Anda di halaman 1dari 24

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO.

1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

PENGARUH KEMAMPUAN INTELEKTUAL (IQ) DAN MOTIVASI BELAJAR


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
PADA SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN

Dra. Andartari., M.Pd


(Dosen Fakultas Ekonomi UNJ)

Santi Susanti, S.Pd, M.Ak.


(Dosen Fakultas Ekonomi UNJ)

Vidia Andriani, S.Pd.


(Alumni Fakultas Ekonomi UNJ)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


kemampuan intelektual (IQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Labschool Rawamangun. Yang berlokasi di Jl.
Pemuda , Komplek UNJ Rawamangun, dan dilakukan pada bulan Mei sampai
dengan Juni 2011. Penelitian ini dengan metode korelasional, Populasi adalah
seluruh siswa di SMA Labschool Rawamangun, dengan populasi terjangkau siswa
kelas XI IPS dengan jumlah 158 siswa, dengan mengambil sampel 110
responden.Instrument yang digunakan dalam bentuk kuesi oner, dalam bentuk 35
pernyataan untuk variable bebas Motivasi Belajar dan untuk data Kemampuan
Intelektual (IQ) dan Hasil Belajar Akuntansi siswa di dapat langsung dari sekolah.
Dalam variabel Motivasi Belajar dari 35 pernyataan yang diajukan terdapat 5
pernyataan yang dinyatakan tidak valid atau drop ( r hitung>r tabel). Hasil dari
perhitungan variabel motivasi belajar memiliki reliabilitas sebesar 0,961. Hasil ini
selanjutnya dinyatakan reliabel digunakan untuk mendapatkan data. Dari hasil
penelitian dapat digambarkan pengaruh kemampuan intelektual dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Akuntansi menunjukkan hubungan positif yaitu terdapat
pengaruh positif antara Kemampuan Intelektual siswa dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi.

Kata Kunci : Kemampuan Intelekual ( IQ ) , Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar


Akuntansi

PENDAHULUAN kebutuhan primer yang terdiri atas


Setiap manusia mempunyai sandang, pangan, papan, kesehatan
berbagai macam kebutuhan yang dan pendidikan.
harus dipenuhi. Dalam ilmu ekonomi Pendidikaan digolongkan
kebutuhan setiap individu terbagi atas kedalam kebutuhan primer karena
kebutuhan primer, sekunder dan pada dasarnya setiap individu itu perlu
tersier. Paling pokok dan harus untuk belajar, karena dengan
senantiasa terpenuhi adalah seseorang dapat membuka cakrawala

http://www.jpeb.net 1
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

dunia dan dapat menjawab rasa materi dan frekuensi belajar di sekolah
keinginantahuan terhadap sesuatu hal itu sama besar, namun tidak semua
yang baru. Namun, setelah apa yang siswa mendapatkan hasil sama
dipelajari diketahui, keingintahuan setelah proses pembelajaran, hal ini
tersebut masih ada dan terus dikarenakan adanya beberapa faktor
berkembang, sehingga belajar akan secara khusus yang dapat
menjadi suatu kebutuhan psikologis mempengaruhi hasil belajar siswa.
seperti halnya kebutuhan akan kasih Diantaranya adalah kecerdasan siswa
sayang dan hiburan. Karena belajar yang berbeda-beda dalam suatu kelas,
akan terus berlangsung sepanjang motivasi belajar siswa, frekuensi
hayat. belajar siswa dirumah, metode
Secara formal, kegiatan belajar pengajaran oleh guru dalam kelas,
berlangsung di sekolah dan setiap sarana dan prasarana dalam kegiatan
individu atau siswa diberikan materi pembelajaran.
disesuaikan dengan tingkat usia, Faktor yang pertama yaitu
lingkungan sosial budaya, serta kecerdasan (inteligensi). Kecerdasan
kebijakan pemerintah. Untuk atau inteligensi merupakan salah satu
mengetahui sejauh mana tingkat faktor yang cukup berpengaruh,
pemahaman siswa terhadap materi karena merupakan kapasitas berpikir
yang diberikan dan mengukur seseorang yang kemudian
keberhasilan program pembelajaran, menentukan cara berpikir seorang
maka diadakanlah suatu evaluasi tersebut. Adanya suatu perbedaan
dimana nilai evaluasi inilah yang kecepatan dan kesempurnaan
digambarkn sebagai hasil belajar seseorang dalam memecahkan
siswa. masalah berbagai persoalan yang
Hasil belajar yang didapat dihadapi, memperkuat pendapat
setelah melalui evaluasi dinyatakan bahwa inteligensi itu memang ada dan
dalam bentuk angka, yang berbeda-beda pada setiap orang.
mencerminkan potensi siswa tersebut Intelegensi besar pengaruhnya
setelah melalui proses pembelajaran. terhadap kemajuan belajar. Dalam
Dalam pendidikan formal disekolah, situasi yang sama, siswa yang
prestasi dari hasil belajar siswa mempunyai tingkat intelegensi yang
dianggap sebagai gambaran dari tinggi akan lebih berhasil daripada
kecerdasan siswa tersebut. siswa yang mepunyai tingkat
Walaupun dalam hal pemberian intelegensi yang rendah. Walaupun

http://www.jpeb.net 2
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

begitu siswa yang mempunyai tingkat belajar. Sehingga bukan tidak mungkin
intelegensi yang tinggi belum pasti siswa tersebut akan memperoleh hasil
berhasil dalam belajarnya. Hal ini belajar yang lebih baik dalam mata
disebabkan karena belajar adalah pelajaran itu dibandingkan dengan
suatu proses yang kompleks dengan mata pelajaran yang lain.
banyak faktor yang mempengaruhinya, Motivasi juga sangat
sedangkan intelegensi adalah salah berpengaaruh terhadap hasil belajar
satu faktor diantara faktor yang siswa. Motivasi untuk belajar adalah
lainnya. Jika faktor lain itu bersifat kondisi psikologis yang mendorong
menghambat atau berpengaruh seseorang untuk mau belajar.
negatif terhadap belajar, akhirnya Motivasi dapat berupa keinginan
siswa gagal dalam belajar. Siswa untuk menjadi juara kelas, keinginan
yang mempunyai tingkat intelegensi untuk mendapat beasiswa, keinginan
yang normal dapat berhasil dalam untuk membahagiakan orang tua dan
belajar, jika ia belajar dengan baik, lain sebagainya. Jika semua
artinya belajar dengan menerapkan keinginan itu sangat kuat, otomatis
metode belajar yang efisien dan factor- akan membangkitkan tenaga yang luar
faktor yang mempengaruhi hasil biasa dalam diri untuk dapat mencapai
belajarnya. keinginan tersebut. Motivasi belajar
Selain dari kecerdasan dalam diri merupakan salah satu karakteristik
anak, faktor yang lain mempengaruhi yang dapat mempengaruhi aspek
hasil belajar adalah minat. Ketika afektif. Siswa yang memiliki motivasi
seorang siswa mempunyai minat belajar akan memperhatikan dan
yang besar terhadap suatu pelajaran, berusaha untuk mengingat apa yang
maka siswa tersebut akan memberikan telah diajarkan oleh guru, karena
perhatian yang lebih terhadap mata semua itu untuk mencapai cita-citanya.
pelajaran yang disukainya. Misalnya Motivasi belajar tidak hanya
seorang siswa senang berhitung, dipengaruhi oleh faktor intern dari diri
maka pelajaran yang berhubungan siswa saja, tetapi juga dipengaruhi
dengan menghitung akan sangat oleh faktor ekstern yaitu dari
menarik baginya, selanjutnya siswa lingkungan keluarga dan lingkungan
tersebut akan mencari cara untuk sekolah. Perhatian orang tua terhadap
dapat menguasai mata pelajaran anak akan meningkatkan motivasi
tersebut. Salah satu cara yang anak untuk belajar. Motivasi dalam
paling efektif adalah dengan giat belajar menjadi sangat penting bagi

http://www.jpeb.net 3
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

siswa, dengan motivasi yang kuat, ia mempengaruhi hasil belajar siswa


akan berusaha sekuat tenaga untuk pertama adalah orang tua. Cara
mencapai apa yang dicita-citakan. orang tua mendidik anaknya besar
Motivasi belajar yang tinggi akan pengaruhnya terhadap hasil belajar
mempengaruhi hasil belajarnya, anaknya. Orang tua yang kurang
karena itu siswa akan berusaha atau tidak memperhatikan pendidikan
untuk mencoba mengerjakan soal- anaknya, misalnya mereka acuh tak
soal latihan terhadap materi pelajaran acuh terhadap hasil belajar anaknya,
yang telah diberikan oleh guru. tidak memperrhatikan sama sekali
Sebalinya, seorang siswa yang tidak akan kepentingan-kepentingan dan
memiliki motivasi dalam dirinya, kecil kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam
kemungggkinan ia akan dapat belajar, tidak mengatur waktu
berprestasi baik. Meskipun motivasi belajarnya, tidak menyediakan atau
bernilai tinggi namun masih ada siswa melengkapi alat belajarnya, tidak
yang berperstasi rendah hal ini memperhatikan apakah anaknya
mungkin dikarenakan faktor lain. belajar atau tidak, tidak mahu tahu
Faktor lainnyaa adalah frekuensi bagaimana kemajuan anaknya,
belajar dirumah, seberapa sering kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
siswa mengulang pelajaran yang telah belajar dan lain-lain dapat
diberikan di sekolah juga turut menyebabkan anak tidak atau kurang
menentukan hasil belajar siswa berhasil dalam belajarnya. Mungkin
tersebut, karena semakin sering ia anak sendiri sebetulnya pandai,
mengulang pelajaran maka ia akan tetapi karena cara belajarnya tidak
semakin paham dengan materi yang teratur, akhirnya kesukaran-
telah diajarkan. Sehingga ketika kesukaran menumpuk sehingga
dilaksanakan ujian, akan dengan mengalami ketinggalan-ketinggalan
mudah siswa menjawab pertanyaan. dalam belajarnya dan akhirnya anak
Sebaliknya siswa yang jarang malas belajar. Hasil yang didapatkan,
mengulang pelajaran, tentu akan nilai atau hasil belajarnya tidak
merasa kesulitan dalam memahami memuaskan bahkan mungkin gagal
pelajaran, apalagi jika siswa tersebut dalam studinya. Hal ini dapat terjadi
tidak pernah belajar di rumah. Hal ini pada anak dari keluarga yang kedua
tentu akan membuatnya tidak dapat orangtuanya terlalu sibuk dengan
berprestasi dengan baik. pekerjaan. Perlu diperhatikan juga
Beberapa faktor dari luar yang ikut adalah kegiatan siswa dalam

http://www.jpeb.net 4
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

masyarakat atau organisasi. Kegiatan lingkungannya. Agar pembelajaran


siswa dalam masyarakat dapat lebih bermakna, maka organisasi
menguntungkan terhadap penyajian dimulai dari penguasaan
perkembangan pribadinya. Tetapi jika pengertian dasar akuntansi sampai
siswa ambil bagian dalam masyarakat pada penerapannya dan
terlalu bany ak, misalnya berorganisasi penafsirannya terhadap hasil maupun
atau mengikuti kegiatan proses. Penilaian hendaknya tidak
ekstrakurikuler yang terlalu banyak, hanya dilakukan sesaat, akan tetapi
belajarnya akan terganggu, lebih-lebih harus dilakukan secara berkala dan
jika tidak bijaksana dalam mengatur berkesinambungan. Di samping itu
waktunya. Perlulah kiranya penilaian bukan hanya menaksir
membatasi kegiatan siswa dalam sesuatu secara parsial, melainkan
masyarakat atau berorganisasi supaya harus menaksir sesuatu secara
jangan sampai mengganggu menyeluruh yang meliputi proses dan
belajarnya. hasil pertumbuhan dan perkembangan
Mata pelajaran akuntansi wawasan pengetahuan, sikap, dan
merupakan mata pelajaran yang keterampilan yang dicapai siswa.
mencakup berbagai kemampuan dan Seperti yang telah dijelaskan
keterampilan dalam berperilaku dan sebelumnya, Intelegensi besar
pemahaman terhadap transaksi pengaruhnya terhadap kemajuan
keuangan lembaga ekonomi. belajar. Dalam situasi yang sama,
Keberhasilan proses pembelajaran siswa yang mempunyai tingkat
sangat tergantung pada kemampuan intelegensi yang tinggi akan lebih
dan apresiasi guru. Guru Akuntansi berhasil daripada siswa yang
perlu memahami misi kurikulum, mepunyai tingkat intelegensi yang
perspektif dan pendekatan masing- rendah. Walaupun begitu siswa yang
masing satuan kompetensi dasar mempunyai tingkat intelegensi yang
yang harus dicapai. Oleh karenanya, tinggi belum pasti berhasil dalam
pembelajaran mata pelajaran belajarnya. Pembahasan materi dalam
Akuntansi memberikan keluasan guru mata pelajaran akuntansi harus
untuk mengelola pembelajaran sesuai dilakukan melalui pendekatan
dengan potensi daerah, kondisi pembelajaran secara tuntas, karena
sekolah dan mendorong siswa untuk mata pelajaran akuntansi merupakan
lebih memanfaatkan sumber- sumber suatu siklus sehingga keterampilan
belajar yang ada di sekolah dan yang satu berkaitan dengan

http://www.jpeb.net 5
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

keterampilan yang lainnya dan lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan


mengutamakan target pencapaian demi kelestarian pertumbuhannya,
yang dialami langsung siswanya. tetapi juga untuk perkembangan
Oleh karena itu, peneliti pribadinya. Oleh karena itu,
bermaksud mencari tahu apakah ada manusia harus belajar dari
pengaruh inteligensi yang dimiliki pengalaman.
siswa (IQ) dalam menerima dan Super & Cites mengemukakan
mengikuti mata pelajaran akuntansi definisi yang sering dipakai sementara
dan seberapa besar motivasi belajar oleh banyak orang sebagai berikut:
siswa terhadap mata pelajaran “intelligence has frequently been
akuntansi di Sekolah Menengah Atas defined as the ability to adjust to the
Labschool Rawamangun . environment or to learn from
Berdasarkan latar belakang experience” (inteligensi telah sering
permsalahan di atas maka peneliti didefinisikan sebagai kemampuan
merumuskan masalah sebagai berikut: menyesuaikan diri dengan lingkungan
1. “Apakah terdapat pengaruh atau belajar dari pengalaman).
Kemampuan Intelektual (IQ) Definisi lain tentang inteligensi
terhadap Hasil Belajar siswa pada dikemukakan oleh Bischof, seorang
mata pelajaran Akuntansi? ” psikolog Amerika (1954) dengan artian
2 Apakah terdapat pengaruh Motivai lebih luwes, namun bersifat
Belajar terhadap Hasil Belajar operasional dan fungsionall bagi
siswa pada mata pelajaran kehidupan manusia sehari-hari. Ia
Akuntansi?” mendefinisikan, “intelligence is the
3. “Apakah terdapat pengaruh ability to solve problems of all kinds”
Kemampuan Intelektual (IQ) dan (inteligensi ialah kemampuan untuk
Motivasi Belajar siswa pada mata memecahkan segala jenis masalah).
pelajaran Akuntansi?” Dalam konteks subyek inteligensi
khusus pada anak didik di sekolah,
KAJIAN TEORI maka dengan rumusan definisi yang
Kemampuan Intelektual (IQ) berbeda namun pengertiannya sama
Kecakapan anak didik dapat dengan dikemukakan Bischof,
diperhatikan dari cara hidup dan Heidenrich (1970) mengemukakan
berinteraksi didalam lingkungannya sebagai berikut: “intelligence refers to
yang kompleks. Untuk itu ia the ability to learn and utilitize what
memerlukan kemampuan untuk has been learned in adjusting to

http://www.jpeb.net 6
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

unfamiliar situations, or in the solving tangkap seseorang, sehingga benar


of problems” (inteligensi menyangkut yang dikatakan oleh para ahli diatas
kemampuan untuk belajar dan semakin tinggi IQ anak didik maka
menggunakan apa yang telah akan semakin mudah ia menerima dan
dipelajari dalam usaha penyesuaian mengerti materi pelajaran sehingga
terhadap situasi-situasi yangkurang akan dipastikan ia mendapatkan
dikenal, atau dalam pemecahan prestasi yang baik pula. “Intelligence
masalah-masalah). Manusia yang Quotient atau sering di singkat IQ
belajar sering menghadapi situasi- merupakan suatu nilai yang
situasi baru serta permasalahan dalam menggambarkan mengenai,
pembelajaran yang dialami. Hal itu seberapakah tingkat kecerdasan
memerlukan kemampuan individu seseorang bila dibandingkan orang
yang belajar menyesuaikan diri untuk lain”. Setiap tahun sekolah
menyesuaikan diri serta memecahkan menengahh pertama dan sekolah
setiap permasalahan yang dihadapi. menengah atas selalu menyaring
Dari ketiga definisi di atas dapat calon anak didik dengan berbagai
dipahami meskipun rumusnya kriteria dari nilai hasil ujian dan raport
berbeda-beda, namun mengandung isi untuk dapat mengetahui apakah anak
dan pengertian yang sama dalam arti tersebut memiliki prestasi belajar
tidak bertentangan. Dalam definisi yang baik dan dapat melanjutkan
tersebut secara implicit diartikan sekolah dengan terus berprestasi,
inteligensi merupakan kemampuan dimana secara eksplisit setiap sekolah
“problem solving” dalam segala ingin mendapatkan anak-anak yang
situasi yang baru atau yang cerdas dan memiliki kompetensi
mengandung maslaah, khususnya tinggi. Maka dari itu kebanyakan anak
dalam masalah belajar pada siswa didik yang telah diterima tiap tahun
sebagai peserta didik. ajaran baru selalu diberikan tes
Walter B. Kolesnik dalam kecerdasan pada semester awal untuk
Djamarah mengatakan bahwa “ in dapat mengetahui bagaimana
most cases there is a fairly high kecerdasan dan cara mendidik para
correlation between one’s IQ, the siswa, maka sebelum penjurusan pada
8 tingkat sekolah menengah atas
higher grades he receives (Terdapat
umumnya dilakukan tes kecerdasan
korelasi yang tinggi antara IQ dengan
atau inteligensi ( tes-IQ), “ Hasil tes
prestasi yang ia dapatkan. Dimana IQ
inteligensi dinyatakan dalam angka,
memuiliki korelasi terhadap daya

http://www.jpeb.net 7
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

yang menggambarkan perbandingan nilai yang akan di dapat yaitu dari


antara umur kemampuan mental atau skor terendah sampai tertinggi,
kecerdasan. umumya tes inteligensi diukur dilihat
Dari hasil pengolahan tersebut dari usia mental siswa dan usia
maka akan diberikan dalam bentuk kronologisnya. Dengan demikian
sebuah laporan pribadi yang bersifat akan dapat diketahui seseorang
rahasaia yang ditujukan pada masing- siswa mendapatkan skor berapa dan
masing siswa, maka hasilnya juga bisa digunakan acuan sekolah
merupakan menunjukkan tentang nilai dengan menggunakan rata-rata IQ
kecerdasan berupa angka, siswa. Sehingga Hasil tes
kecerdasan, serta panduan bakat dan inteligensi tersebut dapat
minat yang dapat dijadikan patokan dipergunakan dan di analisis
untuk pribadi para siswa dalam untuk meningkatkan hasil belajar
mengenal lingkungan dan cara-cara siswa di sekolah.
memecahkan masalah yang Dengan uraian dan teori-teori
dihadapinya termasuk dalam belajar yang telah dipaparkn di atas, tingkat
dan bersosialisasi. kecerdasan atau inteligensi siswa tak
Willian Stem seorang psikolog dapat diragukan lagi sangat
Jerman, menyempurnakan tes menentukan tingkat keberhasilan
inteligensi Binet dan mengembangkan belajar siswa. Ini bermakna, semakin
sebuah istilah yang sangat popular tinggi kemampuan inteligensi seorang
hingga sekarang, yaitu Intelligence siswa maka akan semakin besar
Quotient (IQ). IQ menggambarkan peluangnya untuk meraih sukses
inteligensi sebagai rasio antara usia dalam belajar. Sebaliknya semakin
mental (MA) dan usia kronologis (CA), rendah kemampuan inteligensi
dengan rumus : seorang siswa maka semakin kecil
IQ = MA X 100 peluangnya untuk meraih sukses
CA
belajar.
Keterangan :
MA : mental age (usia mental)
Konsep Motivasi Belajar
CA : chronological age (usia
Motivasi berasal dari kata
kronologis)
“motif” yang artinya daya upaya yang
100 : angka konstan untuk menghindari
mendorong seseorang untuk
bilangan desimal
melakukan sesuatu. Motif dapat
IQ dapat diukur dengan beberapa
dikatakan sebagai daya penggerak
cara dan hasilnya akan menentukan

http://www.jpeb.net 8
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

dari dalam dan didalam subyek untuk pribadi misalnya karena terjadi
melakukan aktivitas- aktivitas tertentu perubahan organisme manusia
demi mencapai suatu tujuan. Berawal dalam pencernaan maka timbul
dari kata “motif” , maka motivasi dapat motif lapar.
diartikan sebagai daya penggerak 2) Motivasi ditandai oleh timbulnya
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi perasaan (affective arousal).
aktif pada saat-saat tertentu bila Mula- mula berupa ketegangan
kebutuhan untuk mencapai tujuan psikologis yang berubah menjadi
sangat dirasakan atau mendesak, hal emosi, misalnya dalam suasana
tersebut serupa dengan pengertian diskusi untuk mengemukakan
motif menurut Ngalin Purwanto yang pendapat pribadi.
mengutip pendapat pendapat Sartain 3) Motivasi ditandai oleh reaksi-
adalah ‘suatu pernyataan yang reaksi mencapai tujuan. Reaksi
kompleks di dalam suatu organisme atau respon yang dikeluarkan
yang mengarahkan tingkah laku atau merupakan upaya mengurangi
perbuatan ke suatu tujuan atau ketegangan dalam mencapai

perangsang”11. Mengungkap lebih tujuan tertentu, misalnya dalam

lengkap lagi pemahaman dari mendapat nilai yang baik seorang

Hamzah B.Uno yang mengutip pelajar banyak membaca buku

pendapat dari Robert C.Beck, dan bertanya dalam pelajaran

“motivasi berasal dari kata motif yang sekolah.

dapat diartikan sebagai tenaga Duncan, seorang ahli administrasi

penggerak yang mempengaruhi mengemukakan bahwa di dalam

kesiapan untuk memulai rangkaian konsep manajemen, “motivasi berarti

kegiatan dalam suatu perilaku”. setiap usaha yang disadari untuk

Menurut Mc Donald yang dikutip mempengaruhi perilaku seseorang

oleh Sardiman, “ Motivasi adalah agar meningkatkan kemampuannya

perubaan energi dalam diri (pribadi) secara maksimal untukmencapai

seseorang yang ditandai dengan tujuan organisasi”. Senada dengan

munculnya perasaan dan reaksi untuk pernyataan motivasi tersebut, masih

13 dalam buku Purwanto menurut John


mencapai tujuan “ . Dimana dalam
P. Campbell dan kawan-kawan
rumusan tersebut ada tiga unsur yang
menambahkan rincian dalam definisi
saling berkaitan, ialah sebagai berikut:
tersebut dengan mengemukakan
1) Motivasi dimulai dari adanya
bahwa “ motivasi mencakup
perubahan energi dalam

http://www.jpeb.net 9
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

didalamnya arah dan tujuan tingkah jalan untuk menuju ketujuan yang
laku, kekuatan respon, dan kegigihan ingin dicapai ialah belajar, tanpa
tingkah laku”. Di samping itu, istilah belajar tidak akan menjadi ahli.
itu pun mencakup sejumlah konsep Dorongan yang menggerakkan itu
seperti dorongan, kebutuhan, bersumber pada suatu kebutuhan
rangsangan, ganjaran penguatan, yang berisikan keharusan untuk
ketetapan tujuan, harapan, dan menjadi orang yang terdidik dan
sebagainya. berpengetahuan, sehingga dapat
Motivasi memiliki dua dikatakan motivasi itu muncul dari
komponen, yakni komponen dalam kesadaran diri sendiri dengan tujuan
(inner component) dan kemampuan secara esensial, bukan sekedar
luar (outer component). Komponen simbol dan seremonial. Demikian
dalam ialah perubahan dalam diri pula pendapat yang dikemukakan
seseorang, keadaan merasa tidak oleh Wlodkowski (1985) bahwa,
puas dan ketegangan psikologis, “motivasi yang dimiliki dan dibawa
komponen luar adalah keinginan ndan individu ke dalam lingkungan belajar
tujuan yang mengarahkan perbuatan berpengaruh kuat terhadap apa dan
seseorang. Komponen dalam adalah bagaimana mereka belajar”’
kebutuhan-kebutuhan yang ingin Motivasi sangat berfungsi guna
dipuaskan, sedangkan komponen luar menumbuhkan kemauan dan
adalah tujuan yang hendak dicapai. semangat belajar siswa. Menurut
Menurut sifatnya motivasi dibagi Sardiman fungsi dari motivasi adalah :
menjadi dua yaitu motivasi intrinsik 1) Motif itu mendorong manusia
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi untuk berbuat. Jadi sebagai
intrinsik adalah dorongan yang penggerak atau motor yang
dikarenakan orang tersebut senang melepaskan energi. Motivasi dalam
melakukannya. Sedangkan motivasi hal ini merupakan motor penggerak
ekstrinsik adalah dorongan terhadap dari setiap kegiatan yang akan
perilaku seseorang yang ada diluar dikerjakan.
perbuatan yang dilakukannya. Perlu 2) Motif itu menentukan arah
diketahui bahwa siswa yang memiliki perbuatan. Yakni ke arah tujuan
motivasi intrinsik akan memiliki tujuan yang hendak dicapai.
menjadi orang yang terdidik, yang 3) Motif itu menyeleksi perbuatan
berpengetahuan, yang ahli dalam kita. Artinya menentukan
bidang studi tertentu. Satu-satunya perbuatan- perbuatan mana yang

http://www.jpeb.net 10
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

harus dilakukan, yang serasi, dan mendapatkan kembali informasi.


guna mencapai Pada tahap pemerolehan dan
performansi digunakan untuk persepsi
Konsep Hasil Belajar selektif, sendi semantic,
Belajar bukan hanya mengingat, pembangkitkan kembali dan respon,
akan tetapi lebih luas daripada itu, serta penguatan. Tahap alih belajar
yakni mengalami. Hasil belajar bukan meliputi pengisyaratan untuk
suatu penguasaan hasil latihan, membangkitkan pemberlakuan secara
melainkan perubahan kelakuan. umum. Adanya tahap dan fase belajar
Anak-anak disuruh mempelajari tersebut mempermudah guru untuk
berbagai macam mata pelajaran yang melakukan pembelajaran.
memberinya berbagai pengetahuan James O. Whittaker, misalnya
yang menjadi miliknya. Pendapat lain merumuskan “belajar sebagai proses
yang lebih terkenal tentang belajar dimana tingkah laku ditimbulkan atau
sebagai perubahan kelakuan atau diubah melalui latihan atau
“change of behavior” di berikan oleh pengalaman”. Dimana pendapat
Ernest R. Hilgard, sebagai berikut:” tersebut di dukung pula dengan
“Learning is the process, by which an penguatan Slameto tentang definisinya
activity originates or changed through bahwa “belajar adalah proses usaha
htraining procedures (Whether in the yang dilakukan individu untuk
laboratory on in the natural memperoleh suatu perubahan tingkah
environment) as distinguishe from laku yang baru secara keseluruhan,
changes by factors not attributable to sebagai hasil pengalaman individu itu
training (yang artinya belajar adalah sendiri dalam interaksi dengan
sebuah proses yang berasal dari lingkungannya”. Dalam pengertian ini
kegiatan atau perubahan tingkah laku dapat dipahami belajar merupakan
latihan)” . interaksi siswa dengan lingkungannya
Menurut Gagne belajar terdiri yang secara khusus adalah lingkungan
dari tiga tahap yang meliputi sembilan yang menjadi tempat untuk siswa
fase. Tahapan itu sebagai berikut: (a) belajar sehingga terjadi proses
persiapan untuk belajar, (b) perolehan mengamati dan mengambil manfaat
dan untuk perbuatan (performansi), yang baik untuk dapat diserap dan
dan (c) alih belajar. Pada tahap dijadikan tambahan pengetahuan
persiapan dilakukan tindakan untuk dirinya.
mengarahkan perhatian, pengharapan, Menurut Cronbach tentang

http://www.jpeb.net 11
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

belajar, “Learning is shown by a pengalaman belajar tertentu dalam


change in behavior as result of proses belajar mengajar, keluaran,
experience”(belajar itu tampak oleh masukan dari lingkungan dan faktor
perubahan tingkah laku sebagai akibat instrument lain)”.

dari pengalaman)37. Belajar juga Romiszowski seperti yang dikutip

didefinisikan oleh Harold Speech oleh Mulyono, mengemukan bahwa

yakni, “Learning is to observe, to read, “Hasil belajar merupakan keluaran dari

to imitate, to try something themselves, suatu sistem pemrosesan masukan-

to listen, to follow direction”(perubahan masukan dari sistem tersebut adalah

tingkah laku dengan serangkaian berupa macam-macam informasi.

kegiatan misalnya dengan membaca, Sedangkan keluarannya berupa atau

mengamati, mendengarkan, meniru kinerja”. Romiszowski, tidak

dan sebagainya). mengelompokan hasil belajar menjadi

Perubahan yang terjadi pada tiga belajar melainkan dua bagian saja

anak didik merupakan akibat dari yaitu, pengetahuan dan keterampilan.

kegiatan belajar dan itu adalah hasil Hal ini dimungkinkan karena hasil

belajar, sehingga berhasil tidak belajar yang berupa pengetahuan dan

pencapaian tujuan pendidikan banyak keterampilan dapat diukur dan

tergantung kepada bagaimana proses diketahui pencapainya. Tidak

belajar yang dialami oleh siswa demikian dengan hasil belajar yang

sebagai peserta didik untuk berupa sikap tidak dapat dengan cepat

mendapatkan hasil belajar yang efektif. dipandang oleh guru sebagai hasil

Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar upaya mereka di sekolah. Banyak

dalam bentuk “perubahan” harus sekali faktor luar yang berpengaruh

melalui proses tertentu yang terhadap perkembangan sikap

dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri seseorang. seperti halnya

individu dan dari luar individu. Hal ini Roniszowski dan Keller yang dikutip

disimpulkan lewat pandangan Mulyono memandang hasil belajar.

Nasution dan kawan kawan yang “Sebagai keluaran dari sebuah

dikutip oleh Djamarah, bahwa ada sistem pemprosesan berbagai

unsur-unsur lain yang ikut terlibat masukan yang berupa informasi.

langsung didalamnya, yaitu “raw Selain itu, dijelaskan juga bahwa

input, learning teaching process, hasil belajar dalam suatu bentuk

output, environmental input, and formula B = f(P,E), yaitu hasil belajar

instrumental input (masukan mentah, (behavior) merupakan fungsi dari

http://www.jpeb.net 12
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

masukan pribadi (personal input) antara Kemampuan Intelektual


dan masukan yang berasal dari (IQ ) denganHasil Belajar siswa
lingkungan”. pada mata pelajaran Akuntansi
Kegiatan belajar yang terjadi di 2. Terdapat pengaruh yang positif
sekolah merupakan upaya yang sudah antara Motivasi Belajar dengan
dirancang berdasarkan teori-teori Hasil Belajar siswa pada mata
belajar sehingga diharapkan tidak pelajaran Akuntansi
merupakan kegiatan-kegiatan uji coba 3. Terdapat pengaruh secara
lagi. Di sekolah dalam kegiatan bersama- sama antara
belajar yang terprogram dan terkontrol Kemampuan Intelektual (IQ) dan
yang disebut kegiatan pembelajaran Motivasi Belajar terhadap Hasil
atau kegiatan instruksional, tujuan Belajar siswa pada mata pelajaran
belajar telah ditetapkan lebih dahulu Akuntansi
oleh guru. Anak yang berhasil dalam
belajar ialah yang berhasil mencapai METODOLOGI PENELITIAN
tujuan pembelajaran atau tujuan Berdasarkan masalah-masalah
instruksional. Untuk mengetahui yang telah dirumuskan, maka tujuan
keberhasilan belajar siswa, dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
pengukuran hasil belajar siswa dengan 1) Untuk mengetahui seberapa
menggunakan pengujian (evaluasi) besar pengaruh kemampuan
atau tes mengenai materi-materi yang intelektual siswa terhadap hasil
telah dipelajari sebelumnya. Seperti belajar mata pelajaran Akuntansi.
yang dikemukakan oleh Purwanto 2) Untuk mengetahui seberapa
“Hasil belajar adalah hasil dari besar motivasi belajar siswa
suatu kegiatan evaluasi terhadap pada mata pelajaran Akuntansi.
suatu mata pelajaran yang 3) Untuk mengetahui seberapa
dilakukan secara terencana dan besar pengaruh inteligensi dan
sistematik untuk menilai sejauh mana motivasi belajar siswa pada mata
keberhasilan proses belajar mengajar”. pelajaran Akuntansi.
Penelitian ini akan dilakukan
Perumusan Hipotesis pada bulan Mei 2011 sampai dengan
Berdasarkan kerangka berpikir Juni 2011. Penelitian ini akan
di atas, maka hipotesis penelitian dilaksanakan di SMA Labschool
adalah sebagai berikut : Rawamangun dengan alamat di Jl.
1. Terdapat pengaruh yang positif Pemuda Rawamangun belakang UNJ.

http://www.jpeb.net 13
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Metode penelitian yang digunakan angket kuesioner untuk


digunakan oleh peneliti adalah data Motivasi Belajar Siswa dan
dengan metode survey dengan mengambil data dokumentasi tentang
pendekatan korelasional Inteligensi siswa, serta hasil belajar
menggunakan data ex post facto. untuk mata pelajaran Akuntansi.
Metode survei adalah “Penyelidikan Populasi adalah wilayah
yang diadakan untuk memperoleh generalisasi yang terdiri atas objek
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada atau subyek yang mempunyai
dan mencari keterangan-keteranagan kuantitas dan karakteristik tertentu
secara faktual, baik tentang institusi yang ditetapkan oleh peneliti untuk
sosial, ekonomi, atau politik dari dipelajari dan kemudian ditarik
suatu kelompok atau suatu daerah”. kesimpulannya. Populasi dalam
Sedangkan pendekatan korelasional penelitian ini adalah siswa di SMA
adalah “Pendekatan yang digunakan Labschool Rawamangun sebanyak
untuk melihat apakah terdapat 758 siswa. Dan populasi
hubungan antara variabel bebas dan terjangkaunya yang diambil adalah
variabel terikat”. Lalu yang dimaksud siswa kelas XI Jurusan IPS ada 4
dengan Ex Post Facto merupakan kelas. Dari kelas XI IPS 1 sampai XI
pencarian empirik yang sistematik di IPS 4 , sebanyak 158 siswa
mana peneliti tidak dapat Teknik pengambilan sampel yang
mengontrol variabel bebasnya karena digunakan adalah proporsional
peristiwa telah terjadi atau karena random sampling yaitu sampel
sifatnya yang tidak dapat anggota populasi yang dilakukan
dimanipulasi”. Metode ini dipilih secara acak dengan memperhatikan
karena sesuai dengan tujuan strata yang ada dan diwakili
penelitian yang ingin dicapai, yakni sesuai dengan perbandingan
ingin mengetahui hubungan antara (proporsi) frekuensinya di dalam
variabel bebas, Inteligensi dan populasi keseluruhan.
Motivasi Belajar sebagai variabel yang
mempengaruhi dan diberi simbol X1 HASIL PENELITIAN DAN
dan X2 pada siswa, sedangkan PEMBAHASAN

variabel terikat yakni Hasil Belajar Uji Persyaratan Analisis


yang dipengaruhi dan diberi simbol Y Uji Normalitas
pada siswa. Dalam mengumpulkan Pengujian normalitas pada
data yang diperlukan dalam penelitian, penelitian ini menggunakan

http://www.jpeb.net 14
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Kolmogorov- Smirnov dengan tingkat berdistribusi normal. Hasil output


signifikasi ( α ) = 5% atau 0,05 . perhitungan uji normalitas
Kriteria pengambilan keputusannya Kolmogorov-Smirrnov data Kinerja
yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data (Y), IQ (X1), dan Motivasi Belajar
berdistribusi normal dan jika (X2) menggunakan program SPSS
Signifikansi < 0,05 maka data tidak 16.0 adalah sebagai berikut:

Uji Normalitas Data

Hasil dari Kolmogorov-Smirnov atau tidaknya hubungan linear


untuk nilai signifikansi IQ (X1) 0,076, diantara variabel-variabel
motivasi (X2) 0,798 dan hasil belajar independen dalam model regresi.
(X3) 0,091. Ini berarti nilai Sig > dari Salah satu cara yang dapat
nilai α yaitu 0.05. Hal ini terlihat dari dilakukan untuk mengetahui ada
nilai Asymp. Sig. (2-tailed). atau tidaknya multikolinieritas pada
Jadi,dapat disimpulkan bahwa semua suatu model adalah dengan melihat
variabel penelitian baik variabel X1 nilai TOL dan VIF dari tabel
(Kemampuan Intelektual), X2 Coefficients. Agar dapat dikatakan
(Motivasi Belajar), dan Y (Hasil bebas dari multikolinieritas, nilai
Belajar siswa pada mata pelajaran TOL harus bernilai > 0.10 dan VIF
Akuntansi) dikatakan berdistribusi harus bernilai < 10. Jika hasilnya
normal. Dengan demikian data tidak memenuhi kriteria tersebut, maka
dalam penelitian ini dapat digunakan dapat dinyatakan bahwa di dalam data
dalam analisis selanjutnya. yang tersebut terdapat gejala
multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil perhitungan,
Pengujian multikolinieritas dapat dilihat bahwa nilai TOL dan nilai
digunakan untuk menunjukkan ada VIF untuk Kemampuan Intelektual (IQ)

http://www.jpeb.net 15
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

adalah 0.961 dan 1.040, dan untuk dapat diterima dan bisa dilanjutkan
Motivasi adalah 0.961 dan 1.040 Dari untuk pengujian selanjutnya.
hasil tersebut terlihat bahwa hasil
pengolahan data SPSS 16.0 tergolong Uji Heteroskedastisitas
pada kriteria bebas dari gejala Heteroskedastisitas adalah
multikolinieritas. Sebab hasil untuk keadaan dimana terjadi
keseluruhan variabel memiliki nilai ketidaksamaan varian dari residual
TOL > 0.10 dan nilai VIF <10. pada model regresi. Model regresi
Uji Autokorelasi yang baik mensyaratkan tidak adanya
Mengetahui ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas.
autokorelasi pada model regresi Heteroskedastisitas menyebabkan
adalah dengan melakukan pengujian penaksir atau estimator menjadi tidak
Durbin-Watson (DW). Pengujian efisien dan nilai koefisien determinasi
dilakukan dengan cara mencatat akan menjadi sangat tinggi. Untuk
DW hitung, DW tabel low (dL), dan DW mendeteksi ada tidaknya dengan
tabel up (dU). Mengetahui ada atau melihat pola titik-titik pada
tidaknya autokorelasi pada model scatterplots regresi. Jika titik-titik
regresi adalah dengan melakukan menyebar dengan pola yang tidak
pengujian Durbin-Watson (DW). jelas di atas dan di bawah angka 0
Pengujian dilakukan dengan cara pada sumbu Y maka tidak jadi
mencatat DW hitung, DW tabel low masalah heteroskedastisit
(dL), dan DW tabel up (dU).
Nilai DW hitung diperoleh dari Pengujian Hipotesis Penelitian

hasil pengolahan data statistik Setelah terpenuhinya pengujian

menggunakan SPSS 16.0, pada tabel asumsi klasik, maka pengelolaan data

Model Summary, dan pada kolom akan dilanjutkan dengan pengujian

Durbin-Watson. Dari data tersebut hipotesis. Pada penelitian ini,

dapat dilihat bahwa nilai DWhitung hipotesis akan dikembangkan dengan


metode analisis regresi dengan
adalah sebesar 2.081. Untuk DW
menggunakan program SPPS.
tabel, berdasarkan ά = 5%, k = 2, dan
n = 110, di dapat nilai dL = 1.6523
Uji Hipotesisi I : Terdapat Pengaruh
dan dU = 1.7262. sehingga data
Positif antara X1 dan Y
tersebut tidak terkena autokorelasi 2 <
Uji Koefisien Parsial
2,081 < 2,2738 (2 < dw hitung < (4-
Uji F digunakan untuk
dU tabel ) dan pengolahan data

http://www.jpeb.net 16
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

mengetahui ada tidaknya pengaruh menunjukkan hasil uji F untuk


variabel bebas yang terdiri dari persamaan regresi dalam penelitian
Kemampuan Intelektual (IQ) terhadap ini Uji F atau koefisien yaitu untuk
variabel terikat yaitu Hasil Belajar, mengetahui pengaruh variabel
yaitu dengan membandingkan F independen secara terhadap
hitung dengan F tabel dengan tingkat variabel dependen, apakah
kepercayaan 5%. Tabel di bawah ini pengaruhnya signifikan atau tidak.

1) Berdasarkan tabel di atas Fhitung Kemampuan Intelektual (IQ)


sebesar 44.064 F kritis dapat mempengaruhi Hasil Belajar
dicari pada tabel statistic Akuntansi siswa.
Distribusi F dengan probabilita
0.05. df1 = k-1 atau 2-1 = 1, Analisis Regresi X1 (Kemampuan
dan df2 = n-k atau 110-2 = 108. Intelektual) Terhadap Y (Hasil
Di dapat F tabel 3.93 Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
2) Dapat diketahui bahwa F hitung Akuntansi)
(44.064) > F tabel (3.93) jadi
hipotesis Ho ditolak, jadi
kesimpulannya yaitu

Tabel IV Koefisien Regresi Linear


1

Nilai – nilai koefisien dapat dilihat sebagai berikut : Y = 34.247 + 0.367


pada tabel di atas sehingga dapat X1
diperoleh persamaan linearnya adalah Pada tabel koefisien di atas, nilai

http://www.jpeb.net 17
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

konstanta (α) sebesar 34.247, artinya positif antara X2 dan Y


jika Kemampuan Intelektual (IQ) Uji Koefisien Regresi Parsial
nilainya 0, maka Hasil Belajar siswa Uji F digunakan untuk
pada mata pelajaran Akuntansi mengetahui ada tidaknya pengaruh
nilainya positif 34.247. Nilai koefisien variabel bebas yang terdiri dari
(b1) sebesar 0.367, artinya jika Motivasi Belajar terhadap variabel
kemampuan Intelektual (IQ) terikat yaitu Hasil Belajar, yaitu
ditingkatkan sebesar 1, maka Hasil dengan membandingkan F hitung
Belajar siswa pada mata pelajaran dengan F tabel dengan tingkat
Akuntansi akan meningkat sebesar kepercayaan 5%. Tabel IV.13
0.367. Ini berarti bahwa variabel menunjukkan hasil uji F untuk
Kemampuan Intelektual (IQ) persamaan regresi dalam penelitian
mempengaruhi variabel Y ( Hasil ini Uji F atau koefisien yaitu untuk
Belajar Siswa pada mata pelajaran mengetahui pengaruh variabel
Akuntansi) atau dengan kata lain independen secara terhadap variabel
terdapat hubungan yang positif antara dependen, apakah pengaruhnya
Kemampuan Intelektual (IQ) dengan signifikan atau tidak. Di bawah ini
Hasil Belajar siswa pada mata adalah hasil perhitungan uji F dengan
pelajaran Akuntansi menggunakan SPSS 16.0, yaitu
sebagai berikut :
Uji Hipotesis 2 : Terdapat Pengaruh

1) Berda sarkan tabel di atas Fhitung kesimpulannya yaitu Motivasi


sebesar 19.113 F kritis dapat Belajar mempengaruhi Hasil
dicari pada tabel statistic Distribusi Belajar siswa pada mata pelajaran
F dengan probabilita 0.05. df1 = k- Akuntansi
1 atau 2-1 = 1, dan df2 = n-k atau
110-2 = 108. Di dapat F tabel 3.93 2). Analisis Regresi X2 ( Motivasi)
2). Dapat diketahui bahwa F hitung terhadap Y ( Hasil Belajar s iswa
(19.113) > F tabel (3.93) jadi pada mata pelajaran Akuntansi
hipotesis Ho ditolak, jadi

http://www.jpeb.net 18
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Nilai-nilai koefisien dapat Uji Hipotesis 3 : Terdapat Pengaruh


dilihat pada tabel di atas sehingga secara bersama-sama antara X1 dan
dapat X2 terhadap Y
diperoleh persamaan linearnya sebagai Uji Koefisien Regresi Simultan
berikut : Y = 52.292 + 0.210 X2 Uji F digunakan untuk
Pada tabel koefisien di atas, nilai mengetahui ada tidaknya pengaruh
konstanta (α) sebesar 52.292, artinya bersama-sama variabel bebas yang
jika Motivasi Belajar nilainya 0, maka terdiri dari Kemampuan Intelektual
Hasil Belajar siswa pada mata (IQ) dan Motivasi Belajar terhadap
pelajaran Akuntansi nilainya positif variabel terikat yaitu Hasil Belajar,
52.292. Nilai koefisien ( b2) sebesar yaitu dengan membandingkan F
0.210, artinya jika Motivasi Belajar hitung dengan F tabel dengan
ditingkatkan sebesar 1, maka hasil tingkat kepercayaan 5%. Tabel IV.15
belajar siswa pada mata pelajaran menunjukkan hasil uji F untuk
akuntansi akan meningkat sebesar persamaan regresi dalam penelitian ini
0.210. Ini berarti bahwa variabel Uji F atau koefisien yaitu untuk
Motivasi Belajar berpengaruh mengetahui pengaruh variabel
terhadap Hasil Belajar siswa pada independen secara terhadap variabel
mata pelajaran Akuntansi atau dengan dependen, apakah pengaruhnya
kata lain terdapat hubungan yang signifikan atau tidak. Di bawah ini
positif antara Motivasi Belajar siswa adalah hasil perhitungan uji F dengan
dengan Hasil Belajar siswa pada mata menggunakan SPSS, yaitu sebagai
pelajaran Akuntansi. berikut :

http://www.jpeb.net 19
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Berdasarkan tabel di atas Fhitung mempengaruhi Hasil Belajar Akuntansi


sebesar 31.745. F kritis dapat dicari siswa
pada tabel statistic Distribusi F dengan
untuk probabilita 0.05. df1 = k-1 atau Analisis Regresi Berganda
3-1 = 2, dan df2 = n-k atau 110-3= Pada penelitian ini, hipotesis
107. Di dapat F tabel 3.08. akan dikembangkan dengan metode
Dapat diketahui bahwa F hitung analisis regresi berganda dengan
(31.745) > F tabel (3.08) jadi hipotesis menggunakan program SPSS 16.0.
Ho ditolak, jadi kesimpulannya yaitu
Kemampuan Intelektual (IQ) dan
Motivasi Belajar secara bersama-sama

Nilai-nilai koefisien dapat dilihat Pada tabel koefisien di atas, nilai


pada tabel di atas sehingga dapat konstanta (α ) sebesar 20.898, artinya
diperoleh persamaan linearnya jika IQ nilainya 0, maka Hasil
sebagai berikut : Y = α + βX1 +β X2 Belajar mata pelajaran Akuntansi
Y=20,898+0,328X1+0,159X2 nilainya positif 20.898. Nilai koefisien (

http://www.jpeb.net 20
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

b1) sebesar 0.328, artinya jika IQ pelajaran akuntansi akan meningkat


ditingkatkan sebesar 1, maka Hasil sebesar 0.159 atau dengan kata lain
Belajar mata pelajaran Akuntansi akan terdapat hubungan yang positif antara
meningkat sebesar 0.328, Nilai Kemampuan Intelektual (IQ) dan
koefisien (b2) sebesar 0.159 , artinya Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
jika Motivasi ditingkatkan sebesar 1, siswa pada mata pelajaran Akuntansi
maka Hasil Belajar pada mata

Koefisien determinasi

Analisis koefisien determinasi ( R2 Intelektual (IQ) dan Motivasi Belajar


siswa.
) digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan suatu model
Pembahasan
menerangkan variasi variabel
Berdasarkan hasil penelitian
dependen. Dari Tabel di atas
regresi berganda pengaruh IQ
Summary di atas dapat diketahui
2 terhadap Hasil Belajar Siswa pada
nilai R adalah 0,372. Jadi
mata pelajaran Akuntansi yang di buat
kemampuan dari variabel
koefisien regresi menghasilkan
Kemampuan Intelektual (IQ) dan
2
koefisien determinasi dengan R
Variabel Motivasi Belajar untuk
sebesar 0.372 yang artinya bahwa
menjelaskan Hasil Belajar Akuntansi
kemampuan IQ dalam menjelaskan
secara simultan yaitu 37.2%
dari variabel Hasil Belajar Akuntansi
sedangkan sisanya sebesar 62.8% (
adalah sebsar 37.2% sedangkan
100%-37.2%) dipengaruhi oleh
62.8% (100%-37.2%) sisanya
variabel lain. Dengan demikian berarti
Hasil Belajar siswa pada mata dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diteliti.
pelajaran Akuntansi lebih besar
Dari hasil uji hipotesis dengan
dipengaruhi oleh variabel lain bukan
menggunakan uji F kedua variabel
dipengaruhi oleh Kemampuan
bebas (kemampuan Intelektual dan

http://www.jpeb.net 21
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Motivasi Belajar) secara serentak Kemampuan Intelektual (IQ)


memiliki pengaruh terhadap Hasil mempunyai pengaruh terhadap
Belajar siswa pada mata pelajaran Hasil Belajar siswa pada mata
Akuntansi yang dilihat dari F hitung pelajaran Akuntansi signifikan atau
(31.745 ) > F tabel ( 3.081 ). Lalu terdapat pengaruh Kemampuan
secara parsial variabel Kemampuan Intelektual (IQ) terhadap Hasil
Intelektual (IQ) yang memiliki t hitung = Belajar siswa pada mata pelajaran
6.153 dan Motivasi Belajar dengan t Akuntansi
hitung = 3.753 dimana secara terpisah b. Adanya pengaruh dari Motivasi
menyatakan signifikansinya ( t hitung > Belajar terhadap Hasil Belajar
t tabel ) dengan t tabel sebesar 1.98 siswa padaa mata pelajaran
artinya masing-masing variabel bebas Akuntansi. Dari hasil koefisien
Kemampuan Intelektual (IQ) dan uji F Motivasi Belajar adalah
Motivasi Belajar memiliki pengaruh 19.113, dan F tabelnya dapat
yang signifikan terhadap variabel dicari pda tabel statistic pada
terikat ( Hasil belajar siswa pada signifikansi dengan df1= k-1 atau
mata pelajaran Akuntansi). 2-1 dan df2 = n-k = 110-2 =108.
Didapat F kritis adalah 3.93.
KESIMPULAN DAN SARAN Dapat diketahui bahwa F hitung
Kesimpulan (19.113) > F tabel ( 3.93). Ini
a. Adanya pengaruh Kemampuan berarti pengaruh nilai Motivasi
Intelektual (IQ) terhadap Hasil Belajar terhadap Hasil Belajar
Belajar siswa pada mata pelajaran siswa pada mata pelajaran
Akuntansi. Berdasarkan hasil Akuntansi signifikan atau ada
pengujian F tersebut menunjukkan pengaruh Motivasi Belajar terhadap
variabel Kemampuan Intelektual Hasil belajar siswa pada mata
(IQ) koefisien uji Fhitung = 44.064, pelajaran Akuntansi dan hipotesis
dan F tabel dapat dicari pada Ho ditolak.
statistik pada probabilita 0.05 c. Adanya pengaruh dari
dengan df1 = k-1 atau 2-1=1 dan Kemampuan Intelektual (IQ) dan
df2 = n-k = 110-2 = 108 .Didapat Motivasi Belajar terhadap Hasil
F tabel adalah 3.93. Dapat Belajar siswa pada mata pelajaran
diketahui bahwa F hitung Akuntansi. Yang dibuktikan
(44.064) > F tabel (3.93). Jadi, dengan hasil uji hipotesis dengan
hipotesis Ho ditolak ini berarti menggunakan uji F kedua variabel

http://www.jpeb.net 22
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

bebas (kemampuan Intelektual Akuntansi dikelas.


dan Motivasi Belajar) secara 2. Hendaknya guru-guru Akuntansi
serentak memiliki pengaruh dapat melakukan kerjasama
terhadap Hasil Belajar siswa pada dengan guru bagian Bimbingan
mata pelajaran Akuntansi yang Konseling (BK) yang lebih
dilihat dari Fhitung (31.745 ) > banyak mengetahui, tentang
Ftabel (3.081 ). Lalu secara psikologi tiap siswa dengan
parsial variabel Kemampuan memperhatikan hasil tes IQ dari
Intelektual (IQ) yang memiliki t tiap anak untuk dapat
hitung = 6.153 dan Motivasi disesuaikan dengan membuat
Belajar dengan t hitung = 3.753 perencanaan mengajar yang
dimana secara terpisah baik.
menyatakan signifikansinya ( t 3. Hendaknya pihak guru dan
hitung > t tabel ) dengan t Bimbingan Konseling dapat
tabel sebesar 1.98 artinya memberi masukan bagi orang
masing-masing variabel bebas tua siswa agar lebih
Kemampuan Intelektual (IQ) dan memperhatikan perkembangan
Motivasi Belajar memiliki anak- anaknya. Karena jika
pengaruh yang signifikan terhadap anak hanya diberi materi
variabel terikat ( Hasil belajar berlimpah tanpa perhatian yang
siswa pada mata pelajaran cukup dari pihak orang tua maka
Akuntansi). semua akan kurang bermakna
bagi perkembangan pendidikan
Saran anak tersebut
Berdasarkan kesimpulan dan
implikasi yang dikemukakan di atas,
saran- saran yang dapat diberikan DAFTAR PUSTAKA
peneliti adalah : Dimyati, Mudjiono. Belajar dan
1. Guru- guru mata pelajaran Pembelajaran .Jakarta: PT Rineka
Akuntansi beserta guru BK Cipta.2002
dapat merembukkan tentang Djamarah, Syaiful Bahri . Psikologi
perencanaan pegajaran yang Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta,
dapat secara konkret 2002
menimbulkan motivasi atau Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta :
semangat siswa dalam belajar Grasindo , 2002

http://www.jpeb.net 23
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS VOL.1 NO. 1 MARET 2013 ISSN: 2302 - 2663

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Nasution, S. Asas-Asas Kurikulum.


Pembelajaran. Jakarta : Bumi Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Aksara,2008 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar.
Hamalik, Oemar. Belajar dan Surakarta : Pustaka Belajar, 2008
Pembelajaran . Jakarta : Bumi Purwanto, Ngalim. Psikologi
Aksara,2008 Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Hartono. SPSS 16.0 Analisis Data Rosdakarya, 2010
Statistika dan Penelitian. Yogya: Sardiman A.M., Interaksi dan
Pustaka Motivasi Belajar Mengajar.
Pelajar,2008 Jakarta : PT Raja
Hartono, H.Sunarto dan B.Agung. Grafindo, 2008
Perkembangan Peserta Didik. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002 Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
Arikunto, Suharsimi. Prosedur 2005
Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta, Slameto, Belajar dan Faktor-
2010 Faktor Yang Mempengaruhi.
B.Uno, Hamzah. Teori Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara,2003
Jakarta : Bumi Aksara , 2011 Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan
Mustofa, Bisni. Tes Kepribadian. . Jakarta: PT.Rineka Cipta,2006
Yogyakarta : Cahaya Ilmu, 2009 Sudjana. Metodologi Statistika.
Nazir, Mohammad. Metodologi Bandung : Transito , 2005
Penelitian. Jakarta : Ghalia Sugiyono. Metodologi Penelitian.
Indonesia.2003 Bandung : Alfabeta ,2002

http://www.jpeb.net 24

Anda mungkin juga menyukai