Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENETAPAN BIAYA STANDAR

Tugas ini dibuat untuk melengkapi


Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Guru Pembimbing : Ibu Umi Mas’ulah

Disusun Oleh

Aspuri Primayu
Dedy Setiawan
M. Syaefudin
Novi Nuraeni
Sultoni Amin

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI

2016
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur karna atas

berkat dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah

Akuntansi Manajemen “Biaya Standar” yang disusun guna memenuhi

tugas mata kuliah Akuntansi Biaya Dalam Penulisan makalah ini

penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga dengan

selesainya makalah ini nantinya dapat berguna bagi teman-teman

sekalian yang ingin belajar dan lebih mengetahui mengenai Biaya

Standar Sebagai Suatu Alat Pengendalian Manajerial. Akhir kata saya

ucapakan banyak terima kasih.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem
akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi
akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan
untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Standar adalah suatu
benchmark atau "norma" untuk pengukuran kinerja. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering menggunakan standar. Pertimbangkan apa yang
akan terjadi ketika seorang pengemudi duduk di kursi pengemudi mobil.
Pengemudi itu memasukkan kunci di kontaknya, memutar kunci dan
mesin mobil akan hidup. Harapan pengemudi (standar) bahwa mesin
mobil akan hidup, sehingga pengemudi tidak perlu membuka kap mobil
dan mengecek aki, kabel-kabel yang berhubungan, selang bensin dan
lain-lain. Jika pengemudi memutar kunci dan mesin mobil tidak mau
hidup, maka yang terjadi adalah ketidakcocokan (selisih). Selanjutnya
pengemudi harus menyelidiki mengapa mesin mobil tidak mau hidup.
Akan lebih bijaksana jika pengemudi menyelidiki penyebabnya jika
sudah menghidupkan mobil dua kali. Jika penyebabnya tidak ditemukan
dan diperbaiki, masalah yang lebih buruk akan muncul kembali.
Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga pokok produksi yang
cermat dan tepat sangat penting, karena biaya produksi akan
memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang
akhirnya berakibat juga pada laba yang diharapkan perusahaan.
Sehingga diperlukan suatu alat pengendalian yang diantaranya berupa
penetapan biaya standar. Biaya standar merupakan alat yang penting
didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya.
Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan merangsang
pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana
telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan
pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar juga memberikan pedoman kepada manajemen
berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu
sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan
cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan
yang lain. Untuk dapat menentukan biaya standar, manajemen
membutuhkan suatu informasi biaya yang tepat dan wajar, sehingga
biaya standar dapat ditetapkan secara realistis. Jika terjadi
penyimpangan pada biaya standar, maka biaya standar ini dapat
dianalisis dan diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Dimana
ada batasan penyimpangan yang dapat diterima dari selisih biaya
produksi sesungguhnya dengan biaya produksi standar.

B. RUMUSAN PERMASALAN
 Apa yang dimaksud Biaya Standar ?
Bagaimana Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya?
 Bagaimana Prosedur Penetapan Biaya Standar ?
 Bagaimana Konsep Pengendalian ?
 Bagaimana Standar Unit ?
 Bagaimana Analisis Variansi : Deskripsi Umum ?
 Bagaimana Analisis Variansi : Bahan Baku Dan Tenaga Kerja ?
 Bagaimana Analisis Variansi : Biaya Overhead ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

1) Tujuan Penulisan :
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
mengenai :
 menjelaskan Biaya Standar ?
 menjelaskan Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian
Biaya?
 menjelaskan Prosedur Penetapan Biaya Standar ?
 menjelaskan Konsep Pengendalian ?
 menjelaskan Standar Unit ?
 menjelaskan Analisis Variansi : Deskripsi Umum ?
 Bagaimana Analisis Variansi : Bahan Baku Dan Tenaga Kerja
 Bagaimana Analisis Variansi : Biaya Overhead ?

2) Manfaat Penulisan :
Adapun manfaat yang dapat diraih dari penulisan makalah ini adalah
untuk :
Bagi Penulis adalah untuk Menambah pengetahuan, wawasan dan
memperdalam pemahaman untuk memahami bagaimana Biaya Standar
Sebagai Suatu Alat Pengendalian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA STANDAR


Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat
satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tetentu, dibawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan fktor-faktor lain tertentu.
Pengertian biaya standar menurut para ahli :
 Milton F. Usry dan Lawren H. Hammer dalam bukunya “Cost
Accounting : planning & Control” yang diterjemahkan Alfonsus Sirait
dan Herman Wibowo mengemukakan pengertian biaya standar sebagai
berikut :“Biaya standar (standar cost) biaya yang ditetapkan terlebih
dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama
periode tertentu dimasa datang.” (2001 : 11)
 Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Biaya”
mendefinisikan biayastandar sebagai berikut : “Biaya satandar adalah
biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi dan
faktor-faktor lain tertentu.” (2000 : 415)

B. MANFAAT SISTEM BIAYA STANDAR DALAM


PENGENDALIAN BIAYA
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
Biaya standar merupakan alat yang penting dalam pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar
ditetentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaanya secara efektif, karena pelaksana telah
mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan pada
tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa
biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem
biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya
dari biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan
pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (Excception principle).
Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan yang
meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi
dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Mulyadi (2009:388) Biaya standar membantu perencanaan dan
pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai
dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba.
Biaya standar digunakan untuk :
1. Menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan
mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat
laporan keuangan.
4. Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
Biaya standar memiliki kelemahan. Seringkali standar cenderung
manjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam waktu pendek.
Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan
standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan maslah
persediaan. Contohnya perubahan dalam harga bahan baku memerlukan
penyesuaian terhadap persediaan, tidak saja persediaan bahan baku
tetapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi yang berisi
bahan baku tersebut. Jika standar sering diperbaiki, akan meyebabkan
kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana.
Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi
perubahan yang beerarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran
pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. (Mulyadi:2009:387)

C.  PROSEDUR PENETAPAN BIAYA STANDAR


Dalam bukunya yang berjudul akuntansi biaya, Mulyadi (2009:390)
mengemukakan penentuan untuk biaya standar dibagi kedalam tiga
bagian : Biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya
overhead standar. Untuk prosedur penetapan biaya standar adalah
sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku standar terdiri dari :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sebuah keluaran
fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan kuantitas standar.
2. Harga persatuan fisik tersebut, atau disebut juga harga standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, warna, bentuk, karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya. Kuantitas standar bahan baku
dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan Teknis
2. Analisis dalam bentuk :
a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaa
oekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c. Menghitung rata-rata bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang
paling baik.
b. Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang,
biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
2. Harga yangh berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka
panjang.
c. Harga standar bahan baku digunakan untuk :
1. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.
2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba
perusahaan. Tersebut. Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari
jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya
standar. Fluktuasi standar cenderung untuk berulang kali terjadi dan
tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik., maka
harga normal yang tepat untuk situasi seperti ini. Jika arah perubahan
harga dimasa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka
harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di
mana biaya standar yang akan dipakai. Menurut Bastian Bustani dan
Nurlela (2009:272), dalam penetapan biaya bahan baku ada dua jenis
standar yang digunakan, yaitu :
1. Standar Harga Bahan Baku
Penetapan standar harga bahan baku memungkunkan untuk memantau
kinerja bagian pembelian dan mendeteksi pengaruhnya terhadap biaya
bahan baku dna mengukur dampak dari kenaikan dan penurunan harga
bahan baku terhadap laba.
2. Standar Kuantitas bahan baku
Penetapan standar kuantitas bahan baku umumnya dikembangkan
berdasarkan spesifikasi hasil penelitian yang dilakukan bagian rekayasa
produk. Untuk standar pemakaian bahan baku ini perlu diperhatikan
fluktuasi pemakaian dan antisipasi persediaan.

D. KONSEP PENGENDALIAN
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang
direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang,
memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan
membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya
(Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990), pengendalian
berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus
ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan.
Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan
biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005),
penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang
maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

E. STANDAR UNIT
Dua keputusan yang harus dibuat dalam penentuan biaya standart
yaitu:
(1) jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output (keputusan
kuantitas)
(2) jumlah yang seharusnya dibayar untuk kuantitasinput yang
digunakan (keputusan harga). Standar harga adalah tanggung jawab
gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan akuntansi.
Pertimbangan diskon, biaya pengiriman, dan kualitas; personalia, di lain
pihak, harus mempertimbangkan pembayaran pajak pendapatan, fasilitas
tambahan, dan kualifikas merupakan hal-hal yang terkait dalam
pembuatan standart harga dan pembelian.
Standar umumnya diklasifikasikan dalam dua bagian:
1. Standar ideal (ideal standards) yaitu membutuhkan efisiensi
maksimum dan hanya dapat tercapai jika segala sesuatu beroperasi
secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau
kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat
ditoleransi.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards),
bisa dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan
untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari
sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat menantang tetapi
dapat dicapai. Sistem Biaya Standar Diterapkan untuk:
a. Perencanaan danPengendalian Sistem perhitungan biaya standar
memperbaiki perencanaan dan pengendalian serta memperbaiki
pengukuran kinerja.
b. Perhitungan Biaya Produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar,
biaya-biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan standar
kuantitas dan harga

F. BIAYA PRODUK STANDAR


Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar dikembangkan
untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead.
Lembar biaya standar memberikan rincian yang menggarisbawahi biaya
standar per unit. Lembar biaya standar juga menyatakan kuantitas tiap
input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output.
Seorang manajer seharusnya dapat menghitung kuantitas standar bahan
baku diizinkan (standard quantity of material allowed-SQ) dan jam
standar yang diizinkan (standard hoursallowed-SH) untuk output aktual.
Perhitungan ini harus dilakukan untuk tiap kelas bahan baku langsung
dan tiap kelas tenaga kerja langsung.
Rumus perhitungannya :
 SQ = Standar kuantitas unit x Output aktual
 SH = Standar tenaga kerja unit x Output aktual
G. ANALISIS VARIANSI : DESKRIPSI UMUM
Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang
seharusnya muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. biaya input
yang direncanakan atau dianggarkan adalah SP x SQ dengan SP adalah
standar harga perunit suatu input dan SQ adalah kuantitas standar input
yang diizinkan untuk output aktual . biaya input aktual adalah AP x AQ
dengan AP adalah harga actual per unit input dan AQ adalah Kuantitas
aktual bahan baku yang digunakan

a) Variansi Harga dan Efisiensi


Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan
biaya yang direncanakan.
Rumus : Variansi total = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dengan SP: standar harga per unit suatu input
        SQ: kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual,
                        AP: harga actual per unit input

AQ:kuantitas input aktual yang digunakan Dalam suatu system


perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi dua variansi
Yaitu:(1)Variansi harga (tarif) yaitu perbedaan antara harga aktual dan
harga standar per unit dikalikan dengan jumlah input yang digunakan :
(AP – SP) AQ. (2) Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan
antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar
harga per unit input : (AQ – SQ) SP. Total variansi adalah jumlah
variansi harga dan penggunaan.

Total variansi = Variansi harga + Variansi penggunaan


                        = (AP – SP) AQ + (AQ – SQ) SP
                        = {(AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x AQ) –
(SP x SQ)}
                        = (AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP  x SQ)
                        = (AP x AQ) – (SP x SQ)

Variansi yang tidak menguntungkan (unvaforable (U) variance) terjadi


ketika harga aktual atau penggunaan input lebih banyak dari pada
standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan yang muncul,
variansi yang ditoleransi (Favorable (F) variance) diperoleh. Variansi
yang ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan variansi yang
baik dan buruk.

H. ANALISIS VARIANSI : BAHAN BAKU DAN TENAGA


KERJA

Variansi total mengukur perbedaan antara biaya actual bahan baku dan
tenaga kerja serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
1. Variansi Bahan Baku Langsung
Harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan
antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang
secara aktual dibayar. Rumus untuk perhitungan varian bahan baku
langsung adalah :
MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki :
MPV = (AP – SP) AQ
dimana : AP = Harga aktual per unit
             SP = Harga standar per unit
            AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah


variansi signifikan atau tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada
langkah lebih jauh diperlukan. Variansi harga bahan baku dapat dihitung
salah satu pada satu dari dua poin : (1) ketika bahan baku dikeluarkan
untuk digunakan dalam produksi, atau (2) ketika mereka dibeli. Jika
variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu
diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli, dari pada
bahan baku yang digunakan secara aktual. Oleh karena bahan baku yang
dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan
variansi anggaran bahan baku tidak mesti jumlah variansi harga bahan
baku dan variansi bahan baku yang digunakan.

a) Perhitungan Variansi Penggunaan Bahan Baku Variansi penggunaan


bahan baku (materials usage variance-MUV) mengukur perbedaan
antara bahan baku langsung secara actual digunakan dan bahan baku
langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.
Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :

MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ) atau MUV = (AQ – SQ) SP


Dimana : AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
    SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output
aktual
                   SP = Harga standar per unit

b) Tanggung Jawab Atas Variansi Penggunaa Bahan Baku


secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan
bahan  baku. Meminimalkan sisa, pembuangan dan pengerjaan kembali
adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan terpenuhi.

c) Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku


dalam hal ini variansi yang menguntungkan dapat dibebankan pada
pembelian. Karena variansi penggunaan bahan baku menguntungkan –
tetapi tidak lebih kecil dari pada variansi harga yang tidak
menguntungkan – hasil keseluruhan perubahan dalam bagian pembelian
tidak menguntungkan dimasa depan.
2. Variansi Tenaga Kerja Langsung
Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja
dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau
pendekatan rumus. Variansi Tarif Tenaga Kerja (labor rate variance-
LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk
tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar:

LRV = (AR x AH) – (SR x AH) atau LVR = (AR – SR) AH


Dimana : AR = Tarif upah aktual per jam
               SR = Tarif upah standar per jam
               AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
 Varians Efisiensi Tenga Kerja : Pendekatan Rumus

Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV)


mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual
digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan :
LEV = (AH x SR) – (SH x SR) Atau LEV = (AH – SH) SR
Dimana :  AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
                SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya
digunakan
             SR = Tarif upah standar per jam    

I. ANALISIS VARIANSI : BIAYA OVERHEAD


Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang
dibebankan dan yang actual, juga dibagi menjadi berbagai variansi
komponen. Berapa banyak variansi komponen yang dihitung, tergantung
pada metode analisis variansi yang digunakan. Variansi total overhead
variabel dibagi menjadi dua komponen yaitu :variansi pengeluaran
overhead variable dan variansi efisiensi overhead variable.

a) Variansi Overhead Variabel


Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead
variabel yang aktual dengan yang dibebankan. Mengukur pengaruh
agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual
variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel
(standard variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah
overhead variabel aktual dibagi dengan jam actual.
Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :
Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR x AH) – (SVOR x
AH)
                                                       = (AVOR – SVOR) AH

Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama


dengan variansi harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa
perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran overhead variabel dapat
muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah
meningkat atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi
sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel
berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang
digunakan.
Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVO
b) Variansi Overhead Tetap
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap
aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang
dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap
dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. Jadi overhead
tetap yang dibebankan adalah :
Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam
standar
Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan
antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan..
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji,
penyusutan, pajak dan asuransi. Oleh karena banyak biaya overhead
tetap terutama dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan
oleh perusahaan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya
kecil. Oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah,
perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya
aktual, memberikan informasi lebih banyak tentang penyebab variansi
pengeluaran. Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara
overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan.

1. Total Variansi Overhead Tetap


Dimana merupakan perbedaan antara overhead tetap actual dan
overhead tetap yang dibebankan Overhead tetap yang dibebankan =
tariff standar overhead tetap X jam standar 2. Variansi Volume
Overhead Tetap
Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap
yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume
mengukur pengaruh perbedaan output sesungguhnya dari output yang
digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar
overhead tetap.
Variansi volume = Overhead tetap yang dianggarkan – overhead tetap
yang dibebankan
Oleh karena itu, variansi volume dapat diartikan sebagai pengukur
penggunaan kapasitas.
3. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overhead Tetap
Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan
kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variasi ini
seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi, kadangkala
penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat
mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali  produksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya
menggunakan dasar unit. Anggaran unit ini adalah tenaga kerja, bahan
baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya standar adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan jasa.
Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historisnya.
Standar yang saat ini dapat dicapai adalah standar yang dapat diraih
dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal adalah standar
yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional
ideal. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki
perencanaan untuk dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan
harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan
standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas,
respon balik tersedia sebagai informasi. Informasi ini memungkinkan
para manajer untuk menerapkan tingkat kendali yang lebih besar
terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem perhitungan biaya
normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih
mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Dalam
perusahaan manufaktur, biaya standar dikembangkan untuk bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Ketiga hal ini tidak dapat
dilepas pisahkan, sistem ABC sendiri Dengan demikian jelas bahwa
biaya standar merupakan alat yang penting untuk perencanaan dan
pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa
pengendalian biaya produksi merupakan jalan yang logis sebagai
konsekuensi perusahaan dalam menekan biaya produksi agar sesuai
dengan rencana, karena dengan metode biaya tersebut perusahaan dapat
mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sebelum proses
produksi dimulai sehingga dapat diketahui ketidakefesienan atau
pemborosan biaya yang terjadi setelah proses produksi selesai.

B. SARAN
Estimasi biaya produk. Dalam hal ini standar dikembangkan
untuk konsumsi per unit suatu produk akan bahan baku, tenaga kerja dan
overhead. Standar ini akan bermanfaat bagi penentaan diterima tidaknya
suatu pesanan dari pelanggan.
Anggaran biaya dan pengelaran. Total biaya yang mencerminkan
konsumsi untuk setiap aktivitas dapat diprediksi berdasarkan jumlah
standar konsumsi untu setiap aktivitas untuk menghasilkan produk dan
jasa. Namun manajemen harus berhati-hati karena kemngkinan
adanya time lag  antara saat anggaran disusun dan saat pelaksanaannya.
Pengendalian biaya relatif terhadap standar. Dalam hal ini biaya
aktual dibandingkan dengan biaya standar, dengan harapan bahwa biaya
aktual akan tetap sejalan dengan standar. Perbedaan atau selisih antara
DAFTAR PUSTAKA

Cecily A.Rainborn, Michael R Kinney. 2011. Akuntansi Biaya, Dasar


Dan Perkembangan ( Cost Accounting, Foundation And Evolutions)
Buku 1 Edisi 7. Salemba Empat, Jakarta

Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial,


Buku 1 Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta

 Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi Ke 5, Upp Amp Ykpn,


Yogyakarta.

Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun Ke-1 September-Desember


2010

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.
pdf (Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun Ke-1 September-
Desember 2010)

http://jurnal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/.../246/241.pdf (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 4, Juli 2012)

http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/5928/4
697 (International Journal of Business and Management)

Anda mungkin juga menyukai