Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.

1
Januari 2015

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN


PASURUAN: KAJIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA DI WILAYAH PESISIR PANTAI

Matheus Nugroho*)
*)
Dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Yudharta Pasuruan,
e-mail: mtnugroho@gmail.com

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengabdian masyarakat civitas akademika
Universitas Yudharta adalah (1) untuk mengetahui pola hidup nelayan (kondisi sosial,
ekonomi dan budaya), dan upaya pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi apa saja
yang dapat dilakukan untuk merubah kehidupan yang lebih baik; (2) untuk mengetahui
modal usaha yang dimiliki nelayan, dan upaya ilmu pengetahuan dan teknologi apa saja
yang dapat dilakukan untuk merubah kehidupan yang lebih baik; (3) untuk merumuskan
konsep kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan yang tepat, untuk merubah
kehidupan nelayan yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini action research, dengan fokus (1) pola hidup nelayan (kondisi
sosial, ekonomi dan budaya); (2) modal usaha yang dimiliki nelayan dan (3) konsep
kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
pola hidup nelayan, yaitu interaksi sosial dan budaya masyarakat nelayan Kabupaten
Pasuruan masih kuat, sementara tingkat pendapatan dan kesempatan berusaha masih
rendah. Metode pelatihan dan pengembangan diversifikasi usaha produk perikanan dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi nelayan; (2) modal usaha nelayan yaitu aset yang
dimiliki nelayan dan peluang pengembangannya, manajemen modal usaha nelayan serta
akseptabilitas pengembangan modal usaha belum memberikan pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat nelayan. Metode pelatihan dan
pengembangan manajemen kewirausahaan ekonomi mikro dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi nelayan; (3) konsep kebijakan pengembangan ekonomi produktif
usaha pengolahan hasil perikanan yang berkelanjutan, dengan metode pelatihan dan
pendampingan keluarga nelayan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat nelayan, pola hidup nelayan, modal usaha nelayan

Abstract
Objectives to be achieved in the academic community of the University community
service Yudharta were to determine the pattern of fishing life (social, economic and
cultural), and the approach to the science and technology what can be done to change
lives for the better; to determine the capital owned by fishermen, and the efforts of
science and technology was what can be done to change a better life, to formulate the
concept of community empowerment policy fishermen the right, to change lives better
fisherman. Research methods used in community service activities this action research,
with a focus on the pattern of fishing life (social, economic and cultural), capital owned
fishing effort and the concept of community empowerment policy fishermen. The results
showed that fishing lifestyle, the social and cultural interaction Pasuruan fishing
community was still strong, while the level of income and business opportunities were
still low. The training and development of fishery products diversification can increase
the economic income of fishermen, the fishing capital assets and development
opportunities fisherman, fishermen venture capital management and capital development
acceptability has not given effect to increase the economic income of the fishermen
19
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

community. Methods of training and development of microeconomic entrepreneurial


management can increase the economic income of fishermen; the concept of productive
economic development policies fish processing enterprises sustainable, with training and
mentoring methods can improve the welfare of families of fishermen fishing communities.

Keywords: empowerment of fishing communities, fishing lifestyle, fishermen venture


capital

PENDAHULUAN
Pengembangan sumberdaya hakekatnya manusia di kawasan
manusia yang paling berpengaruh pesisir sebagai kontrol terhadap
adalah pendidikan, menurut Ginting pemanfaatan sumberdaya alam yang
(2006) pendidikan adalah sangat dilakukan secara bijaksana dengan
berhubungan dengan perubahan mengindahkan kaidah kelestarian
Knowledge, Skill, dan Attitude. lingkungan (Supriharyono, 2005).
Sumitro (1994) menyatakan bahwa Pendekatan pemberdayaan masyarakat
sumberdaya manusia merupakan melalui ilmu pengetahuan dan
prasyarat untuk meningkatkan teknologi yang berbasis kondisi
martabat manusia. Melalui pendidikan, masyarakat nelayan tentunya dapat
warga masyarakat mendapat memberikan peranan kepada setiap
kesempatan untuk membina individu masyarakat nelayan bukan
kemampuannya dan mengatur hanya sebagai obyek, tetapi sebagai
kehidupannya. Pengembangan pelaku (aktor) yang menentukan hidup
pendidikan sumberdaya manusia mereka (Moebyarto, 1996).
adalah membangun manusia agar Masyarakat yang tinggal di
mampu untuk membangun dirinya wilayah pesisir pantai di Indonesia
sendiri, dalam arti mengenali potensi dikenal sebagai kawasan masyarakat
diri, kendala yang dihadapi dan miskin, kumuh dan terbelakang.
mampu memformulasikan solusi Kondisi ini sangat ironis apabila
kendala tersebut, tentunya dengan dibandingkan dengan keadaan alam
bantuan fasilitator. Dalam kaitannya wilayah pesisir yang yang kaya akan
dengan membangun sumber daya sumberdaya alam dan potensial
manusia pesisir ini, maka pada dikembangkan secara ekonomi.
umumnya masyarakat telah bergabung Menurut Siahaan (Islamy et al., 2004)
dalam wadah kelompok nelayan di daerah pesisir, umumnya
(Suhaeti dan Basuno, 2003). merupakan kantong-kantong
Mubyarto et al. (1984:10) kemiskinan struktural yang sangat
menyatakan bahwa sebutan kronis. Yaitu kemiskinan yang
masyarakat pesisir atau nelayan selalu ditimbulkan akibat adanya tekanan
menunjuk pada lapisan kelompok ekonomi dan eksploitasi dari
masyarakat yang identik kebodohan kelompok masyarakat, sehingga
dan keterbelakangan. Tingkat nelayan miskin tetap menjadi
pendidikan dan ketrampilan yang sangat ”marginal”.
mereka miliki masih sangat rendah Pesisir pantai Kabupaten
(Sawit, 1988:16). Pendidikan Pasuruan menyimpan potensi
sumberdaya manusia mempunyai sumberdaya alam yang sangat besar.
peranan penting dalam pengelolaan Potensi kelautan dan perikanan yang
sumberdaya alam pesisir, sebab pada terdapat di Kabupaten Pasuruan
20
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

meliputi wilayah perairan laut yang untuk pengembangan usaha ikan di


terbentang sepanjang + 48 km mulai karamba jaring apung. Luas budidaya
dari kecamatan Nguling sampai Bangil. karamba jaring apung saat ini
Potensi laut dan pantai dengan luas mencapai 36,6 Ha dengan jumlah
wilayah eksploitasi 112,5 mil laut pembudidaya sebanyak 237 petani
persegi menghasilkan potensi lestari ikan. Produksi yang dihasilkan dari
49,51 ribu ton ikan per tahun. Dari usaha tersebut sebesar 672,2 ton,
potensi yang ada baru dapat dengan komoditi andalan ikan nila.
dieksploitasi sebesar 10.403,4 ton. Selain nila saat ini juga dikembangkan
Pengembangan penangkapan ikan jenis ikan bandeng tawar, bawal, patin
dilaut diarahkan untuk dan lele (DKP Kabupaten Pasuruan,
mengoptimalkan potensi yang ada 2012).
terutama wilayah Kecamatan Nguling, Upaya peningkatan ilmu
Lekok dan Kraton (DKP Kabupaten pengetahuan dan teknologi
Pasuruan, 2012). masyarakat nelayan Kabupaten
Pada tahun 2012 usaha budidaya Pasuruan merupakan program yang
tambak mencapai luasan 3966,9 Ha mutlak dikembangkan sebagai wahana
yang tersebar di 5 kecamatan dengan untuk meningkatkan kemampuan
jumlah pembudidaya tambak 1722 sebagai nelayan dan petani ikan, serta
petani ikan. Komoditi tambak meliputi tentunya taraf hidup masyarakat
udang dan bandeng dengan total nelayan yang tinggal di pesisir pantai
produksi mencapai 4285,3 ton ikan per Kabupaten Pasuruan. Program
tahun. Selain udang dan bendeng pemberdayaan masyarakat nelayan ini,
untuk menunjang kebutuhan eksport merupakan salah satu visi Program
saat ini dikembangkan adalah Studi Teknologi Hasil Perikanan
budidaya rumput laut. Budidaya ikan Universitas Yudharta Pasuruan,
air tawar di kolam tersebar di 19 dimana Universitas Yudharta menjadi
kecamatan dengan luas lahan 30,5 Ha. institusi preservasi dan pusat informasi
Jenis ikan yang dibudidayakan antara teknologi perikanan di Kabupaten
lain lele, nila, tombro, gurami, patin, Pasuruan serta menghasilkan sarjana
bawal dan mujaer dengan jumlah perikanan profesional, yang mampu
produksi mencapai 103,7 ton.Untuk berkompetisi di tingkat nasional.
memenuhi kebutuhan benih ikan Tujuannnya (1) menghasilkan lulusan
terdapat unit pembenihan rakyat. sarjana perikanan yang berkualitas,
Selain itu juga dibangun balai benih integritas moral yang tinggi, inovatif,
ikan yang telah beroperasi saat ini. kreatif, kritis, analitis dan profesional
Budidaya ikan air tawar juga berfungsi dalam bidang teknologi perikanan; (2)
untuk meningkatkan pendapatan dan menghasilkan penelitian dan
pemanfaatan lahan pekarangan sebagai pengabdian kepada masyarakat dengan
usaha sambilan rumah tangga. karya teknologi perikanan yang
Diversifikasi usaha juga dilakukan inovatif dalam rangka berperan
dengan mengembangkan budidaya terhadap kemajuan dan kemandirian
ikan hias seperti ikan koki, koi, black masyarakat nelayan dalam memenuhi
moly dan red fin. Budidaya karamba kebutuhan dasarnya (pangan, sandang,
di Kabupaten Pasuruan selama ini perumahan, kesehatan, dan
telah dilakukan di Kecamatan Beji dan pendidikan).
Grati. Danau Ranu Grati dengan Tujuan yang ingin dicapai dalam
luasan kurang lebih 198 Ha potensial penelitian pengabdian masyarakat
21
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

civitas akademika Universitas dengan fokus dan indikator penelitian


Yudharta adalah (1) untuk mengetahui dapat dijelaskan pada Tabel 1.
pola hidup nelayan (kondisi sosial, Lokasi penelitian di Kecamatan
ekonomi dan budaya), dan upaya Lekok kabupaten Pasuruan. Waktu
pendekatan ilmu pengetahuan dan penelitian dilaksanakan selama bulan
teknologi apa saja yang dapat Agustus-Desember 2014. Data
dilakukan untuk merubah kehidupan dikumpulkan dengan menggunakan
yang lebih baik; (2) untuk mengetahui metode wawancara, yaitu percakapan
modal usaha yang dimiliki nelayan, secara langsung dengan responden
dan upaya ilmu pengetahuan dan dengan maksud bila ada responden
teknologi apa saja yang dapat yang kurang jelas dalam menanggapi
dilakukan untuk merubah kehidupan kuisoner bisa dijelaskan kembali, dan
yang lebih baik; (3) untuk metode kuisoner yang merupakan
merumuskan konsep kebijakan teknik penyebaran daftar pertanyaan
pemberdayaan masyarakat nelayan pada seluruh responden yang terpilih.
yang tepat, untuk merubah kehidupan Responden penelitian adalah
nelayan yang lebih baik. kelompok masyarakat yaitu nelayan
tangkap, nelayan budidaya, nelayan
METODE PENELITIAN pedagang, nelayan juragan ikan, dan
anggota keluarga nelayan yang terlibat
Metode penelitian yang langsung dan tidak langsung terhadap
digunakan dalam kegiatan pengabdian peningkatan pendapatan ekonomi
masyarakat ini action research, masyarakat nelayan.

Tabel 1. Fokus dan indikator penelitian


NO Fokus Penelitian Indikator
1 Pola hidup nelayan (kondisi  Nilai ikatan sosial kehidupan sehari-
sosial, ekonomi dan budaya) hari
 Kondisi lapangan kerja, kesempatan
berusaha, modal kerja dan sarana
dan prasarana usaha budidaya,
penangkapan dan pengolahan ikan
 Nilai interaksi sosial budaya antara
anggota keluarga dan warga
masyarakat nelayan
2 Modal usaha yang dimiliki  Aset yang dimiliki dan peluang
nelayan pengembangannya
 Manajemen modal usaha
 Akseptabilitas pengembangan modal
usaha
3 Konsep kebijakan  Usaha perikanan dan peluang
pemberdayaan masyarakat diversifikasinya
nelayan  Usaha ekonomi produktif dan
peluang diversifikasinya

22
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

Kegiatan ini dilaksanakan menyatakan hasil penelitiannya bahwa


dengan tahapan sebagai berikut: aksesibilitas sosial nelayan di pesisir
1. Tahap Pendahuluan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa
a) Pemetaan kebutuhan program Timur memiliki bobot faktor sosial
pemberdayaan masyarakat yang paling tinggi, artinya ikatan
nelayan Kecamatan Lekok sosialnya masih tinggi. Dalam
Kabupaten Pasuruan; kehidupan sehari-hari nelayan terdapat
b) Indentifikasi potensi dan berbagai aktivitas sosial diantara
peluang usaha bagi nelayan semakin kuat, sebagai contoh
pemberdayaan masyarakat kegiatan arisan, gotong-royong dan
nelayan; budaya saling membantu.
2. Tahap Pelaksanaan Program Pendapat responden terhadap
Pemberdayaan bobot faktor lapangan kerja dan
a) Pengumpulan data responden kesempatan berusaha (X2)
tahap awal; memperlihatkan pengaruh sebesar
b) Pendampingan 0,456 terhadap kondisi pendapatan
c) Pengumpulan data responden ekonomi masyarakat nelayan. Hal ini
tahap akhir menunjukkan bahwa tingkat
3. Evaluasi dan pelaporan pendapatan dan kesempatan berusaha
a) Analisis data; masih rendah pada masyarakat
b) Analisis dan perumusan nelayan pesisir Kabupaten Pasuruan.
pengembangan model; Data menunjukan persoalan
c) Pelaporan kemiskinan masyarakat nelayan
pesisir Kabupaten Pasuruan adalah
HASIL PENELITIAN rendahnya angka pendapatan perkapita
sebagai nelayan atau buruh nelayan,
Pola hidup nelayan dan buruh bangunan maupun
Masyarakat pesisir sering dinilai pekerjaan lain, dengan penghasilan
sebagai masyarakat yang memiliki kurang Rp 600.000 per bulan. (DKP
pola hidup yang kurang baik. Kondisi Kabupaten Pasuruan, 2012). Kondisi
lingkungan dan karakteristik ekonomi masyarakat pesisir adalah
masyarakat dinilai mempengaruhi pola menjelaskan keterbatasan lapangan
hidup masyarakat pesisir dari satu kerja dan kesempatan berusaha, modal
generasi ke generasi berikutnya. kerja dan sarana produksi belum
Penelitian ini menelaah pola hidup sepenuhnya mendukung pengelolaan
masyarakat pesisir yang terkait dengan wilayah pesisir (Abdullah, 1993).
ikatan sosial, lapangan kerja dan Interaksi sosial budaya antara
kesempatan berusaha, interaksi sosial anggota keluarga dan warga
budaya antara anggota keluarga dan masyarakat nelayan (X3) memberikan
warga masyarakat nelayan. pengaruh yang kuat 0,962 terhadap
Hampir semua responden kondisi pola hidup dan pendapatan
memberikan respon bahwa bobot nelayan. Hal ini memperlihatkan
faktor indikator interaksi sosial karakter budaya masyarakat nelayan
menunjukkan nilai yang paling tinggi di pesisir Kabupaten Pasuruan masih
(X1 = 0,95). Hal ini menunjukkan sangat kuat. Karakter budaya nelayan
bahwa interaksi sosial masyarakat yang menonjol di pesisir Jawa adalah
nelayan Kabupaten Pasuruan masih (1) terdapat interaksi sosial yang
kuat. Muhammad et al. (2006) intensif antara warga masyarakat,
23
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

yang ditandai dengan efektifnya nelayan tidak hanya terfokus pada


komunikasi tatap muka, sehingga usaha penangkapan ikan saja,
terjadi hubungan yang sangat erat melainkan juga dapat diarahkan pada
antara satu dengan yang lainnya; (2) usaha ekonomi produktif diluar bidang
masyarakat nelayan, dalam mencari penangkapan atau dikenal dengan
nafkah mereka menonjolkan sifat diversifikasi usaha perikanan. Kusnadi
gotong-royong dan saling membantu (2002), menjelaskan bahwa keputusan
(Sifema, 2002). untuk melakukan usaha ekonomi
alternatif diluar usaha penangkapan
Modal usaha yang dimiliki nelayan ikan adalah upaya dan pilihan rasional
Hasil penelitian berdasarkan yang akan lebih menguntungkan
pendapat responden menunjukkan kepentingan rumah tangganya dalam
bahwa aset yang dimiliki nelayan dan menjamin kelangsungan hidup dan
peluang pengembangannya, meningkatkan kualitas kehidupannya.
manajemen modal usaha nalayan dan Kegiatan usaha yang telah
skseptabilitas pengembangan modal berjalan meliputi warung sembako,
usaha nilai pengaruhnya masih rendah kedai pesisir, usaha salon, counter
terhadap peningkatan pendapatan HP, menjahit dan usaha tata boga
ekonomi masyarakat nelayan (X4 = memberikan pengaruh terhadap
0,352). Hal ini mengindikasikan aset peningkatan pendapatan keluarga
yang dimiliki nelayan dan usaha untuk nelayan. Dikalangan nelayan musim
pengembangannya belum mendapat menjadi salah satu kendala dalam
bantuan dan pembinaan dari lembaga mengembangkan usaha. Pada musim
permodalan formal seperti koperasi paceklik ikan, nelayan akan beralih
nelayan dan bank permodalan profesi menjadi pedagang ikan atau
pemerintah. Secara kinerja lembaga usaha diluar perikanan. Pada saat ini
keuangan mikro lebih terorganisir kegiatan usaha yang dijalankan telah
dibandingkan yang bukan lembaga menghasilkan keuntungan sekalipun
keuangan mikro, namun fakta di masih kecil. Hasil evaluasi
lapangan menunjukkan bahwa mendapatkan bahwa upaya
lembaga permodalan formal, seperti peningkatan keuntungan setidaknya
koperasi masih belum memenuhi membutuhkan pembinaan usaha
keinginan nasabah (tengkulak), lanjutan, penambahan modal usaha,
terutama pada prosedur, agunan dan dan peningkatan pasar. Peran
bunga (Nugroho et al., 2008). mahasiswa dan dosen-dosen perikanan
Universitas Yudharta sangat
Konsep kebijakan pemberdayaan bermanfaat untuk keluarga nelayan
masyarakat nelayan untuk mengembangkan hasil usahanya.
Berdasarkan pendapat responden
menunjukkan bahwa bobot faktor KESIMPULAN
usaha perikanan dan peluang
diversifikasinya, serta usaha ekonomi 1) Pola hidup nelayan, yaitu interaksi
produktif memberikan pengaruh yang sosial dan budaya masyarakat
signifikan terhadap peningkatan nelayan Kabupaten Pasuruan masih
pendapatan ekonomi masyarakat kuat, sementara tingkat pendapatan
nelayan (X5 = 0,981). Hal ini dan kesempatan berusaha masih
mengindikasikan bahwa untuk rendah. Metode pelatihan dan
meningkatkan pendapatan ekonomi, pengembangan diversifikasi usaha
24
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

produk perikanan dapat Pasuruan memiliki nilai positif,


meningkatkan pendapatan ekonomi dan terus ditingkatkan peranannya,
nelayan baik produktivitas dan kredibilitas
2) Modal usaha nelayan yaitu aset serta dievaluasi secara cermat
yang dimiliki nelayan dan peluang hasilnya.
pengembangannya, manajemen
modal usaha nelayan serta DAFTAR PUSTAKA
skseptabilitas pengembangan
modal usaha belum memberikan Abdullah, A. et al. 1993. Pengelolaan
pengaruh terhadap peningkatan hutan mangrove. Jakarta: kantor
pendapatan ekonomi masyarakat menteri negara KLH
nelayan. Metode pelatihan dan Dinas Kelautan dan Perikanan
pengembangan manajemen Kabupaten Pasuruan, 2012.
kewirausahaan ekonomi mikro Laporan tahunan statistik
dapat meningkatkan pendapatan perikanan tangkap Kabupaten
ekonomi nelayan Pasuruan Tahun 2012. Pasuruan
3) Konsep kebijakan pengembangan Ginting, B., 2006. Pengembangan
ekonomi produktif usaha masyarakat. Makalah
pengolahan hasil perikanan yang disampaikan dalam kuliah di
berkelanjutan, dengan metode Institut Pertanian Bogor
pelatihan dan pendampingan Islamy, I. 2005. Desain Pemberdayaan
keluarga nelayan dapat Masyarakat nelayan dalam
meningkatkan kesejahteraan Pengentasan kemiskinan di
masyarakat nelayan Indonesia. P3KS Depsos RI,
Jakarta.
SARAN Kusnadi, M.A., 2002. Akar
kemiskinan nelayan. Yogyakarta.
1) Pemberdayaan masyarakat nelayan LKIS
membutuhkan pendekatan tahapan Mubyarto, L. Soetrisno dan M. Dove,
perubahan sosial yang 1984. Nelayan dan kemiskinan :
membutuhkan waktu yang lama, Studi ekonomi antropologi di
untuk itu program pemberdayaan dua desa pantai. Jakarta : CV.
masyarakat di suatu lokasi Rajawali. Hal.10
seharusnya berkelanjutan, dengan Mubyarto, 1996. Penanggulangan
tahapan yang terencana dengan kemiskinan, dalam analisis No.
baik 17 Th. 4 September - Oktober
2) Pola pendampingan lebih baik 1996.
apabila dibuat dalam bentuk Muhammad, S., A.Y. Mashudi dan E.
pelatihan, pembinaan dan G. Sukoharsono, 2006. Analisis
pendekatan metode oleh peneliti, faktor-faktor yang
sehingga perkembangan mempengaruhi aksesbilitas
masyarakat binaan dapat teramati sosial ekonomi nelayan kecil di
dan mendapatkan treatmen oleh Jawa Timur. Fakultas Perikanan
peneliti dengan baik. Universitas Brawijaya Malang.
3) Keberadaan dan keterlibatan Jurnal ilmu-ilmu sosial (social
Universitas Yudharta (dosen dan sciences). Vol. 18. No. 1. Hal. 1-
mahasiswa) dalam pemberdayaan 13
masyarakat nelayan Kabupaten
25
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

dan kondisi potensi kelautan


Nugroho, A.S., D.R. Monintja dan H. Sumatera Barat, museum
Hardjomidjojo, 2008. Analisis Adityawarman Padang, tanggal
aplikasi model lembaga 29 Agustus 2002, Hal. 3-4
keuangan mikro dalam program Sumitro, D., 1994. Dasar teori daerah
pemberdayaan ekonomi pertumbuhan dan daerah
masyarakat pesisir di Kabupaten pengembangan. Jakarta. Penerbit
Cirebon. Jurnal profesional LP3ES
master program of IPB. P. 1-10 Suhaeti dan Basuno, 2003. Integrasi
Sawit, H.M., 1988. Nelayan gender dalam penguatan
tradisional pantai utara Jawa : ekonomi masyarakat pesisir.
dilema milik bersama, dalam Pusat analisis sosial ekonomi
masyarakat Indonesia. No. 5. dan kebijakan pertanian Bogor.
Jakarta : LIPI. Hal. 16 Badan litbang pertanian. Bogor
Sifema, 2002. Makalah wanita dalam Supriharyono, 2005. Rehabilitasi dan
masyarakat nelayan : latar konservasi sumberdaya di
kehiudpan dan potensi wilayah pantai. Program doktor
pengembangannya, disajikan MSDP Undip . Tidak
dalam seminar budaya pesisir dipublikasikan

26

Anda mungkin juga menyukai