Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tulus Adi Winaryo

Kelas : 4C
Matkul : Manajemen Ternak Unggas

Jawaban UAS Manajemen Ternak Unggas

1. a. Masa Grower
 Pada masa grower pejantan merupakan hal yang penting untuk mencapai uniformity
dalam berat badan sekaligus juga mendapatkan perkembangan organ dan kerangka
yang baik, hal ini akan berhubungan dengan fertilitas pejantan tersebut di masa yang
akan datang.
 Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, Pejantan harus dipelihara secara terpisah dari
betina pada masa grower hingga usianya mencapai 20 minggu.
 Pada closed house atau semi closed house, perlu disediakan intensitas cahaya yang
cukup (minimum 20 lux) dan durasinya harus tepat untuk memastikan bahwa sejumlah
pakan yang dibutuhkan terkonsumsi secara cukup selama periode 4 minggu pertama.
 Pertumbuhan berat badan pada 16 minggu akan menentukan ukuran rangka . Pejantan
yang lebih berat bobotnya, rangkanya akan berkembang paling besar nantinya
 Lakukan seleksi standart pada usia 8 minggu – dengan mengamati seluruh pejantan
dan keluarkan pejantan yang secara visual terdapat kelainan (secara fenotip).
 uniformity menjadi semakin penting bagi pejantan, untuk mendapatkan penyebaran
yang seragam dari jumlah betina per jantan dalam masa produksi, namun juga
mengontrol berat dari pejantan.
 Pada kandang dengan menggunakan lantai litter, pejantan yang berukuran lebih besar
bisa tetap digunakan selama otot dada tidak mengalami oversize yang bisa
menyebabkan masalah dalam stabilitas dan fertilitas.
 Setelah mencapai usia 16 minggu, berikan tambahan pakan secara konstan pada
pejantan untuk mempertahankan perkembangan berat badan serta pertumbuhan testis.
 Akibat stres dalam bentuk apapun atau penurunan berat badan atau bahkan juga
pertumbuhan yang stagnan dari usia 18 hingga 27 minggu akan menyebabkan
perkembangan testis yang terhambat dan bobot badan yang kurang uniform pada
pejantan dan daya tetas yang lebih rendah dan yang terakhir akan menyebabkan
fertilitas yang rendah sepanjang periode produksi.
 Mentransfer dari kandang grower ke kandang produksi, beberapa hal berikut perlu
anda pertimbangkan:
 Sebaiknya untuk mencampur pejantan masukan pejantan ke kandang produksi
3 – 5 hari lebih awal dibandingkan pada betina
 Lakukan seleksi pada pejantan sehingga rasio untuk pejantan/betina nantinya
menjadi 7 – 11% saat transfer.
 Hanya pilih pejantan yang sehat dan tidak terlihat adanya kelainan pada rangka
tubuhnya.
 Upayakan untuk tetap mendapat populasi dengan berat yang medium melalui
pengafkiran pejantan yang beratnya di bawah standart serta pejantan yang
beratnya luar biasa (pejantan yang berat akan lebih ideal untuk spiking).
 Direkomendasikan untuk mencampur dengan rasio 9% (pada kandang slat,
dimana pejantan cenderung lebih suka menguasai wilayah dan sering
menunjukkan perilaku agresif) sampai 11% (pada kandang lantai litter) pada
usia 23 minggu.
 Pejantan yag terlihat cacat, terlalu besar atau pejantan dengan masalah kaki
atau tubuh secara periodik. Alokasi pakan pejantan yang kondisinya jelek akan
dimakan oleh pejantan yang lain yang kemudian berakibat terjadi overweight.
 Arahkan untuk mencampur group pejantan yang berukuran berat ke betina
yang berukuran berat pula serta pejantan yang berukuran ringan ke betina yang
berukuran ringan.
 Penting untuk mensinkronkan dewasa kelamin antara jantan dan betina serta
perbedaan berat badan yang benar. Hal ini akan membantu dalam kesiapan
betina dikawini serta terjadinya efisiensi perkawinan.
 Perbedaan berat badan yang ditargetkan dari usia 20 sampai 40 minggu sebaiknya
mendekati 500-600 gram dan setelah melewati 40 minggu adalah 800-900 gram (+23-
25%). Bisa saja terjadi untuk mendapatkan berat badan pejantan yang lebih rendah
pada periode produksi dan banyak flock yang lain menunjukkan performa yang baik
dengan perbedaan prosentase berat badan sebesar 20% dari berat badan betina.
Masa Produksi
 metode pemberian pakan terpisah antara ayam jantan dengan betina pada masa
produksi. dimana pejantan tidak bisa mengakses ke tempat pakan betina dan begitu
juga sebaliknya.
 Metode Pembatasan yang berbeda pada feeder track untuk betina. Grill pada bagian
kiri dan roller bar pada bagian kanan.
 Feeder pejantan harus selalu stabil dan tidak boleh sampai berayun.
 Ketinggiannya harus selalu diatur untuk perlu dilakukan observasi perilaku makan
setidaknya seminggu sekali setelah usianya mencapai 30 minggu.
 Disarankan untuk tidak memotong jengger pejantan.
 Pejantan perlu secepatnya diidentifikasi dan menggunakan feeder spesifik untuk
mereka. Cara terbaik adalah dengan memiliki tipe feeder yang sama dalam masa
growing dan produksi.
 Sebaiknya pemberian pakan pejantan dimulai terlebih dahulu.
 Untuk pejantan, lebih baik memberikan sedikit saja peningkatan pada pakan (3-5
gr/minggu atau 0,66-1,1 lbs/100/minggu) mulai sejak transfer sampai mencapai berat
dewasa (30 minggu).
 memantau berat badan secara mingguan dan mengatur pakan yang sesuai.
 Pemberian pakan harus tetap konstan untuk beberapa minggu apabila pencurian pakan
terhadap feeder betina masih terjadi.
 Pejantan dewasa bisa tetap aktif dan dalam kondisi yang baik dengan memberikan
370-380 Kcal/pejantan/hari (1,548 – 1,590 MJ/pejantan/hari) dan protein kasar sebesar
20-21 gr/pejantan/hari (dengan pakan bentuk crumble sebesar 5 gr lebih sedikit
dibandingkan bentuk mash).
 Pejantan yang seksualnya aktif biasanya tidak mudah mengalami overweight.
 Setelah usia mencapai 30 minggu, alokasi pakan harus dimodifikasi tergantung dari
catatan berat badan.
 Apabila berat badan pejantan peningkatannya terlalu cepat saat usia 28-29 minggu,
metode alternatif yang bisa digunakan adalah dengan mengurangi jumlah pakan (5
sampai 10 gram namun tidak boleh lebih dari 5 gr kalau sudah pada waktunya)
 Pastikan bahwa terjadi pertumbuhan yang baik selama 4 minggu pertama semenjak
stimulasi cahaya diberikan, dimana saat tersebut juga terjadi proses perkembangan
testis.
 Standart berat pejantan memang di susun untuk membiarkan pejantan tetap berbobot
ringan pada masa produksi (tidak lebih dari 4 kg (8,8 lbs) pada usia 30 minggu) dan
kemudian mengalami pertumbuhan yang konsisten yaitu sekitar 25 gr (0,06 lbs) per
minggu dari usia 30 minggu hingga masa afkir (mencapai kira-kira 4,9 kg saat usia 64
minggu).
 Pejantan tidak diperkenankan untuk mengalami penurunan berat dalam masa produksi.
Sedikit saja terjadi penurunan dalam berat badan akan segera menyebabkan penurunan
dalam kualitas sperma.
 Berat pejantan tidak boleh lebih dari 5,5 kg (12,1 lbs) karena bisa menyebabkan
efisiensi perkawinan menjadi menurun,
 Mengevaluasi bentuk dada pejantan dengan memakai tangan merupakan cara yang
bagus dalam mengestimasi kondisi tubuh pejantan.
 Separate Sex Feeding (SSF) memberi kita kesempatan untuk penggunaan jenis ransum
yang spesial untuk pejantan.. Dengan adanya ransum pejantan yang spesifik tersebut
membuat sistem SSF menjadi jauh lebih penting untuk benar-benar memisahkan
feeder pejantan dari betina.
b. Kriteria Telur yang baik
 Kulit telur mengalami keretakan
 Cangkang telur banyak kotoran yang menempel
 Aroma busuk
 Bentuk dan ukuran tidak sesuai standar
 Warna cangkang terang
 Perandingan ayam indukan dengan ayam jantan tidak proporsional (melebihi 1:10)
2. a. Penimbangan Bobot badan = Setiap minggu
Waktu Flesing = Pada Umur 12-15 Minggu
Waktu Grading = Usia 35 Hari
b. Penimbangan bobot badan, waktu flesing, dan waktu grading berpengaruh pada saat masa
produksi dimana ketiga hal tersebut akan menggambarkan apa saja yang terjadi dalam
suatu flock. hal tersebut merupakan parameter yang paling penting untuk mengetahui
apakah pakan telah cukup diberikan untuk mencapai puncak produksi maksimum dengan
cadangan lemak yang cukup. Puncak produksi ditentukan dari uniformity, berat badan, dan
program feeding di dalam periode growing. Tolak ukur yang baik dalam menentukan
pencapaian berat badan betina mulai dari awal masa produksi sampai usia saat puncak
produksi telur tercapai. Sehingga jika ketiga hal tersebut tidak dikontrol makan akan
mempengaruhi pada masa produksi untuk mencapai puncak produksinya.
3. a. Karena Pada kandang terbuka pencahayaan pada siang hari bersumber dari cahaya
matahari
yang intensitasnya berlebihan /tinggi masuk pada kandang. Sedangkan kandang tertutup
lama dan intensitas pencahayaan bisa diatur.
b. Masa growing pada kandang tertutup

Usia Intensitas cahaya Intensitas cahaya


Usia (hari) Cahaya (jam)
(minggu) (lux) (foot candles)
1–3 0 – 21 Berkurang terus mulai Hari ke 0 sampai ke Hari ke 0 sampai
hari pertama dari 24 2 intensitas max (>20 lux) ke
jam hingga menjadi 8 kemudian berkurang 2 intensitas max
jam pada usia 14 – 21 menjadi (>2
hari 20 lux pada hari ke 7 fc) kemudian
berkurang menjadi
2,0 fc pada hari
ke 7
3 – 20 21 – 140 8 5 – 10 0,5 – 1,0
20 – 21 140 – 147 11 40 – 60 4,0 – 6,0
21 – 22 147 – 154 13 40 – 60 4,0 – 6,0
22 – 23 154 – 161 14 40 – 60 4,0 – 6,0
23 – 60 161 – 420 15 40 – 60 4,0 – 6,0
Masa produksi pada kandang terbuka dengan kandang tertutup
Usia (hari) Cahaya (jam) Intensitas cahaya Intensitas cahaya
(lux) (foot candles)
Hari 0 – 21 minggu Terjadi pengurangan Hari ke 0 sampai ke 2 Hari ke 0 sampai ke 2
dengan berat badan dari intensitas max (>20 lux) intensitas max (>2 fc)
kasaran 2420 gr 24 jam pada hari 1 kemudian berkurang kemudian berkurang
menjadi 8 jam selama 14 menjadi 20 lux pada hari menjadi 2,0 fc pada hari
– ke 7 ke 7
21 hari

21 – transfer 8 5 – 10 0,5 – 1,0


Transfer 13 Alami (minim 80 Alami (minim
– 100 lux) 8,0 – 10,0 fc)
Transfer + 7 14 Alami (minim 80 Alami (minim
– 100 lux) 8,0 – 10,0 fc)

Hen day produksi 5% 15 Alami (minim 80 Alami (minim


– 100 lux) 8,0 – 10,0 fc)

Hen day produksi 50% 16 Alami (minim 80 Alami (minim


– 100 lux) 8,0 – 10,0 fc)

Lamanya Program Pencahayaan


natural day
length pada 133 hari 140 hari 147 hari 154 hari 161 hari
133 hari

15 Natural 17 17 17 17
14 Natural 16 17 17 17
13 Natural 15 16 17 17
12 Natural 14 15 16 17
11 Natural 14 15 16 17
10 Natural 13 14 15 16
9 Natural 12 13 14 15

4. a. Sanitasi telur tetas dilakukan penyemprotan desinfektan (h2O2) pada saat serah terima
diterminal dan diulang lebih merata ada saat seleksi per egg tray, kemudian telur tetas
difumigasi.
 Agar fumigasi terlaksana dengan efektif
• Konsentrasi formaldehyde dalam formalin 40%

• Suhu ruang fumigasi 27-29 oC

• Kelembapan ruang 70-75%

• Voume ruang dan jumlah telur dan dosis fumigasi (PK 60g+formalin +200cc
Untuk ruang 2,83 cm)
• Waktu fumigasi 15-20 menit

• Sisitem sirkulasi exhaust fan yang baik


b. Hatchery adalah tempat untuk menetaskan telur menggunakan mesin tetas buatan dngan
waktu yang telah di tentukan sedangan penyimpanan farm adalah menyimpan telur
sebelum ditransfer ke Hatchery untuk ditetaskan
5. Total produksi yang ditetaskan 33.420 butir
hatchery diperoleh jumlah telur tetas sebanyak 29.428 butir
Setting eggs sebanyak 29.000. butir
Candling jumlah telur infertil 300 butir
Pada saat pulling diperoleh DOC yang menetas dengan baik sebanyak 25.520 ekor
520 ekor diantaranya out grade.
Terlur Fertil = 29.428- 300 = 29.128
Telur Tetasnya
Jumlah Telur menetas 25.520
x 100 x 100=86.7 %
Jumlah Telur Ditetaskan 29.428

Fertilitas
Jumlah Telur Fertil 29.128
x 100 x 100=98,9 %
Jumlah Telur Ditetaskan 29.428

Daya Tetas
Jumlah telur Menetas 25.520
x 100 x 100=87,6 %
JumlahTelur Fertil 29.128

Anda mungkin juga menyukai