Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

KEKERASAN DI TEMPAT KERJA

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG


2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 3
B. PENGERTIAN ........................................................................................................... 4
BAB II. RUANG LINGKUP ..................................................................................................... 6
BAB III. KEBIJAKAN ............................................................................................................... 7
BAB IV. TATA LAKSANA..................................................................................................... 10
A. PENCEGAHAN RESIKO KEKERASAN ............................................................. 10
B. TINDAKAN JIKA TERJADI TINDAK KEKERASAN .......................................... 10
C. ALUR PENYELESAIAN KEJADIAN TINDAKAN KEKERASAN ..................... 11
D. JENIS KEKERASAN DI TEMPAT KERJA .......................................................... 7
E. AREA BERESIKO KEKERASAN ........................................................................... 8
F. EVALUASI ............................................................................................................... 13
BAB V. DOKUMENTASI ...................................................................................................... 14

2
BAB I.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu wilayah yang menjadi sorotan perlindungan staf terhadap
kekerasan fisik adalah pada lingkungan kerja. Memang belum banyak kajian
komprehensif tentang praktek tindak kekerasan di rumah sakit. Tetapi kenyataan
yang muncul terutama di media massa banyak kasus kekerasan terjadi terhadap
staf adalah salah bentuk perlakuan secara fisik, atau emosional atau lainnnya
yang mengakibatkan gangguan nyata ataupun potensial terhadap
perkembangan kesehatan dan kelangsungan hidup staf rumah sakit ataupun
terhadap martabatnya dalam kontek hubungan yang bertanggung jawab
kepercayaan atau kekuasaan.
Kekerasan di rumah sakit dapat dilakukan oleh siapa saja dari staf ke staf
atau pun dari pasien maupun keluarga pasien. Kekerasan pada staf belakangan
ini terjadi dengan dalih mendisiplinkan staf dan tidak jarang budaya ini dijadikan
alasan menutupi kekerasan terhadap staf tersebut. Bentuk-bentuk kekerasan
yang dilakukan terhadap staf antara lain memukul dengan tangan kosong, atau
benda tumpul, melempar, mencubit, menampar, mencekik, menyundut rokok,
memarahi dengan ancaman kekerasan, pelecehan seksual.
Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang di sengaja atau
penganiayaan secara langsung merusak integritas fisik maupun psikologis
korban, ini mencakup memukul, menendang, menampar, mendorong, menggigit,
mencubit, pelecehan seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh pasien, staf
maupun oleh penunjang.
Kekerasan psikologis termasuk ancaman fisik terhadap individu atau
kelompok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental, spiritual,
moral atau sosial termasuk pelecehan secara verbal. Menurut Atkinson, tindakan
kekerasan adalah perilaku melukai orang lain, secara verbal (kata-kata yang
sinis, memaki dan membentak) maupun fisik (melukai atau membunuh) atau
merusak harta benda.
Kekerasan yang dimaksud diatas baik itu kekerasan fisik, psikologi
ataupun secara verbal dapat terjadi dilingkungan kerja karena adanya
perbedaan kepentingan dari dua orang atau lebih yang dapat menyebabkan
3
terjadinya tndakan kekerasa. Kekurangan staf, ketidak tahuan atau kurangnya
pemahaman mengenai tata tertib juga dapat menjadi salah satu penyebab
adanya tindak kekerasan terhadap petugas. Untuk itu maka diperlukan suatu
tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap kekerasan di RSUP Dr. M.
Djamil Padang

B. PENGERTIAN
1. Kekerasan adalah secara sengaja menggunakan tekanan fisik atau
kekuasaan, secara mengancam atau sungguhan, terhadap diri sendiri, orang
lain, atau terhadap kelompok atau komunitas yang mengakibatkan
kemungkinan atau terjadinya luka, kematian, kerugian psikologis, gangguan
pengembangan atau terampas
2. Tempat kerja adalah tempat fisik dimana para pekerja bekerja atau tempat di
mana para pekerja acapkali memasukinya dalam kaitan dengan pekerjaannya
dan dimana ada sumber bahaya. Hal ini termasuk di antaranya semua
ruangan, lapangan, halaman dan daerah daerah yang mengelilinginya yang
membentuk bagian dari, atau terhubung dengan tempat kerja, baik bersifat
terbuka atau tertutup, dapat bergerak atau bersifat diam
3. Intimidasi di tempat kerja maknanya perilaku apapun yang diulangi setiap
waktu, sistematis dan ditujukan pada seorang karyawan atau sekelompok
karyawan.
4. Kekerasan ditempat kerja didefinisikan sebagai tindakan fisik (Misal:
pembunuhan, penyerangan, pemukulan) atau tindakan psikologi (Misal: teror,
menakuti, melecehkan, memarahi, menggoda, mengancam, intimidasi) yang
akan mempengaruhi pekerja yang bersangkutan.
5. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang melibatkan kontak langsung dan
dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau
penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh.
6. Kekerasan psikis adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal (seperti:
menghina,berkata kasar dan kotor) yang mengakibatkan menurunnya rasa
percaya diri, meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak
dan tidak berdaya
7. Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan lewat kata-kata.
Contohnya: membentak, memaki, menghina, menjuluki, meneriaki,
4
memfitnah, menyebar gosip, menuduh, menolak dengan kata-kata kasar,
mempermalukan di depan umum dengan lisan, dll

5
BAB II. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan pencegahan dan perlindungan terhadap kekerasan di


tempat kerja RSUP Dr. M. Djamil Padang terdiri dari beberapa aspek yang meliputi :
1. Tindak kekerasan yang dimaksud dalam hal ini adalah :
a. Kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar, mendorong,
menggigit, mencubit, pelecehan seksual, dan Iain-lain) yang dapat
menyebabkan rusaknya integritas fisik maupun psikologis korban. .
b. Kekerasan secara psikologis termasuk ancaman fisik terhadap individu
atau kelompok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental,
spiritual, moral atau sosial termasuk pelecehan secara verbal (kata-kata
yang sinis, memaki dan membentak) ataupun merusak harta benda.
2. Pelaku kekerasan adalah orang yang melakukan tindak kekerasan, baik itu
dilakukan oleh Pasien, Pegawai RSUP Dr. M. Djamil Padang ataupun
pengunjung/keluarga pasien.
3. Area rawan kekerasan merupakan area yang paling memungkinkan
terjadinya tindak kekerasan.

6
BAB III.
KEBIJAKAN

1. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan akan komunikasi, rumah sakit harus


menyelenggarakan program di mana seluruh staf dapat mendapatkan
pendidikan tentang kekerasan di tempat kerja. Sehingga, seluruh pihak memiliki
kesadaran yang tinggi tentang berbagi cara untuk menciptakan lingkungan kerja
yang produktif yang bebas dari kekerasan.
2. Rumah sakit memberikan informasi tentang kekerasan pada program-program
orientasi, di samping juga pendidikan dan pelatihan bagi staf
3. RSUP DR M Djamil Padang melakukan identifikasi area yang berpotensi
terjadinya kekerasan di tempat kerja
4. RSUP DR M Djamil Padang membuat Prosedur Pengajuan Keluhan
5. RSUP DR M Djamil Padang melakukan evaluasi terhadap staf yang cedera
akibat kekerasan di tempat kerja
6. RSUP DR M Djamil Padang melakukan konseling terhadap staf mengalami
kekerasan di tempat kerja
7. Setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien meliputi tamu RS,
pengantar obat atau barang, dan Iain-lain wajib melapor ke petugas keamanan
dan wajib memakai kartu pengunjung/tamu.
8. Jenis Kekerasan Di Tempat Kerja
1. Kekerasan antar staf (atasan kepada bawahan, antar staf)
 Membebankan seluruh pekerjaan pada seseorang;
 Menentukan tenggat waktu yang sangat sulit untuk dipenuhi atau secara
terus menerus mengubah tenggat waktu;
 Memberikan tugas yang berada di luar batas kewajaran dari kemampuan
seseorang;
 Mengabaikan atau diskriminasi terhadap staf
 Secara sengaja menutup akses kepada informasi, konsultasi, ataupun
sumberdaya yang ada
 Perlakuan yang tidak adil dalam mengakses hak-hak di tempat kerja,
seperti cuti atau pelatihan.
 pemaksaan dan penyuapan mengabaikan atau mengasingkan seseorang

7
 melarang petugas membuat laporan kejadian yang tidak diharapkan
 Memarahi staf klinis lainnya di depan pasien dan tindakan yang tidak
layak seperti melempar rekam medis, melempar alat bedah di kamar
operasi
 Perlakukan yang melecehkan atau harassment terkait ras, agama, suku
dan gender
2. Kekerasan oleh pasien, keluarga pasien atau pengunjung rumah sakit
kepada staf
 Kekerasan fisik seperti perlakuan intimidasi, cedera, atau penderitaan fisik
lain atau kerusakan tubuh.
 Kekerasan psikis seperti: menghina,berkata kasar dan kotor yang
mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, meningkatkan rasa takut,
hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya
 Kekerasan verbal seperti membentak, memaki, menghina, menjuluki,
meneriaki, memfitnah, menuduh, menolak dengan kata-kata kasar,
mempermalukan di depan umum dengan lisan, dll

9. Area Beresiko Kekerasan


Area ini menjadi rawan kekerasan karena adanya perbedaan tingkat kepentingan
antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sehingga dapat menimbulkan
konflik yang memicu adanya tindak kekerasan. Di lingkungan di RSUP RSUP Dr.
M. Djamil Padang, area rawan kekerasan dibagi menjadi dua meliputi:
1. Kekerasan antar staf (atasan kepada bawahan, antar staf) bisa tejadi di
seluruh satuan kerja di rumah sakit
2. Kekerasan oleh pasien, keluarga pasien atau pengunjung rumah sakit
kepada staf
a. Tempat Pendaftaran Pasien,
b. Instalasi Gawat Darurat
c. Instalasi Rawat Jalan
d. Instalasi Rawat Inap
e. Ruang rawat Intensif
f. Kamar Operasi
g. Nurse station
h. Pelayanan Laboratorium

8
i. Pelayanan Diagnostik terpadu
j. Pelayanan radiologi
k. Pelayanan rehabilitasi medik
l. Area Perparkiran

9
BAB IV.
TATA LAKSANA

A. PENCEGAHAN RESIKO KEKERASAN


1. Petugas Rumah Sakit memberikan pelayanan teknis/ administratif sesuai
dengan SPO yang telah ditetapkan.
2. Petugas diberikan edukasi cara pencegahan dan penanganan jika terjadi
kekerasan di tempat kerja.
3. Pemberlakuan jam berkunjung pasien, pagi: jam 11.00 – 13.00 WIB dan
sore: jam 16.00 – 18.00 WIB
4. Petugas keamanan mengunci akses pintu (entrance hall) penghubung antar
unit pada jam 18.00 WIB
5. Petugas keamanan mengidentifikasi pengunjung yang mencurigakan
6. Petugas keamanan berwenang menanyai pengunjung yang mencurigakan
dan mendampingi pengunjung terebut sampai ke pasien yang dimaksud.
7. Melakukan monitoring di setiap lobi, koridor rumah sakit, unit rawat inap,
rawat jalan maupun dilokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan
kamera CCTV (Closed Circuit Television) dan patroli oleh petuga keamanan.
8. Semua staf RSUP DR M Djamil wajib melapor kepada petugas keamanan
apabila menjumpai pengunjung yan mencurigakan atau pasien yang dirawat
membuat keonaran maupun kekerasan.
9. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung kepada staf, maka kepala
unit kerja memiliki wewenang untuk memutuskan pengunjung tersebut
diperbolehan atau tidak memasuki area RSUP DR M Djamil Padang dan
melaporkan kepada satuan pengamanan rumah sakit.

B. TINDAKAN JIKA TERJADI TINDAK KEKERASAN


1. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota staf rumah sakit kesesama
petugas kepala unit kerja bertanggung jawab untuk menegur dan melakukan
pembinaan staf tersebut dan melaporkan insiden kepada Komite K3RS
2. Bila kekerasan dilakukan oleh atasan kepada staf, staf tersebut bisa
langsung melaporkan kejadian kepada Komite K3RS
3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung kepada staf kepala unit
kerja memiliki wewenang untuk memutuskan diperbolehkan atau tidak
10
pengunjung tersebut memasuki area Rumah Sakit dan melaporkan kepada
satuan pengaman Rumah Sakit. Kepala unit kerja melaporkan kejadian
kekerasan kepada Komite K3RS untuk diproses lebih lanjut.
4. Bila kekerasan tersebut menyebabkan cidera pada korban, maka korban
tersebut dibawa ke IGD dengan didampingi oleh Komite K3RS.

C. ALUR PENYELESAIAN KEJADIAN TINDAKAN KEKERASAN


1. Kekerasan Internal (antar staf atau staf dengan atasan)
Jika terjadi kekerasan antar staf atau staf dengan atasan, staf dapat
melaporkan kepada Komite K3RS melalui email komitek3rs@gmail.com atau
melaporkan kepada atasan langsung. Laporan yang diterima oleh Komite
K3RS akan ditindaklanjuti berkoordinasi dengan Bagian SDM, dengan
melakukan konseling dan pendampingan. Hasil konseling tersebut
dikoordinasikan dengan unit kerja terkait dan Bagian SDM. Komite K3RS
melaporkan kejadian, konseling dan hasil pendampingan kepada Direktur
Utama lalu memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Direktur terkait dan
diteruskan kepada unit/ instalasi terkait

ATASAN
STAF
LANGSUNG

VIA EMAIL

KOMITE BAGIAN
K3RS UMUM

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR
TERKAIT

UNIT/ BAGIAN/
INSTALASI TERKAIT
11
2. Kekerasan Eksternal (pasien, keluarga pasien atau pengunjung kepada staf)
Apabila terjadi kekerasan dari pasien, keluarga pasien atau pengunjung
kepada staf, staf bisa melaporkan kejadian tersebut kepada atasan langsung.
Staf juga langsung melakukan koordinasi dengan Satuan Pengamanan untuk
melakukan pengamanan terhadap insiden yang terjadi. Bila pada saat
kejadian kekerasan tersebut terdapat korban luka, langsung dibawa ke IGD
didampingi oleh Komite K3RS. Kepala satuan kerja membuat laporan kepada
Komite K3RS untuk dilakukan pendampingan, konseling dan investigasi
terhadap kekerasan yang terjadi dengan berkoordinasi dengan Bagian Umum
dan Satuan Pengamanan. Komite K3RS melaporkan kejadian, konseling dan
investigasi kepada Direktur Utama lalu memberikan rekomendasi tindak lanjut
kepada Direktur terkait dan diteruskan kepada unit/ instalasi terkait.

ATASAN KOMITE BAGIAN


STAF UMUM
LANGSUNG K3RS

SATUAN
PENGAMANAN DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR
TERKAIT

UNIT/ BAGIAN/
INSTALASI TERKAIT

12
D. EVALUASI
Rumah sakit harus memantau para staf untuk memastikan bahwa mereka patuh
pada kebijakan perusahaan berkenaan dengan kekerasan. Rumah sakit harus
mengevaluasi efektivitas mekanisme yang ada secara reguler guna mencegah
dan menanggulangi kekerasan di tempat kerja. Hasil dari proses penyelesaian
perselisihan kasus kekerasan dapat digunakan sebagai dasar untuk staf yang
berkeinginan untuk mengakhiri hubungan kerja melalui lembaga yang memiliki
otoritas untuk menangani penyelesaian perselisihan

Elemen kunci untuk mencapai keberhasilan dalam pencegahan kekerasan di


tempat kerja adalah komitmen yang kuat dari seluruh tingkatan dalam
organisasi, mulai dari tingkat Direksi hingga ke tingkatan staf. Pernyataan
kebijakan berkenaan dengan kekerasan di tempat kerja adalah pesan dari
manajemen kepada seluruh staf yang menyatakan kebijakan-kebijakan rumah
sakit, filosofi dan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan
guna menciptakan lingkungan kerja yang positif yang bersifat kondusif.

13
BAB V.
DOKUMENTASI

1. Formulit Laporan Kekerasan di tempat kerja


2. Hasil rekomendasi tindak lanjut kejadian kekerasan di tempat kerja
3. Dokumentasi konseling dan pendampingan
4. Survei karyawan.

14
Lampiran 1. Formulir Laporan Kekerasan di Tempat Kerja

FORMULIR LAPORAN KEKERASAN DI TEMPAT KERJA


DIPERLUKAN BAGI PEGAWAI, PENGUNJUNG, DAN PASIEN DILUAR TINDAKAN MEDIS

No.Laporan :...................................

Kepada Yth:
Komite K3
RSUP. M. Djamil Padang

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ............................................................................................................................
Profesi : Karyawan (dokter/perawat/petugas lain): unit kerja .................................
Pasien
Keluarga pasien
Pengunjung
dan lain lain (sebutkan)................................................................................

Melaporkan telah terjadi kekerasan di kerja yang terjadi pada :


(Identitas Korban/ Pelapor)
Nama : ..........................................................................................................
Umur : ..........................................................................................................
Status : ..........................................................................................................
Hari/tanggal : ..........................................................................................................
Jam : ..........................................................................................................
Lokasi : ..........................................................................................................
Unit/Dep : ..........................................................................................................
Penyebab kecelakaan : ..........................................................................................................

Dengan kronologis insiden

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
.
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

15
Jenis Insiden
Kekerasan fisik
Kekerasan verbal
Pelecehan seksual
Ancaman fisik
Penghinaan

Demikian laporan ini saya buat supaya ditindaklanjuti sebagaimana mestinya

...................., .........................
Pelapor

(.............................................)

Catatan:
 Semua karyawan yang mengetahui wajib melaporkan semua kekerasan yang terjadi di tempat kerja
 Laporan bisa dikirimkan melalui email ke Komite K3RS: komitek3rs@gmail.com

16

Anda mungkin juga menyukai