2013-Article Text-2943-1-10-20170522 PDF
2013-Article Text-2943-1-10-20170522 PDF
ABSTRAK
http://www.jpeb.net 1
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
dunia dan dapat menjawab rasa materi dan frekuensi belajar di sekolah
keinginantahuan terhadap sesuatu hal itu sama besar, namun tidak semua
yang baru. Namun, setelah apa yang siswa mendapatkan hasil sama
dipelajari diketahui, keingintahuan setelah proses pembelajaran, hal ini
tersebut masih ada dan terus dikarenakan adanya beberapa faktor
berkembang, sehingga belajar akan secara khusus yang dapat
menjadi suatu kebutuhan psikologis mempengaruhi hasil belajar siswa.
seperti halnya kebutuhan akan kasih Diantaranya adalah kecerdasan siswa
sayang dan hiburan. Karena belajar yang berbeda-beda dalam suatu kelas,
akan terus berlangsung sepanjang motivasi belajar siswa, frekuensi
hayat. belajar siswa dirumah, metode
Secara formal, kegiatan belajar pengajaran oleh guru dalam kelas,
berlangsung di sekolah dan setiap sarana dan prasarana dalam kegiatan
individu atau siswa diberikan materi pembelajaran.
disesuaikan dengan tingkat usia, Faktor yang pertama yaitu
lingkungan sosial budaya, serta kecerdasan (inteligensi). Kecerdasan
kebijakan pemerintah. Untuk atau inteligensi merupakan salah satu
mengetahui sejauh mana tingkat faktor yang cukup berpengaruh,
pemahaman siswa terhadap materi karena merupakan kapasitas berpikir
yang diberikan dan mengukur seseorang yang kemudian
keberhasilan program pembelajaran, menentukan cara berpikir seorang
maka diadakanlah suatu evaluasi tersebut. Adanya suatu perbedaan
dimana nilai evaluasi inilah yang kecepatan dan kesempurnaan
digambarkn sebagai hasil belajar seseorang dalam memecahkan
siswa. masalah berbagai persoalan yang
Hasil belajar yang didapat dihadapi, memperkuat pendapat
setelah melalui evaluasi dinyatakan bahwa inteligensi itu memang ada dan
dalam bentuk angka, yang berbeda-beda pada setiap orang.
mencerminkan potensi siswa tersebut Intelegensi besar pengaruhnya
setelah melalui proses pembelajaran. terhadap kemajuan belajar. Dalam
Dalam pendidikan formal disekolah, situasi yang sama, siswa yang
prestasi dari hasil belajar siswa mempunyai tingkat intelegensi yang
dianggap sebagai gambaran dari tinggi akan lebih berhasil daripada
kecerdasan siswa tersebut. siswa yang mepunyai tingkat
Walaupun dalam hal pemberian intelegensi yang rendah. Walaupun
http://www.jpeb.net 2
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
begitu siswa yang mempunyai tingkat belajar. Sehingga bukan tidak mungkin
intelegensi yang tinggi belum pasti siswa tersebut akan memperoleh hasil
berhasil dalam belajarnya. Hal ini belajar yang lebih baik dalam mata
disebabkan karena belajar adalah pelajaran itu dibandingkan dengan
suatu proses yang kompleks dengan mata pelajaran yang lain.
banyak faktor yang mempengaruhinya, Motivasi juga sangat
sedangkan intelegensi adalah salah berpengaaruh terhadap hasil belajar
satu faktor diantara faktor yang siswa. Motivasi untuk belajar adalah
lainnya. Jika faktor lain itu bersifat kondisi psikologis yang mendorong
menghambat atau berpengaruh seseorang untuk mau belajar.
negatif terhadap belajar, akhirnya Motivasi dapat berupa keinginan
siswa gagal dalam belajar. Siswa untuk menjadi juara kelas, keinginan
yang mempunyai tingkat intelegensi untuk mendapat beasiswa, keinginan
yang normal dapat berhasil dalam untuk membahagiakan orang tua dan
belajar, jika ia belajar dengan baik, lain sebagainya. Jika semua
artinya belajar dengan menerapkan keinginan itu sangat kuat, otomatis
metode belajar yang efisien dan factor- akan membangkitkan tenaga yang luar
faktor yang mempengaruhi hasil biasa dalam diri untuk dapat mencapai
belajarnya. keinginan tersebut. Motivasi belajar
Selain dari kecerdasan dalam diri merupakan salah satu karakteristik
anak, faktor yang lain mempengaruhi yang dapat mempengaruhi aspek
hasil belajar adalah minat. Ketika afektif. Siswa yang memiliki motivasi
seorang siswa mempunyai minat belajar akan memperhatikan dan
yang besar terhadap suatu pelajaran, berusaha untuk mengingat apa yang
maka siswa tersebut akan memberikan telah diajarkan oleh guru, karena
perhatian yang lebih terhadap mata semua itu untuk mencapai cita-citanya.
pelajaran yang disukainya. Misalnya Motivasi belajar tidak hanya
seorang siswa senang berhitung, dipengaruhi oleh faktor intern dari diri
maka pelajaran yang berhubungan siswa saja, tetapi juga dipengaruhi
dengan menghitung akan sangat oleh faktor ekstern yaitu dari
menarik baginya, selanjutnya siswa lingkungan keluarga dan lingkungan
tersebut akan mencari cara untuk sekolah. Perhatian orang tua terhadap
dapat menguasai mata pelajaran anak akan meningkatkan motivasi
tersebut. Salah satu cara yang anak untuk belajar. Motivasi dalam
paling efektif adalah dengan giat belajar menjadi sangat penting bagi
http://www.jpeb.net 3
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 4
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 5
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 6
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 7
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 8
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
dari dalam dan didalam subyek untuk pribadi misalnya karena terjadi
melakukan aktivitas- aktivitas tertentu perubahan organisme manusia
demi mencapai suatu tujuan. Berawal dalam pencernaan maka timbul
dari kata “motif” , maka motivasi dapat motif lapar.
diartikan sebagai daya penggerak 2) Motivasi ditandai oleh timbulnya
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi perasaan (affective arousal).
aktif pada saat-saat tertentu bila Mula- mula berupa ketegangan
kebutuhan untuk mencapai tujuan psikologis yang berubah menjadi
sangat dirasakan atau mendesak, hal emosi, misalnya dalam suasana
tersebut serupa dengan pengertian diskusi untuk mengemukakan
motif menurut Ngalin Purwanto yang pendapat pribadi.
mengutip pendapat pendapat Sartain 3) Motivasi ditandai oleh reaksi-
adalah ‘suatu pernyataan yang reaksi mencapai tujuan. Reaksi
kompleks di dalam suatu organisme atau respon yang dikeluarkan
yang mengarahkan tingkah laku atau merupakan upaya mengurangi
perbuatan ke suatu tujuan atau ketegangan dalam mencapai
http://www.jpeb.net 9
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
didalamnya arah dan tujuan tingkah jalan untuk menuju ketujuan yang
laku, kekuatan respon, dan kegigihan ingin dicapai ialah belajar, tanpa
tingkah laku”. Di samping itu, istilah belajar tidak akan menjadi ahli.
itu pun mencakup sejumlah konsep Dorongan yang menggerakkan itu
seperti dorongan, kebutuhan, bersumber pada suatu kebutuhan
rangsangan, ganjaran penguatan, yang berisikan keharusan untuk
ketetapan tujuan, harapan, dan menjadi orang yang terdidik dan
sebagainya. berpengetahuan, sehingga dapat
Motivasi memiliki dua dikatakan motivasi itu muncul dari
komponen, yakni komponen dalam kesadaran diri sendiri dengan tujuan
(inner component) dan kemampuan secara esensial, bukan sekedar
luar (outer component). Komponen simbol dan seremonial. Demikian
dalam ialah perubahan dalam diri pula pendapat yang dikemukakan
seseorang, keadaan merasa tidak oleh Wlodkowski (1985) bahwa,
puas dan ketegangan psikologis, “motivasi yang dimiliki dan dibawa
komponen luar adalah keinginan ndan individu ke dalam lingkungan belajar
tujuan yang mengarahkan perbuatan berpengaruh kuat terhadap apa dan
seseorang. Komponen dalam adalah bagaimana mereka belajar”’
kebutuhan-kebutuhan yang ingin Motivasi sangat berfungsi guna
dipuaskan, sedangkan komponen luar menumbuhkan kemauan dan
adalah tujuan yang hendak dicapai. semangat belajar siswa. Menurut
Menurut sifatnya motivasi dibagi Sardiman fungsi dari motivasi adalah :
menjadi dua yaitu motivasi intrinsik 1) Motif itu mendorong manusia
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi untuk berbuat. Jadi sebagai
intrinsik adalah dorongan yang penggerak atau motor yang
dikarenakan orang tersebut senang melepaskan energi. Motivasi dalam
melakukannya. Sedangkan motivasi hal ini merupakan motor penggerak
ekstrinsik adalah dorongan terhadap dari setiap kegiatan yang akan
perilaku seseorang yang ada diluar dikerjakan.
perbuatan yang dilakukannya. Perlu 2) Motif itu menentukan arah
diketahui bahwa siswa yang memiliki perbuatan. Yakni ke arah tujuan
motivasi intrinsik akan memiliki tujuan yang hendak dicapai.
menjadi orang yang terdidik, yang 3) Motif itu menyeleksi perbuatan
berpengetahuan, yang ahli dalam kita. Artinya menentukan
bidang studi tertentu. Satu-satunya perbuatan- perbuatan mana yang
http://www.jpeb.net 10
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 11
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
Perubahan yang terjadi pada tiga belajar melainkan dua bagian saja
kegiatan belajar dan itu adalah hasil Hal ini dimungkinkan karena hasil
belajar yang dialami oleh siswa demikian dengan hasil belajar yang
sebagai peserta didik untuk berupa sikap tidak dapat dengan cepat
mendapatkan hasil belajar yang efektif. dipandang oleh guru sebagai hasil
individu dan dari luar individu. Hal ini Roniszowski dan Keller yang dikutip
http://www.jpeb.net 12
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 13
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 14
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 15
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
adalah 0.961 dan 1.040, dan untuk dapat diterima dan bisa dilanjutkan
Motivasi adalah 0.961 dan 1.040 Dari untuk pengujian selanjutnya.
hasil tersebut terlihat bahwa hasil
pengolahan data SPSS 16.0 tergolong Uji Heteroskedastisitas
pada kriteria bebas dari gejala Heteroskedastisitas adalah
multikolinieritas. Sebab hasil untuk keadaan dimana terjadi
keseluruhan variabel memiliki nilai ketidaksamaan varian dari residual
TOL > 0.10 dan nilai VIF <10. pada model regresi. Model regresi
Uji Autokorelasi yang baik mensyaratkan tidak adanya
Mengetahui ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas.
autokorelasi pada model regresi Heteroskedastisitas menyebabkan
adalah dengan melakukan pengujian penaksir atau estimator menjadi tidak
Durbin-Watson (DW). Pengujian efisien dan nilai koefisien determinasi
dilakukan dengan cara mencatat akan menjadi sangat tinggi. Untuk
DW hitung, DW tabel low (dL), dan DW mendeteksi ada tidaknya dengan
tabel up (dU). Mengetahui ada atau melihat pola titik-titik pada
tidaknya autokorelasi pada model scatterplots regresi. Jika titik-titik
regresi adalah dengan melakukan menyebar dengan pola yang tidak
pengujian Durbin-Watson (DW). jelas di atas dan di bawah angka 0
Pengujian dilakukan dengan cara pada sumbu Y maka tidak jadi
mencatat DW hitung, DW tabel low masalah heteroskedastisit
(dL), dan DW tabel up (dU).
Nilai DW hitung diperoleh dari Pengujian Hipotesis Penelitian
menggunakan SPSS 16.0, pada tabel asumsi klasik, maka pengelolaan data
http://www.jpeb.net 16
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 17
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 18
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 19
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 20
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
Koefisien determinasi
http://www.jpeb.net 21
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 22
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 23
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663
http://www.jpeb.net 24