Hipertensi Lansia
Hipertensi Lansia
OLEH:
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
Lamongan beserta para Wakil Rektor yang telah memberikan kesempatan dan
Lamongan.
ini.
3. Suhariyati S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah
makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB 1 6
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................6
1.1.1 Teori CAP.................................................................................6
1.1.2 Peran Perawat Komunitas.......................................................6
1.2 KONSEP PENYAKIT..........................................................................8
1.2.1 Definisi.....................................................................................8
1.2.2 Etiologi.....................................................................................9
1.2.3 Tanda Gejala...........................................................................10
1.2.4 Patofisiologi............................................................................12
1.2.5 Penatalaksanaan Medis...........................................................14
1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan...............................................14
1.3 ANALISIS JURNAL..........................................................................16
BAB 2 18
2.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................18
2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................23
2.3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN..................................23
2.4. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................23
2.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................24
2.6. EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................25
BAB 3 26
3.1 KESIMPULAN...................................................................................26
3.2 SARAN...............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN28
5
6
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Anderson dan Mcfarline (2000) menyebutkan bahwa CAP terdiri dari dua
komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan, roda
pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002).
Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
2014):
(komprehensif)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik dalam
bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
social yang ada pada masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
1.2.1 Definisi
tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah ,
1.2.2 Etiologi
a. Herediter
b. Lingkungan
c. Hiperaktivitas
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg /
2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg,
1. Neurologi
a. Pusing / migraine
d. Infeksi serebral
e. Infark otak
f. Perdarahan serebral
g. Edema cerebral
h. Stroke
i. Hemiplegia
11
2. Gastro intestinal
a. Mual
b. Muntah
3. Urologi
a. Poliuria
b. Nokturia
c. Hematuria mikroskopik
d. Polidipsi
e. Gagal ginjal
f. Proteinuria
4. Kardiovaskuler
a. Mycocardiac infark
5. Respiratorius
a. Sesak nafas
6. Psikologis
a. Mudah marah
b. Cemas
c. Sulit tidur
7. Sensori
b. Pandangan akbur
c. Kebutaan
d. Retinopati
12
1.2.4 Patofisiologi
Angiotensin I
Angiotensin II
Mengentalkan
↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh
Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler darah
↑ Tekanan darah
↑ Volume darah
Patofisiologi hipertensi.
sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan
penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang
faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau
Apabila pada penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi /9pria
mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka dimulai
a. Diet
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin,
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama kalium.
Diet yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak
serta rendah lemak jenuh (diet DASH) dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu, terapi tambahan yang perlu dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi hipertensi, yaitu:
Kurangi berat badan jika berlebih
Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir
(missal 24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60
15
ml) tiap hari atau 0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan
orang dengan berat badan yang lebih ringan
Tingkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit hampir tiap hari
dalam satu minggu)
Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida)
Pertahankan asupan kalium yang adekuat dalam diet (kira-kira 90
mmol/hari)
Pertahankan intake kalsium dan magnesium yang adekuat dalam
diet untuk kesehatan secara umum
Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dan
kolesterol untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan.
Berikut merupakan beberapa contoh makanan yang diperbolehkan dan
dihindarkan untuk dikonsumsi diantaranya:
Sumber Bahan Makanan yang Makanan yang Harus
Makanan Diperbolehkan Dihindarkan
Protein nabati Tahu, tempe, kacang Keju, kacang tanah,
hijau, kacang kacang asin, tauco,
kedelai, kacang tahu asin
tolo, kacang tanah,
kacang kapri, dan
kacang lain yang
segar
Lemak Santan encer, minyak Salad dressing,
mentega tanpa mentega
garam margarine, lemak
hewan
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang
diawetkan: sawi
asin, acar, asinan,
sayuran dalam
kaleng
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah yang diawetkan
16
b. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga
secara teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok
untuk mencegah kemungkinan komplikasi.
Sampel
Desain Analisa
No. Judul dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling
PADA sebagian pekerjaan, dan menunjukkan adanya
PASIEN
besar brisk setelah penurunan tekanan
HIPERTEN
SI pegawai walking brisk darah setelah brisk
MELALUI negeri walking exercise secara
BRISK walking signifikan. Penurunan
WALKING sipil dan
tekanan darah pada
EXERCISE pekerja kelompok intervensi
perkantora mungkin tidak hanya
n disebabkan oleh
(pegawai pengaruh brisk walking
swasta) saja akan tetapi diet
dengan rendah garam yang
95% (38 diberikan pada pasien
responden hipertensi dan obat-
) tidak obat antihipertensi juga
pernah turut berperan serta
dalam menurunkan
melakuka
tekanan darah.
n olahraga
secara
teratur.
Berdasarkan penelitian ini rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok
adanya perbedaan, Selisih rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok
adanya perbedaan yang signifikan dan selisih rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah brisk walking
Pengkajian Tahap 1
1. Geografi
a. Keadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebu
b. Luas daerah: 8 Ha
c. Batas wilayah:
Utara : desa Demakan
Barat : desa Wirun
Selatan: RT 1 RW 2
Timur : desa Demakan
2. Demografi
a. Jumlah KK: 47 KK
b. Jumlah penduduk keseluruhan: 508 jiwa
c. Jumlah Lansia : 100 orang
d. Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang hari
karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah
e. Jumlah keluarga: 47 keluarga
f. Kepadatan penduduk: padat
g. Tingkat pendidikan penduduk:
1) Perguruan tinggi: 10 orang
2) TK : 17 – 20 orang
3) SMA : 16 orang
4) SMP : 15 orang
5) SD : 20 orang
6) Lansia tidak bersekolah : 30
7) Lansia tamat SD: 50
8) Lansia tamat SMP : 10
9) Lansia tamat SMA : 5
18
19
Rencana kegiatan
angka tentang
kejadian hipertensi
hipertensi terhadap
pada lansia lansia di
berhubunga desa x
n dengan
Kurangnya
pengetahua
n.
NO MASALAH SASARAN TUJUAN STRAT RENCAN HARI TEMPAT EVALU
KEP. EGI A /TAN Krit
KOMUNITAS KEGIAT GGA eria
AN L
1. Resiko tinggi Lansia di Berkuran Komun Penyuluh 26 Balaidesa
peningkatan desa x gnya ikasi an April Desa x
angka perilaku dan pengertia 2020
kejadian berisiko informa n
hipertensi meningka si, hipertensi
pada lansia tnya cerama dan
berhubungan hipertensi h pencegah
dengan dan Tanya an
Kurangnya meningka jawab,
pengetahuan. tnya diskusi
efektifita
s
pemeliha
raan
kesehatan
pada
agregat
resiko
meningka
tnya
hipertensi
Dx Evaluasi
Resiko tinggi peningkatan angka kejadian 1. evaluasi struktur :
rencana penyuluhan telah
hipertensi pada lansia berhubungan
dilakuakan seminggu sebelum
dengan Kurangnya pengetahuan. acara dilaksanakan
undangan penyuluhan di sebar
sebelum tiga hari acara.
2. evaluasi proses :
peserta yang hadir sebanyak 52
orang
75% peserta aktif bertanya
terhaddap materi penyuluhan
yang di berikan oleh pemateri.
Penyuluhan di laksanakan di desa
x
3. evaluasi hasil :
peserta lansia dapat memahami
tentang hipertensi
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi
3.2 SARAN
komunitas pada lansia yang mengalami hipertensi dan apa yang harus
dilakukan oleh perawat pada pasien yang memiliki masalah hipertensi ini,
dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi
pasien.
27
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa
oleh Monica Ester, (Ed. 8), EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Terjemahan oleh I Made Kassise
(ed.I). EGC : Jakarta.
Ganang, William, F, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih bahasa
oleh Brahm U Panit (et.al), EGC : Jakarta.
Isselbacher, Kurt, 2000, Horison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC :
Jakarta.
Price, Sylvia Anderson dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 1995, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, (ed.4, buku 2), Terjemahan oleh :
Peter Anugrah, EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner dan Suddarth (ed.8, vol.2), Terjemahan oleh Agung
Waluyo, (et,all), EGC : Jakarta.
Nugroho, Wahyudi SKM, 2000, Keperawatan Gerontik (edisi 2), penerit buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
28
LAMPIRAN
(JURNAL)