Anda di halaman 1dari 59

LITERATUR REVIEW: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


YANG MENJALANI HEMODIALISIS

KARYA ILMIAH AKHIR

DISUSUN OLEH :
DEWI ASTUTI, S. Kep
19.04.057

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
PROGRAM STUDI NERS MAKASSAR
2020
2
iii
iv
ABSTRAK
Pendahuluan: Di Indonesia pada tahun 2018, prevalensi gagal ginjal berdasarkan
Diagnosis dokter pada Penduduk Umur ≥15 Tahun terdapat sekitar 713,783 kasus. pilihan terapi
untuk pasien CKD adalah hemodialisis, tindakan tersebut mempunyai efek samping pada kondisi
fisik serta psikologis penderita CKD. Penderita yang menjalani hemodialisis dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti tingkat keparahan penyakit yang dialami, kondisi berbagai sistem tubuh
yang terganggu oleh racun akibat CKD, pengaturan intake cairan dan makanan, sampai kepatuhan
mengikuti jadwal hemodialisis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.
Metode: Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini yaitu Literature
Review dengan menganalisis sejumlah artikel yang telah ditentukan. Penelitian ini di analisis
dengan teknik penyeleksian artikel secara manual screening dengan mengacu pada kriteria inklusi
dan ekslusi.
Hasil: Hasil dari penelitian ini didapatkan sepuluh artikel yang membahas faktor yang
berhubungan dengan kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisis yaitu faktor usia,
jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, lama hemodialisa, faktor kecemasan, efikasi diri, dukungan
sosial pada kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.
Kesimpulan: Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa Faktor yang berkontribusi
terhadap terjadinya kualitas hidup pasien CKD dalam menjalani hemodialisis disebabkan oleh
faktor usia, jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, lama menjalani hemodialisa, faktor kecemasan,
efikasi diri, dan dukungan sosial.

Kata Kunci: Chronic kidney disease (CKD), Hemodialisis, Kualitas Hidup

Referensi: 8 buku + 31 Jurnal (2007-2020)

v
ABSTRACT

Introduction: In Indonesia in 2018, the prevalence of renal failure based on doctor's


diagnosis in the population aged ≥15 years there were about 713,783 cases. the choice of therapy
for CKD patients is hemodialysis, it has side effects on the physical and psychological condition of
CKD sufferers. Patients undergoing hemodialysis are affected by various factors, such as the
severity of the disease experienced, the condition of various body systems disrupted by toxins due
to CKD, the regulation of fluid and food intake, until compliance following the hemodialysis
schedule.
Purpose: This study aims to determine factors related to the quality of life of chronic
kidney disease (CKD) patients undergoing hemodialysis.
Method: The method used in the preparation of this study is Literature Review by
analyzing a number of predetermined articles. This study is analyzed by manually screening article
selection techniques with reference to inclusion and exclusion criteria
Results: The results of this study obtained ten articles that discuss factors related to the quality of
life of CKD patients undergoing hemodialysis, namely age, gender, frequency of hemodialysis,
length of hemodialysis, anxiety factors, self-efficacy, social support on the quality of life of
chronic kidney disease (CKD) patients undergoing hemodialysis.
Conclusion: In the study it can be concluded that factors that contribute to the occurrence
of quality of life of chronic kidney disease (CKD) patients in undergoing hemodialysis caused by
age, gender, frequency of hemodialysis, length of undergoing hemodialysis, anxiety factors, self-
efficacy, and social support.

Keywords: Chronic kidney disease (CKD), Hemodialysis, Quality of Life


Reference: 8 books + 31 Journals (2007-2020)

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir yang berjudul: “Literature Review:

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney

Disease (CKD) yang Menjalani Hemodialisis”.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah

membantu selama proses penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada kedua orang

tua Bapak tercinta Syaharuddin dan Ibunda Jumrawati yang selalu memberikan

dorongan, motivasi, terutama doa serta materi kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Tidak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar

2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes, selaku ketua STIKes Panakkukang

Makassar;

3. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Profes Ners;

4. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing I yang

tiada henti-hentinya memberikan pengarahan serta support dalam

menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.

vii
5. Bapak Musmulyadi, S.Kp., M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan, arahan, kritik dan saran dengan baik kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Dosen Prodi Profesi Ners yang telah dengan sabar memberikan pengarahan

yang tiada henti-hentinya dan dorongan baik spiritual maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.

7. Seluruh Civitas Akademika STIKES Panakkukang Makassar

8. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Hutami ramadhani, Besse

maessy aulia aziz, Firdayanti, Amelia sharoon, Rianti Benyamin,

Musdalifah, serta orang yang spesial yang telah memberikan semangat,

membantu serta memberikan support dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir

ini.

9. Teman angkatan Profesi Ners yang telah memberikan semangat, serta

memberikan support dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan

dan berupa saran dan kritik yang membangun dari para penguji maupun pembaca

akan sangat membantu. Semogal Karya Ilmiah Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita

semua dan pihak-pihak terkait terutama penulis.

Makassar, 14 Desember 2020

Penulis

DEWI ASTUTI, S.Kep

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................i

Halaman Persetujuan ......................................................................................ii

Halaman Pengesahan .......................................................................................iii

Pernyataan Keaslian KIA ................................................................................iv

Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia) ...........................................................v

Halaman Abstrak (Bahasa Inggris) ................................................................vi

Kata Pengantar ................................................................................................vii

Daftar Isi ....................................................................................................... ...ix

Daftar Tabel .....................................................................................................xi

Daftar Gambar...................................................................................................xii

Daftar Singkatan………………………………………………………………xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II METODE

A. Pencarian Literatur.................................................................................... 8
1. Kata Kunci .......................................................................................... 8
2. Database Pencarian ............................................................................. 9
3. Strategi Pencarian ............................................................................... 9
B. Kriterian Inklusi dan Ekslusi .....................................................................10
C. Proses Seleksi Literatur.............................................................................11

ix
BAB III HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil ...........................................................................................................15
B. Analisis .......................................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................35
B. Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 2.1 Kata Kunci Literatur Review ............................................... 8


Tabel 2.2 Boolean System ................................................................... 9
Tabel 2.3 Format PICOS dalam Literatur Review ................................ 10
Tabel 3.1 Penyajian Hasil Pencarian Literatur ..................................... 15

xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Diagram Flow Literatur Review PRISMA (2009)............ 11

xii
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan
WHO World Health Organization
CKD Chronic Kidney Disease
HD Hemodialisa
HRQoL Health Related Quality Of Life
Kemenkes RI Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gagal ginjal meupakan salah satu penyakit yang mengalami

peningkatan setiap tahun dan menjadi masalah kesehatan utama pada seluruh

dunia, terjadinya penyaki gagal ginjal merupakam resiko kejadian penyakit

jantung dan pembuluh darah serta meningkatkan angka kesakitan dan

kematian(Wiliyanarti & Muhith, 2019). Menurut World Health Organization

(WHO) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 1,2 juta orang meninggal

akibat CKD. Secara global, semua tingkat kematian akibat CKD pada segala

usia meningkat sebesar 41,5% antara tahun 1990 dan 2017, meskipun tidak

ada perubahan signifikan dalam angka kematian berdasarkan usia (Bikbov et

al., 2020). Di Indonesia pada tahun 2017 dari total kematian 1.510.113,

penyakit ginjal kronis menempati urutan ke-13 penyebab kematian sebesar

35.217 atau 2 persen dari total kematian (Kemenkes, 2018).

Menurut World Helath Organization (WHO) pada tahun 2017 terdapat

697,5 juta kasus CKD diseluruh dunia. Hampir sepertiga dari pasien dengan

CKD di dua negara berasal dari Cina (132,3 juta kasus) dan India (115,1 juta

kasus), diikuti Bangladesh, Brasil, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan,

Rusia, AS, dan Vietnam masing-masing memiliki lebih dari 10 juta kasus

CKD. 79 dari 195 negara yang termasuk dalam GBD memiliki lebih dari 1

juta kasus prevalensi CKD pada tahun 2017 (Bikbov et al., 2020). Di

Indonesia pada tahun 2018, prevalensi gagal ginjal berdasarkan Diagnosis

1
Dokter pada Penduduk Umur ≥15 Tahun terdapat sekitar 713,783 kasus

(Kemenkes RI, 2019).

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 dan 2018,

prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di Sulawesi Selatan berdasarkan usia

≥15 tahun dengan diagnosis dokter pada tahun 2013 adalah 0,2% dan terjadi

peningkatan pada tahun 2018 sebesar 0,37% (Kemenkes RI, 2019). Sulawesi

Selatan menjadi urutan ke enam setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa

Tengah, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. Prevalensi gagal ginjal kronik di

Sulawesi Selatan sebanyak 0,37 % atau sekitar 23.069 kasus (Kemenkes RI,

2019).

Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis merupakan

kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan karena

penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan

sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi

kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Ririn Sri Handayani,

2015). CKD dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Hal ini terjadi

karena toksin yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal tidak dapat

dikeluarkan karena keadaan ginjal yang mengalami gangguan. Salah satu hal

yang terjadi karena rusaknya ginjal yaitu peningkatan kadar ureum dalam

tubuh yang dapat merusak semua sel termasuk sel neuron. Kasus penyakit

ginjal kronik saat ini meningkat dengan cepat terutama di negara-negara

berkembang. CKD telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia,

karena selain merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan

2
pembuluh darah, meningkatkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit

bukan infeksi. Gagal Ginjal Kronik juga akan menambah beban sosial dan

ekonomi baik bagi penderita dan keluarga (Manus, 2015). Keadaan ini

mengakibatkan ketidakmampuan dalam mempertahankan keseimbangan

substansi tubuh atau akumulasi cairan dan produk sisa dengan menggunakan

penanganan konservatif. (Pebriyana, 2015).

Pengobatan atau terapi pada Gagal Ginjal Kronik pada umumnya

meliputi Intervensi diet rendah protein, asidosis metabolic diatasi dengan

suplemen natrium karbonat, abnormalitas neurologi diatasi dengan Diazepam

IV (valium), anemia diatasi dengan rekombion eritropoitein manusia, cuci

darah (dialisis) yaitu dengan hemodialisa maupun peritoneal dialisa, dan

transplantasi ginjal. Salah satu pilihan terapi untuk pasien CKD adalah

hemodialisis (HD). Hemodialisis dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa

metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia, seperti

kelebihan ureum, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran

semipermeabel. Pasien CKD menjalani proses hemodialisis sebanyak dua

sampai tiga kali seminggu, dimana setiap kali hemodialis rata-rata

memerlukan waktu antara empat sampai lima jam (Rahman, 2016).

Hemodialisa merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan pada

pasien CKD supaya mampu bertahan hidup. Namun demikian, tindakan

tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta psikologis

penderita CKD (Kemenkes, 2018). Hemodialisis merupakan pengobatan

(replacement treatment) pada penderita gagal ginjal kronik stadium terminal,

3
jadi fungsi ginjal digantikan oleh alat yang disebut dyalizer (artifical kidney),

pada dialyzer ini terjadi proses pemindahan zat-zat terlarut dalam darah

kedalam cairan dialisa atau sebaliknya. Hemodialisis dipercaya dapat

meningkatkan survival atau bertahan hidup pasien CKD (Widianti, 2017).

Kemampuan bertahan hidup penderita CKD yang menjalani hemodialisis

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat keparahan penyakit yang

dialami, kondisi berbagai sistem tubuh yang terganggu oleh racun akibat

CKD, pengaturan intake cairan dan makanan, sampai kepatuhan mengikuti

jadwal hemodialisis (Wijayanti, 2017).

Masalah lain yang harus dihadapi pasien adalah seperti masalah

finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang

hilang, depresi dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup yang terencana

berhubungan dengan terapi hemodialisis dan pembatasan asupan cairan sering

menghilangkan semangat hidup pasien, hal ini akan mempengaruhi kualitas

hidup pasien CKD (smeltzer and bare, 2013). Kualitas hidup merupakan

keadaan dimana seseorang mendapat kepuasaan dan kenikmatan dalam

kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup tersebut menyangkut kesehatan fisik

dan kesehatan mental yang berarti jika seseorang sehat secara fisik dan

mental maka orang tersebut akan mencapai suatu kepuasan dalam hidupnya.

Kesehatan fisik itu dapat dinilai dari fungsi fisik, keterbatasan peran fisik,

nyeri pada tubuh dan persepsi tentang kesehatan. Kesehatan mental itu sendiri

dapat dinilai dari fungsi sosial, dan keterbatasan peran emosional (Hay,

2015).

4
Kualitas hidup merupakan integrasi dari publikasi keterbatasan, keluhan

dan ciri-ciri psikologis yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk

melakukan bermacam-macam peran dan merasakan kepuasan dalam

melakukan sesuatu. WHO telah merumuskan empat dimensi kualitas hidup

yaitu dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi sosial dan dimensi

lingkungan. Keempat dimensi tersebut sudah dapat menggambarkan kualitas

kehidupan pasien CKD dengan terapi hemodialisa yang mempunyai latar

belakang agama, etnis dan budaya yang berbeda (Aguswina., 2015). Faktor-

faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dibagi menjadi dua bagian. Bagian

pertama seperti sosial demografi yaitu jenis kelamin, umur, suku atau etnik,

pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. Kedua seperti tindakan medis

yaitu lama manjalani hemodialisa, stadium penyakit, dan penatalaksanaan

medis yang dijalani (Aguswina., 2015).

Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai

faktor yang mempengaruhi terjadinya kualitas hidup pasien chronic kidney

disease (CKD) dalam menjalani hemodialisis, oleh karena itu peneliti ingin

merangkum literatur yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor

yang terkait dengan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD)

dalam menjalani hemodialisis.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan rangkuman literatur mengenai “Faktor apa saja yang

5
berhubungan dengan kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease

(CKD) yang menjalani hemodialisis?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Rangkuman literatur ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien Chronic Kidney

Disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui faktor usia, jenis kelamin, frekuensi hemodialisa,

lama hemodialisa, faktor kecemasan, efikasi diri, dukungan sosial pada

kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani

hemodialisis.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien

Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi profesi keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya

yang bekerja di instansi pelayanan untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang pengobatan hemodialisis.

6
b. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi tambahan pemikiran dalam

perkembangan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan

penelitian tentang Faktor yang berhubungan dengan kualitas

hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani

hemodialisis.

c. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat sehingga bisa menambah

kepustakaan mengenai Faktor yang berhubungan dengan kualitas

hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani

hemodialisis.

7
BAB II

METODE

A. PENCARIAN LITERATUR

1. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword yang telah

ditentukan berfungsi untuk menspesifikkan pencarian, sehingga

mempermudah dalam penentuan artikel atau literatur yang ingin

digunakan. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penyusunan

literature review akan di uraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Gagal Ginjal Kualitas Hidup Hemodialisis

Kronis

OR OR OR

CKD
AND AND

OR
Quality of Life Hemodialysis
Chronic

Kidney

Disease

8
2. Database Pencarian

Literature review merupakan rangkuman menyeluruh terkait beberapa

studi penelitian yang telah ditentukan dengan tema tertentu. Pencarian

literatur dilakukan pada bulan Desember 2020. Data yang digunakan

dalam penyusunan literature review ini merupakan data sekunder yakni

data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang

sudah ditentukan. Pencarian artikel dalam literature review ini

menggunakan beberapa database dengan kriteria kualitas tinggi hingga

rendah yaitu, ProQuest, Garuda dan Google Scholar.

3. Strategi Pencarian

Pencarian artikel atau literature dalam penelitian ini menggunakan

Boolean System (AND dan OR) yang digunakan untuk menspesifikan

artikel atau literature, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel

atau literature yang akan digunakan. Adapun beberapa kata kunci dan

Boolean system yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Boolean System

Gagal Ginjal Kronik Kualitas Hidup Hemodialisis

OR OR OR
AND AND
CKD
OR Quality of Life Hemodialysis
Chronic Kidney Disease

9
B. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework (Schardt et al., 2007) yang terdiri dari:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang terpilih.

4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu

yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review.

5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam

penyusunan literature review.

Tabel 2.3 Format PICOS dalam Literatur Review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population/Problem Pasien Chronic Kidney Penderita gagal ginjal
Disease (CKD) yang yang tidak bersifat kronik
menjalani hemodialisis
Intervention - -

Comparator Tidak ada pembanding -

10
Outcome Faktor yang memiliki Faktor yang tidak
hubungan dengan kualitas berhubungan dengan
hidup pasien Chronic Kidney kualitas hidup pasien
Disease (CKD) yang gagal ginjal
menjalani hemodialysis
Study desain and Cross sectional studi,
type publication deskriptif korelasi, deskritif -
kuantitatif
(Schardt et al., 2007)

C. PROSES SELEKSI LITERATUR

1. Hasil Pencarian Literature

Hasil pencarian literatur melalui publikasi pada tiga database dengan

menggunakan kata kunci yang sudah di sesuaikan, kemudian peneliti

mendapatkan 296 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil

pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi,

ditemukan terdapat 107 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan

tersisa 189 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan

judul dan abstrak (n=138) serta full text (n=51) yang disesuaikan

dengan tema literature review. Assessment yang dilakukan

berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi

didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dalam

literature review.

11
Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow

dibawah ini:

Identifikasi artikel Identifikasi artikel


berdasarkan Database berdasarkan sumber lain
ProQuest (n= 185) Google Scholar (n= 50)
dan Garuda (n=61)

Jumlah jurnal yang diperoleh


(n= 296)

Jumlah jurnal setelah duplikasi


dihapus
(n=189)

Junal yang dikeluarkan


Jurnal yang diseleksi
berdasarkan judul dan abstrak
(n=189)
(n= 138)

Artikel lengkap dikeluarkan


Artikel lengkap
sesuai kriteria eksklusi
(n=51)
(n= 41)

Artikel/jurnal yang akan


digunakan
(n=10)

12
Gambar 2.1 Diagram Flow Literature Review PRISMA (2009)
2. Daftar Artikel Yang Memenuhi Kriteria

a. Hubungan Self Efficacy Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUD

Sukoharjo (Kurniawan et al., 2019).

b. Hubungan Antara Lama Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup

Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di RSUP Dr.Kariadi Semarang

(Aidillah mayuda et al., 2017).

c. Hubungan Jenis Kelamin Dan Frekuensi Hemodialisa Dengan

Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher

Jambi (Ipo et al., 2016).

d. Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Hidup pada

Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang Menjalani

Hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember (Cahyani et al., 2016).

e. Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit

Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis (Nurchayati, 2016)

f. Hubungan Efikasi Diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal

Kronik Yang Menjalani Hemodialisis (Wakhid et al., 2018).

g. Hubungan Lamanya Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup Pasien

gagal ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota

Gorontalo (Adhelin Sahi. 2015)

13
h. The Effect Of Perceived Social Support On Hemodialysis Patients’

Quality Of Life (Alexopoulou et al., 2016).

i. Quality of Life of Hemodialysis Patients in Togo: A Single-center

Study on 64 Hemodialysis Patients at the Sylvanus Olympio

University Hospital in Lomé, Togo (Sabi et al., 2017).

j. Health related quality of life of patients receiving hemodialysis

therapy (Pereira et al., 2019)

14
BAB III

HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

Sepuluh artikel yang telah dipilih dan memenuhi kriteria inklusi yang

berkaitan dengan kualitas hidup. Jumlah rata-rata peserta lebih dari 1.012;

Secara keseluruhan, setiap penelitian membahas tentang kualitas hidup. Studi

yang sesuai dengan tinjauan mengenai kualitas hidup pasien Chronic Kidney

Disease (CKD) ini dilakukan di Indonesia dengan tujuh studi (Cahyani et al.,

2016, Nurchayati, 2016, Wakhid et al., 2018, Aidillah mayuda et al., 2017,

Adhelin Sahi., 2015, Ipo et al., 2016, Kurniawan et al., 2019) dan yang

lainnya dilakukan di Brasil (Pereira et al., 2019) satu penelitian di Yunani

(Alexopoulou, 2016) dan satu penelitian dilakukan di Afrika (Sabi et al.,

2017).

Sepuluh studi tentang faktor yang berkontribusi terhadap kualitas hidup

pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di antaranya adalah usia, jenis

kelamin, frekuensi hemodialisa,lama menjalani hemodialisa, faktor

kecemasan, efikasi diri, dan dukungan sosial.

15
No. Penulis Tahun Vol, No Judul Metode (Design, Hasil penelitian Database
Populasi Variabel,
1. Cahyani et al 2016 Vol.4, no.2 Hubungan antara Cross sectional study, Terdapat hubungan antara tingkat GARUDA
Tingkat pasien Chronic depresi dan kualitas hidup pasien
Kecemasan dengan Kidney Disease (CKD) CKD yang menjalani terapi
Kualitas Hidup sebanyak 30 orang, hemodialisis dengan kekuatan
pada Pasien tingkat kecemasan dan korelasi sedang. Semakin tinggi
Chronic Kidney kualitas hidup tingkat depresi, maka semakin
Disease (CKD) buruk kualitas hidup pasien CKD
yang Menjalani yang menjalani terapi
Hemodialisis di hemodialisis di RSD dr. soebandi
RSD dr. Soebandi Jember.
Jember
2. Nurchayati 2016 Vol.4, No. 1 Hubungan cross sectional study, Tidak ada hubungan antara GARUDA
kecemasan dengan pasien yang menjalani kecemasan dengan kualitas hidup
kualitas hidup hemodialisis sebanyak pasien PGK.
pasien penyakit 109 orang, kecemasan
ginjal kronik yang dan kualitas hidup
menjalani penyakit ginjal kronik
hemodialisis
3. Wakhid et al. 2018 Vol.5, No.2 Hubungan efikasi deskriptif korelatif Ada hubungan yang signifikan GARUDA
diri dengan dengan pendekatan antara efikasi diri dengan kualitas
kualitas hidup cross sectional, pasien hidup pasien gagal ginjal kronik
pasien gagal ginjal gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di

16
kronik yang yang menjalani RSUD Kabupaten Semarang
menjalani hemodialisis sebanyak
hemodialisis 88 orang, efikasi diri
dan kualitas hidup
pasien gagal ginjal
kronik
4. Aidillah 2017 Vol.6, No. 2 Hubungan antara cross sectional study, Tidak terdapat perbedaan maupun GARUDA
mayuda et al. lama hemodialisis pasien penyakit ginjal hubungan yang signifikan secara
dengan kualitas kronik sebanyak 42 statistik antara lama hemodialisis
hidup pasien orang, lama dengan kualitas hidup pasien
penyakit ginjal hemodialisis dan penyakit ginjal kronik di RSUP
kronik (studi di kualitas hidup pasien Dr.Kariadi Semarang
rsup dr.kariadi penyakit kronik.
semarang)
5. Ipo et al. 2016 Vol.5, No 2 Hubungan jenis Desain penelitian Terdapat hubungan yang Scholar
kelamin dan kuantitatif metode bermakna antara jenis kelamin
frekuensi cross sectional, pasien dan frekuensi hemodialisa dengan
hemodialisa gagal ginjal kronik kualitas hidup pasien gagal ginjal
dengan kualitas yang menjalani kronik yang menjalani
hidup pasien gagal hemodialisis sebanyak hemodialisa RSUD Raden
ginjal kronik yang 89 orang, jenis Maattaher Jambi
menjalani kelamin, frekuensi
hemodialisa di hemodialisis, dan
rumah sakit umum kualitas hidup
daerah raden
mattaher jambi

17
6. Kurniawan et 2019 Vol.3, no.2 Hubungan self Cross sectional study, Terdapat hubungan self efficacy Scholar
al. efficacy dengan pasien gagal ginjal dengan kualitas hidup pasien
kualitas hidup kronik yang menjalani gagal ginjal kronik yang
pasien gagal ginjal hemodialisis sebanyak menjalani terapi hemodialisa.
kronik yang 44 orang, self efficacy
menjalani terapi dan kualitas hidup
hemodialisa di
rsud sukoharjo
7. Adhelin Sahi. 2015 Vol.5, no.1 Hubungan lama cross sectional study, Lama menjalani hemodialisa Scholar
menjalani pasien gagal ginjal memiliki hubungan yang kuat
hemodialisa kronik sebanyak 30 dengan kualitas hidup pasien
dengan kualitas orang, lamanya gagal ginjal kronik di RSUD Prof.
hidup pasien gagal hemodialisa dan Dr. H. Aloei Saboe Kota
ginjal kronik di kualitas hidup pasien Gorontalo.
RSUD Prof. Dr. H. gagal ginjal kronik
Aloei Saboe Kota
Gorontalo
8. Pereira et al. 2019 32(3) Health-related Cross sectional study, Factors related to quality of life in ProQuest
quality of life of 258 patients receiving the health of hemodialysis
patients receiving hemodialysis therapy, patients who need a companion
hemodialysis quality of life and
therapy health in patients
receiving hemodialysis
therapy
9. Alexopoulou 2016 28(5) the effect of Interview method, 258 Patients feel very happy and ProQuest
perceived social happy when supported by others

18
et al. support on chronic kidney disease and more supported by their
hemodialysis patients undergoing families. The influence on
patients’ quality of hemodialysis, social problems that patients can face
life support, quality of life regarding the quality of life will
and hemodialysis. certainly affect the patient's life
who is supported by friends and
family.
10. Sabi et al. 2017 28 (3) Quality of Life of Cross sectional study, There is an association with ProQuest
Hemodialysis 64 patients undergoing elderly (> 75 years), female
Patients in Togo: A hemodialysis, age, sex, gender and long history of dialysis
Single-center and length of time (> 6 years, which has a
Study undergoing statistically significant effect on
on 64 hemodialysis the mental component of quality
Hemodialysis
of life).
Patients at the
Sylvanus Olympio
University
Hospital in Lomé,
Togo

19
B. Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien

Chronic Kidney Disease (CKD) yang Menjalani Hemodialisis

Berdasarkan 10 artikel yang telah membahas faktor yang berhubungan

dengan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani

hemodialisis (Cahyani et al., 2016, Nurchayati, 2016, Wakhid et al., 2018,

Aidillah mayuda et al., 2017, Adhelin Sahi., 2015, Ipo et al., 2016,

Kurniawan et al., 2019) (Pereira et al., 2019) (Alexopoulou, 2016) (Sabi et

al., 2017).

Dari 10 jurnal 2 diantaranya membahas tentang kecemasan pada

kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisis. Dalam penelitian

(Cahyani et al., 2016) Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas

Hidup pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang Menjalani

Hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember, penulis menggunakan metode

Cross sectional study dengan populasi sebanyak 30 orang dan terdapat

hubungan antara tingkat depresi dan kualitas hidup pasien CKD yang

menjalani terapi hemodialisis dengan kekuatan korelasi sedang. Semakin

tinggi tingkat depresi, maka semakin buruk kualitas hidup pasien CKD yang

menjalani terapi hemodialisis di RSD dr. soebandi Jember. Dalam penelitian

(Nurchayati, 2016) Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, penulis menggunakan

metode Cross sectional study dengan populasi sebanyak 109 orang dan tidak

ada hubungan antara kecemasan dengan kualitas hidup pasien PGK.


Dari 10 jurnal 2 diantaranya membahas tentang efikasi diri pada

kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisis. Dalam penelitian

(Wakhid et al., 2018) Hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, penulis menggunakan

metode deskriptif korelatif (pendekatan cross sectional) dengan populasi

sebanyak 88 orang dan Ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri

dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa

di RSUD Kabupaten Semarang. Dalam penelitian (Kurniawan et al., 2019)

Hubungan self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa di rsud sukoharjo, penulis menggunakan metode

Cross sectional study dengan populasi sebanyak 44 orang dan Terdapat

hubungan self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisa.

Dalam penelitian (Aidillah mayuda et al., 2017) Hubungan antara lama

hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik (studi di

rsup dr.kariadi semarang), penulis menggunakan metode Cross sectional

study dengan populasi sebanyak 42 orang dan Tidak terdapat perbedaan

maupun hubungan yang signifikan secara statistik antara lama hemodialisis

dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.Kariadi

Semarang. Dalam penelitian (Ipo et al., 2016) Hubungan jenis kelamin dan

frekuensi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa di rumah sakit umum daerah raden mattaher jambi,

penulis menggunakan Desain penelitian kuantitatif metode cross sectional

21
dengan populasi 89 orang dan Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis

kelamin dan frekuensi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa RSUD Raden Maattaher Jambi. Dalam

penelitian (Adhelin Sahi., 2015) Hubungan lama menjalani hemodialisa

dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei

Saboe Kota Gorontalo, penulis menggunakan metode Cross sectional study

dengan populasi 30 orang dan Lama menjalani hemodialisa memiliki

hubungan yang kuat dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Dalam penelitian (Pereira et al., 2019) Health-related quality of life of

patients receiving hemodialysis therapy, penulis menggunakan metode Cross

sectional study dengan populasi 258 orang dan merupakan faktor yang terkait

dengan kualitas hidup pada kesehatan pasien hemodialisis yang

membutuhkan seorang pendamping. Dalam penelitian (Alexopoulou, 2016)

the effect of perceived social support on hemodialysis patients’ quality of life,

penulis menggunakan metode wawancara dengan populasi 258 orang. Dari

hasil penelitian Pasien merasa sangat senang dan bahagia jika didukung dari

orang lain serta lebih didukung pula oleh keluarga. Pengaruh pada masalah

yang dapat dihadapi pasien mengenai kualitas hidup tentunya akan

berpengaruh pada kehidupan pasien yang didukung oleh teman-teman

maupun keluarganya. Dalam penelitian (Sabi et al., 2017) Quality of Life of

Hemodialysis Patients in Togo: A Single-center Studyon 64 Hemodialysis

Patients at the Sylvanus Olympio University Hospital in Lomé, Togo, peneliti

22
menggunakan metode Cross sectional study dengan populasi 64 orang dan

Terdapat hubungan dengan usia lanjut (> 75 tahun), jenis kelamin perempuan

dan riwayat cuci darah yang lama (> 6 tahun, memiliki pengaruh yang

signifikan secara statistik pada komponen mental kualitas hidup.

23
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pemaparan hasil penelitian setelah dilakukan

terlebih dahulu analisis data, pemaparan hasil penelitian tersebut disajikan untuk

mengetahui faktor yang memiliki hubungan dengan kualitas hidup pasien chronic

kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.

Masalah fisiologis dan psikis yang disebabkan oleh efek dari terapi

hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup. Faktor yang mempengaruhi

kualitas hidup terdiri dari beberapa hal, termasuk faktor internal dan eksternal.

Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien chronic kidney diseases adalah

jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, faktor kecemasan, efikasi diri, dukungan

sosial dan . Semua faktor ini akan saling mempengaruhi dan memiliki hubungan

terkait dengan kualitas hidup pasien chronic kidney disease yang menjalani

hemodialisis (Cahyani et al., 2016, Wakhid et al., 2018, Ipo et al., 2016)

Berdasarkan hasil penelitian para peneliti terdahulu, dapat ditunjukkan bahwa

masyarakat Indonesia mengalami gangguan terhadap kualitas hidup ketika

menjalani hemodialisa yang disebabkan oleh beberapa faktor risiko. Faktor risiko

tersebut jika mampu untuk dikendalikan dan diperbaiki, maka kualitas hidup juga

dapat tingkatkan.

1. Usia

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan dua artikel yang membahas terkait hubungan usia

24
dan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani

hemodialisis. Usia adalah salah satu faktor yang memiliki hubungan erat yang

mempengaruhi kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang

menjalani hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pereira et al., (2019) mengatakan bahwa usia 60 tahun mengalami penurunan

kualitas hidup hidup yang membutuhkan seorang pendamping, merupakan

indikator penting bagi kesehatan. Penelitian tersebut didukung oleh Sabi et

al., (2017), mengatakan bahwa terdapat hubungan dengan usia lanjut (> 75

tahun). Kualitas hidup menurun drastis pada pasien berusia di atas 75 tahun

dan pada mereka yang memiliki riwayat dialisis lebih dari enam tahun. Pasien

dialisis Togolese masih muda tetapi kualitas hidup mereka sangat buruk

untuk usianya saat ini dibandingkan dengan penelitian lain, terutama

mengenai skor fisik.

Kategori usia terbanyak tentang peningkatan stress dan depresi yaitu

usia 47-59 tahun dan di ikuti dengan usia 28-46 tahun (Syahnur, 2016). Usia

tersebut merupakan usia produktif sehingga dengan melakukan hemodialisis

diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik dan dapat meningkatkan

kualitas hidup dan pada usia produktif pasien terpacu untuk sembuh,

mempunyai harapan hidup yang tinggi dan sebagai tulang punggung keluarga

(Rahman et al, 2016)

Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi usia maka kualitas hidup

semakin menurun. Usia dewasa merupakan usia yang rentan berpengaruh

pada kualitas hidup yang menyebabkan cemas dan stres. Hal tersebut

25
disebakan karena mulai memiliki ambisi atau keinginan tertentu yang harus

dicapai serta tuntutan hidup baik secara personal atau keluarga yang harus

dipenuhi secara maksimal.

2. Jenis Kelamin

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan satu artikel yang membahas terkait hubungan jenis

kelamin dan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD) yang

menjalani hemodialisis. Manusia dibedakan menurut jenis kelaminnya laki-

laki dan perempuan. Semuanya diberikan peran kedudukan dan tugas antara

laki-laki dan perempuan Penyakit dapat menyerang laki-laki dan perempuan

tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan, frekuensi laki-laki dan

perempuan. hal ini antara lain disebabkan antara pekerjaan, kebiasaan hidup,

genetik maupun kondisi fisiologis yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ipo et al., (2016), terdapat hubungan

yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jenis

kelamin laki-laki yang lebih banyak dari wanita dapat disebabkan oleh

beberapa hal, dikarenakan laki-laki memiliki gaya hidup dan kualitas hidup

yang kurang baik yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti merokok,

minum kopi, alkohol, dan minuman suplemen yang dapat memicu terjadi

penyakit sistemik yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan

berdampak terhadap kualitas hidupnya.

26
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup itu sendiri yang mana

antaranya jenis kelamin. Setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-

laki maupun perempuan tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan

frekuensi antara laki-laki dan perempuan, antara lain disebabkan perbedaan

pekerjaan, kebiasaan hidup, genetik, atau kondisi fisiologis itu sendiri (Butar-

butar, 2014). Setiap individu akan mempengaruhi tingkat kualitas hidupnya

dalam hal ini karakteristik seseorang sangat mempengaruhi pola kehidupan

seseorang, karena kaarakteristik bisa dilihat dari beberapa sudut pandang

diantaranya jenis kelamin, disamping itu keseriusan seseorang dalam menjaga

kesehatannya sangat mempengaruhi kualitas kehidupanya baik dalam

beraktivitas, istirahat, ataupun psikologisnya (Ipo et al., 2016).

Menurut asumsi peneliti, jenis kelamin laki-laki dan perempuan

semuanya diberikan peran kedudukan dan tugas antara laki-laki dan

perempuan yang ditetapkan berdasarkan sifat yang pantas sesuai dengan

norma-norma adat istiadat dan kepercayaan. Penyakit dapat menyerang laki-

laki dan perempuan tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan

frekuensi laki-laki dan perempuan. hal ini antara lain disebabkan antara

pekerjaan, kebiasaan hidup, genetik maupun kondisi fisiologis.

3. Frekuensi Hemodialisa dan lama menjalani hemodialisa

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan sebanyak tiga artikel yang membahas terkait

hubungan frekuensi, lama menjalani hemodialisa, dan kualitas hidup pasien

chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis. Hemodialisa

27
merupakan salah satu terapi pengganti untuk menggantikan sebagian kerja

ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan kelebihan cairan serta

zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh. Frekuensi tindakan hemodialisa

bervariasi tergantung banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, rata-rata penderita

menjalani hemodialisa 2 sampai 3 kali seminggu. Proses terapi HD yang

memerlukan waktu jangka panjang akan mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan. Pasien dapat mengalami gangguan konsentrasi, proses berpikir

hingga gangguan dalam hubungan sosial. Semua kondisi tersebut akan

menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan Ipo et al., (2016), Terdapat hubungan yang

bermakna antara frekuensi hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan mendukung dalam

memberikan pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Adhelin

Sahi., (2015) Lama menjalani hemodialisa memiliki hubungan yang kuat

dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, hal ini bisa disebabkan

karena kualitas hidup merupakan suatu perasaan subjektif yang dimiliki oleh

masing-masing individu, dimana hal ini tidak akan dipengaruhi oleh faktor

eksternal. Penelitian tersebut bertentangan dengan Aidillah mayuda et al.,

(2017), menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama

hemodialisis dengan kualitas hidup

Menurut Nurchayati, (2016), mengatakan bahwa HD merupakan terapi

pengganti ginjal yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan

pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal. Seseorang yang telah divonis

28
menderita gagal ginjal harus menjalani terapi pengganti ginjal seumur hidup,

dan salah satu pilihannya adalah HD. Namun, jenis kelamin pasien yang

menjalani hemodialisis menunjukkan pasien perempuan secara konsisten

memiliki kualitas hidup lebih buruk daripada laki-laki, karena perempuan

memiliki tugas domestik yang menjadi tanggung jawabnya. Lamanya

menjalani hemodialisis menemukan bahwa yang menjalani hemodialisis > 6

bulan memiliki keadaan emosional yang lebih baik (Warhamna & Husna,

2016).

Menurut asumsi peneliti, lamanya HD bisa berpengaruh atau

berhubungan karena bisa jadi dengan HD yang lama maka pasien akan

semakin memahami pentingnya kepatuhan pasien terhadap HD dan pasien

akan merasakan manfaatnya jika melakukan HD dan akibatnya jika tidak

melakukan HD. Sebaliknya lamanya HD bisa mengakibatkan responden

bosan dan sebaliknya kualitas hidup semakin menurun, hal ini dikarenakan

adanya beberapa kondisi komorbiditas yang dialami responden dan beberapa

penyakit penyerta lainnya.

4. Kecemasan

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan sebanyak 2 artikel yang membahas terkait

hubungan kecemasan dan kualitas hidup pasien chronic kidney disease

(CKD) yang menjalani hemodialisis. Kecemasan adalah ketegangan, rasa

tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi

sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak

29
diketahui secara langsung. Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup

bersifat dua arah. Kecemasan sering disebabkan oleh penurunan kualitas

hidup yang dialami pasien CKD dengan terapi hemodialisis, demikian pula

pasien CKD dengan terapi hemodialisis yang mengalami kecemasan pada

umumnya kualitas hidupnya akan menurun. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Cahyani et al., (2016), terdapat hubungan antara tingkat

depresi dan kualitas hidup pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis

dengan kekuatan korelasi sedang. Semakin tinggi tingkat depresi, maka

semakin buruk kualitas hidup pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisis

di RSD dr. soebandi Jember. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nurchayati, (2016), didapatkan lebih tinggi angka untuk

pasien yang tidak mengalami kecemasan dan lebih rendah angka untuk pasien

yang cemas berat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

antara kecemasan dengan kualitas hidup pasien PGK.

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam

kehidupan sehari-hari. Rata-rata usia onset untuk kecemasan adalah kira-kira

empat puluh tahun dengan umur yang berbeda-beda akan mempengaruhi

tingkat kecemasan yang dialami oleh setiap orang dengan orang lainnya

(Kaplan & Sadok, 2010). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan pada pasien hemodialisis yaitu status fisik dan mental, tingkat

keparahan penyakit, tingkat sosial dan ekonomi serta persiapan fisik dan

mental. Respon pasien terhadap tindakan hemodialisa berbeda dari masing-

30
masing individu tergantung bagaimana proses adaptasi individu terhadap

tindakan hemodialisa yang merupakan salah satu sumber stressor bagi

individu.

Menurut asumsi peneliti, faktor psikis yang menimbulkan kecemasan

pada pasien hemodialisa adalah perubahan yang terjadi pada kehidupannya

seperti pelaksanaan hemodialisa yang harus dilakukan terus–menerus setiap

dua kali dalam seminggu dan keadaan ketergantungan pada mesin dialisa

seumur hidupnya, hal ini memicu kebosanan pada pasien hemodialisa dan

perasaan khawatir terhadap penyakit yang berlangsung lama atau menetap.

Faktor fisik yang menyebabkan kecemasan antara lain lingkungan dan status

kesehatan, suasana lingkungan ruangan yang terdapat banyak alat yang belum

dikenal oleh pasien baik bentuk suara, dan banyaknya alat yang ditempelkan

ke tubuh pasien, mengakibatkan pasien merasa takut dan cemas. Status

kesehatan yang berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh pasien

hemodialisa merupakan keadaan penyakit terminal dan tidak dapat

disembuhkan lagi.

5. Efikasi Diri

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan sebanyak dua artikel yang membahas terkait

hubungan efikasi diri dan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD)

yang menjalani hemodialisis. Bentuk faktor kualitas hidup klien agar tetap

maksimal salah satunya adalah efikasi diri. Salah satu fungsi dari efikasi diri

adalah memberikan keyakinan bahwa seseorang akan berhasil dalam

31
melakukan perawatan dirinya asalkan optimal dalam melakukan kegiatan

yang menunjang pada status kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kurniawan et al., (2019), terdapat hubungan self efficacy dengan kualitas

hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa .

Penelitian ini sesuai dengan Wakhid et al., (2018), terdapat hubungan yang

signifikan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisa di RSUD Kabupaten Semarang.

Efikasi diri adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri

dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan

keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang

diharapkan (Alwisol, 2008). Efikasi diri dapat mengoptimalkan kualitas hidup

klien yang menjalani proses penyembuhan akibat penyakit kronik. Individu

dengan efikasi diri yang lebih tinggi menggerakkan sumber daya pribadi dan

sosial mereka secara proaktif untuk mempertahankan dan meningkatkan

kualitas dan lamanya hidup mereka sehingga mereka mengalami kualitas

hidup yang lebih baik (Masoud Rayyani, 2014). Pasien CKD stadium akhir

memiliki efikasi diri yang rendah, hubungan lemah yang ditemukan mungkin

karena rendahnya efikasi diri pada responden penelitian, mengingat bahwa

mereka cenderung lebih tua, memiliki komorbiditas lebih banyak, dan

memiliki CKD tahap akhir (lebih lambat dari Tahap 3b).

Menurut asumsi peneliti, Pasien hemodialisa didorong untuk mampu

melakukan manajemen diri yang efektif, baik dalam manajemen fisik,

psikologis, sosial maupun lingkungan. Kemampuan seperti menghadapi

32
masalah dalam proses terapi hemodialisa dan memiliki keyakinan yang besar

dapat membuat pasien menerima penyakit dan menanamkan pada dirinya

motivasi akan kesembuhannya. Efikasi diri yang tinggi dan kualitas hidup

yang sangat baik membuat pasien rutin atau patuh terhadap proses

pengobatan. Hal ini pula yang dapat membantu masalah kualitas hidup dari

segi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan teratasi.

6. Dukungan Sosial

Dalam penyusunan Literature review ini terdapat 10 artikel yang akan

digunakan dan ditemukan satu artikel yang membahas terkait hubungan

dukungan sosial dan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD)

yang menjalani hemodialisis. Dukungan sosial adalah suatu bentuk perhatian,

kepedulian, penghargaan, rasa nyaman, ketenangan, atau bantuan yang

diberikan kepada orang lain, baik secara kelompok maupun individu. Selain

itu, dukungan juga bisa menjadi metode pengobatan bagi seseorang karena

dari sebuah dukungan individu tersebut bisa termotivasi untuk berubah.

Dukungan sosial berupa nasihat, bantuan, dan menceritakan masalah-masalah

yang dialaminya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Alexopoulou et al., (2016) menyimpulkan bahwa pasien merasa sangat

didukung dari orang lain dan lebih didukung pula oleh keluarga. Pengaruh

pada masalah yang dapat dihadapi pasien mengenai kualitas hidup tentunya

akan berpengaruh dikehidupan pasien yang didukung oleh teman-teman

maupun keluarganya.

33
Dukungan sosial dan literasi kesehatan secara signifikan berkorelasi

dengan perilaku manajemen diri, dan dukungan sosial memiliki kekuatan

penjelas yang lebih tinggi daripada melek kesehatan. Dengan kata lain, faktor

tingkat sistem adalah penentu yang lebih penting dari perilaku manajemen

diri dibandingkan dengan faktor tingkat individu (Wakhid et al., 2018).

Faktor individu dan sistem sangat penting untuk perilaku manajemen diri,

tetapi dukungan sosial dari keluarga dan penyedia layanan kesehatan lebih

penting bagi kemampuan perawatan kesehatan perorangan. Singkatnya,

dukungan sosial tampaknya menjadi faktor yang penting dan dapat

dimodifikasi untuk perilaku manajemen diri, menjadikannya target terapi

yang sesuai untuk pasien dengan CKD.

Menurut asumsi peneliti, keluarga dapat mendampingi pasien menjalani

terapi hemodialisis hingga selesai dan memberikan dukungan emosional

seperti memberikan perhatian dan semangat kepada pasien. Hubungan yang

baik antar keluarga dan pasien yang menjalani terapi hemodialisis secara

tidak langsung dapat memotivasi pasien untuk menjadi lebih baik.

Keterbatasan yang terkait dengan ulasan ini adalah analisis artikel

masih belum maksimal. Perbedaan pendapat mengenai teori dengan hasil

yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan disebabkan karena adanya

perbedaan jumlah sampel yang digunakan dan durasi penelitian sehingga

menimbulkan perbedaan.

34
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kualitas hidup pasien

chronic kidney disease (CKD) dalam menjalani hemodialisis disebabkan

oleh faktor usia, jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, lama menjalani

hemodialisa, faktor kecemasan, efikasi diri, dan dukungan sosial. Upaya

dalam meningkatkan kualitas hidup pasien chronic kidney disease (CKD)

masih kurang dilakukan, diharapkan pemberian edukasi dan tindakan yang

dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien dalam melakukan program

hemodialisis. Diperlukan penyusunan intervensi secara menyeluruh agar

memudahkan peningkatan kualitas hidup pada pasien chronic kidney

disease (CKD) dalam menjalani hemodialisis.

B. Saran

1. Profesi Keperawatan

Saran peneliti kepada tenaga kesehatan yang bertugas di ruangan

perawatan hemodialisa agar kiranya memberikan edukasi tentang

hemodialisa yang mudah dipahami sehingga bisa menghadapi efek

samping yang mungkin terjadi dan bisa meningkatkan kualitas hidup

pasien.

35
2. Peneliti selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait penyusunan intervensi

secara menyeluruh terhadap kualitas hidup pasien chronic kidney

disease (CKD) agar memudahkan peningkatan kualitas hidup yang

akan terjadi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wakhid, E. L. (2018). Hubungan Efikasi Diri Dengan Kualitas Hidup

Pasien Gagal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Journal of Holistic

Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2, 56-57.

Adhelin Sahi . (2015) Hubungan lama menjalani hemodialisa dengan kualitas

hidup pasien gagal ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota

Gorontalo.Jurnal Keperawatan, 5(1)

Aidillah mayuda, Shofa chasani, & Fanti saktini. (2017). Hubungan Antara Lama

Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik ( Studi

Di Rsup. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 167–176.

Aguswina. (2015). Karakteristik Pasien Dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal

Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. . jurnal online URL : http://

download. portalgaruda. org/ pada tanggal 4 November 2015. .

Alexopoulou, M., Giannakopoulou, N., Komna, E., Alikari, V., & Polikandrioti,

M. (2016). The Effect Of Perceived Social Support On Hemodialysis Patients

Quality Of Life. 28(August), 338–342.

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Bayhakki, Y. H. (2017). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Inter-

Dialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisis. JKP, Volume 5,

No.3, 243-244.

Bikbov, B., Purcell, C. A., Levey, A. S., Smith, M., Abdoli, A., Abebe, M.,

37
Adebayo, O. M., Afarideh, M., Agarwal, S. K., Agudelo-Botero, M.,

Ahmadian, E., Al-Aly, Z., Alipour, V., Almasi-Hashiani, A., Al-Raddadi, R.

M., Alvis-Guzman, N., Amini, S., Andrei, T., Andrei, C. L., … Murray, C. J.

L. (2020). Global, regional, and national burden of chronic kidney disease,

1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study

2017. The Lancet, 395(10225), 709–733. https://doi.org/10.1016/S0140-

6736(20)30045-3

Butar-butar. (2014). Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Indeks Masa

Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik DI RSUD Arifin Achamad Povinsi

Riau. Jom FK.

Cahyani, N. D., Tyasati, J. E., & Rachmawati, D. A. (2016). Hubungan antara

Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Hidup pada Pasien Chronic Kidney

Disease (CKD) yang Menjalani Hemodialisis di RSD dr. Soebandi

Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, 4(2), 210–217.

Chen, Y.-C. P.-C.-Y.-F.-C.-I. (2018). The Roles of Social Support and Health

Literacy in Self-Management Among Patients With Chronic Kidney

Disease. Journal of Nursing Scholarship, 265-275.

Gabriellyn, S. (2016). Risiko hipertensi, Diabetes dan konsumsi minuman herbal

pada kejadian GGK di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun

2015. jurnal wiyata, 3 (2).

38
Hasanuddin, F. (2017). Evaluasi Perubahan Adekuasi Hemodialisa Terhadap

Dukungan Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Diberikan Rom.

Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar,Vol. XII No. 2, 59.

Hay, R. (2015). The Medical Outcomes Study (MOS): Meansuring Functioning

and Wellbeing. Retrieved from URL : http://www.rang.org pada tanggal 4

November 2015.

Husna., W. N. (2016). Gagal ginjal kronik berdasarkan lamanya menjalani

hemodialisis diRumah sakit umum daerah drZainoel Abidin Banda

Aceh.Universitas Syiah Kuala.

Ipo, A., Aryani, T., & Suri, M. (2016). Hubungan jenis kelamin dan frekuensi

hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa di rumah sakit umum daerah raden mattaher jambi. Akademika

Baiturrahim, 5(2), 46–55.

Kaplan, H. I., & Sadok, B. J. (2010). Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri.

Tangerang: Binarupa Aksara.

Kemenkes. (2018). Cegah dan kendalikan Penyakit Ginjal dengan Cerdik.

Jakarta: www.depkes.go.id Diakses Desember 2020.

Kemenkes RI. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kurniawan, S. T., Andini, I. S., & Agustin, W. R. (2019). Hubungan Self Efficacy

39
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi

Hemodialisa Di Rsud Sukoharjo. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 2, 1–7.

https://doi.org/10.34035/jk.v10i1.346

Manus, S. M. (2015). Perbandingan Fungsi Kognitif Sebelum Dan Sesudah

Dialisis Pada Subjek Penyakit Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani

Hemodialisis. Jurnal E-Clinic (Ecl) 3(3), 816–819.

Masoud Rayyani, L. M. (2014). Self-care self-efficacy and quality of life among

patients receiving hemodialysis in South-East of iran. Asian J Nur Edu

Res,, 165-171.

Murphy, S. L. (2017). Death:Final Data for 2015. National Vital Statistics

Reports, 66(6), 1–75.

Nurchayati, S. (2016). Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jurnal Keperawatan

Jiwa, 4(0761), 1–6.

Pereira, C. V., Cristina, I., & Leite, G. (2019). Original Article Health-related

quality of life of patients receiving hemodialysis therapy. 32(3), 267–275.

Rahman, M. T. (2016). Hubungan Antara Lama Menjalani Hemodialisis Dengan

Kualitas Hidup Pasien Yang Menjalani Hemodialisis di Unit Hemodialisis.

Jurnal E-Clinic (ECl, 4(1), 36–40.

40
Ririn Sri Handayani, E. R. (2015). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (Ckd) Yang Menjalani

Hemodialisis. Jurnal Keperawatan, Volume IX, No.2, 1-8.

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian.

Sabi, K. A., Noto-kadou-kaza, B., Amekoudi, E. Y., & Vigan, J. (2017). of Kidney

Diseases and Transplantation Renal Data from Asia – Africa Quality of Life

of Hemodialysis Patients in Togo : A Single-center Study on 64 Hemodialysis

Patients at the Sylvanus Olympio University. 28(3), 609–614.

Schardt, C., Adams, M. B., Owens, T., Keitz, S., & Fontelo, P. (2007). Utilization

of the PICO framework to improve searching PubMed for clinical questions.

BMC Medical Informatics and Decision Making, 7, 1–6.

Smeltzer and Bare. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 4.

Jakata: EGC.

Suharyanto T, M. A. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem Perkemihan. Jakarta: CV. Trans Info Medika.

Syahnur, R. (2016). Faktor-Faktor Yang Mendasari Stres Pada Lansia. Jurnal

Pendidikan, 16(1).

Wakhid, A., Linda Wijayanti, E., & Liyanovitasari, L. (2018). Hubungan Efikasi

Diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisis. Journal of Holistic Nursing Science, 5(2), 56–63.

Warhamna, N., & Husna, C. (2016). Gagal Ginjal Kronik Berdasarkan Lamanya

41
Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas, 1–8.

Widianti, A. H. (2017). Pengaruh latihan kekuatan terhadap restless legs

syndrome pasien hemodialisis. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 5(1),

47-56.

Wijayanti, W. I. (2017). Analisis perilaku pasien hemodialisis dalam pengontrolan

cairan tubuh. Indonesian Journal for Health Sciences, 1(1), 10-16.

Wiliyanarti, P. F., & Muhith, A. (2019). Life Experience of Chronic Kidney

Diseases Undergoing Hemodialysis Therapy. NurseLine Journal, 4(1), 54.

https://doi.org/10.19184/nlj.v4i1.9701

Yuliana, Y. (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan

cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis di RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Skripsi). STIKES Aisyiyah,

Yogyakarta, 50-62.

42
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis
Nama : Dewi Astuti, S.Kep
Tempat/Tanggal Lahir : Soppeng, 28 Desember 1997
Suku Bangsa : Bugis / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Asal : Turlappae, Tottong kecamatan Donri-Donri
Alamat Sekarang : Abdullah daeng sirua Lr.7 no.8 kel.tamamaung
Email : Dewitiy05@gmail.com
No. HP : 085240230833
Nama orang tua :
1. Ayah : Syaharuddin
2. Ibu : Jumrawati
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 009 Samarinda Ilir Kalimantan Timur (2003-2009)
2. SMP Muhammadiyah Leworeng Kabupaten Soppeng (2009-2012)
3. SMAN 1 Donri-Donri Kabupaten Soppeng (2012-2015)
4. STIKES Panakkukang Makassar (2015-2019)

Anda mungkin juga menyukai