Anda di halaman 1dari 27

Sofa.

Amerta Nutr (2018) 228-236 228


DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236

(Analisis Jurnal Menggunakan Tehnik Picot)


“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS LANSIA”
Di susun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk MemenuhiProses Penilaian
Salah Satu Mata Ajar “Epidemiologi”
Dosen Pengampu: : Ns. Luh Titi Handayani, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh:

Ayik Sisma

Nim : 1711011047

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 229
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Segala puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala anugerah yang selalu di limpahkan
kepada umatnya baik lahir maupun batin, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi
proses penilaian mata kuliah Keperawatan Psikososial dan Budaya.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada “Ns. Luh Titi Handayani, S.Kep., M.Kes”
selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Epidemiologi ini. Serta bagi semua pihak
yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat pembaca dalam mempelajari materi tentang
“Analisis Jurnal Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Kasus Demam Berdarah Dengue Di
Puskesmas Putat Jaya Berdasarkan Atribut Surveilans” Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis lain yang akan menulis tentang tema yang sama, khususnya bagi kami sendiri
sebagai penyusun.

Jember, 07 Januari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 230
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
A. Judul Penelitian......................................................................................... 1

B. Peneliti....................................................................................................... 1

C. Ringkasan Jurnal........................................................................................ 1

D. Tujuan Penelitian....................................................................................... 1

E. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

F. Metode Peneliti.......................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................ 3

A Pengertian Obesitas.................................................................................... 3

B. Patofisiologi............................................................................................... 3

C. Etiologi...................................................................................................... 3

D. Gejala Obesitas.......................................................................................... 4

E.Jenis-Jenis Obesitas.................................................................................... 4

F. Faktor Yang Memprngaruhi Obesitas........................................................ 5

G. Penanganan Obesitas................................................................................. 6

BAB III PENUTUP...................................................................................... 8

A. Kesimpulan................................................................................................ 8

B. Saran.......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 231
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Peneliti : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Lansia

B. Peneliti :

C. Ringkasan Jurnal
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap
orang.Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh
melebihi berat yang diinginkan.

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 232
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight,
padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah
suatukeadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang
jauhdi atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat
badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.
Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-
negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit jantung,
hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yangdisebabkan oleh
penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk BodyMass Index di atas
30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas,apakah menjadi penyebab
utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-mata hanya sebagai suatu
pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyairesiko tinggi terhadap penyakit
yang bersangkutan. Pandangan mengenai obesitas sebagaisesuatu yang tidak berbahaya, walau
bagaimanapun, sudah tidak dapat diterima lagi,mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan
selama 10 tahun terakhir memperlihatkan halsebaliknya

D. Tujuan Peneliti
Tujuan Umum

1) Mendefinisikan obesitas secara umum baik penyebab dan cara pencegahannya

Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis-jenis obesitas


2. Mengetahui berbagai macam zat yang relevan terhadap obesitas
3. Mengetahui cara pencegahan dan penyembuhan obesitas

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk membahas jauh
lebihdalam dan memahami mengenai pengertian obesitas, faktor dan penyebab serta
caramenanggulangi masalah obesitas

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 233
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
F. Metode Peneliti

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, adapun teknik
yangdigunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan
sumberlain untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan obesitas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Obesitas
Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan adalah dampak dari konsumsienergy
yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalamtubuh sebagai
lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah beratdisamping faktor
kelebihan konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalamkegemukan
(muchatadi, 2001).
Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi,
penyebabnya ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab Eksogenetismisalnya
kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi kalori tanpadiimbangi oleh
aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus energinya disimpan sebagai lemaktubuh (khomsan,
2004).

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 234
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuhyang
berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.

Dari segi obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbundalam
jaringan supkutan (bawah kulit) sekitar organ tubuh yang kadang terjadi peluasankedalam
jaringan organnya, dari segi ilmu gizi obesitas, penimbun trigliseida yang berlebihandi jaringan-
jaringan tubuh.

B. Patofisiologi
Metode menentukan apakan ada obesitas

1. Perbandingan berat dengan tabel berat badan yang diinginkan menurut tinggi
2. Indeks masa tubuh (BMI) > 27,8 untuk laki-laki / 27,3 untuk wanita.Formula BMI adalah
berat (kg) : tinggi (m)
3. Pengukuran lemak supkutan, lipat kulit triseps 18,6 mm untuk laki-laki, 25,1 mm untuk
wanitatelah dipergunakan sebagai indikator obesitas.

C. Etiologi

1. Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas
dibandingkandari orangtua berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh
orangtua kandung.
2. Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak
bolehmakan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis).
Membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.
3. Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian,
berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex:
Iklanmakanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4. Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini
seringmenyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex: kelainan
endokrin / sepertiHipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas

Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsikalori yang
berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).
Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yangkeluar.
Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh danolah raga.
Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung
berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar iniditentukan oleh genetik atau
keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapatmeningkatkan jumlah penggunaan kalori
keseluruhan.

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 235
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicuoleh
pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu olehorang
lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan) dan makan

D. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saattidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),sehingga pada siang
hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangankaki).
Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki
permukaan tubuh yang relatif lebihsempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuangsecara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering
ditemukan edema(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuhmenggunakan
alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentumenggunakan alat
kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur denganmenggunakan meteran. Secara
sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitungIndeks Massa Tubuh, yaitu membagi
berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2)atauIMT = Perhitungan ini tidak berlaku
bagi atlet, ibu hamil dan anak-anak.

E. Jenis-Jenis Obesitas
Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:

1. Ringan 120% - 140% BBI2.


2. Sedang 141% - 200% BBI3.
3. Berat/Abnormal >200% BBI

F. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas

Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya kegemukan baiksebagai
penyebab tunggal maupun penyakit lainnya. Ketidakseimbangan antara masukankaliori dan
pemakaian dapat disebabkan banyak faktor, antara lain:

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 236
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
1. Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat
badannormal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaranyang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta
memanfaatkankualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik
secara teratur yangdilakukan paling sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang
dipergunakan untuk beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak
(admin, 2008).
2. Meningkatnya Konsumsi Zat Gizi ( asupan makanan )
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara berlebihan,
zatgizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan
secarakeseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat mempengaruhi kenaikan berat
badan jikadikonsumsi berlebihan antara lain:
a. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena merupakan
sumberenergi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah.
Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama karbohidrat
adalah Sumber energi pemberi rasamanis dari makanan, penghemat protein,
mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feces (altemaster,
2003).Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari
karbohidrat,kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy cadangan,
komponen struktur sel,dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air. Protein
terdiri atasrantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam
ikatan peptide. Protein inimempunyai fungsi khusus yang tidak tergantikan oleh
zat lain, yaitu membangun sertamemelihara sel-sel dan jaringan tubuh.Kebutuhan
protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada jenis kelamin
danumur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi selama masa
anak dan remaja(Suandi, 2003).
c. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber
energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu
pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara suhu tubuh dan
pelindung organ-organ vital.Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi
lemak kurang dari 25% total energi per hari(Sayogo, 2006).

Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu :

1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebabgenetik. Tetapi
anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaangaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-
ratafaktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.2.
©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 237
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
2. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas,tetapi lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan initermasuk
perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorangmakan
serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah
polagenetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.3.
3. Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaanmakannya.
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salahsatu
bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakanmasalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan
bisamenimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak
nyamandalam pergaulan sosial.

Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas

N Hal/Tipe Masalah Simtom


O
1. Kardiovaskuler Hipertensi, Jantung Koroner, Vena Variose, Sindrom
pickwikckian
2. Endokrindan reproduksi Non-DM ( tergantung insulin ), Aminore, Infertilitas,
Pre-Eklamsia
3. Gastrointestinal Kolesistitis, dan kolelitiasis, fatty liver
4. Psikiatri dan sosial Diskriminasi
5. Muskuloskeletal dan Dermis Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)
6. Keganasan Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah
dada,Uterus, Ovarium

G. Penangan Obesitas
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang
paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting
dalammempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan
perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.Langkah
awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita danresiko kesehatannya
dengan cara menghitung BMI.

1. Resiko rendah : BMI < 2


2. Resiko menengah : BMI 27-30
3. Resiko tinggi : BMI 30-35
4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda
dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 238
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
1. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500
kalori/hariuntuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga.
2. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-
1200kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga.
3. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-
obesitasdisertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yangharus
dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,
mineraldan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara
perlahan dan stabil.
3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatansecara menyeluruh.
4. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat
badantercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian
berat badan.Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan
aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu
menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan
perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan
rencana jangka panjang untuk mengatasimasalah berat badan.

BAB III

PENUTUP

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 239
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
A. Kesimpulan
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuhyang
berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy yang berlebihan, dimanaenergy
yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam tubuh sebagai lemak, sehinggaakibatnya dari
waktu ke waktu badan akan bertambah berat disamping faktor kelebihankonsumsi energi, faktor
keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukan

B. Saran
Untuk mencegah penyakit ini, maka perlu diseimbangkan antara kelebihan dankeluaran
kalori yang digunakan oleh tubuh.
Untuk para pembaca agar selalu menjaga keseimbangan tubuh sesuai denganlingkungan
dan aktifitasnya sehari-hari

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 240
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Lampiran

RESEARCH STUDY Open Access

Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral pada


Lansia Wanita

The Incidence of Obesity, Central Obesity, and Excessive Visceral Fat among
Elderly Women

Ira Maya Sofa*

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas, obesitas sentral, dan lemak viseral merupakan penumpukan lemak
tubuh yang berlebihan dan berisiko untuk menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti
jantung iskemi dan stroke serta dapat meningkatkan risiko kerusakan tulang pada lansia.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko obesitas, obesitas
sentral, dan kelebihan lemak viseral pada lansia wanita.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel dari penelitian ini adalah 81 lansia wanita yang menjadi anggota posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Jagir, Wonokromo, Surabaya. Pengumpulan data menggunakan food
recall 3 x 24 jam, antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut), lemak viseral
menggunakan Bio Impedance Analysis (BIA), serta kuesioner terkait data diri subjek. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian menujukkan rata-rata usia subjek adalah 67,12±5,97. Sebagian besar
subjek memiliki riwayat pendidikan rendah (71,6%) dan sebanyak 87,7% subjek tidak bekerja.
Rata-rata asupan zat gizi subjek lebih rendah jika dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Sebanyak 34,6% subjek mengalami obesitas; angka kejadian obesitas sentral yaitu
17,3%; dan 28,4% subjek memiliki lemak viseral tubuh berlebih. Uji statistik menunjukkan
hubungan signifikan antara usia dengan obesitas (p-value = 0,042), usia dengan obesitas sentral
(p-value = 0,009) tetapi usia dengan lemak viseral tidak memiliki hubungan signifikan (p-
value = 0,163). Asupan makanan harian, pendidikan, dan pekerjaan tidak menunjukkan
hubungan signifikan dengan obesitas, obesitas sentral, maupun lemak viseral (p-value > 0,05).
Kesimpulan: Pada lansia, risiko mengalami obesitas maupun obesitas sentral semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia. Lemak viseral tidak berhubungan dengan usia.

Kata kunci: usia, obesitas, obesitas sentral, lemak viseral, lansia

ABSTRACT

Background: Obesity, central obesity, and visceral fat is an excessive fat that can release
various types of diseases such as cardiovascular disease, stroke and can increase the risk of
bone damage in the elderly.

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Sofa. Amerta Nutr (2018) 228-236 241
DOI : 10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Objectives: The purpose of this study was to analyze the risk factors of obesity, central obesity,
and visceral fat in elderly women.

Methods: This was an observational analytic study with cross sectional design. The samples of
the study were 81 elderly women registered as member of Posyandu Lansia in the working area
of Puskesmas

©2018. Sofa. Open access under CC BY – SA license.

Received: 03-7-2017, Accepted: 06-8-2018, Published online: 27-8-2018. doi:


10.20473/amnt.v2.i3.2018.228-236
Jagir, Wonokromo, Surabaya. The data collected using 3 times 24-hour food recall,
anthropometry (body weight, body height, and waist circumference), visceral fat using Bio
Impedance Analysis (BIA), and questionnaire related to subject’s characteristic. The data were
analyzed using logistic regression analysis.

Results: The results showed that the mean age of the subjects were 67.12±5.97 years old. Most
of the subjects have low education (71.6%) and 87.7% of subjects didn’t work. The mean value of
daily energy intake was 1074.31±298.67 kcal. There were 34.6% obese subjects, only 17.3%
subjects didn’t experience central obesity, and 28.4% of subjects had excess body visceral fat.
The statistical test showed significant correlation between age with obesity (p-value=0.042), age
with central obesity (p-value=0.009) but age with visceral fat had no significant correlation (p-
value=0.163). Daily food intake, education, and occupation did not show significant correlation
with obesity, central obesity, or visceral fat (p-value>0.05).

Conclusions: The risk for obesity and central obesity was decreased with aging in elderly but not
with visceral fat.

Keywords: age, obesity, central obesity, visceral fat, elderly

*Koresponden:

iramayasofa16@gmail.com

Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

PENDAHULUAN berhubungan erat dengan peningkatan risiko


penyakit kardiovaskuler8, sindrom
9
Obesitas merupakan suatu keadaan metabolik (hipertensi, dislipidemia, dan
dimana terjadi penumpukan lemak berlebih diabetes tipe II), dan resistensi insulin10.
di dalam tubuh1. Obesitas diketahui menjadi Suatu penelitian menyatakan bahwa seseorang
salah satu faktor risiko munculnya berbagai yang mengalami obesitas cenderung memiliki
penyakit degeneratif seperti penyakit lemak viseral tubuh yang berlebih11.
jantung2 dan stroke3. Penyakit-penyakit Faktor-faktor yang dapat
tersebut merupakan penyebab kematian mempengaruhi kejadian obesitas di antaranya
terbesar penduduk dunia, terutama pada
kelompok usia lanjut4. Selain penyakit
tersebut, obesitas pada lansia juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kerusakan
pada tulang dan sendi sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya jatuh atau
kecelakaan5. Obesitas sentral juga berkaitan
erat dengan peningkatan risiko penyakit
degeneratif6 dimana obesitas sentral ini
merupakan penumpukan lemak di perut
yang diukur dengan menggunakan indikator
lingkar perut7. Lemak viseral merupakan
lemak tubuh yang terkumpul di bagian
sentral tubuh dan melingkupi organ
internal. Kelebihan lemak viseral
yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan12, perempuan dewasa (>18 tahun) mengalami
asupan makanan13, stress14, aktivitas fisik13, peningkatan sebanyak 18,1% dari tahun
jenis kelamin serta usia 15. Berdasarkan 2007 (13,9%) menjadi 32,9%17. Surabaya
penelitian analisis lanjutan data Riskesdas merupakan kota dengan prevalensi penduduk
2007 di Jakarta, faktor risiko obesitas yang mengalami obesitas dan obesitas sentral
sentral di antaranya yaitu usia, jenis terbanyak di Jawa Timur yaitu sebesar
kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan 27,3% dan 39,2%18. Penelitian yang
per kapita, makanan berlemak, dan dilakukan di Jepang menunjukkan bahwa
gangguan mental6. Lemak viseral dapat kelebihan lemak viseral dapat berisiko
juga mempengaruhi besar lingkar perut mengalami resistensi insulin pada lansia19.
sehingga semakin tinggi persen lemak Berdasarkan laporan pemeriksaan
viseral akan semakin meningkatkan kesehatan posyandu lansia di wilayah kerja
risiko mengalami obesitas sentral16. Puskesmas Jagir tahun 2015, prevalensi
Hasil Riset Kesehatan Dasar penduduk lansia wanita yang mengalami
(2013) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas cukup tinggi yaitu sebanyak
penduduk Indonesia mengalami obesitas 16%20. Oleh karena itu, peneliti
sebesar 15,4%17. Prevalensi obesitas pada
tertarik untuk menganalisis faktor risiko berkomunikasi dengan baik, tidak bungkuk
(usia, riwayat pendidikan, pekerjaan, energi, (dapat berdiri tegak), dan mempunyai ingatan
protein, lemak, karbohidrat, dan serat) yang baik. Mini Mental State Examination
kejadian obesitas, obesitas sentral, dan (MMSE) digunakan untuk menilai daya ingat
kelebihan lemak viseral pada kelompok subjek23.
wanita lanjut usia di wilayah kerja Variabel dependen penelitian ini
Puskesmas Jagir, Wonokromo, Surabaya. adalah status obesitas, status obesitas sentral,
dan status lemak viseral pada lansia wanita.
METODE Variabel independen penelitian ini adalah usia,
pendidikan, pekerjaan, dan asupan zat
Penelitian ini dilakukan di wilayah gizi harian makanan (energi, protein,
kerja Puskesmas Jagir, Kecamatan lemak, karbohidrat, dan serat). Penelitian
Wonokromo, Surabaya pada bulan April ini menggunakan data primer dan data
hingga Mei 2018. Jenis penelitian ini sekunder. Data primer meliputi pengukuran
merupakan penelitian observasional tinggi badan, berat badan, lingkar perut,
analitik dengan pendekatan kuantitatif dan persen lemak viseral, dan wawancara food
menggunakan desain penelitian cross recall 24 jam selama 3 hari (2 kali pada hari
sectional. Populasi dari penelitian ini biasa dan 1 kali pada hari libur) serta
adalah lansia wanita berusia > 60 tahun21 dilakukan tidak berturut- turut untuk
dan menjadi anggota posyandu lansia di menggambarkan rata-rata asupan zat
wilayah kerja Puskesmas Jagir. Besar gizinya. Pengukuran tinggi badan
sampel dihitung dengan menggunakan
rumus uji hipotesis untuk satu proporsi
populasi22 dengan tingkat kemaknaan 95%
dan kekuatan 90% sehingga diperoleh
jumlah sampel sebanyak 81 orang lansia.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
simple random sampling sehingga setiap
anggota populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Sebelum dilakukan assessment, calon
sampel akan diskrining terlebih dahulu untuk
mendapatkan sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Sampel dari penelitian ini
adalah lansia wanita yang dapat
menggunakan microtoise merk OneMed (71,6%) yaitu subjek yang tidak pernah
dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. sekolah hingga tamat SMP. Sebanyak 71
Pengukuran berat badan dan persen subjek (87,7%) tidak bekerja dan hanya 8
lemak viseral menggunakan alat BIA (Bio subjek (9,9%) yang memiliki pekerjaan
Impedance Analysis) dengan merk OMRON tidak tetap seperti
HBF-375 yang dibuat di Jepang.
Pengukuran lingkar perut menggunakan
waist ruler berbahan lentur merk One Med
dengan ketelitian 0,1 cm dan posisi pita
berada di bagian tengah antara titik tulang
rusuk terakhir dan titik ujung lengkung
tulang pangkal paha. Subjek dapat
memakai pakaian seminimal mungkin
dengan bahan yang tidak tebal agar tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Hasil dari
data food recall 24 jam di-entry ke dalam
aplikasi NutriSurvey 2007 dan akan
diketahui asupan rata-rata energi, protein,
lemak, karbohidrat, dan serat dari
responden. Status obesitas diketahui
melalui perhitungan indeks massa tubuh
(IMT) yaitu dengan membagi berat badan
(kg) dengan kuadrat tinggi badan (m).
Selanjutnya, data IMT akan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu yang tidak obesitas
(IMT < 27 kg/m2) dan obesitas (IMT > 27
kg/m2). Subjek yang memiliki lingkar perut
< 80 cm termasuk dalam kelompok tidak
obesitas sentral dan > 80 cm termasuk
dalam obesitas sentral. Cut off point dari
lemak viseral yang normal menggunakan
standar dari OMRON yaitu 0,5 % – 9,5 %
sehingga lebih dari itu dikatakan
kelebihan lemak viseral24. Data sekunder
meliputi data jumlah lansia wanita yang
menjadi anggota posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Jagir.
Penelitian telah mendapatkan
persetujuan komisi etik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universias Airlangga dengan
nomor 201-KEPK tanggal 27 April 2018.
Setiap responden telah menyetujui ikut
serta dalam penelitian ini melalui informed
consent.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 81


subjek lansia wanita dengan rentang usia
60 sampai
85 tahun. Rata-rata usia subjek adalah
67,12±5,97 tahun. Sebagian besar
subjek memiliki riwayat pendidikan rendah
Tabel 1. Karakteristik Lansia Wanita di wilayah Kerja Puskesmas Jagir, Wonorkomo,
Surabaya
Total
Variabel Minimum Maksimum
n=
81
Usia (tahun) 67,12 + 5,97 60,00 85,00
Tinggi Badan 149,59 + 7,04 135,00 182,00
(cm)
Berat Badan (kg) 57,20 + 11,76 30,50 87,00
Indeks Massa Tubuh (kg/m²) 25,47 + 4,48 15,56 35,59
Lingkar Perut 88,83 + 10,22 63,00 112,00
(cm)
Lemak Viseral 9,84 + 5,11 1,00 21,50
(%)
Asupan Harian Energi (kkal) 1074,31 + 298,67 412,6 1903,43
Protein (g) 38,34 + 13,69 14,17 74,7
Lemak (g) 44,84 + 17,50 5,70 115,87
Karbohidrat (g) 136,91 + 51,58 60,87 384,03
Serat (g) 8,17 + 5,30 1,70 39,83

Tabel 2. Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen


Status Obesitas Status Obesitas Sentral Status Lemak Viseral
Variabel
p-value p-value p-value
Usia 0,042* 0,009* 0,178*
Asupan Zat Gizi Energi 0,693 0,854 0,608
Protein 0,767 0,647 0,281
Lemak 0,718 0,662 0,318
Karbohidrat 0,610 0,401 0,670
Serat 0,876 0,615 0,802
Pendidikan Rendah 0,826 0,708 0,718
Sedang 0,957 0,631 0,942
Tinggi 0,749 0,419 0,772
Keterangan: Tanda * menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu p < α; α = 0,05; data dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Logistik

wiraswasta, petani, nelayan, atau buruh. karbohidrat, dan serat lebih rendah (<
Rata- rata indeks masa tubuh (IMT) 80%)26 dibandingkan dengan Angka
responden yaitu sebesar 25,47±4,48 kg/m 2 Kecukupan Gizi untuk lansia wanita (65 – 80
dan termasuk ke dalam kategori berat tahun) yaitu energi 1550 kkal; protein 56
badan lebih. Penelitian yang dilakukan di gram; lemak 43 gram; karbohidrat
Brazil terkait peningkatan berat pada lansia
wanita, rata-rata IMT subjek yaitu 25,6
kg/m2 25. Rata-rata subjek penelitian ini
mengalami obesitas sentral jika
dibandingkan dengan standar lingkar perut
perempuan normal. Persentase lemak
viseral tubuh dari subjek penelitian rata-
rata masih tergolong normal yaitu kurang
dari sama dengan 9,5 persen. Untuk rata-
rata asupan harian, asupan energi, protein,
252 gram; dan serat 22 gram. Hal ini menyukai makanan berlemak karena
kemungkinan disebabkan oleh penurunan memiliki rasa yang lebih enak sehingga
nafsu makan yang dialami oleh lansia asupan lemaknya lebih banyak jika
karena perubahan fisiologis seperti dibandingkan dengan zat gizi lain28. Prevalensi
perubahan sistem pencernaan dan lansia wanita yang
hormonal atau dapat juga disebabkan mengalami obesitas pada penelitian ini adalah
karena penyakit yang diderita27. Asupan sebanyak 34,6%. Pada penelitian yang
lemak dari subjek penelitian ini rata- rata dilakukan di Korea ditemukan 37,8% lansia
sudah mencukupi kebutuhan berdasarkan mengalami obesitas28. Sebagian besar
AKG yaitu 104,28% kebutuhan lemak subjek
(44,84 gram). Lansia lebih cenderung
mengalami obesitas sentral dan hanya Pada Tabel 2 dapat dilihat hubungan
17,3% yang memiliki lingkar perut normal. antara usia, asupan harian, pendidikan, dan
Penelitian yang dilakukan pada komunitas pekerjaan (variabel independen) dengan
Ahmedabad, India juga menunjukkan obesitas, obesitas sentral, dan kelebihan
prevalensi obesitas sentral yang lebih dari lemak viseral (variabel dependen). Dari
50% pada jenis kelamin wanita29. Namun, tabel tersebut, dapat diketahui bahwa
penelitian yang dilakukan di Padang asupan harian, pendidikan, dan pekerjaan
menemukan sebanyak 46,5% lansia wanita tidak menujukkan hubungan yang
mengalami obesitas sentral30. Sebanyak signifikan terhadap obesitas, obesitas
28,4% subjek memiliki persentase lemak sentral, maupun kelebihan lemak viseral (p-
viseral tubuh yang berlebih. Kelebihan value > 0,05). Tetapi, pada penelitian ini
lemak viseral pada lansia dapat hanya usia yang memiliki hubungan
meningkatkan risiko untuk terjadinya signifikan dengan obesitas dan obesitas
resistensi insulin 19. sentral (p-value < 0,05).

90
80
70
60
50
40 Normal
30
20 Kelebihan
10
0
Status ObesitasStatus ObesitasStatus Lemak
SentralViseral

Gambar 1. Persentase Status Obesitas, Status Obesitas Sentral, dan Status Lemak Viseral
Gambar 2. Hubungan antara Usia dengan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Gambar 3. Hubungan antara Usia dengan Lingkar Perut

Usia berhubungan memiliki hubungan lingkar perut pada saat penuaan ini juga
signifikan dengan status obesitas (OR = 0,904; terjadi karena faktor psikososial (depresi dan
95% CI = 0,821 – 0,996; P = 0,042) dan demensia) yang dapat mengakibatkan
status penurunan nafsu makan dan
obesitas sentral (OR = 0,839; 95% CI =
0,735 – 0,957; P = 0,009). Pada Gambar 2
dan Gambar 3 menunjukkan hubungan
antara usia dengan Indeks Masa Tubuh
(IMT) serta lingkar perut. Semakin
bertambahnya usia maka IMT akan semakin
menurun sehingga kejadian obesitas juga
semakin menurun. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan pada
lansia terkait faktor obesitas bahwa seiring
dengan bertambahnya usia prevalensi
obesitas semakin menurun31.
Selain itu, penelitian yang dilakukan
di Jakarta juga mengemukakan bahwa
usia memiliki hubungan yang signifikan
dengan kejadian obesitas sentral6.
Obesitas dan obesitas sentral pada lansia
dapat disebabkan karena rendahnya aktivitas
fisik dan perubahan hormonal sehingga dapat
terjadi penumpukan lemak dalam tubuh32.
Namun ketika memasuki usia lanjut, terjadi
perubahan komposisi tubuh seiring dengan
penuaan dimana massa tubuh tanpa lemak
(lean body mass) menurun sehingga berat
badan mengalami penurunan tetapi terjadi
peningkatan lemak tubuh33,34.
Lingkar perut juga semakin
menurun seiring dengan bertambahnya
usia sehingga kejadian obesitas sentral
semakin menurun35. Penurunan berat badan
yang berkibat pada menurunnya IMT dan
penurunan motivasi untuk membeli dan Dalam penelitian ini ditemukan
menyiapkan makanan33 serta faktor bahwa asupan zat gizi (energi, protein,
penyakit yang diderita seperti penyakit lemak, karbohidrat, dan serat) tidak
pada ginjal, saluran pencernaan, memiliki hubungan yang signifkan
ataupun penyakit pernafasan36. dengan kejadian obesitas maupun obesitas
Penurunan metabolisme basal juga dapat sentral (p-value > 0,05). Pada penelitian
mempengaruhi penurunan berat badan dengan desian studi case control menunjukkan
pada masa penuaan karena lansia hal yang berbeda yaitu terdapat perbedaan
merasa kenyang lebih lama sehingga yang siginifikan antara asupan energi,
asupan makanannya lebih sedikit33. Selain protein, lemak, dan karbohidrat pada subjek
itu, lansia wanita cenderung mengalami wanita yang tidak mengalami obesitas
penurunan nafsu makan sehingga asupan zat sentral dan yang mengalami obesitas
gizi ke dalam tubuh juga menurun27. sentral37. Kejadian obesitas sentral pada
Meskipun kecenderungan obesitas dan penelitian ini dapat dikarenakan faktor
obesitas sentral semakin menurun seiring lain yang tidak diteliti seperti aktivitas
bertambahnya usia, status gizi tetap harus fisik. Penelitian yang dilakukan pada lansia di
diperhatikan dan ditingkatkan agar lansia Inggris menunjukkan bahwa subjek yang
dapat terhindar dari berbagai risiko melakukan aktivitas fisik lebih sedikit
penyakit degeneratif dan kualitas hidup cenderung memiliki
semakin meningkat.
IMT yang lebih tinggi38. Riwayat semakin bertambahnya usia, persen lemak
pendidikan tidak memiliki hubungan yang tubuh juga semakin meningkat34. Berbagai
signifikan dengan obesitas dan obesitas penelitian tersebut
sentral. Penelitian yang dilakukan pada menunjukkan hal yang berbeda dengan hasil
subjek yang memiliki riwayat pendidikan penelitian yang dilakukan pada lansia wanita
rendah (tidak sekolah hingga SMP) juga ini. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
menunjukkan hal yang sama dengan rata-rata persen lemak viseral tubuh subjek
penelitian ini dimana pendidikan dengan penelitian ini masih tergolong normal. Aktivitas
obesitas sentral tidak memiliki hubungan fisik dapat membantu mengoptimalkan persen
yang signifikan (p-value = 0,087)6. Hubungan lemak viseral tubuh41, namun dalam penelitian
yang tidak signifikan antara riwayat ini aktivitas fisik tidak diidentifikasi sehingga
pendidikan dengan obesitas maupun menjadi keterbatasan dalam menganalisis
obesitas sentral ini dapat dikarenakan hubungannya dengan lemak viseral dan
sebagian besar subjek memiliki riwayat variabel dependen lain.
pendidikan yang rendah (71,6%). Selain itu, Penelitian ini menggunakan food
faktor yang lebih berhubungan dengan recall 24 jam sebanyak 3 kali secara tidak
kejadian obesitas yaitu dapat dikarenakan berurutan (2 kali dilakukan penilaian pada
konsumsi makanan yang tidak sehat dan hari biasa dan
aktivitas fisik39. Pekerjaan yang dilakukan 1 kali penilaian dilakukan pada hari libur)
oleh subjek juga tidak memiliki hubungan sehingga dapat menggambarkan tingkat
yang signifikan dengan obesitas dan obesitas asupan lansia wanita yang ada di wilayah
sentral dikarenakan sebagian besar subjek kerja Puskesmas Jagir. Keterbatasan dari
sudah tidak bekerja. penelitian ini adalah aktivitas fisik dari
Lemak viseral dalam penelitian ini respon den tidak diukur sebagai salah satu
tidak memiliki hubungan yang signifikan variabel independen.
dengan variabel independen (usia, asupan
makanan harian, pendidikan, dan
pekerjaan). Berbagai penelitian menemukan
bahwa lemak viseral memiliki hubungan
yang signifikan dengan asupan zat gizi40
dan usia34. Suatu penelitian terkait komposisi
lemak tubuh menunjukkan hasil bahwa
KESIMPULAN Overweight, obesity and other
hyperalimentation. Tersedia pada:
Asupan zat tidak gizi, pendidikan, www.icd9data.com/2009/Volume1/240
dan pekerjaan tidak memiliki hubungan -279/270-279/278/default.htm.
yang signifikan dengan obesitas, obesitas (Diakses: 22 Juni 2018)
sentral, maupun lemak viseral. Pada 2. Thomsen, M. & Nordestgaard, B. G.
lansia, usia memiliki hubungan yang Myocardial Infarction and Ischemic Heart
signifikan dengan obesitas dan obesitas Disease in Overweight and Obesity With and
sentral dimana semakin bertambahnya Without Metabolic Syndrome. J. Am. Med.
usia, makan kecenderungan untuk Assoc. 174, 15–22 (2015).
mengalami obesitas dan obesitas sentral 3. Haley, M. J. & Lawrence, C. B. Obesity and
semakin menurun. Usia tidak memiliki
stroke : Can we translate from rodents to
hubungan yang signifikan dengan lemak
patients? (2016).
viseral.
doi:10.1177/0271678X16670411
ACKNOWLEDGEMENT 4. WHO. WHO | Projections of mortality and
causes of death, 2015 and 2030. WHO
Terima kasih penulis berikan (2017).
kepada Bakesbangpol Kota Surabaya, 5. Rontoyanni, V. G., Avila, J. C., Kaul, S., Wong,
Dinkes Kota Surabaya, Puskesmas Jagir R. & Veeranki, S. P. Association between
Wonokromo Surabaya, dan para kader obesity and serum 25(OH)D concentrations in
posyandu lansia yang telah membantu older Mexican adults. Nutrients 9, 1–12
dalam pelaksanaan pengambilan data. (2017).
6. Sugianti, E., Hardinsyah & Afriansyah, N. Faktor
REFERENSI Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa
dI DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data RISKESDAS
1. 2009 ICD-9-CM Diagnosis Codes 278.* : 2007. Gizi Indon
32, 105–116 (2009). 12. Sartorius, B. et al. Carbohydrate intake, obesity,
metabolic syndrome and cancer risk? A two-part
7. WHO. Waist Circumference and Waist- Hip systematic review and meta-analysis protocol
Ratio: Report of a WHO Expert to estimate attributability. BMJ Open 6,
Consultation. World Heal. Organ. 8–11 (2016).
(2008). doi:10.1038/ejcn.2009.139 13. Rodríguez Martín, A., Ruiz, J. P. N., Nieto,
8. Després, J. P., Arsenault, B. J., Côté, M., J. M. M. & Jiménez, L. E. Life-style
Cartier, A. & Lemieux, I. Abdominal factors associated with overweight and
obesity: The cholesterol of the 21st obesity among Spanish adults. Nutr.
century? Can. J. Cardiol. 24, 7–12 (2008). Hosp. 24, 144–151 (2009).
9. Tatsumi, Y. et al. Risk for metabolic diseases 14. Sinha, R. & Jastreboff, A. M. Stress as a
in normal weight individuals with visceral fat common risk factor for obesity and
accumulation: A cross- sectional study in Japan. addiction. Biol. Psychiatry 73, 827–835
BMJ Open 7, 1– 8 (2017). (2013).
10. Sandeep, S., Gokulakrishnan, K., Velmurugan, 15. Sen, J., Mondal, N. & Dutta, S. Factors
affecting overweight and obesity among urban
K., Deepa, M. & Mohan, V. Visceral &
adults: A cross-sectional study. Epidemiol.
subcutaneous abdominal fat in relation to
Biostat. Public Heal. 10, 1–11 (2013).
insulin resistance & metabolic syndrome in
16. Gadekar, T., Dudeja, P., Basu, I., Vashisht, S. &
non-diabetic south Indians. Indian J. Med.
Mukherji, S. Correlation of visceral body fat
Res. 131, 629–635 (2010).
11. Bertin, B., Desreumaux, P. & Dubuquoy, with waist–hip ratio, waist circumference and
L. Obesity , visceral fat and Crohn ’ body mass index in healthy adults: A cross
s disease. (2010). sectional study. Med. J. Armed Forces
doi:10.1097/MCO.0b013e32833cf0f4 India 1–6 (2018). doi:10.1016/j.mjafi.2017.12.001
17. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Lap. Nas. 2013 1–384

(2013). doi:1 Desember 2013


18. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar
2013 Dalam Angka Provinsi Jawa
Timur. (2013).
19. Umegaki, H., Haimoto, H., Ishikawa, J. & Kario,
K. Visceral Fat Contribution of Insulin
Resistance in Elderly People. J. Am. Geriatr.
Soc. 56, 1373–1375 (2008).
20. Puskesmas Jagir. Laporan Pemeriksaan
Laboratorium pada Lansia di Posyandu Lansia
Puskesmas Jagir Tahun 2015. (2015).
21. Kemenkes RI. PMK No.25 Tentang Rencana
Aksi Nasional Lanjut Usia Tahun 2016-2019. 96
(2016).
22. Lemeshow, S., Hosmer Jr, D. W., Klar, J. &
Lwanga, S. K. Part 1: Statistical Methods for
Sample Size Determination. Adequacy
Sample Size Heal. Stud. 247 (1990).
doi:10.1186/1472-6963-14-335
23. Vertesi, a et al. Standardized Mini- Mental
State Examination. Use and interpretation.
Can. Fam. Physician 47, 2018–23
(2001).
24. Omron Healthcare Co Ltd. Body
Composition Monitor HBF-375 Instruction
Manual.
25. Corona, L. P. et al. Weight Gain Among
Elderly Women as Risk Factor for
Disability : Health , Well-Being and Aging Study
( SABE Study ). J. Aging Health 25, 119–
135 (2013).
26. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(WNPG). Pemantapan Ketahanan
Pangan dan Perbaikan Gizi Berbasis
Kemandirian dan Kearifan Lokal.
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2012).
27. Pilgrim, A. & Robinson, S. An overview of
appetite decline in older people. Nurs
Older People 27, 29–35 (2015).
28. Kwon, Y. N., Yoon, S. S., Lee, K. & Lee, K.
Sarcopenic Obesity in Elderly Korean
Women : A Nationwide Cross-sectional Study.
53–58 (2018).
29. Vyas, N. J., Chaudhary, M. I. & Sheth, M.
S. Prevalence of obesity and central
obesity in middle aged population
of Ahmedabad. (2017).
doi:10.5455/jcer.
30. Kamso, S. Dislipidemia dan Obesitas Sentral
pada Lanjut Usia di Kota Padang.
J. Kesehat. Masy. Nas. 2, Nomor 2, 73– 77 (2007).

31. Shebl, A. M., Hatata, E. S. Z., Boughdady,


A. M. & El-Sayed, S. M. Prevalence and Risk Factors of Obesity among Elderly Attending Geriatric Outpatient
Clinics in Mansoura City. J. Educ. Pract. 6, 136–147 (2015).
32. Newman, A. M. American Nurses Association - Obesity in Older Adults Page 1 of 8 Obesity in Older Adults
American Nurses Association - Obesity in Older Adults Page 2 of 8. OJIN Online J. Issues Nurs. 14, 1–8
(2009).
33. Gaddey, H. L. & Holder, K. Unintentional weight loss in older adults. Am. Fam. Physician 89, 718–722
(2014).
34. St-Onge, M. P. & Gallagher, D. Body composition changes with aging: The cause or the result of
alterations in metabolic rate and macronutrient oxidation? Nutrition 26, 152–155 (2010).
35. Flegal, K. M. et al. Comparisons of percentage body fat , body mass index , waist circumference , and waist-
stature ratio in adults 1 – 3. Am. J. Clin. Nutr. 89, 500–508 (2009).
36. Metalidis, C., Knockaert, D. C., Bobbaers,
H. & Vanderschueren, S. Involuntary weight loss. Does a negative baseline evaluation
provide adequate
reassurance? Eur. J. Intern. Med. 19,

345–349 (2008).
37. Rahmandita, A. P. & Adriani, M. Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Aktivitas Fisik pada Wanita (20-54
Tahun) Obesitas Sentral dan Non Sentral. Amerta Nutr. 1, 266–274 (2017).
38. Bradbury, K. E., Guo, W., Cairns, B. J., Armstrong, M. E. G. & Key, T. J. Association between physical activity
and body fat percentage, with adjustment for BMI: a large cross- sectional analysis of UK Biobank. BMJ
Open 7, e011843 (2017).
39. Shankar, A., Sabanayagam, C., Saw, S. M., Tai, E. S. & Wong, T. Y. The association between socioeconomic
status and overweight/obesity in a malay population in Singapore. Asia- Pacific J. Public Heal. 21,
487–496 (2009).
40. Guyenet, S. J. & Schwartz, M. W. Regulation of food intake, energy balance, and body fat mass: Implications for
the pathogenesis and treatment of obesity. J. Clin. Endocrinol. Metab. 97, 745–755 (2012).
41. Irving, B. a et al. Body Composition. Med Sci Sport. 40, 1863–1872 (2009).

Anda mungkin juga menyukai