Oleh :
PEBRIANTI
NIM. 17.030
Nama : Pebrianti
NIM : 17.030
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan dan
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
Materai
Rp. 6.000
(Pebrianti)
NIM. 17.030
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Pebrianti, NIM. 17.030 dengan judul
minyak essensial lavender untuk menurunkan intensitas nyeri pasien low back
pain dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman di ruang Interna BLUD Rumah
Sakit Konawe Tahun 2020” telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Konawe
iii
KATA PENGANTAR
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Penerapan terapi slow
menurunkan intensitas nyeri pasien low back pain dengan gangguan kebutuhan
rasa nyaman di ruang Interna BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2020”.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai usulan penelitian studi
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan tulus dan ikhlas serta
1. Ibu Hj. Yosin Ngii, SKM.,M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab Konawe
2. Bapak Dr. H. Agus Lahida, MMR selaku direktur BLUD RS Konawe yang
awal di RS tersebut.
Ilmiah ini.
keluarga yang telah banyak memberi motivasi dan do’a restu selama
iv
menempuh pendidikan sampai pada penyelesaian studi akhir di Akper
Pemkab Konawe.
5. Bapak dan Ibu Dosen Beserta Staf Tata Usaha Akper Pemkab Konawe yang
dan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu demi
kesempurnaan, penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak,
untuk menyempurnakannya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 35
B. Subyek Penelitian ...................................................................... 35
1. Kriteria Inklusi ...................................................................... 35
2. Kriteria Eksklusi .................................................................... 35
C. Fokus Studi ................................................................................ 36
D. Definisi Operasional .................................................................. 36
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 36
G. Pengumpulan Data ..................................................................... 37
1. Metode Pengumpulan Data ................................................... 37
2. Langkah Pengumpulan Data ................................................. 37
H. Analisa data dan Penyajian Data ............................................... 37
I. Etika Penelitian .......................................................................... 38
1. Informend Consent (lembar persetujuan) .............................. 38
2. Anonimity (tanpa nama) ........................................................ 38
3. Confidentiality (kerahasiaan) ................................................ 38
4. Justice (keadilan) .................................................................. 38
5. Beneficience (bermanfaat bagi pasien) .................................. 39
6. Nonmaleficience (terhindar dari cedera) ............................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks
1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
2. Informed Consent
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR ISTILAH
xii
Ester : Suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus
karboksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R').
Hipovolemia : Kondisi penurunan volume darah akibat kehilangan
darah maupun cairan tubuh.
Histamine : Zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh
ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi
Homeostasis : Konsistensi dan uniformitas dari lingkungan internal
tubuh yang mempertahankan fungsi normal tubuh
Hypoxia : Kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan
tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya
Iatrogenik : Penyakit yang diakibatkan oleh kesalahan diagnosis atau
kealpaan dokter.
Improper : Postur tubuh yang tidak ideal
Inflasi alveolar : Peningkatan kemampuan kerja alveolus
Kornu dorsalis : Mengandung badan-badan sel antarneuron tempat
berakhirnya neuron aferen
Kornu posterior : Bagian dalam dari medulla spinalis (saraf tulang
belakang) yang berwarna abu-abu.
Korteks cerebri : Lapisan jaringan saraf terluar dan mempunyai peranan
dalam memori, perhatian, persepsi, pikiran, bahasa dan
kesadaran
Kronis : Kondisi penyakit yang terjadi jangka panjang lebih dari
enam bulan dan menetap.
Kosta : Tulang rusuk
Kutaneus : Daerah superficial atau permukaan kulit
Limbik : Himpunan struktur otak yang terletak pada kedua sisi
talamus, tepat di bawah serebrum.
Linalool : Zat terkandung dalam minyak lavender dapat mematikan
bakteri dan menjaga kesehatan kulit.
Lumbosakral : Sekitar tulang ekor
Masase : Teknik pemijatan pada daerah tubuh tertentu untuk
memperoleh kenyamanan.
Metabolisme : Proses kecepatan tubuh dalam mencerna, menyerap, dan
mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi
Metastase : Suatu penjalaran
Modulation : Proses dari terjadinya nyeri dimana terjadi interaksi
antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh
tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu
posterior medulla spinalis (saraf tulang belakang)
Mukosa : Lapisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan
terlibat dalam proses absorpsi dan proses sekresi
Neoplasma : Pertumbuhan abnormal, tetapi bukan kanker yang
mungkin terjadi di berbagai bagian tubuh
Nerve : Saraf
Nerve ending : Ujung-ujung saraf
xiii
Neurotic : Semacam kompensasi, respons terhadap berbagai
keadaan psikoaktif, situasi dan tidak terkait dengan
kerusakan fungsional pada organ
Neurotransmitter : Senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara
neuron
Noradrenalin : Kimia organik dalam kelompok katekolamin yang
di dalam otak dan tubuh berfungsi sebagai hormon dan
neurotransmitter.
Nosiseptor : Ujung-ujung saraf sensorik yang menerima rangsang
nyeri
Nosiseptif : Proses terjadinya nyeri akibat stimulasi mediator nyeri
Noxious stimuli : Suatu stimulus nyeri
Opiate endogen : Senyawa-senyawa yang dikeluarkan oleh sistem
endogen, misalnya endorphin.
Parasimpatik : Saraf yang memiliki ganglion di suatu tempat yang
terletak antara organ visceral dengan saraf pusat, sedang
saraf motorisnya tidak membentuk
Pain control : Pengontrolan nyeri
Pain level : Tingkatan nyeri
Perifer : Daerah tepi atau ujung dari suatu saluran di dalam tubuh
(misalnya pembuluh darah, saraf)
Placebo : Sebuah pengobatan yang tidak berdampak atau
penanganan palsu yang bertujuan untuk mengontrol efek
dari pengharapan
Post : Setelah tindakan
Prostaglandin : Senyawa yang meningkatkan sensitivitas nyeri
Psychogenic pain : Nyeri yang dirasakan secara fisik yang timbulnya,
derajat beratnya, dan lama berlangsungnya dipengaruhi
oleh faktor mental, emosi, dan perilaku.
Psikosomatik : Menggambarkan penyakit fisik yang diduga disebabkan
atau diperparah oleh faktor mental, seperti stres dan
kecemasan.
Reframing : Suatu proses untuk merubah isi, atau menata ulang
sebuah pengalaman, atau interpretasi sehingga
pengalaman tersebut mendapatkan arti yang berbeda dari
sebelumnya
Retikuler : Serat ketiga yang menjadi penyusun jaringan ikat
Serebri : Otak
Serotonin : Senyawa kimia otak yang dapat membantu memperbaiki
suasana hati
Sitokin : Protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk
melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal
Skeletal : Tulang rangka
Somatisasi : Kecenderungan untuk mengalami dan kesulitan untuk
berkomunikasi somatik dalam respon terhadap stres
psikososial dan mencari bantuan medis.
xiv
Steroid : Senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang
didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau
skualena.
Stimulus : Sumber rangsangan
Spinal cord : Saraf tulang belakang (medulla spinalis)
Superfisial : Bagian permukaan
Thalamus : Midline struktur simetris di dalam otak vertebrata
termasuk manusia, terletak di antara Korteks otak besar
dan Otak tengah
Thoraks : Dinding dada
Transcutaneus : Permukaan kulit
Transduksi : Proses dimana suatu stimuli nyeri diubah menjadi suatu
aktivitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Trasenden : Keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan
nyeri.
Transmisi : Fase dimana stimulus dipindahkan dari saraf perifer
melalui medulla spinalis menuju otak.
Toksik : Bersifat racun bagi tubuh
Vertebra thorakalis : Tulang punggung
Viseral : Reseptor nyeri pada organ berongga (lambung, usus,
pancreas, kandung empedu).
Wong Baker : Seorang penemu metode penilaian nyeri menggunakan
eskpresi / mimik wajah.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri. Perubahan rasa
nyaman akan menimbulkan rasa yang tidak enak atau tidak nyaman dalam
Ristianingsih, 2016).
adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri. Hal ini disebabkan
nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada
umumnya karena adanya perlukaan dalam tubuh, walaupun tidak sebatas itu.
Nyeri dapat juga dianggap sebagai racun dalam tubuh, karena nyeri yang
1
berbagai mediator seperti H+, K+, ATP, prostaglandin, bradikinin, serotonin,
Salah satu masalah kesehatan yang bermanifestasi nyeri yakni low back
pain / nyeri punggung bawah. Low Back Pain (LBP) merupakan rasa nyeri,
ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah. LBP tidak
pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. Lebih dari 70% umat manusia
penyebab LBP adalah kekakuan dan spasme otot punggung oleh karena
aktivitas tubuh yang kurang baik serta tegangnya postur tubuh (Syahrul dan
Hayati, 2018).
inflamasi non steroid / non steroid anti inflamation drugs (NSAID) sampai
Pedoman Agency for Health Care Policy and Research (AHCPR) untuk
2
merupakan intervensi yang cocok untuk pasien yang tidak ingin
untuk penanganan nyeri pada penderita low back pain (Syahrul dan Hayati,
2018).
dengan melakukan massase dan sentuhan, salah satunya dengan Slow Stroke
Back Massage (SSBM). Selain untuk menghilangkan nyeri terapi SSBM juga
lavender yang berbentuk kecil dan berwarna ungu ini dapat memberikan efek
relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang setelah beraktivitas (Wahyuni,
2014).
kandungan aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya 2% serta tidak
bersifat toksik. Kandungan ester pada bunga lavender bekerja dengan lembut
di kulit dan memberikan efek menenangkan (Price, 2006 dikutip dalam Syahrul
jumlah penderita low back pain tahun 2019 sebanyak 28 orang dan pada
bulan Januari 2020 jumlah penderita low back pain sebanyak 6 orang.
Back Massage (SSBM) dalam mengatasi nyeri LBP yakni pada penelitian
3
Primayanti, Azis dan Puspita (2016) yakni tentang “Pengaruh terapi slow
intensitas nyeri low back pain” yang mana hasil penelitian menunjukkan
nyeri low back pain. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Syahrul dan
Hayati (2018) tentang “Pengaruh stimulus kutaneus slow stroke back massage
terhadap nyeri low back pain” yang mana hasil penelitian menujukkan bahwa
penelitian studi kasus dengan judul “Penerapan terapi slow stroke back
2020”.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
4
intensitas nyeri pasien low back pain dengan gangguan kebutuhan rasa
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
tentang penanganan nyeri pada pasien low back pain dengan gangguan
massage.
5
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Klien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
indera melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai. Dalam hal ini
yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan.
lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relatif
2. Aspek Kenyamanan
sosial.
7
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
alamiah lainnya.
2016).
klien. Gangguan rasa nyaman yang dialami klien diatasi oleh perawat
nyaman bebas dari rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri
yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien (Kasiati
8
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
c. Menurut Kozier dan Erb tahun 1983 (dikutip dalam Zakiyah, 2015)
9
Gambar 2.1 Mekanisme Terjadinya Nyeri (Zakiyah, 2015)
a. Proses Transduksi
b. Proses Transmisi
menuju otak.
10
c. Proses Modulasi
dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu
efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla
d. Persepsi
Hasil dari proses interaksi yang komplek dan unit yang dimulai
saat klien menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang
nyeri.
11
rangsangan untuk merasa sakit. Hal tersebut dikarenakan terdapat
menyebabkan klien sadar bahwa ia merasa sakit. Ambang nyeri ini tidak
nyeri. Toleransi nyeri bersifat unik untuk setiap individu. Toleransi nyeri
nyeri.
4. Klasifikasi Nyeri
serangan.
12
a. Nyeri berdasarkan tempat
2) Deep pain yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
lain-lain.
menghilang.
2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dan sangat kuat. Nyeri ini biasanya menetap selama 10-15 menit,
13
d. Nyeri berdasarkan lama waktu penyerangan
1) Nyeri akut
singkat dan berakhir kurang dari 6 bulan, sumber dan daerah nyeri
2) Nyeri kronis
bulan. Nyeri kronis ini memiliki pola yang bergam dan bisa
nyeri ini ada yang nyeri dalam periode tertentu yang diselingi
dengan interval bebas dari nyeri, lalu nyeri akan timbul kembali.
Ada pula nyeri kronis yang konstan yaitu rasa nyeri yang terus-
karena neoplasma.
antara lain :
a. Usia
14
b. Jenis kelamin
seorang pria tidak boleh menangis dan harus berani, sedangkan pada
c. Ansietas
d. Mekanisme koping
e. Perhatian
f. Makna nyeri
15
terhdap nyeri. Tiap klien akan memberikan respon yang berbeda
g. Pengalaman sebelumnya
bahwa klien tersebut akan dengan mudah menerima nyeri pada masa
lumbosakral (sekitar tulang ekor) yakni daerah L1-L5 dan S1-S5. Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan
pangkal paha. Nyeri ini bisa akut, subakut dan kronis berdasarkan durasi
Puspita, 2016).
status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. Lebih dari
16
70% umat manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP, dengan
otot punggung oleh karena aktivitas tubuh yang kurang baik serta
tegangnya postur tubuh (Gim, 2010 dikutip dalam Syahrul dan Hayati,
2018).
keluhan pada otot skeletal yang dirasakan dengan intensitas nyeri yang
berbeda-beda, dari nyeri yang ringan sampai nyeri yang sangat sakit.
Otot yang menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu
Punggung harus bekerja non stop jam sehari. Dalam posisi duduk,
punggung bawah yang paling sering adalah duduk terlalu lama, sikap
duduk yang tidak tepat, postur tubuh yang tidak ideal (improper),
17
membuat pasien frustasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga
sabjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh
penyebab, lokasi, usia, penyakit terkait, baik akut maupun kronik, dan
Namun lazimnya ada dua metode pengukuran nyeri yang dapat digunakan
Keterangan :
18
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan
tindakan manual.
19
Secara terperinci karakteristik tingkat nyeri dijabarkan sebagai berikut:
gambar yang ada pada skala wajah tersebut. Cara ini diterapkan pada
Keterangan :
0 = Tidak nyeri
1 = Nyeri ringan
2 = Nyeri sedang
20
3 = Nyeri berat
5 = Nyeri hebat
8. Penatalaksanaan Nyeri
a. Terapi farmakologi
Pada pasien low back pain salah satu teknik manajemen nyeri
21
C. Konsep Asuhan Keperawatan pada Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
1. Pengkajian Keperawatan
tidak dapat mengungkapkan sendiri nyeri mereka, seperti pada anak dan
nyeri secara umum mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri,
lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu serangan. Cara mudah untuk
T = Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri
22
a. Mengkaji laporan nyeri dari pasien
intensitas nyeri. Intensitas nyeri tidak dapat diketahui jika pasien tidak
23
menandakan keberadaan kondisi selain nyeri (misalnya, hipovolemia
diyakini ada.
e. Data Subjektif :
f. Data Objektif:
respon perilaku
24
1) Respon Simpatis
2) Respon Parasimpatis
3) Respon Perilaku
fleksibel.
2. Diagnosa Keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
pasien Low Back Pain menurut NANDA (Nurarif dan Kusuma, 2015)
yaitu:
25
3. Rencana Keperawatan
26
berulang) i. Lakukan penanganan
8. Mengekspresikan nyeri secara non
perilaku (mis., farmakologi, mis:
gelisah, merengek, masase punggung
menangis) j. Kaji tipe dan sumber
9. Masker wajah (mis., nyeri untuk
mata kurang menentukan
bercahaya, tampak intervensi
kacau, gerakan mata k. Ajarkan tentang
berpencar atau tetap teknik non
pada satu fokus farmakologi
meringis)
10. Sikap melindungi l. Berikan analgetik
area nyeri untuk mengurangi
11. Fokus menyempit nyeri
(mis., gangguan m. Atur posisi klien
persepsi nyeri, senyaman mungkin
hambatan proses misalnya posisi
berfikir, penurunan semifowler
interaksi dengan n. Evaluasi keefektifan
orang dan kontrol nyeri
lingkungan) o. Tingkatkan istirahat
12. Indikasi nyeri yang p. Kolaborasi dengan
dapat diamati dokter jika ada
perubahan posisi keluhan dan tindakan
untuk menghindari nyeri tidak berhasil
nyeri q. Monitor penerimaan
13. Sikap tubuh pasien tentang
melindungi manajemen nyeri
14. Dilatasi pupil 2. Analgesic Administration
15. Melaporkan nyeri a. Tentukan lokasi,
secara verbal karakteristik, kualitas,
16. Gangguan tidur dan derajat nyeri
Faktor yang sebelum pemberian
berhubungan : obat
1. Agen cedera (mis., b. Cek instruksi dokter
biologi, zat kimia, tentang jenis obat,
fisika, psikologis) dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
e. Tentukan pilihan
analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
f. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
g. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala
27
4. Implementasi Keperawatan
2010).
5. Evaluasi Keperawatan
setelah dievaluasi.
28
b. Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi respon (jangka panjang) terhadap
keperawatan.
yang ada.
optimal.
29
D. Konsep Terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM)
1. Pengertian
slow stroke back massage (SSBM). Terapi slow stroke back massage
adalah suatu tindakan stimulasi kulit berupa sentuhan atau masase untuk
penekanan berirama pada daerah punggung bawah, yang mana teknik ini
darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam
pertukaran zat yang lebih baik. Aktifitas sel yang meningkat akan
30
b. Pada otot-otot, memiliki efek mengurangi ketegangan.
meningkatkan nyeri.
dibawah ini :
penggumpalan darah.
atau vertebra, luka bakar, daerah kemerahan pada kulit, atau luka
31
Adapun teknik untuk stimulasi kutaneus slow-stroke back massage
dilakukan ialah mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama dengan
gerakan sirkular dengan kecepatan 60 kali usapan per menit selama 3-10
menit (Syahrul dan Hayati, 2018). Gerakan dimulai pada bagian tengah
punggung bawah kemudian ke arah atas area belahan bahu kiri dan kanan
32
4. Prosedur Pemberian Terapi Slow-Stroke Back Massage
a. Persiapan alat
2) Handuk mandi
4) Tisu
b. Persiapan pasien
akan dilakukan.
c. Prosedur tindakan:
2) Buka baju klien di area yang akan dimasase (punggung, bahu, dan
33
menit. Jika responden mengeluh tidak nyaman, prosedur langsung
dihentikan.
mandi.
minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi
Shocker, 2012).
34
lavender merupakan salah satu aromaterapi yang paling digemari. Bunga
lavender yang berbentuk kecil dan berwarna ungu ini dapat memberikan
efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang setelah beraktivitas
(Wahyuni, 2014).
karena kandungan aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya 2% serta
tidak bersifat toksik. Kandungan ester pada bunga lavender bekerja dengan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
intensitas nyeri pada pasien low back pain dengan gangguan kebutuhan rasa
nyaman antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi slow stroke back
B. Subyek Penelitian
sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
d. Pasien dengan skala nyeri ringan (1-3), berat (7-9), sangat berat (10)
36
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah penurunan intensitas nyeri pada
pasien low back pain sesudah dilakukan tindakan keperawatan terapi slow
1. Gangguan rasa nyaman adalah rasa yang tidak enak atau tidak nyaman
nyeri.
2. Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah kondisi dimana pasien
daerah punggung bawah akibat faktor agen cedera fisik. Intensitas nyeri
meliputi : nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat dan sangat berat.
lavender adalah salah satu metode penanganan nyeri pada penderita low
F. Instrumen Penelitian
pengkajian intensitas nyeri skala angka Verbal Deskriptif Scale (VDS) yakni
37
intensitas 0-10 dengan kategori nilai 0 (tidak nyeri), skala 1-3 (ringan), skala
4-6 (sedang), skala 7-9 (berat) dan 10 (sangat berat/nyeri tidak terkontrol).
G. Pengumpulan Data
Konawe
38
h. Setelah pemberian terapi slow stroke back massage dengan aromaterapi
nyeri.
intensitas nyeri pada dua pasien low back pain antara sebelum dan sesudah
data/ hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai
penjelasan tabel.
I. Etika Penelitian
subyek.
39
3. Confidentiality (kerahasiaan)
penelitian.
4. Justice (keadilan)
40
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Corwin, E.J. 2012. Buku Saku Patofisiologi, Alih Bahasa: Nike Budhi Subekti.
Jakarta: EGC
Kasiati dan Rosmalawati W.D. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan,
Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Kusyanto, H. 2013. Masa Kerja dan Sikap Kerja Duduk terhadap Nyeri
Punggung. Jurnal Kemas, Vol.9 (No.1), h: 9-14
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2
Editor bahasa Indonesia Devi Yulianti. Monica Ester. Jakarta: EGC
Primayanti, A.E; Azis, A dan Puspita, L.M. 2016. Pengaruh Terapi Slow Stroke
Back Massage Dengan Minyak Essensial Lavender Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Low Back Pain. Jurnal Keperawatan COPING NERS.
Vol.1 (No.2), h: 36-40
Sutanto dan Fitriana. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Suwondo, BS; Meliala, L; dan Sudadi. 2017. Buku Ajar Nyeri. Yogyakarta.
Penerbit: Perkumpulan Nyeri Indonesia
Syahrul dan Hayati. 2018. Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow Stroke Back
Massage Terhadap Nyeri Low Back Pain. Jurnal Human Care. Volume 3
(No.3), h: 189-197
1. Saya adalah peneliti berasal dari institusi Akper Pemkab Konawe dengan ini
meminta Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian
saya yang berjudul “Penerapan terapi slow stroke back massage (SSBM)
menggunakan minyak essensial lavender untuk menurunkan intensitas nyeri
pasien low back pain dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman di ruang
Interna BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2020”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah penerapan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman : nyeri melalui
manajemen nyeri pada pasien yang dapat memberikan manfaat teratasinya
masalah gangguan rasa nyaman : nyeri. Penelitian ini akan berlangsung
selama 3 hari.
3. Prosedur pengambilan data dengan melalui proses pengkajian yang meliputi
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Bapak/Ibu tidak perlu khawatir
karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan keperawatan.
4. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dalam keikutsertaan Bapak/Ibu pada
penelitian ini adalah Bapak/Ibu turut terlibat aktif mengikuti perkembangan
asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri Bapak/Ibu beserta seluruh informasi yang Bapak/Ibu
sampaikan akan tetapi dirahasiakan.
6. Jika Bapak/Ibu membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 082296295932.
Peneliti
Pebrianti
NIM. 17.030
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Pebrianti, Nim: 17.030 dengan judul “Penerapan terapi slow
menurunkan intensitas nyeri pasien low back pain dengan gangguan kebutuhan
rasa nyaman di ruang Interna BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2020”.
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
sanksi apapun.
(…………………….) (…………………………..)
Peneliti
(Pebrianti)
Nim. 17.030
Lampiran 3
PENGERTIAN Slow Stroke Back Massage adalah pijatan lembut, lambat, dengan
penekanan berirama pada daerah punggung bawah, yang mana teknik
ini dilakukan sebanyak 60 pijatan dalam satu menit dan dilakukan
dalam waktu 3-10 menit.
PERSIAPAN PASIEN Jelaskan kepada pasien menganai tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
PROSEDUR TINDAKAN :
1. Klien dipersilahkan untuk memilih posisi yang diinginkan selama intervensi, bisa tidur
miring, telungkup, atau duduk.
2. Buka baju di area yang akan dimasase (punggung, bahu, dan lengan atas klien). Tutup
bokong sampai kaki menggunakan selimut.
3. Perawat mencuci tangan dalam air hangat. Hangatkan losion (minyak aroma levender)
di telapak tangan atau tempatkan botol losion ke dalam air hangat. Tuang sedikit losion
di tangan. Jelaskan pada responden bahwa losion akan terasa dingin dan basah. Gunakan
losion sesuai kebutuhan.
4. Lakukan usapan pada punggung dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan sesuai
dengan metode di atas selama 3-10 menit. Jika responden mengeluh tidak nyaman, prosedur
langsung dihentikan.
5. Akhiri usapan dengan gerakan memanjang dan beritahu klien bahwa perawat mengakhiri
usapan.
6. Bersihkan kelebihan lubrikan dari punggung klien dengan handuk mandi.
7. Bantu memakai baju/piyama.
8. Bantu klien ke posisi yang nyaman.
9. Rapikan alat dan cuci tangan.
I. Identitas Klien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Alamat :
INTENSITAS NYERI
Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan
No Hari / Tanggal
SSBM SSBM
Jam Hasil Jam Hasil
Lampiran 6