Anda di halaman 1dari 41

PIL dan LOSENGES

KOMPOSISI PIL

Zat aktif
Pengisi
Penhhancur
Pengikat
Penabur
Bahan penghancur
Bahan yang dapat mengembang dalam cairan lambung
Bahan yang dapat larut dalam cairan lambung
Bahan yang dapat dihidrolisis oleh pencernaan
Bahan penabur/anti lengket

•Pil yang berwarna gelap digunakan radix liq


•Pil berwarna putih digunakan Talk
PENYALUTAN
Untuk menghindari bau, rasa dan untuk
meningkatkan penampilan

Proses penyalutan dan teknologinya sama


dengan penyalutan tablet.
TABLET HISAP
Tablet hisap didefinisikan sebagai sediaan padat,
mengandung satu atau lebih bahan obat dengan bahan
dasar beraroma dan manis yang dapat membuat tablet
larut perlahan atau hancur perlahan dalam mulut
Tablet dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar
gelatin atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) atau
dengan cara kempa menggunakan bahan dasar gula.
Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut pastilles, tablet
hisap kempa disebut troches.
Seperti halnya tablet biasa, tablet hisap kempa dapat
dibuat dengan cara g ranulasi basah, granulasi kering dan
cetak langsung. Tablet hisap umumnya ditujukan untuk
pengobatan iritasi lokal, infeksi mulut, infeksi
tenggorokan, dapat juga mengandung bahan aktif yang
dimaksudkan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan.

Tablet hisap berbeda dengan tablet biasa dalam hal sifat


organoleptik, sifat nondisintegrating dan disolusi yang
perlahan. Secara umum tablet hisap memiliki diameter
yang besar yaitu >12,5mm, dengan berat >700 mg dan
kekerasan >15Kp
Sediaan tablet hisap lebih efektif untuk
memperoleh efek lokal di mulut dan
tenggorokkan dibanding dengan sediaan
oral lainnya.
Pelepasan zat aktif secara perlahan-
lahan pada tablet hisap juga menjadi salah
satu tujuan dipilihnya sediaan tersebut.
Dengan adanya pelepasan secara lambat
maka pengaruh anti radang yang
ditimbulkan tidak berlangsung dalam satu
waktu melainkan secara perlahan-lahan
sehingga tidak mengurangi kenyamanan
pasien dalam penggunaannya
Metode Pembuatan Tablet Hisap

Bahan dasar yang digunakan adalah gelatin atau sukrosa yang


dilelehkan atau sorbitol. Bahan obat yang tahan panas dapat
dibuat menjadi tablet hisap permen gula yang keras dengan
mesin pembuat permen dimana prosesnya dalam keadaan
hangat, sirup wangi dengan konsentrasi tinggi sebagai bahan
dasar lalu dibentuk tablet hisap dengan mencetak dan
mengeringkan. Tablet hisap dengan dasar kembang gula
memiliki rasa yang manis, penampilan menarik dan memiliki
efek demulsen. Namun pada proses pembuatannya ada beberapa
karakteristik yang perlu diperhatikan antara lain diperlukannya
temperatur yang tinggi (135-150C) untuk menghilangkan air
dan mempersiapkan kembang gula yang akan dileburkan.
diperlukan peralatan yang khusus untuk pembuatan tablet hisap
dengan metode ini.
Tablet hisap biasanya mengandung satu atau lebih
kategori berikut, yaitu antiseptik, anastesi lokal,
antitusif, analgesik atau dekongestan. Asam mefenamat
merupakan analgetik golongan AINS yang sering
digunakan, namun yang beredar dipasaran dianggap
kurang praktis dan sulit digunakan untuk pasien yang
sukar menelan. Pengembangan tablet hisap asam
mefenamat diharapkan sebagai alternatif bentuk
sediaan yang praktis dan nyaman dalam penggunaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat formula tablet
hisap asam mefenamat yang optimum dengan
kombinasi zat pengikat PGA (Pulvis Gummi Arabica) dan
sukrosa.
Cara Kempa

Tablet hisap kempa dapat dibuat dengan cara granulasi


basah, granulasi kering dan cetak langsung.
Bahan tambahan yang diperlukan pada formulasi tablet hisap
adalah bahan pengisi, pengikat, pelincir, pewarna, perasa,
pemanis.

Evaluasi Tablet

•Uji Visual
•Kekerasan
•Keregasan
•Variasi Berat
• Keseragaman Ukuran
• Keseragaman Kandungan
Macam-macam bentuk lozenges
Ada dua tipe lozenges yang telah banyak digunakan
menurut metode pembuatan tablet hisap, yaitu :

1. Compressed Tablet Lozenges


Prinsipnya sama dengan pembuatan tablet kompresi
biasa. Perbedaan yang mendasar adalah pada dosis
sediaannya, maka compressed tablet
lozenges dengan area aktivitasnya yang berada di
membrane mukosa mulut dan
kerongkongan, biasanya memiliki diameter yang
lebar (antara 5/8-3/4 inchi), dikempa dengan bobot
tablet antara 1,5-4,0 gram dan diformulasi agar
mengalami disintegrasi dalam mulut secara
perlahan-lahan (Peters, 1989).
2. Molded lozenges
Molded lozenges dibuat dengan cara meleburkan
basisnya. Molded lozenges memiliki tekstur lebih
lembut karena mengandung gula dengan konsentrasi
tinggi atau karena adanya kombinasi antara gelatin
dengan gula. Contohnya adalah soft lozenges yang
biasa disebut dengan pastilles dan
chewable lozenges yaitu lozenges dengan basis
gelatin yang biasa disebut dengan gummy. Soft
lozenges biasanya dibuat dengan menggunakan
basis polyethylene glycol (PEG)
sedangkan chewable lozenges menggunakan basis
gliserin gelatin (Allen, 2002).
Menurut komposisi bahannya, lozenges terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu hard lozenges, soft
lozenges dan lozenges basis gelatin yang biasa
disebut chewable lozenges atau gummy.

1. Hard lozenges
Hard candy lozenges adalah campuran gula dan
karbohidrat dalam bentuk amorf dan kristal. Bentuk ini
dapat berupa sirup gula padat yang secara
umum mempunyai kandungan air 0,5%-1,5%. Bahan dasar
hard candy lozenges adalah gula (sakarosa), sirup
jagung, gula invert, gula pereduksi, acidulents
(pembuat asam), pengaroma, bahan-bahan cair dan
padat, serta bahan obat (Peters, 1989).
2. Soft lozenges
Soft lozenges merupakan salah satu
jenis lozenges dengan basis PEG, acacia, dan
beberapa bahan lainnya. Soft lozenges yang
sudah banyak dikenal masyarakat adalah
pastiles (Allen, 2002), tetapi lebih umum
disebut cough drops (Gunsel and Kanig,
1976). Soft lozenges biasa dibuat berwarna
dan memiliki rasa dan dapat secara perlahan
dapat melarut atau dikunyah pada mulut dan
tergantung pada efek obat yang diinginkan
(Allen, 2002).
3. Chewable lozenges
Chewable lozenges biasanya memiliki rasa yang
mencolok dan sedikit rasa asam. Lozenges
jenis ini cocok diperuntukkan bagi pasien
pediatri dan efektif untuk penggunaan
pengobatan pada absorbsi gastrointestinal dan
sistemik (Allen, 2002)

Anda mungkin juga menyukai