Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIREK

PADA PENGKOMSUMSI  ALKOHOL DAN YANG


TIDAK MENGKOMSUMSI ALKOHOL DI DAERAH TIMOHO YOGYAKARTA

NAMA : IMELDA BAREK WOHO

NIM : 123 000 48

KELAS : A.4.2

ANALIS KESEHATAN
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2014/2015
BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk menjalankan tugas dalam
pembangunan. Idealisme ini sejalan dengan paradigma sehat, bahwa orang sehat diharapkan
tetap sehat sedangkan yang sakit lekas sembuh ini disadari oleh pemerintah bahwasanya
pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pembangunan nasional.
Lagi pula sangat gamblang digariskan dalam Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), yaitu
kesehatan menyangkut semua segi kehidupan, baik  dimasa lalu, sekarang, maupun yang akan
datang. Itikad baik  pemerintah ini semuanya bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia
yang sehat, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi. (anonym 2009).
Alkohol adalah derivate hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil
(-OH) atau lebih sebagai ganti atau hydrogen. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan
mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul, senyawa ini mempunya rumus molekul
umum ROH, dengan R adalah gugus alkali dengan susunan CnH2n+1.
Penggunaan alkohol secara berlebihan dapat memberikan efek farmakologi terhadap berbagai
organ tubuh seperti system saraf, terhadap system cardiovaskuler, saluran pencernaan dan
gangguan pada fungsi hati (Lebuang Regina, 2011)
Dibalik kenikmatan sesaat setelah mengkomsumsi minuman beralkohol, tubuh akan mengalami
serangkaian perubahan. Hal ini karena alkohol yang masuk kedalam tubuh akan langsung diserap
dan menyebar melewati organ – organ tubuh melalui aliran darah dan sisanya masuk ke saluran
pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, sampai ke usus untuk dialirkan ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Jantung akan memompa darah bercampur alkohol ke seluruh bagian
tubuh, sampai ke otak, dan terakhir di hati (liver) akan membakar atau menghancurkan alkohol
dibantu dengan enzim khusus untuk dikeluarkan melalui air seni dan keringat.
(http://efekalkoholmerusakorgan-organdalamtubuh)
Organ yang paling bekerja keras untuk mengeluarkan racun alkohol didalam tubuh
adalah organ hati. Karena kerja yang terlalu berat, maka hati mengalami gangguan seperti
penumpukan lemak di hati serta penyakit sirosis hati. Sirosis hati merupakan jaringan parut atau
bekas luka yang menggantikan sel-sel hati yang sehat sehingga kerja dan fungsi hati terganggu
(Narto, 2011).
Dalam pemeriksaan darah khususnya yaitu bilirubin direk, atau pemeriksaan kimia darah ini
memegang peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit, karena bilirubin merupakan
pemeriksaan kimia darah untuk mengetahui tes fungsi hati. Tes bilirubin darah merupakan tes
yang sering dilakukan di laboratorium. Dan biasanya diminta oleh klinis sebagai bagian dari tes
fungsi hati.(Goel DK. Routine biochemical tests, 1988).
Tujuan dari tes bilirubin adalah mengevaluasi hepatobilier dan eritropoetik,
mendiferensial diagnosis ikterus serta memonitor progresifitasnya. Hasil tes laboratorium yang
tepat sangat bermanfaat bagi klinis dalam menegakkan diagnosis, menyingkirkan suatu dugaan
diagnosis/ penyakit, meramalkan prognosis, monitoring terapi dan sebagai tes saring untuk
mendeteksi penyakit. (Henry JB dkk. methods. gth ed.2007).
Pada stadium rendah, bilirubin sebagai pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna
kuning, menyebabkan feses berwarna putih keabu-abuan sebagai akibat dan penyumbatan
bilirubin secara total oleh empedu (Joyce 2002).
Namun apabila jumlah bilirubin yang dibentuk lebih cepat dan yang dieksresikan, maka terjadi
penimbulan bilirubin pada tubuh Dampaknya pun makin tinggi yaitu timbulnya ikterus, sebuah
kondisi dimana tubuh pasien tampak kuning. Warna ini tampak jelas pada bagian mata. Pada
keadaan ini, pasien terindikasi mengalami gangguan fungsi hati.
Plasma dan serum walaupun keduanya merupakan cairan darah yang bebas dari sel dan sama-
sama berwarna kuning jernih namun terdapat perbedaan yang jelas oleh karena itu plasma
diperoleh dengan mencegah penggumpalan darah dan serum didapat dengan membiarkan proses
tersebut, plasma mengandung senyawa yang seharusnya dapat menggumpalkan darah Senyawa
tersebut mestinya sudah tidak ada lagi dalam serum. Senyawa tersebut adalah fibrinogen yaitu
suatu protein darah yang berubah menjadi jaring dan serat-serat fibrin pada peristiwa
penggumpalan. Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi fibrinogen, karena protein sudah
berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal bersama unsur figutait yang berupa sel.
Sebaiknya, di dalam plasma masih tetap terdapat fibrinogen, yang tidak dapat berubah menjadi
fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan.(Sadikin M. 2001 ).
Pemeriksaan bilirubin pada serum dan plasma merupakan  pemeriksaan laboratorium yang
sangat penting dan ikut memberikan gambaran tentang keadaan kesehatan tubuh seseorang.
Keakuratan suatu hasil tes sangat ditentukan oleh kualitas specimen yang akan dites (tahap pra
artalitk) disamping hasil pengamatan tahap analitik dan pasca analitik. Oleh karena itu perhatian
terhadap proses tahap pra analitik sangat besar artinya terhadap mutu hasil tes. Identifikasi
pasien, persiapan pasien, pengambilan dan pengumpulan specimen, penanganan specimen,
penyimpanan, pengemasan dan pengiriman specimen merupakan faktor-faktor yang sangat
penting dalam tahap pra analitik yang dapat mempengaruhi keakuratan hasil suatu lab.
(Hendrawati T. 1995).

Anda mungkin juga menyukai