Anda di halaman 1dari 4

1.

KUTIPAN LANGSUNG

A. Pengertian nyeri

Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif yang dipengaruhi oleh budaya,

persepsi seseorang, perhatian, dan variabel – variabel psikologis lainnya, yang

mengandung perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap orang untuk

menghentikan rasa tersebut (Melzack dan Wall, 2013).

B. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor

nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas

yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan

mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung

empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau

rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,

prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada

jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,

listrik atau mekanis (Nurhasanah, 2011).

C. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri

kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan

otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya

berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam

1
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri

psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa

kategori diantaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar (Nurhasanah, 2011).

2. KUTIPAN TIDAK LANGSUNG

A. Pengertian Nyeri

Menurut (Melzack dan Wall, 2003). Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif

yang dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang, perhatian, dan variabel – variabel

psikologis lainnya, yang mengandung perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap

orang untuk menghentikan rasa tersebut.

B. Fsiologi Nyeri

Menurut (Nurshasanah, 2011). Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor

dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan

ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki

myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,

dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons

akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi

seperti histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas

apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi

yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis

C. Klasifikasi Nyeri

Menurut (Nurhasanah, 2011). Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua,

yakni nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara

mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya

peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
2
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6

bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom

nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi

kedalam beberapa kategori diantaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.

3. KUTIPAN INTERNET

A. Pengertian nyeri

Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif yang dipengaruhi oleh budaya,

persepsi seseorang, perhatian, dan variabel – variabel psikologis lainnya, yang

mengandung perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap orang untuk

menghentikan rasa tersebut (Melzack dan Wall, 2013).

https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiH8

MGMoeLlAhWe73MBHZdvBLoQFjABegQIAxAC&url=http%3A%2F

%2Frepository.poltekkesdenpasar.ac.id

B. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor

nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas

yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan

mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung

empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau

rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,

prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada

3
jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,

listrik atau mekanis (Nurhasanah, 2011).

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiH8
MGMoeLlAhWe73MBHZdvBLoQFjABegQIAxAC&url=http%3A%2F
%2Frepository.poltekkesdenpasar.ac.id

C. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri

kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan

otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya

berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam

kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri

psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa

kategori diantaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar (Nurhasanah, 2011).

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiH8
MGMoeLlAhWe73MBHZdvBLoQFjABegQIAxAC&url=http%3A%2F
%2Frepository.poltekkesdenpasar.ac.id

Anda mungkin juga menyukai