Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

HIPERTENSI PADA LANSIA

OLEH:

MUHAMMAD SYAMSUL HADI NIM 1702012353


EVIDA WAKHID NIM 1702012338

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020

1
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITASHIPERTENSI PADA LANSIA”. Penulisan

makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan

Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan

materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Budi Utomo S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Lamongan beserta para Wakil Rektor yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan yang telah bersedia memberi arahan,

perhatian, memberikan fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah

ini.

3. Suhariyati S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah

yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam

mengerjakan makalah ini.


3

4. …………………………………, selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa

memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan

makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang

telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan

penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.

Lamongan, 26 April 2020

Penulis
4

DAFTAR ISI

Halaman

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1 6
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................6
1.1.1 Teori CAP.................................................................................6
1.1.2 Peran Perawat Komunitas.......................................................6
1.2 KONSEP PENYAKIT..........................................................................8
1.2.1 Definisi.....................................................................................8
1.2.2 Etiologi.....................................................................................9
1.2.3 Tanda Gejala...........................................................................10
1.2.4 Patofisiologi............................................................................12
1.2.5 Penatalaksanaan Medis...........................................................14
1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan...............................................14
1.3 ANALISIS JURNAL..........................................................................16

BAB 2 18
2.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.........................18
2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................23
2.3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN..................................23
2.4. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................23
2.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................24
2.6. EVALUASI KEPERAWATAN.......................................................25

BAB 3 26
3.1 KESIMPULAN...................................................................................26
3.2 SARAN...............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

LAMPIRAN28
5
6

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KOMUNITAS

1.1.1 Teori CAP

Anderson dan Mcfarline (2000) menyebutkan bahwa CAP terdiri dari dua

komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan, roda

pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan

subsistem yang mengelilingi inti dan merupakan bagian dari pengkajian

keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian sampai dengan

evaluasi.

1.1.2 Peran Perawat Komunitas

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002).

Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan

bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Widyanto,

2014):

a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider )

Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa

asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan

(komprehensif)

b. Peran Sebagai Pendidik (Educator)


7

Menuntut perawat untuk memberikan  pendidikan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat  baik di rumah, puskesmas dan di

masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat,

sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang optimal.

c. Peran sebagai konselor (Counselor)

Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha

memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan dengan

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

d. Peran sebagai panutan (Role Mode)

Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat

e. Peran sebagai pembela (Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.

Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan

social yang ada pada masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari

hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.

f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)


8

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

g. Peran sebagai kolaborator

Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama

dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-

lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien.

Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan

dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat

penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.

h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah

kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadapat status

kesehatan melalui kunjugan rumah, pertemuan-pertemuan observasi dan

pengumpulan data. (Widyanto, 2014).

1.2 KONSEP PENYAKIT

1.2.1 Definisi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg

atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti

penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah ,

makin besar resikonya . (Sylvia A. Price)


9

1.2.2 Etiologi

Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi primer / esensial

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa

faktor penunjang antara lain :

a. Herediter

b. Lingkungan

c. Hiperaktivitas

d. Susunan syaraf simpatis

e. Sistem rennin ongiotensin

f. Defek dalam mensekresi Na

g. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok

serta polistemia, stress (Ignativicius, 1991 : 2197).

2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal

Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui

seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,

hiperal dias teronisme primer dan sindrom cushing, feokromasitoma,

koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan,

penggunaan konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal

parendrymal, kelainan endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan

volume introvaskuler, luka bakar.

Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :

1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg /

tekanan diastolic sama / lebih besar dari 140 mmHg


10

2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg,

dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan perubahan pada:

1. Eleastisitas dinding aorta menurun

2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah ,hal ini terjadi karena kurangnya

efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

5. Meningkatknya resistensi pembuluh darah perifer.

1.2.3 Tanda Gejala

1. Neurologi

a. Pusing / migraine

b. Penurunan kemampuan berbicara

c. Disfungsi sistem syaraf

d. Infeksi serebral

e. Infark otak

f. Perdarahan serebral

g. Edema cerebral

h. Stroke

i. Hemiplegia
11

2. Gastro intestinal

a. Mual

b. Muntah

3. Urologi

a. Poliuria

b. Nokturia

c. Hematuria mikroskopik

d. Polidipsi

e. Gagal ginjal

f. Proteinuria

4. Kardiovaskuler

a. Mycocardiac infark

5. Respiratorius

a. Sesak nafas

6. Psikologis

a. Mudah marah

b. Cemas

c. Sulit tidur

7. Sensori

a. Gangguan tajam pengelihatan

b. Pandangan akbur

c. Kebutaan

d. Retinopati
12

1.2.4 Patofisiologi

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting

pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari

tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali

dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya

akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Anggraini, 2008).


Renin

Angiotensin I

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin II

Stimulasi sekresi aldosteron dari


↑ Sekresi hormone ADH rasa haus korteks adrenal

Urin sedikit → pekat & ↑osmolaritas


↓ Ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsinya di tubulus
ginjal

Mengentalkan

↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh
Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler darah

Diencerkan dengan ↑ volume


Volume darah ↑ ekstraseluler
13

↑ Tekanan darah
↑ Volume darah

Patofisiologi hipertensi.

(Sumber: Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009) ↑ Tekanan darah

Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem

sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan

dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-masing

penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang

kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktor-

faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau

ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat pada bagan.

beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah


14

(Sumber: Kaplan, 1998 dalam Sugiharto, 2007).

1.2.5 Penatalaksanaan Medis

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah

terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan

mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap

program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan

kualitas hidup sehubungan demngan terapi. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa pendekatan non farmakologis,termasuk penurunan berat badan,

pembatasan alkohol, natrium dan tembakau ; latihan relaksasi merupakan

intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.

Apabila pada penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi /9pria

perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95

mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka dimulai

terapi obat obatan (Brunner and Suddarth, 2002).

1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan

a. Diet
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin,
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama kalium.
Diet yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak
serta rendah lemak jenuh (diet DASH) dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu, terapi tambahan yang perlu dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi hipertensi, yaitu:
 Kurangi berat badan jika berlebih
 Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir
(missal 24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60
15

ml) tiap hari atau 0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan
orang dengan berat badan yang lebih ringan
 Tingkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit hampir tiap hari
dalam satu minggu)
 Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida)
 Pertahankan asupan kalium yang adekuat dalam diet (kira-kira 90
mmol/hari)
 Pertahankan intake kalsium dan magnesium yang adekuat dalam
diet untuk kesehatan secara umum
 Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dan
kolesterol untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan.
Berikut merupakan beberapa contoh makanan yang diperbolehkan dan
dihindarkan untuk dikonsumsi diantaranya:
Sumber Bahan Makanan yang Makanan yang Harus
Makanan Diperbolehkan Dihindarkan
Protein nabati Tahu, tempe, kacang Keju, kacang tanah,
hijau, kacang kacang asin, tauco,
kedelai, kacang tahu asin
tolo, kacang tanah,
kacang kapri, dan
kacang lain yang
segar
Lemak Santan encer, minyak Salad dressing,
mentega tanpa mentega
garam margarine, lemak
hewan
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang
diawetkan: sawi
asin, acar, asinan,
sayuran dalam
kaleng
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah yang diawetkan
16

segar menggunakan zat


pengawet: buah
kering, buah
kaleng
Bumbu Semua bumbu dapur Garam dapur, MSG,
kecap, saus tomat
botol, saus cabai,
pengempuk
daging, maggi,
terasi, soda kue,
petis, saus tiram
Minuman Teh, kopi encer Cokelat, cafein,
alkohol

b. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga
secara teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok
untuk mencegah kemungkinan komplikasi.

1.3 ANALISIS JURNAL

Pencarian literatur menggunakan database Google scholer, kata kunci

yang yang digunakan “Hipertensi”. Pencarian literatur didapatkan jurnal sebagai

berikut. Lihat tabel 1.1

Tabel 1.1 Analilis Jurnal


Sampel
Desain Analisa
No. Judul dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling
1. Deskripti Sampel: Tekanan Pre dan Analisis Penelitian ini
f dan Responde darah pada post bivariat didapatkan hasil:
PENURUNA Studi n pada pasien control tekanan Hasil dari penelitian
N Kasus penelitian hipertensi, group pengaruh brisk walking
TEKANAN darah terhadap tekanan darah
DARAH ini usia, design sebelum
17

Sampel
Desain Analisa
No. Judul dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling
PADA sebagian pekerjaan, dan menunjukkan adanya
PASIEN
besar brisk setelah penurunan tekanan
HIPERTEN
SI pegawai walking brisk darah setelah brisk
MELALUI negeri walking exercise secara
BRISK walking signifikan. Penurunan
WALKING sipil dan
tekanan darah pada
EXERCISE pekerja kelompok intervensi
perkantora mungkin tidak hanya
n disebabkan oleh
(pegawai pengaruh brisk walking
swasta) saja akan tetapi diet
dengan rendah garam yang
95% (38 diberikan pada pasien
responden hipertensi dan obat-
) tidak obat antihipertensi juga
pernah turut berperan serta
dalam menurunkan
melakuka
tekanan darah.
n olahraga
secara
teratur.

Berdasarkan penelitian ini rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok

kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan setelah intervensi menunjukkan

adanya perbedaan, Selisih rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok

kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan setelah intervensi menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan dan selisih rata-rata tekanan darah sistolik dan

diastolik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah brisk walking

exercise menunjukkan perbedaan yang signifikan juga.


BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN …………………..

2.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengkajian Tahap 1
1. Geografi
a. Keadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebu
b. Luas daerah: 8 Ha
c. Batas wilayah:
Utara : desa Demakan
Barat : desa Wirun
Selatan: RT 1 RW 2
Timur : desa Demakan
2. Demografi
a. Jumlah KK: 47 KK
b. Jumlah penduduk keseluruhan: 508 jiwa
c. Jumlah Lansia : 100 orang
d. Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang hari
karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah
e. Jumlah keluarga: 47 keluarga
f. Kepadatan penduduk: padat
g. Tingkat pendidikan penduduk:
1) Perguruan tinggi: 10 orang
2) TK : 17 – 20 orang
3) SMA : 16 orang
4) SMP : 15 orang
5) SD : 20 orang
6) Lansia tidak bersekolah : 30
7) Lansia tamat SD: 50
8) Lansia tamat SMP : 10
9) Lansia tamat SMA : 5

18
19

10) Lansia tamat perguruan tinggi : 5


h. Pekerjaan:
1) PNS : 10% jumlah penduduk
2) Buruh : 10% jumlah penduduk
3) Pedagang : 70% jumlah penduduk
4) IRT : 10% jumlah penduduk
h. Pendapatan rata-rata:
1) Rp 800.000,- : 20%
2) Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 50%
3) Rp 2.000.000,- : 30%
i. Tipe masyarakat: Masyarakat niaga
j. Agama : 100% Islam
Pengkajian Tahap 2
1. Lingkungan fisik
a. Perumahan: permanen dan rata-rata dalam kategori baik
b. Penerangan: di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cukup, tapi
banyak rumah warga yang kurang pencahayaannya pada siang hari
c. Sirkulasi udara: lingkungan sejuk karena banyak pohon yang ditanam
warga sekitar tetapi banyak perumahan warga yang ventilasi rumahnya
kurang memadahi seperti kurangnya jumlah jendela dan dekatnya jarak
antar rumah.
d. Kepadatan penduduk: Tergolong padat.
e. Edukasi
2. Status pendidikan: SMA sederajat, yang terdiri dari:
a. Perguruan tinggi: 10 orang
b. TK : 17 – 20 orang
c. SMA : 16 orang
d. SMP : 15 orang
e. SD : 20 orang
Sarana pendidikan: terdapat 1 taman kanak-kanak
3. Keamanan dan keselamatan
a. Pemadam kebakaran: tidak ada
20

b. Polisi: tidak ada namun terdapat siskamling secara rutin


c. Sarana transportasi: sepeda ontel, motor dan mobil pribadi
d. Keadaan jalan: jalanan sudah diaspal dan ramai akan kendaraan bermotor
Pemilihan ketua RT/ RW dengan cara voting bersama
4. Struktur Pemerintahan
a. Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RT
b. Pamong desa: 1 orang
c. Kader desa: 5 orang
d. PKK: ada dan masih berjalan aktif tiap bulan
e. Kontak tani: tidak ada
f. Karang taruna: ada dan berjalan aktif tiap bulan
g. Kumpulan agama: ada dan aktif di masyarakat
5. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan: Tidak terdapat praktik bidan swasta maupun praktik
klinik swasta yang lain.
b. Tenaga kesehatan: 2 perawat dan 1 bidan
c. Tempat ibadah: terdapat masjid dan mushola
d. Sekolah: terdapat 1 taman kanak-kanak
e. Panti sosial: tidak terdapat
f. Pasar: tidak ada, namun terdapat banyak toko kelontong yang
menyediakan banyak kebutuhan dari masyarakat sekitar
g. Tempat pertemuan: terletak di rumah ketua RW dalam setiap acara yang
diadakan oleh lokasi setempat
h. Posyandu: terdapat posyandu lansia (tiap minggu ke 2)
Sering hadir: 35 % lansia
Jarang hadir : 25 % Lansia
Tidak pernah hadir : 40 %
dan posyandu balita (tiap minggu pertama) berjalan aktif setiap sebulan
sekali.
i. Hygiene perumahan: sanitasi warga RW 1 dalam kategori baik
j. Sumber air bersih: air sumur galian
21

k. Pembuangan air limbah: dialirkan lancar ke selokan dan tidak


menggenang
l. Jamban: 80% sudah mempunyai jamban di rumah masing-masing
m. Sarana MCK: semua dilakukan di kamar mandi masing masing dan
hampir tidak ada yang di sungai
n. Pembuangan sampah: dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat makam
setempat
o. Sumber polusi: air selokan
6. Komunikasi
Terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai dan modern seperti
internet, ponsel, koran, majalah, radio dan televisi. Masyarakat juga bisa
menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Untuk papan informasi untuk
menyampaikan kabar berita dari desa maupun dari yang disediakan tempat di
dekat rumah pak RW.
7. Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat RW 1 desa Bekonang dalam kategori baik
dan diatas garis kemiskinan. Warga masyarakat juga tidak ada yang
menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga setempat adalah pedagang,
baik di rumah maupun masyarakat. Rata-rata gajih:
a. Rp 800.000,- : 20%
b. Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 50%
c. Rp 2.000.000,- : 30%
8. Rekreasi
Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata
bersama-sama ke suatu tempat. Kelompok khusus seperti anggota kader juga
sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan dapat mengurangi
stresor dan beban pikiran.
Distribusi penyakit dengan agregat lansia dengan hipertensi
Dari rekapitulasi data bulan Maret-Mei di puskesmas mojolaban 90 lansia yang
bekunjung/periksa. Dari jumlah tersebut ada 3 penyakit dengan distribusi
terbesar yaitu:
1. Hipertensi : 50 orang atau 45 %
22

2. Atritis : 15 orang atau 13,5 %


3. DM: 25 orang atau 22,5 %
Dari data kesehatan di RW 1 didapatkan data bahwa :
1. Jumlah lansia keseluruhan : 100 orang
2. Jumlah lansia dengan hipertensi : 50 orang atau sekitar 50 %
3. Jumlah lansia dengan artritis: 15 orang atau sekitar 15 %
4. Jumlah lansia dengan DM : 25 orang atau sekitar 25 %
Analisa data

NNO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


1 DS : Resiko tinggi Kurangnya
1. Dari hasil wawancara peningkatan pengetahuan
dengan ketua RW 1 angka
mengatakan bahwa rata- kejadian
rata lansia yang menderita hipertensi
hipertensi sekitar 50 % pada lansia
DO :
1. Berdasarkan data dari
puskesmas mojolaban
pada bulan Maret sampai
bulan Mei di kelurahan
bekonang dukuh mojosari
RW 1 45% Lansia
menderita hipertensi.
2. 85% kemampuan lansia
dalam mengenali secara
dini penyakit hipertensi
kurang baik.
3. 40% warga yang
menderita hipertensi tidak
pernah mendapatkan
penyuluhan tentang
hipertensi
23

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia berhubungan


dengan Kurangnya pengetahuan

2.3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Masalah Besarnya Point Kesadaran Sumberdaya Skor


kesehatan masalah pravelen masyarakat yang
untuk tersedia
berubah
Resiko 4 4 3 4 192
tinggi
peningkatan
angka
kejadian
hipertensi
pada lansia
berhubunga
n dengan
Kurangnya
pengetahuan

2.4. INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana kegiatan

No Masalah Rencana Penaggung Waktu Tempat Dana Sumber


Kegiatan Jawab Kegiatan Kegiatan
1. Resiko Melakukan Perawat X 26 April Balaidesa
tinggi penyuluhan 2020 Desa x
peningkatan kesehatan
24

angka tentang
kejadian hipertensi
hipertensi terhadap
pada lansia lansia di
berhubunga desa x
n dengan
Kurangnya
pengetahua
n.
NO MASALAH SASARAN TUJUAN STRAT RENCAN HARI TEMPAT EVALU
KEP. EGI A /TAN Krit
KOMUNITAS KEGIAT GGA eria
AN L
1. Resiko tinggi Lansia di Berkuran Komun Penyuluh 26 Balaidesa
peningkatan desa x gnya ikasi an April Desa x
angka perilaku dan pengertia 2020
kejadian berisiko informa n
hipertensi meningka si, hipertensi
pada lansia tnya cerama dan
berhubungan hipertensi h pencegah
dengan dan Tanya an
Kurangnya meningka jawab,
pengetahuan. tnya diskusi
efektifita
s
pemeliha
raan
kesehatan
pada
agregat
resiko
meningka
tnya
hipertensi

2.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI


O
1. Resiko tinggi 26 April 2020 Penyuluhan tentang penyakit
25

peningkatan angka hipertensi.


kejadian hipertensi
pada lansia
berhubungan dengan
Kurangnya
pengetahuan.

2.6. EVALUASI KEPERAWATAN

Dx Evaluasi
Resiko tinggi peningkatan angka kejadian 1. evaluasi struktur :
 rencana penyuluhan telah
hipertensi pada lansia berhubungan
dilakuakan seminggu sebelum
dengan Kurangnya pengetahuan. acara dilaksanakan
 undangan penyuluhan di sebar
sebelum tiga hari acara.
2. evaluasi proses :
 peserta yang hadir sebanyak 52
orang
 75% peserta aktif bertanya
terhaddap materi penyuluhan
yang di berikan oleh pemateri.
 Penyuluhan di laksanakan di desa
x
3. evaluasi hasil :
 peserta lansia dapat memahami
tentang hipertensi
26

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit

lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah serta makin tinggi

tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price). Di dalam

menyusun asuhan keperawatan komunitas, dibutuhkan beberapa cara dalam

pengumpulan data di masyarakat.

3.2 SARAN

Diharapkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan fakultas

kesehatan, prodi keperawatan dapat mempelajari Makalah ini karena

makalah ini berisikan tentang informasi mengenai asuhan keperawatan

komunitas pada lansia yang mengalami hipertensi dan apa yang harus

dilakukan oleh perawat pada pasien yang memiliki masalah hipertensi ini,

dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi

kepada kita semua. Serta dapat membantu perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

pasien.
27

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa
oleh Monica Ester, (Ed. 8), EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Terjemahan oleh I Made Kassise
(ed.I). EGC : Jakarta.
Ganang, William, F, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih bahasa
oleh Brahm U Panit (et.al), EGC : Jakarta.
Isselbacher, Kurt, 2000, Horison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC :
Jakarta.
Price, Sylvia Anderson dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 1995, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, (ed.4, buku 2), Terjemahan oleh :
Peter Anugrah, EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner dan Suddarth (ed.8, vol.2), Terjemahan oleh Agung
Waluyo, (et,all), EGC : Jakarta.
Nugroho, Wahyudi SKM, 2000, Keperawatan Gerontik (edisi 2), penerit buku
Kedokteran EGC : Jakarta.
28

LAMPIRAN

(JURNAL)

Anda mungkin juga menyukai