5
1. Dr. Drs. Djoko, dr., ST MT selaku Rektor Universitas Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
2. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3. Dewi Utari, S.Kep., Ns., MNS Selaku ketua program studi keperawatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
4. Miftafu Darussalam, M.Kep., Sp.Kep.,MB. Selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan pada
penulisan khususnya dalam proposal ini.
5. Dwi Kartika Rukmi, M.Kcp., Sp. Kep.MB. Selaku dosen penguji yang
bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan
masukan serta saran selama dalam pembuatan skripsi ini.
6. Seluruh dosen keperawatan Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, serta
mendidik kami.
7. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang telah memberikan
dukungan, motivasi, doa, dan semangat kepada penulis.
8. Pudjo Hagung Widjajanto, Ph.D, Sp.A(K), dr. Selaku dokter anak
khususnya di bagian hematologi-onkologi anak dan wakil ketua Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia yang telah memberikan masukan dan
saran terhadap skripsi peneliti.
9. Dr. Agus Wibowo selaku ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia
Indonesia Cabang Yogyakarta.
10. Semua teman-teman mahasiswa keperawatan angkatan 2016 yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
11. Semua pihak yang mendukung proposal ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal dan
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap
6
semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu
pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN LAPORAN SKRIPSI ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI iii
PERNYATAAN iv
PRAKATA v
DAFTAR ISI vii
7
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
INTISARI xii
ABSTRACT xiii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan penelitian 3
D. Manfaat penelitian 4
1. Manfaat bagi masyarakat 4
2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya 4
3. Manfaat bagi penderita hemofilia 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Landasan teori 5
1. Hemofilia 5
2. Patofisiologi hemofilia 6
3. Kualitas hidup 8
B. Kerangka teori 10
C. Kerangka konsep 11
D. Pertanyaan penelitian 11
BAB III METODE PENELITIAN 12
A. Desain penelitian 12
B. Lokasi dan waktu penelitian 12
C. Populasi dan sampel penelitian 12
D. Variabel penelitian 13
E. Definisi Operasional 14
F. Alat dan metode pengumpulan data 15
G. Validitas dan Reliabilitas 16
H. Metode Pengolahan 17
I. Analisa Data 19
8
J. Etika Penelitian 19
K. Pelaksanaan penelitiaan 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23
A. Hasil Penelitian 23
B. Pembahasan 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 32
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 37
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hemofilia………………………………………………5
Tabel 3.1 Definisi Operasional 14
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen 16
Tabel 4.1 Karakteristik Responden 24
Tabel 4.2 Gambaran Kualitas Hidup 25
9
Tabel 4.3 Gambaran Kualitas Hidup Berdasarkan Domain 25
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Kualitas Hidup 26
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 37
Lampiran 2 38
Lampiran 3 39
Lampiran 4 40
11
Lampiran 5 45
Lampiran 6 46
Lampiran 7 47
Lampiran 8 48
Lampiran 9 49
Lampiran 10 50
Lampiran 11 51
Lampiran 12 52
INTISARI
kualitas hidup adalah presepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan
dan korteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam
12
hubungannya dengan tujuan individu. Hal ini di pengaruhi oleh kesehatan,fungsi
fisik, keterbatasan fisik, nyeri, kesehatan secara umum, sosial, kesehatan
emosional, kesehatan mental. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran
kualitas hidup pada penderita hemofilia di komunitas Himpunan Masyarakat
Hemofilia Indonesia Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rancangan deskriptif korelatif dengan pendekatan crosssectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan besar sampel 42
penderita hemofilia di komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia
Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Short From 36 yang telah
valid dan reliabel. Uji analisi dalam penelitian ini menggunakan uji Crosstab
(Tabulasi silang). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dewasa awal sebanyak
25 responden dengan presentase 80,6% kualitas hidup rendah. Analisis bivariat
menunjukan kualitas hidup rendah pada Fungsi fisik 30 dengan persentase
71,48% dan keterbatasan fisik 23 dengan persentase 54,76%.
1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Keperawatan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
ABSTRACT
quality of life is an individual's perception of their position in life and the cultural
cortex and value systems in which they live and in relation to individual goals.
13
This is influenced by health, physical function, physical limitations, pain, general
health, social, emotional health, mental health. The purpose of this study was to
determine the description of the quality of life of hemophilia sufferers in the
Indonesian Hemophilia Society Association Yogyakarta. The method used in this
research is a descriptive correlative design with a cross-sectional approach. The
sampling technique used purposive sampling with a sample size of 42 hemophilia
patients in the Yogyakarta Indonesian Hemophilia Society Association. Collecting
data using a questionnaire Short From 36 which has been valid and reliable. The
analysis test in this study used the Crosstab test (cross tabulation). The results of
this study indicate that 25 respondents with a percentage of 80.6% of the quality
of life are low in early adulthood. Bivariate analysis showed low quality of life in
physical function 30 with a percentage of 71.48% and physical limitations 23 with
a percentage of 54.76%.
1
Student of Nursing Study Program, Jenderal Achmad Yani University
Yogyakarta
2
Lecturers of the Nursing Study Program, Jenderal Achmad Yani University
Yogyakarta
14
BAB I
PENDAHULUAN
1
fisik untuk menghindari terjadinya perdarahan. Hal tersebut berdampak pada
terbatasnya aktivitas penderita hemofilia.
Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisinya dalam
kehidupan, dalam konteks budaya, sistem nilai dimana mereka berada dan
hubungannya terhadap tujuan hidup, harapan, standar, dan lainnya yang terkait.
Masalah yang mencakup kualitas hidup sangat luas dan kompleks termasuk
masalah kesehatan fisik, status psikologik, tingkat kebebasan, hubungan sosial
dan lingkungan dimana mereka berada (World Health Organization, 2010).
Setiap individu mengejar kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan
sendiri merupakan keadaan psikologis yang positif ditandai dengan tingginya
derajat kepuasan hidup, emosi positif, dan rendahnya derajat emosi negatif
penting yang turut menentukan kualitas hidup individu. Kualitas hidup secara
umum dibedakan menjadi kualitas eksternal dan internal individu.
Kualitas eksternal berkaitan dengan kondisi lingkungan individu,
sedangkan kualitas internal berhubungan dengan kondisi subjektif individu seperti
otonomi, kreativitas, kontrol terhadap realitas, serta kesejahteraan subjektif dan
kebahagiaan yang dirasakan individu. Kondisi objektif dianggap lebih berperan
dalam mempengaruhi kualitas hidup, karena kondisi kehidupan tertentu tidak
menghasilkan reaksi yang sama pada setiap individu, Tiap-tiap individu memiliki
definisi masing-masing mengenai hal-hal yang mengindikasikan kualitas hidup
yang baik dan buruk (Jacob,2018).
Gambaran kualitas hidup terkait kesehatan subjek hemofilia dewasa di
Indonesia berdasarkan SF-36 menunjukkan hasil lebih rendah pada komponen
fisik dibandingkan komponen mental. Derajat hemofilia secara klinis yang berat
dan keterlibatan sendi yang berat merupakan faktor prediktor kualitas hidup buruk
pasien hemofilia dewasa. Gabungan derajat hemofilia secara klinis dan
keterlibatan sendi memiliki nilai prediksi yang lebih baik terhadap kualitas hidup
terkait kesehatan pasien hemofilia dewasa (Prasetyawati, et al , 2016).
Berdasarkan Hasil Dari hasil Studi Pendahuluan pada tanggal 21
Desember 2019 di komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia
Yogyakarta terdapat 3 penderita mengatakan dalam 4 minggu terakhir kesehatan
2
fisik dan aktivitas sosial mengalami sedikit terganggu dan terdapat 5 orang
mengatakan rasa sakit/nyeri sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan
pekerjaan.
Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Yogyakarta adalah
organisasi non pemerintah yang menaungi penderita hemofilia di Yogyakarta
jumlah penderita hemofilia di Yogyakarta berjumlah 90 penderita terbagi menjadi
5 kabupaten wilayah paling banyak yaitu wilayah Kulon Progo sebanyak 24
penderita hemofilia. Pada hemofilia kategori anak usia di bawah 18 tahun
sebanyak 9 penderita sedangkan untuk penderita hemofilia dewasa sebanyak 15
penderita dan yang paling sedikit yaitu wilayah Kota Yogyakarta sebanyak 9
penderita hemofilia. Pada hemofilia kategori anak di bawah usia 18 tahun
sebanyak 6 penderita hemofilia dan untuk dewasa sebanyak 3 penderita hemofilia.
Berdasarkan Fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang gambaran kualitas hidup penderita hemofilia di komunitas Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini
adalah “ Bagaimana gambaran kualitas hidup penderita hemofilia di komunitas
Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Yogyakarta”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran kualitas hidup penderita hemofilia di komunitas Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia Yogyakarta (HMHI Yogyakarta) terkait
kesehatan penderita hemofilia dewasa.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik penderita Hemofilia mengenai informasi
pribadi (usia, jenis kelamin, status perkawinan), status ekonomi, status
pendidikan, jenis Hemofilia (Hemofilia A , Hemofilia B).
b. Untuk mengetahui kualitas hidup domain fungsi fisik pada penderita
hemofilia.
3
c. Untuk mengetahui kualitas hidup domain fungsi sosial terhadap penderita
hemofilia.
d. Untuk mengetahui kualitas hidup domain seberapa berat masalah
keterbatasan akibat masalah fisik.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan medikal
bedah yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita hemofilia di
komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI)
Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi ilmu keperawatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan
penelitian di perpustakaan Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
b. Bagi penderita hemofilia di komunitas Himpunan Masyarakat
Hemofilia Indonesia Yogyakarta.
Memotivasi penderita hemofilia untuk meningkatkan kualitas hidup
secara mandiri
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Memberikan gambaran pada peneliti lain berkaitan dengan topik
penelitian yang sama agar dapat di kembangkan lebih lanjut
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit genetik yang telah diketahui sejak
lama hemofilia sendiri didefinisikan sebagai penyakit atau gangguan
perdarahan yang bersifat herediter akibat kekurangan faktor pembekuan
VIII dan IX. Pada saat ini dikenal 2 jenis hemofilia, yaitu hemofilia A,
karena kekurangan faktor VIII (antihemophilic factor) dan hemofilia B,
karena kekurangan faktor IX (Agasani, Widiastuti 2019).
B. Penyebab Hemofilia
Hemofilia (A dan B) diturunkan secara sex (pewaris sifat genetik)
dan gen untuk faktor VIII dan IX terletak pada ujung lengan panjang (q)
kromosom X. Oleh karena itu, perempuan biasanya sebagai pembawa sifat
sedangkan laki-laki biasanya sebagai penderita (Smeltzer, 2013)
C. Klasifikasi Hemofilia
Klasifikasi Hemofilia pada penelitian ini tercantum dalam Tabel 2.1
Klasifikasi Hemofilia
Jenis Hemofilia Kadar faktor VIII dan faktor IX
5
(Tjong Fjord & Holme, 2007).
E. Patofisiologi hemofilia
kelumpuhan
Benang fibrin tidak Stroke
terbentuk secara sempurna
Shok hipovolemik
kematian
6
F. Gejala Hemofilia
Pasien hemofilia berat dapat mengalami pendarahan spontan atau
akibat trauma ringan. Pada hemofilia sedang biasanya pendarahan terjadi
karena trauma yang lebih berat, sedangkan pada hemofilia ringan dapat
tidak terdeteksi beberapa waktu sampai pasien mengalami pendarahan
yang sulit berhenti pasca tindakan operasi ringan seperti cabut gigi atau
sirkumsisi ( Windiastuti, 2018).
G. Komplikasi
1) Hematuria merupakan dimana kondisi ditemukannya darah di dalam
urin (prasetyo et ,al,2016)
2) Reaksi negatif terhadap pengobatan, beberapa orang dengan mengidap
hemofilia, sistem kekebalan tubuh memiliki reaksi negatif terhadap
faktor pembekuan yang digunakan, ketika hal ini terjadi sistem
kekebalan tubuh dapat mengembangkan protein (inhibitor) yang
mengaktifkan faktor pembekuan (Hoffbrand, 2016)
3) Kerusakan sendi. Perdarahan internal dapat menekan area sendi jika
hal ini terjadi akan muncul rasa sakit yang parah. Jika terus dibiarkan
tanpa penanganan (Widiastuti, 2018)
H. Penatalaksanaan Hemofilia
a. penatalaksanaan umum
Langkah pertama apabila terjadi perdarahan sendi/otot akut ialah
melakukan tindakan RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), yaitu
immobilisasi , kompres es, penekanan atau pembibitan dan meninggikan
anggota badan/ekstremitas yang mengalami pendarahan, tindakan ini harus
segera dilakukan terutama apabila jauh dari pusat pengobatan. Selanjutnya
dalam waktu 2 jam setelah pendarahan , penderita hemofilia sudah harus
mendapatkan faktor pembekuan yang diperlukan ( Windiastuti, (2018)
b. Penatalaksanaan khusus
7
1. Terapi profilaksis sebagai terapi pilihan bagi semua penderita dengan
hemofilia berat. Namun, karena konsentrat faktor pembekuan
membutuhkan biaya tinggi, sulit bagi beberapa negara, termasuk
Indonesia, untuk menjadikan terapi profilaksis dengan konsentrat
faktor pembekuan sebagai terapi standar (Septarini, 2016)
2. Pendarahan yang mengancam jiwa ( intrakranial, intra abdomen atau
saluran nafas), replacement therapy harus segera diberikan sebelum
melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terapi pengganti diutamakan
menggunakan konsentrat faktor VIII dan IX , diberikan melalui
suntikan intravena.
3. Pemberian Inhibitor merupakan antibodi igG yang dibentuk oleh tubuh
penderita hemofilia terhadap terapi faktor pembekuan yang diberikan
bersifat menetralisir faktor VIII atau faktor IX.
4. Penderita hemofilia dianjurkan untuk menjalankan perawatan gigi
konservatif secara berkala. (Hoffbrand, 2016)
I. Kualitas Hidup
World Health Organization / WHO (2004) dalam (Yusra, (2010)
menjelaskan bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi
mereka dalam kehidupan dan korteks budaya serta sistem nilai dimana
mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan individu, harapan,
standar, dan perhatian. Hal ini dipengaruhi oleh kesehatan, fisik, mental,
psikologis kepercayaan pribadi dan hubungan sosial mereka dengan
lingkungan sekitar.
8
b) Usia
Individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan lebih tinggi dari
pada usia dewasa madya
c) Pendidikan
Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya
tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu
d) Pekerjaan
Terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu berstatus sebagai
pelajar,individu yang bekerja dan individu yang tidak mampu
bekerja (Moons, 2004 dalam Nofitri 2009).
2. Short form 36 (SF-36) merupakan salah satu instrumen baku untuk menilai
kualitas hidup, terutama untuk pasien yang menderita penyakit kronis
seperti hemofilia. Penggunaan short form 36 (SF-36) telah dipergunakan
secara luas untuk berbagai penyakit kronis lainnya (Tinartayu & Riyanto,
2015)
3. Kualitas hidup Kuesioner SF-36 (Short Form-36) merupakan salah satu
bentuk kuesioner generik yang banyak dipakai pada penelitian-penelitian
mengenai kualitas hidup pada pasien hemofilia. Kuesioner ini terdiri dari
36 butir pertanyaan yang terbagi menjadi 8 elemen. Elemen tersebut antara
lain: fungsi fisik, peran fisik, rasa nyeri, kesehatan umum, fungsi sosial,
vitalitas, peran emosi, dan kesehatan mental dan selanjutnya akan
dikelompokkan menjadi 3 domain yaitu domain fungsi fisik, fungsi sosial
dan keterbatasan gerak akibat masalah fisik (Rand, 2002)
9
J. Kerangka Teori Kualitas Hidup Hemofilia
Klasifikasi Manajemen
hemofilia perawatan
Penyebab hemofilia di rumah
Hemofilia
hemofilia
Gejala hemofilia
Fungsi fisik
Fungsi sosial
Nyeri tubuh
Kesehatan mental 8 elemen Komplikasi
fungsi peran Kualitas hidup hemofilia
Kesehatan umum
Vitalisasi
peran emosi Penatalaksanaan
hemofilia
khusus Umum
10
Referensi : Agasani, (2019) ,Windiastuti, (2018),Ningrum, (2016), Nofitri,
(2009), Hoffbrand (2016), (smeltzer, (2013)
K. Kerangka konsep
Variabel tunggal
Kualitas hidup penderita a. Fungsi fisik
Hemofilia b. Fungsi sosial
c. Keterbatasan akibat masalah fisik
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana penelitian
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode survei
deskriptif, merupakan suatu metode yang digunakan untuk melihat gambaran
atau fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo).
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis cara
pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Siyoto dan Sodiq, 2015).
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini yaitu di komunitas himpunan masyarakat
hemofilia yogyakarta. Gubuk argosari, Bantul, Sedayu Kab Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan 20 Maret 2020 s/d 30 April
2020
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Siyoto dan Sodiq, 2015). Populasi dalam penelitian ini
adalah penderita hemofilia yang berusia di atas 18 tahun yang berjumlah
42 penderita hemofilia.
2. Sampel
12
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya (Siyoto dan Sodiq, 2015). Sampel pada penelitian
ini adalah penderita hemofilia di komunitas himpunan masyarakat
hemofilia yogyakarta. Penetapan besaran sampel penelitian ini
menggunakan rumus Dahlan tetapi pada saat dihitung menggunakan
rumus (Dahlan, 2013) mendapatkan hasil 92 responden.
(60,8%) →p
n = zα2 x p x q
d2
= 1,96 x 0,608 x 0,392
0,102
= 3,8416 x 0,608 x0,392
0,01
= 0,9155
0,01
= 91,55
= 92
Keterangan :
n = Besar sampel yang diperlukan.
Zα = Deviat baku alfa (1,96).
p = Proporsi kategori variabel yang diteliti (63%) (angasani
& Widiastuti,2019)
Q =1-p
d = Presisi (10%).
3. Teknik pengambilan sampel
Dikarenakan perhitungan sampelnya melebihi populasi maka
peneliti memilih total sampling, dimana jumlah sampel sama dengan
populasi (Sugiyono,2012).
D. Variabel penelitian
13
Variabel merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata (Noor, (2012)
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kualitas hidup
penderita hemofilia.
E. Definisi operasional
Definisi operasional suatu yang dapat dijadikan sebagai
ukuran/indikator dari suatu variabel, dan ukuran/indikator tersebut tidak
abstrak,namun mudah diukur (Noor, 2012). Definisi operasional pada
penelitian ini tercantum dalam Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional
Nama Variabel Definisi Alat Ukur Skala Penilaian
Operasional Pengukuran
2. Karakteristik
Responden :
1 =Laki-laki
a. Jenis kelamin
14
Gender yang Nominal 2 =Perempuan
dibawa sejak
lahir
2= SMP
3= SMA
4=Perguruan tinggi
15
dari 3 domain (fungsi fisik, fungsi sosial dan keterbatasan akibat masalah
fisik) terdapat 8 elemen yaitu fungsi fisik yang terdiri dari 10 item,
keterbatasan peran yang disebabkan masalah fisik, terdiri 4 item , fungsi
sosial, terdiri dari 2 item, nyeri tubuh terdiri dari 2 item, kesehatan
mental umum, terdiri 5 item keterbatasan peran disebabkan masalah
emosi , terdiri 3 item, vitalisasi terdiri dari 4 item, dan persepsi sehat
umum terdiri dari 5 item digunakan untuk mengukur
kualitas hidup seseorang dalam 4 minggu terakhir.
Kualitas hidup dikatakan buruk jika nilai ≤ 50 dan
kualitas hidup dikatakan baik jika nilai > 50.
Tabel 3.2 kisi – kisi Instrumen kualitas hidup SF 36
Domain Indikator No pertanyaan
2. Kesehatan mental
3. Fungsi sosial
16
Dalam penelitian ini data di ambil langsung pada penderita
hemofilia sebagai responden, langkah-langkah pengumpulan data
tergantung pada rencana penelitian dan teknik instrumen yang digunakan
(Nursalam, 2013).
G. Uji validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validasi
Sebelum kuesioner dibagikan ke responden, maka peneliti
melakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu agar instrumen
yang digunakan mampu mengukur apa yang hendak kita ukur
(Notoatmodjo, 2010). validasi adalah suatu indeks yang menunjukan alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini
menyangkut menyangkut akurasi instrumen untuk mengetahui apakah
kuesioner yang disusun tersebut valid , maka perlu diuji dengan uji
korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan
dengan total kuesioner tersebut (Noor, 2011)
menentukan valid atau tidaknya suatu item
pertanyaan dilakukan dengan membandingkan r
hitung ≥ r tabel maka dikatakan valid. Di Dalam
penelitian ini tidak melakukan uji validitas karena kuesioner kualitas
hidup SF -36 ini sudah dilakukan uji validitas oleh (Setiati, Alwi, Yamin,
Salim, 2017). Dengan hasil domain fungsi fisik (r=0,363; p=0,001), dan
memiliki korelasi negatif antara NT proBNP dengan domain kesehatan
umum(r=-0,269; p=0,020) dan kesehatan mental (r=-0,271; p=0,019).
Konsistensi internal kuesioner SF-36 bahasa Indonesia, yang diukur
dengan Cronbach’s alpha dinilai baik dengan nilai >0,70.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti sejauh mana alat ukur dapat menghasilkan
nilai yang sama dan konsisten walaupun dilakukan pengukuran berulang
kali. Data yang reliabel apabila dua subjek yang sama menghasilkan data
data yang sama walaupun dilakukan pengukuran berulang kali dan data
nya tidak berubah (Notoatmodjo, (2010) peneliti tidak melakukan uji
17
reliabilitas karena sudah dilakukan oleh (Setiati, Alwi, Yamin, Salim,
2017). Dengan hasil Uji repeatability antara hari 1 dan hari 8 dinilai baik
dengan korelasi positif kuat (r=0,626; p=0,003) dan tidak ada perbedaan
bermakna pada level item, domain, dan keseluruhan kuesioner.
H. Metode pengolahan dan analisis data
1. Metode pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan (data mentah ) kemudian diolah
melalui proses untuk memperoleh ringkasan data (jumlah, rata-rata,
persentase). Namun sebelumnya dilakukan pengolahan data terlebih
dahulu yang terdiri dari:
a) Editing (pengeditan)
Hasil data dari pengambilan kuesioner dari responden telah
dilakukan penyuntingan (editing) untuk dilakukan pengecekan
kelengkapan semua pertanyaan yang telah diisi, jawaban yang belum
lengkap telah di cek kembali oleh peneliti agar responden
melengkapi kembali
b) Coding (Pemberian kode)
Setelah semua kuesioner diperbaiki atau disunting
selanjutnya dilakukan pengkodean” atau “coding”, yaitu mengubah
data dari berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan.
1) Tingkat usia
Kode 1 : Dewasa Awal 18-40
Kode 2 : Dewasa Madya 41-60
Kode 3 : Dewasa Lanjut 60≥
2) Jenis kelamin
Kode 1 : Laki-laki
Kode 2 : Perempuan
3) Status Pernikahan
Kode 1 : Belum Menikah
Kode 2 : Mmenikah
18
Kode 3 : Janda/Duda
4) Pendidikan
Kode 1 : SD
Kode 2 : SMP
Kode 3 : SMA
Kode 4 : Perguruan Tinggi
5) Pekerjaan
Kode 1 : Pelajar
Kode 2 : Bekerja
Kode 3 : Tidak bekerja
c) Tabulating (Tabulasi)
Data distribusi yang telah diklasifikasi atau dikelompokan
dalam bentuk tabel kemudian diberikan skor dan disusun.
Selanjutnya, dilakukan pengolahan data atau analisis data
menggunakan program statistik terkomputerisasi.
d) Entry (Memasukkan data)
Data yang sudah dikumpulkan dimasukan lagi ke dalam
program atau “software” komputer.
e) Cleaning (Pembersihan data)
Apabila semua data setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode ,ketidaklengkapan dan sebagainya.
I. Analisis data
Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif
mengenai karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam
analisa univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel (sumantri, (2011).
J. Etika penelitian
Beberapa prinsip dasar yang harus dipegang teguh dalam melaksanakan
suatu penelitian menurut Notoatmodjo (2010) sebagai berikut:
19
1) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect For Human
Dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian
untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan tujuan dilakukannya
penelitian tersebut. Peneliti juga harus memberikan kebebasan kepada
subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi
(berpartisipasi). Selain itu, peneliti mempersiapkan formulir
persetujuan subjek (informed consent) yang meliputi penjelasan
manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan resiko dan
ketidaknyamanan yang ditimbulkan, penjelasan manfaat yang didapat,
persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh subjek berkaitan dengan prosedur penelitian, persetujuan subjek
dapat mengundurkan diri sebagai subjek penelitian kapan saja, serta
jaminan anonimitas dan kerahasiaan identitas dan informasi yang
diberikan oleh responden.
2) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect
For Privacy and Confidentiality)
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi berkaitan dengan
identitas dan kerahasiaan identitas responden. Setiap orang
mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu dalam memberikan informasi.
3) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect For
Justice and Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu diterapkan oleh peneliti
yaitu dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Prinsip
tersebut menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan gender,
agama, etnis, dan lain-lain.
4) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian Yang Ditimbulkan
(Balancing Harms and Benefits)
20
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat
semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek
penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya berusaha
meminimalisasi dampak yang dapat merugikan subjek penelitian, oleh
karena itu pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling
tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupun kematian subjek
penelitian.
K. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut :
1. Tahap persiapan
dilakukan untuk mempersiapkan proses penelitian dengan mempersiapkan
prosedur yang akan dilakukan untuk melaksanakan penelitian yaitu dari
penyusunan proposal sampai dengan revisi proposal.
Tahap-tahap dalam mengajukan proposal meliputi :
b. Penentuan fenomena dan masalah penelitian
c. Pengajuan judul
d. Konsultasi dengan pembimbing mengenai judul yang diajukan
e. Konsultasi dengan pembimbing untuk menentukan langkah-langkah
penyusunan proposal
f. Melakukan studi pustaka sebagai acuan penelitian yang bersumber dari
buku-buku keperawatan, dan jurnal atau artikel
g. Mengadakan studi pendahuluan di komunitas Himpunan Masyarakat
Hemofilia Indonesia (HMHI) Yogyakarta.
h. Menyusun proposal penelitian
i. Konsultasi dengan pembimbing dan melakukan revisi
j. Mempersiapkan presentasi proposal
k. Melakukan perbaikan proposal sesuai prosedur
l. Mengurus surat izin penelitian di Universitas jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
2. Tahap pelaksanaan meliputi :
21
a. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu di komunitas Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Yogyakarta
b. Pengecekan dan persiapan kuesioner
c. Pengambilan data oleh seorang asisten peneliti mahasiswa semester 8
d. Penyusunan Laporan Penelitian
3. Tahap penyelesaian meliputi :
a) Penulisan hasil penelitian
1) Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan editing, coding,
scoring, dan tabulating.
2) Setelah itu dilakukan uji statistik korelasi dengan komputerisasi
menggunakan SPSS 16.0
3) Menyusun laporan akhir meliputi BAB IV yang berisi hasil
penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. BAB V berisi
kesimpulan dan saran.
b) Konsultasi kepada pembimbing
c) Seminar hasil penelitian
d) Perbaikan laporan penelitian
e) Pembuatan naskah publikasi
BAB IV
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
22
hemofilia dunia pelayanan hemofilia di Indonesia semakin baik dari tahun
ke tahun, pada tahun 2003 jumlah pasien hemofilia di Indonesia tercatat
757 orang.
Setiap tahun jumlah hemofilia semakin bertambah. Penanganannya
pun semakin kompleks, federasi hemofilia dunia pun menginginkan
adanya semacam komunitas yang terintegrasi. Yang isinya tak hanya
dokter spesialis hematologi, bedah,gigi,fisioterapi juga penderita, keluarga
juga masyarakat awam. Tujuannya supaya penanganan hemofilia lebih
komprehensif. Dan pada tahun 2008 maka terbentuknya HMI (Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia) Cabang Yogyakarta.
Secara geografis komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia
Indonesia Cabang Yogyakarta terletak di Desa Gubug RT 50, Argosari,
Sedayu, Bantul (55752) Yogyakarta.
2. Analisis Univariat
a. Karakteristis Responden
Karakteristik responden disajikan berdasarkan jenis data.Pada
penelitian ini penggunaan data kategorik seperti jenis kelamin, status
pernikahan, status pekerjaan,tingkat pendidikan disajikan dalam bentuk
frekuensi (f) dan persentase (%).Pada data ordinal yaitu usia responden
disajikan dalam dewasa awal, dewasa madya karena memiliki sebaran data
berdasarkan diurutkan (rangking) sedangkan lama menderita hemofilia
disajikan yaitu dengan median (minimal-maximal), karena data tersebut
memiliki sebaran data tidak normal. Karakteristis Responden di sajikan
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Karakteristik responden kualitas hidup penderita hemofilia
Median
(Min-Max)
Usia
23
Laki-laki
Status Pernikahan
Menikah 16 (38,1%)
Janda/Duda 1 (2,4%)
Status pekerjaan
Pelajar 11 (26,2%)
Bekerja 26 (61,9%)
Status pendidikan
SD 1 (2,4%)
SMP 6 (14,3%)
SMA 17(40,5%)
PT 18 (42,9%)
Tabel 4.1 menunjukan rata-rata usia responden dewasa awal dengan jumlah 31
(73,8%) tahun, keseluruhan berjenis kelamin laki-laki 42 (100%), sebagian besar
belum menikah 25 (59,5%) , memiliki pekerjaan 26 (61,9%) , berlatar belakang
pendidikan perguruan tinggi 18 (42,9%) dan rata-rata lama menderita hemofilia
12-56 tahun.
Gambaran kualitas hidup penderita hemofilia pada peneliti ini disajikan pada tabel
4.2.
24
Tabel 4.2 Gambaran kualitas hidup pada penderita hemofilia di
komunitas Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Yogyakarta
Baik 6 14,29
Buruk 36 85,71
Fungsi Fisik
Baik 12 28,57
Buruk 30 71,48
Keterbatasan Fisik
Baik 19 45,24
Buruk 23 54,76
Nyeri Tubuh
Baik 42 100
Buruk 0
Baik 42 100
Buruk 0
Vitalitas
25
Baik 42 100
Buruk 0
Fungsi Sosial
Baik 42 100
Buruk 0
Kesehatan emosional
Baik 14 33,33
Buruk 28 66,67
Kesehatan Mental
Baik 31 73,81
Buruk 11 26,19
Kualitas Hidup
Usia N % N % N %
Dewasa Awal 6 19,4 25 80,6 31 100
Dewasa Madya
0 0 11 100.0 11 100
Status Pekerjaan
26
Pelajar 3 27,3 8 72,7 11 100
Bekerja 3 11,5 23 88,5 26 100
Tidak Bekerja 0 0 5 100.0 5 100
Status Pernikahan
Belum Menikah 6 22,2 21 77,8
Menikah 0 0 14 100.0 27 100
Janda/Duda 0 0 1 100.0
14 100
1 100
Status Pendidikan
SD 0 0 1 100.0 1 100
SMP 0 0 6 100,0 6 100
SMA 3 17,6 14 82,4
17 100
Perguruan 3 16,7 15 83,3
Tinggi 18 100
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Usia
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia responden adalah
dewasa awal sebanyak 31 dengan persentase (73,8%). Hal ini sejalan
27
dengan (Castano, Restrepo, Duran. 2017). Faktor-faktor yang
berkontribusi adalah derajat hemofilia, terbentuk inhibitor terhadap
faktor VIII atau faktor IX dan infeksi akibat produk darah. Kelompok
dewasa hemofilia derajat berat memiliki kualitas hidup rendah pada
fungsi sosial, fisik, dan emosi.
b. Jenis kelamin
Hasil penelitian ini menunjukan keseluruhan responden
berjenis kelamin laki-laki 42 (100%) hal ini dikarenakan hemofilia
salah satu penyakit yang dipengaruhi faktor genetik. Secara
genetik, susunan kromosom pada perempuan XX, sedangkan
kromosom pada pria XY. Ketika kromosom X pada wanita hilang,
wanita masih memiliki satu gen kromosom X untuk proses
pembekuan darah. Berbeda dengan pria, ketika kromosom X pada
gennya menghilang, hal ini menyebabkan faktor pembekuan darah
juga ikut menghilang. Ini sebabnya , pria lebih rentan mengalami
kondisi hemofilia dibandingkan wanita. (Susanto & Kurniawan.
2016)
c. Status Pernikahan
Mayoritas responden Belum menikah yaitu sebanyak 27
(64,3%). Salah satu faktor penyebabnya responden belum menikah
yaitu sebanyak 14 responden masih berstatus pelajar dan sisanya
belum menemukan pasangan yang sesuai dan menerima
kekurangan yang dimiliki responden.
d. Status pekerjaan
Pada penelitian ini, mayoritas responden dengan status
bekerja sebanyak 26 responden memiliki pekerjaan (61,9%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini sejalan
dengan penelitian Castano, Restrepo, Duran. (2017). Dalam
penelitian ini 12% pasien tidak bekerja persentasenya lebih rendah
dibandingkan pasien yang bekerja 88% dikarenakan pada pasien
bekerja mengalami kesulitan untuk berinteraksi saat bekerja dan
sering ijin tidak masuk kerja saat sakit.
28
Semakin berat aktivitas penderita hemofilia semakin rentan
mengalami pendarahan pada sendi dan otot sehingga menurunnya
fungsi fisik dan keterbatasan fisik dalam beraktivitas pada saat
bekerja.
e. Status pendidikan
Pada penelitian ini mayoritas responden dengan status
pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 18 (42,9%). Pada
penelitian ini sejalan dengan Castano, Restrepo, Duran. (2017).
Penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi positif antara
frekuensi perdarahan dan ketidakhadiran di sekolah (korelasi
Spearman=0,23, p=0,010). Anak dengan lebih dari 12 episode
perdarahan per tahun sering tidak hadir di sekolah, sehingga
memiliki nilai lebih rendah dalam matematika (p<0,04) dan
membaca (p<0,006)
29
penelitian prasetyawaty, et all (2016) Gambaran kualitas hidup
terkait kesehatan subjek hemofilia dewasa di Indonesia
berdasarkan SF-36 menunjukkan hasil lebih rendah. Pada
penelitian didapatkan median nilai SF-36 untuk area fisik berada
dibawah populasi normal. Namun, area persepsi kesehatan umum
memiliki nilai normal.
30
Penanganan rehabilitasi medik pada hemofilia dimulai dari
pemeriksaan fisik. Komponen pemeriksaan fisik terdiri dari
observasi, lingkup gerak sendi, dan fungsi otot. Observasi meliputi
respons pasien terhadap terapi faktor pembekuan darah VIII atau
IX; respons pasien terhadap aktivitas fungsional seperti duduk,
berdiri, atau berjalan; dan gangguan postur atau pola berjalan, dan
ada tidaknya perbedaan panjang kedua tungkai. Mengenai lingkup
gerak sendi dan fungsi otot, perlu dilakukan pencatatan keadaan
sendi dan otot sebelum dan selama follow up (edema, nyeri,
lingkup gerak sendi, deformitas, dan lingkar sendi atau otot yang
terkena). Rehabilitasi medis dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup pada penderita hemofilia khususnya yang fungsi
fisik dan keterbatasan fisiknya terganggu, harapan penderita bisa
terhindar dari kecacatan dan meningkatnya kualitas hidup (Yosua
& Angliadi 2013).
3. Keterbatasan penelitian
31
a. Saat pengambilan data melalui google form karena pandemi
covid sehingga tidak bisa bertemu secara langsung
32
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata usia responden dewasa awal dengan jumlah 31 responden
dan berjenis kelamin laki-laki 42 responden (100%) belum menikah
25 (59,5%) sudah menikah 16 (38,1%) duda 1 (2,4%),
memiliki pekerjaan 26 (61,9%) , tidak bekerja 2 (4.8%), pelajar 14
(33.3%), Latar belakang pendidikan SD 1 (2,4%), SMP 6 (14,3%),
SMA 17 (40,5), PT 18 (42,9%)
2. Gambaran kualitas hidup pada penderita hemofilia di komunitas
Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Yogyakarta dalam
kategori kualitas hidup tinggi yaitu sebesar 6 responden dengan nilai
>50
3. Gambaran kualitas hidup penderita hemofilia di komunitas Himpunan
Masyarakat Hemofilia Indonesia Yogyakarta dalam kategori kualitas
hidup rendah sebesar 36 responden dengan nilai <50
4. Kualitas hidup rendah masih tinggi pada penderita hemofilia
khususnya di wilayah D.I.Yogyakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan bagi mahasiswa
tingkat akhir sebagai referensi di perpustakaan Universitas Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta dengan cara diletakkan di lemari buku
perpustakaan setelah melalui uji plagiarisme
33
3. Bagi peneliti selanjutnya
Memberikan gambaran pada peneliti lain berkaitan dengan topik
penelitian yang sama agar dapat di kembangkan lebih lanjut. Peneliti
selanjutnya diharapkan membaca referensi dan menumbuhkan niat
untuk mempelajari gambaran kualitas hidup pada penderita hemofilia
sehingga dapat melakukan penelitian sesuai dengan yang diharapkan
dengan hasil yang baik dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
34
Agasani, F., & Windiastuti, E. (2019). Kualitas Hidup Anak dengan Hemofilia di
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. 21(6), 73–80.
America National Hemophilia Foundation. (2018). For Bleeding Disorder
hemophilia. https://www.hemophilia.org/About-Us. Tanggal 2 januari 2020
Jam 19.18 WIB
Budiarty, Shanessa., & Nafianti, Selvia. (2020). Menilai Kualitas Hidup Anak
Penyandang Hemofilia. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas
Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Castano AF, Restrepo MJ, Duran FS. Quality of life in a population with
hemophilia: A cross-sectional study from a single hemophilia treatment
center. Rev Colomb
Reumatol. 2017; 24:18-24
Hoffbrand, A.V (2016). Kapita selekta Hematologi edisi 6. penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta:Erlangga.
Jacob, D. E. (2018). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Masyarakat Karubaga District Sub District Tolikara Provinsi Papua. Jurnal
nasional ilmu kesehatan. 1, 1–16.
Kiswari,R. (2014). Hematologi & Transfusi. Jakarta.
Ningrum, C.A.W , Hidayati, T ,Rahmah (2016) Kualitas hidup pasien urolithiasis
pada komponen fisik dan komponen mental dengan instrumen short form-36
(SF-36) universitas muhammadiyah yogyakarta Jurnal Care Vol. 4, No.3.
Yogyakarta.
Nofitri, N. (2009).Gambaran kualitas hidup pada individu dewasa berdasarkan
karakteristik budaya jakarta jurusan keperawatan universitas indonesia.
Jakarta.
Nursalam, (2013). Metodologi penelitian ilmu kesehatan: pendekatan praktis.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Noor, Juliansyah, (2011). Metodologi penelitian:Skripsi,Tesis,Disertasi,Karya
ilmiah. Jakarta.: PT Fajar Interpratama Mandiri.
35
Notoatmodjo, (2010) metodologi penelitian kesehatan. Jakarta. PT Rina cipta.
Prasetyawaty F,Sukrisman L, Setyohadi B, Setiati F, Prasetyo M (2016).
Prediktor Kualitas Hidup terkait Kesehatan pada Pasien Hemofilia Dewasa
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Predictors of Health-Related Quality
of Life in Adult Hemophilia. 3(3), 116–124..
Rahmawati,Yuli , Aryani,Dyah , Adnan, (2014). Validasi kuesioner SF-36 versi
indonesia Terhadap pasien hipertensi di puskesmas yogyakarta. Vol.11.No.01,
ISSN 1693-3591.
Schnabel, F. (2019). Hari hemofilia sedunia. 1963(April 2015), 1–3.
Septarini, A. D., & Windiastuti, E. (2010). Terapi Profilaksis versus. 11(5), 311
316. Jakarta.
Siyoto S & Sodik A. M. (2015) Dasar metodologi penelitian. Yogyakarta :
Literasi media publikshing.
Salim, S.,Yamin, M., Alwi, I., Setiati, S. Validity and Reliability of the Indonesian
Version of SF-36 Quality of Life Questionnaire on Patients with Permanent
Pacemakers. Universitas Indonesia-Cipto Mangunkusumo Hospital . Jakarta/
Smeltzer, S.C & Bare B.G. (2013) Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. edisi
8 volume 2 Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Sumantri & Arif, (2011). Metodelogi penelitian kesehatan. Kencana perdana
group Jl. Tambara Raya no.23 Rawamangun-jakarta.
Sugiyono, (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.
Alabeta.
Susanto, Michael & Kurniawan, Andre. Review Article Hemofilia. Fakultas
kedokteran Universitas Pelita Harapan. ISSN :1978 :3094 . Medicinus
2016;6(1);5.9
Tinartayu,S & Riyanto.B.U.D. (2015).SF-36 sebagai instrumen penilaian kualitas
hidup penderita Tuberkulosis (TB) paru. vol.15 No 1. Yogyakarta
Tjonnfjord GE, Holme PA. Factor eight inhibitor bpass activity (FEIBA) in the
management of bleeds in hemophilia patients with high-titer inhibitors.
Vascular Health Risk Management. 2007 August; 3(4).
Windiastuti,E.,Nency,Y,M.,Mulatsih,S.,Sudarmanto,B.,Ugrasena,ID,G.(2018).
36
Buku ajar hematologi-onkologi anak edisi revisi Jakarta selatan.
World Health Organization. (2010). WHO Quality of Life-BREF
(WHOQOL-BREF). http://www.who.int/substance abuse/research
tools/whoqolbref/en/. Tanggal 4 November 2019 Jam 20.30 WIB
Lampiran 1
Yth Bpk/Ibu/Saudara/Saudari
37
Di tempat,
Dengan Hormat,
Lampiran 2
38
Nama / Inisial :
Usia :
Alamat :
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden pada
penelitian yang dilaksanakan oleh:
NPM : 2211610
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.
Responden
(……………………………………)
Lampiran 3
Petunjuk pengisian :
39
b. Semua pertanyaan harus dijawab
c. Berilah tanda checklist (√) pada tempat yang
disediakan dan isilah titik-titik jika ada
pertanyaan yang harus dijawab
d. Setiap pertanyaan diisi seusai dengan data dari anda
e. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
1. Nama (Inisial) :
2. Jenis kelamin : □ Laki-Laki □ Perempuan
3. Usia : ........... tahun
4. Pekerjaan :
5. Agama : □ Islam □ Katolik
□ Kristen □ Hindu
□ Budha
Lampiran 4
40
1. Bagaimana anda mengatakan kondisi kesehatan anda saat ini ?
- Sangat baik sekali =1
- Sangat baik =2
- Baik =3
- Cukup baik =4
- Buruk =5
2. Bagaimana kesehatan anda saat ini dibandingkan satu tahun yang lalu ?
- Sangat lebih baik =1
- Lebih baik =2
- Sama saja =3
- Lebih buruk =4
- Sangat buruk =5
Dalam 4 minggu terakhir apakah keadaan kesehatan anda sangat membatasi aktifitas
yang anda lakukan dibawah ini ?
3. Aktifitas yang
membutuhkan banyak
energi, mengangkat
benda berat, melakukan
olah raga berat.
5. Mengangkat atau
membawa barang ringan
41
(misalnya belanjaan, tas)
8. Menekuk
leher/tangan/kaki,
bersujud atau
membungkuk
42
16. Mengalami kesulitan dalam
melakukan pekerjaan atau aktifitas-
aktifitas lain (misalnya yang
membutuhkan energi extra seperti
mendongkrak/bertukang, mencuci).
20. Dalam 4 minggu terakhir seberapa besar kesehatan fisik anda atau masalah
emosional menganggu aktifitas sosial anda seperti biasa dengan keluarga, teman,
tetangga atau perkumpulan anda ?
- Tidak mengganggu =1
- Sedikit mengganggu =2
- Cukup mengganggu =3
- Mengganggu sekali =4
- Sangat mengganggu sekali =5
21. Seberapa besar anda merasakan nyeri pada tubuh anda selama 4 minggu terakhir
43
- Tidak ada nyeri =1
- Nyeri sangat ringan = 2
- Nyeri ringan =3
- Nyeri sedang =4
- Nyeri sekali =5
- Sangat nyeri sekali =6
22. Dalam 4 minggu terakhir, seberapa besar rasa sakit/nyeri menganggu pekerjaan
anda sehari-hari (termasuk pekerjaan diluar rumah dan pekerjaan didalam rumah)?
44
27. Apakah anda
memiliki banyak
tenaga?
28. Apakah anda
merasa putus asa
& sedih ?
29. Apakah anda
merasa bosan ?
30. Apakah anda
seorang yang
periang ?
31. Apakah anda
merasa cepat lelah
?
32. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering kesehatan fisik anda atau
masalah emosi mempengaruhi kegiatan sosial anda (seperti mengunjungi
teman, saudara dan lain-lain) ?
- Selalu =1
- Hampir selalu =2
- Kadang-kadang =3
- Jarang =4
- Tidak pernah =5
45
saya makin memburuk.
46
Lampran 5
47
Lampiran 6
48
Lampiran 7
49
50
Lampran 9
51
Lampiran 10
52
Lampiran 11
53
UJI STATISTIK
Frequencies
Statistics
pendidikanterakh
jenis_kelamin ir
N Valid 42 42
Missing 1 1
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Descriptives
Percentiles
Percentiles
54
5 10 25 50 75 90 95
Weighted Average(Definition 1) usia 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00
Tukey's Hinges usia 1.00 1.00 2.00
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lamamenderitahemofilia 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Descriptives
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 9
Weighted Average(Definition lamamenderitahemofilia
13.45 18.00 20.00 24.00 35.00 42.80
1)
Tukey's Hinges lamamenderitahemofilia 20.00 24.00 35.00
55
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis_kelamin *
42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Kualitas_hidup
Kualitas_hidup
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia * Kualitas_hidup 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Kualitas_hidup
56
% of Total .0% 26.2% 26.2%
Total Count 6 36 42
Expected Count 6.0 36.0 42.0
% within usia 14.3% 85.7% 100.0%
% within Kualitas_hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 14.3% 85.7% 100.0%
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia * Kualitas_hidup 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.484a 1 .115
b
Continuity Correction 1.155 1 .283
Likelihood Ratio 3.987 1 .046
Fisher's Exact Test .172 .140
Linear-by-Linear Association 2.425 1 .119
N of Valid Casesb 42
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,57.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pekerjaan * Kualitas_hidup 42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Kualitas_hidup
57
Expected Count 1.6 9.4 11.0
% within pekerjaan 27.3% 72.7% 100.0%
% within Kualitas_hidup 50.0% 22.2% 26.2%
% of Total 7.1% 19.0% 26.2%
bekerja Count 3 23 26
Expected Count 3.7 22.3 26.0
% within pekerjaan 11.5% 88.5% 100.0%
% within Kualitas_hidup 50.0% 63.9% 61.9%
% of Total 7.1% 54.8% 61.9%
tidak bekerja Count 0 5 5
Expected Count .7 4.3 5.0
% within pekerjaan .0% 100.0% 100.0%
% within Kualitas_hidup .0% 13.9% 11.9%
% of Total .0% 11.9% 11.9%
Total Count 6 36 42
Expected Count 6.0 36.0 42.0
% within pekerjaan 14.3% 85.7% 100.0%
% within Kualitas_hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 14.3% 85.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2.509a 2 .285
Likelihood Ratio 2.962 2 .227
Linear-by-Linear Association 2.417 1 .120
N of Valid Cases 42
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,71.
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikanterakhir *
42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Kualitas_hidup
58
Tinggi Rendah
pendidikanterakhir SD Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within pendidikanterakhir .0% 100.0% 100.0%
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
SMP Count 0 6 6
Expected Count .9 5.1 6.0
% within pendidikanterakhir .0% 100.0% 100.0%
% within Kualitas_hidup .0% 16.7% 14.3%
% of Total .0% 14.3% 14.3%
SMA Count 3 14 17
Expected Count 2.4 14.6 17.0
% within pendidikanterakhir 17.6% 82.4% 100.0%
% within Kualitas_hidup 50.0% 38.9% 40.5%
% of Total 7.1% 33.3% 40.5%
Perguruan Tinggi Count 3 15 18
Expected Count 2.6 15.4 18.0
% within pendidikanterakhir 16.7% 83.3% 100.0%
% within Kualitas_hidup 50.0% 41.7% 42.9%
% of Total 7.1% 35.7% 42.9%
Total Count 6 36 42
Expected Count 6.0 36.0 42.0
% within pendidikanterakhir 14.3% 85.7% 100.0%
% within Kualitas_hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 14.3% 85.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 1.407a 3 .704
Likelihood Ratio 2.386 3 .496
Linear-by-Linear Association .768 1 .381
N of Valid Cases 42
a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,14.
59
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lamamenderitahemofilia *
42 97.7% 1 2.3% 43 100.0%
Kualitas_hidup
Kualitas_hidup
60
% of Total .0% 2.4% 2.4%
20 Count 0 4 4
Expected Count .6 3.4 4.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 11.1% 9.5%
% of Total .0% 9.5% 9.5%
21 Count 2 2 4
Expected Count .6 3.4 4.0
% within
50.0% 50.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup 33.3% 5.6% 9.5%
% of Total 4.8% 4.8% 9.5%
22 Count 0 3 3
Expected Count .4 2.6 3.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 8.3% 7.1%
% of Total .0% 7.1% 7.1%
23 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
24 Count 1 3 4
Expected Count .6 3.4 4.0
% within
25.0% 75.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup 16.7% 8.3% 9.5%
% of Total 2.4% 7.1% 9.5%
25 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
26 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
27 Count 0 1 1
61
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
28 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
29 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
30 Count 0 2 2
Expected Count .3 1.7 2.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 5.6% 4.8%
% of Total .0% 4.8% 4.8%
35 Count 0 2 2
Expected Count .3 1.7 2.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 5.6% 4.8%
% of Total .0% 4.8% 4.8%
36 Count 0 2 2
Expected Count .3 1.7 2.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 5.6% 4.8%
% of Total .0% 4.8% 4.8%
38 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
39 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within .0% 100.0% 100.0%
62
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
40 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
44 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
46 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
47 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
56 Count 0 1 1
Expected Count .1 .9 1.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup .0% 2.8% 2.4%
% of Total .0% 2.4% 2.4%
Total Count 6 36 42
Expected Count 6.0 36.0 42.0
% within
14.3% 85.7% 100.0%
lamamenderitahemofilia
% within Kualitas_hidup 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 14.3% 85.7% 100.0%
63
64