Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus infestasi untuk


keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Depkes RI,2010).
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak
penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak
menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi,
modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan
saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2012).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.


Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
imflamasi pada lambung (Sukarmin 2012). Menurut Smelzer dalam Ardiansyah
(2012) gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang
sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau
makan makanan yang terlalu terbumbu atau mengandung mikoorganisme
penyebab penyakit.

Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik


difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrik, mual dan muntah. Gastritis dibedakan menjadi 2 jenis yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik. Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa
lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung, setelah
terpapar zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung. Sedangkan gastritis
kronik, merupakan gastritis yang terkait dengan atropi mukosa gastrik sehingga
produksi asam lambung menurun dan menimbulkan ulserasi peptik (Suratun dan
Lusianah, 2010).

Faktor yang menyebabkan gastritis yaitu jenis obat-obatan, alkohol, bakteri,


virus, jamur, stress, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung (Muttaqin, 2011).
Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum yang tidak
teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat dan
menyebabkan iritasi pada lambung. Menurut Ardiansyah (2012) penyebab dari
gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitals, konsumsi alkohol
yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri seperti helicobater
pillory, dan salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gej ala anoreksia, mual
dan muntah, perdarahan saluran cerna dan nyeri ulu hati.

Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang biasa namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat membahayakan. Gastritis
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari – hari, yang bisa
mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila tidak ditangani
dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap kematian. Gastritis bila
tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung semakin meningkat dan
akhirnya membuat lambung luka–luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung
juga dapat menimbulkan peradangan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan kanker
lambung (Suratum, 2010).

Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan gastritis membuat angka


kejadian gastritis juga meningkat. Tinjauan terhadap beberapa negara di dunia
yang dilakukan oleh World Health Organitation (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8 - 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China
(3 1%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang biasa namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit
yang dapat membahayakan. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia
menurut WHO (2012) adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.3 96 kasus dari 23
8.452.952 jiwa penduduk (Gustin, 2012). Berdasarkan profil kesehatan
indonesia tahun 2014, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit
pada pasien rawat inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung pada tahun 2015
tercatat 163.318 kasus gastritis se-Provinsi Lampung, sedangkan tahun 2014
tercatat sebanyak 29.292 pasien gastritis yang mendatangi Puskesmas untuk
melakukan pengobatan.
Peradangan pada gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa
lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan sistem saluran pencernaan. Helicobacter pylori
merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis.
Pasien gastritis sering mengeluh rasa sakit di ulu hati, rasa terbakar yang pada
akhirnya menyebabkan produktivitas dan kualitas hidup pasien menurun. Nyeri
terutama pada saat lambung kosong dan stress. Nyeri epigastrik dengan berbagai
macam tipe yaitu seperti di sayat pisau, di remas atau mungkin ada yang terasa
panas seperti terbakar. Skala nyeri tergantung pada luas dalamnya ulkus, volume
asam lambung. Semakin dalam ancaman iritasi dapat mengenai ancaman
persyarafan sehingga memicu sensasi nyeri yang cukup kuat yaitu 6-9. Komplikasi
gastritis sering terjadi bila penyakit tidak di tangani secara optimal sehingga dapat
menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya
mengalami komplikasi perdarahan, peritonitis bahkan kematian (Nuraeni, 2013).
Menurut Sudiharto (2007), puskesmas mempunyai peran yang sangat
penting dalam peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia di Indonesia
maupun Internasional. Puskesmas bertanggung jawab mengupayakan kesehatan
pada jenjang tingkat pertama dan berkewajiban menanamkan budaya hidup sehat
kepada setiap keluarga. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu menyelenggarakan
asuhan keperawatan keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010).

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan


dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998)
dalam Dion & Betan, (2013) yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan keluarga,
membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota
keluarga yang sakit, mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang
sehat, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas
keluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara
tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam
keluarga.

Berdasarkan data dari Puskesmas Bumiratu, kasus gastritis di Puskesmas


Bumiratu masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama dan perlu perhatian
khusus. Kasus gastritis dalam 3 bulan terakhir terus meningkat. Menurut data
Puskesmas Bumiratu pada bulan februari penderita gastritis yang melakukan
kunjungan sebanyak 11 orang penderita, pada bulan Mei penderita gasrtritis yang
melakukan kunjungan sebanyak 13 orang penderita dan pada bulan april
kunjungan penderita sedikit meningkat dari bulan Mei yaitu sebanyak 16 kasus.
Saat dilakukan wawancara dengan petugas kesehatan Puskesmas Bumiratu
dikatakan bahwa sebagian besar penderita gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Bumiratu diakibatkan karena pola makan yang tidak teratur, seringnya
mengkonsumsi makanan asam dan pedas, serta sedikitnya karena konsumsi
alkohol. Penyakit gastritis sering dianggap sebagai masalah kesehatan biasa oleh
masyarakat, jika kebiasaan tersebut tidak segera ditanggulangi maka dapat
berakibat semakin parahnya kondisi kesehatan dan bahkan sampai menimbulkan
komplikasi hingga mengancam nyawa penderita (Data Puskesmas Bumiratu
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik


melakukan studi kasus gangguan sistem pencernaan dengan penyakit gastritis
yang dituangkan dalam judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan
Rasa Nyaman ( Nyeri ) Pada Keluarga Dengan Gatritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bumiratu Tahun 2020”.
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif
pada keluarga Tn.D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis
di Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga pada klien Tn. D
dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun 2020.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada
klien Tn. D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun
2020.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga pada klien
Tn. D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun 2020.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada
klien Tn. D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun
2020.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada klien
Tn. D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun 2020.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan peneliti
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di
bangku perkuliahan dan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti dalam penerapan asuhan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dan klien
mengenai perawatan kesehatan dengan penyakit gastritis.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan tambahan informasi dan ilmu pengetahuan untuk
institusi pendidikan dan sebagai referensi perpustakan
Poltekkes Kemenkes Kendari yang bisa digunakan oleh
mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus
selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan
“Asuhan keperawatan keluarga dengan kasus gangguan sistem
pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu
Kabupaten Pringsewu”

E. Ruang Lingkup
1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus ini dilakukan pada keluarga pada klien Nn.
Y keluarga Tn.D dengan kasus Gangguan Sistem Pencernaan
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu Kabupaten
Pringsewu Provinsi Lampung pada tanggal 14 mei s/d 18 mei
2020 dengan pengkajian dimulai pukul 08.45 WIB.
2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada studi kasus keluarga pada


klien Tn. D dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Bumiratu Kabupaten Pringsewu tahun
2020 dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan

Yaitu mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan


karya tulis ini.
b. Studi Kasus

Menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga


yang
Meliputi pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa
keperawatan, penyusunan rencana tindakan keperawatan,
penerapan rencana tindakan keperawatan dan evaluasi asuhan
keperawatan. Untuk melengkapi data/informasi dalam
pengkajian menggunakan beberapa cara antara lain:

a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada keluarga dengan
cara melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan
perkembangan dan keadaan keluarga.
b. Wawancara
Dengan mengadakan pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan pada angggota keluarga yang
sakit melalui; Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dan medical record hasil
pemeriksaan di Puskesmas setempat, menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam penerapan
asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai