Anda di halaman 1dari 7

Pengertian stress

Stress merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Sarafino


mendefinisikan stress sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu
dengan lingkungan yang menimbulkan jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
berbagai situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang
(Smet. 1994 :112).

Stres adalah sebuah respons yang muncul dari kejadian yang dianggap
sebagai tantangan (Lazarus & Folkman, 1984)
Menurut Ardani, stress adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami
ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya (Ardani, 2007 :37)

Menurut Maramis adalah segala masalah atau tuntutan menyesuaikan diri, yang
karena tuntutan itulah individu merasa terganggu keseimbangan hidupnya (Maramis. 1994 :
134)

Hans Selye (dalam Soewondo,1993). Menurutnya stres adalah ”suatu respon


umun non spesifik terhadap tuntutan fisik ataupun emosional, baik dari dalam
lingkungan maupun luar lingkungan”
Stres adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap
hari yang tidak dapat dihindari atau perubahan yang memerlukan penyesuaian.
Sering dianggap kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stres,
seperti cedera, sakit atau kematian orang yang dicintai, serta putus asa. Perubahan
positif juga dapat menimbulkan stres, seperti naik pangkat, perkawinan, dan jatuh
cinta. Stres terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang dirasakan sebagai
mengancam atau psikologisnya, peristiwa tersebut disebut stresor. Reaksi orang
terhadap peristiwa tersebut dinamakan respons stres.
Gejala-gejala stress

Stress yang tidak teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa, dan gejala sosial.
Gejala-gejala tersebut antara lain :

a. Gejala badan

Sakit kepala, sakit maag, mudah kaget (berdebar-debar), banyak keluarg keringat
dingin, gangguan pola tidur, letih, lesu, kaku leher belakang sampai punggung, dada rasa
panas/nyeri, rasa tersumbat dikerongkongan, gangguan psikoseksual, nafsu makan
menurun, mual muntah, gejala kulit, bermacam-macam gangguan menstruasi, keputihan,
kejang-kejang, pingsan dan sejumlah gejala lain.

b. Gejala emosional

Pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, was-was, kuatir,


mimpi-mimpi buruk, murung, mudah marah/jengkel, mudah menangis, pikiran bunuh diri,
gelisah, pandangan putus asa, dan sebagainya.

c. Gejala sosial
Makin banyak merokok/minuman/makan, sering mengontrol pintu, jendela,
menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, membunuh dan lainnya.

Sumber stress

stress dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam istilah
yang lebih umum disebut stresor. Stresor adalah keadaan atau situasi, obyek atau
individu yang dapat menimbulkan stress. Secara umum stresor dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu stresor fisik, sosial dan psikologis.
1. Stresor fisik, Bentuk dari stresor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara
bising,
polusi udara, keracunan, obat-obatan (bahan kimiawi)
2. Stresor sosial, Ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflasi yang tinggi, tidak ada
pekerjaan, pajak yang tinggi, perubahan teknologi yang cepat, kejahatan.
a. Keluarga, misalnya peran seks, iri, cemburu, kematian anggota keluarga,
masalah keuangan,perbedaan gaya hidup dengan pasangan atau anggota
keluarga yang lain.
b. Jabatan dan karir, misalnya kompetisi dengan teman, hubungan yang kurang
baik dengan atasan atau sejawat, pelatihan, aturan kerja.
c. Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnyaharapan sosial yang terlalu
tinggi, pelayanan yang buruk, hubungan sosial yang buruk.
3. Stresor psikologis
a. Frustasi (tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada hambatan.)
b. Ketidakpastian
Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak pasti
mengenai masa depan atau pekerjaannya. Atau erasa selalu bingung dan
tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir dan inferior.
Langkah-Langkah Menghadapi Stres
Cara yang dilakukan untuk menghadapi stres dapat dilakukan berbagai cara,
yaitu dengan mereduksi (mengurangi) tingkat stres dan pengolahannya. Dalam
mereduksi stres, menurut Atwater (1963) cara yang dilakukan umumnya adalah :
1. Mekanisme pertahanan diri (self defence mechanism)
Proses psikologis yang termotifasi secara defensif.mekanisme pertahanan diri
terjadi secara otomatis dan dilakukan secara tidak disadari untuk menjadi
cara mengurangi stres. Contoh mekanisme pertahanan diri adalah repressi
(menekan ingatan ke alam tak sadar), rasionalisasi, proyeksi, sublimasi,
fantasi dan sebagainya.
2. Mekanisme pengendalian diri (coping mechanism)
Mekanisme ini merupakan cara-cara yang digunakan untuk beradaptasi
terhadap stres. Di dalamnya mencakup keseluruhan kemampuan individu
untuk menghadapi stres,pengubahan tingkah laku sehingga menjadi lebih
adaktif, mengubah cara berpikir dan cara bertindak, misalnya dengan
mengembangkan humor, atau tertawa, menangis dan lain-lain.
Sementara untuk mengelola stres beberapa langkah yang harus dilakukan
menurut Soewondo (1993) dan Hawari (1996) adalah sebagai berikut :
1. Menyadari tentang adanya stres
2. Mengatur kebiasaan makan dan berolah raga
a. Makanan
Makan secara teratur, menu bervariasi, berimbang, dengan porsi
yang cukup (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak tidur
b. Olah raga
Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan baik fisik
maupun mental, olahraga adalah salah satu caranya. Olah raga
tidak perlu yang mahal-mahal, bahkan tanpa biaya sekalipun.
Lari-lari pagi, jalan-jalan pagi sekitar rumah atau senam dan
kegiatan fisik lainnya. Usahakan setidaknya 2kali dalam
seminggu, anda bergerak hingga badan berkeringat, bila selesai
mandilah dengan air hangat.
3. Mengubah respon terhadap stres
a. Menanggulangi dengan berbagai terapi tingkah laku, seperti
dengan relaksasi, terapi fisiologis dengan biofeedback dan yoga.
b. Melakukan meditasi, pertemuan kelompok dan konseling
4. Istirahat di siang hari dan tidur yang cukup
Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan
segala keletihan fisik mental. Tidur adalah mutlak bagi
kehidupan manusia. Aturlah jadwal tidur anda secara teratur.
Usahakan anda dapat tidur 7-8 jam semalam. Paling tidak 4
malam dalam seminggu, tidur rata-rata 7-8 jam semalam.
Apabila anda tidur larut malam dan rata-rata hanya 3-4 jam
bahkan kurang dalam semalam, maka daya tahan tubuh anda
akan menurun.
5. Mempersiapkan dan mengorganisasi pekerjaan dengan lebih
baik
a. Melakukan rekreasi
b. Menghindari merokok
Sebisa mungkin tidak merokok, namun kalau merokok
usahakan jangan sampai lebih 10 batang sehari. Penelitian
membuktikan bahwa tubuh masih mampu menetralisir efek
negatif rokok,namun jika tidak lebih dari 10 batang sehari.
Kalau lebih banyak maka daya tahan terhadap stres akan jauh
merosot, dan beresiko tinggi terkena kanker paru-paru.
c. Menghindari minuman keras
Sebaiknya tidak minum minuman keras (berakohol). Kalau
tidak dapat menghilangkan kebiasaan, usahakan minum tidak
lebih dari 5 kali dalam seminggu. Alkohol dapat mempengaruhi
daya fikir, emosi, juga liver
6. Menjaga berat badan
Usahakan berat badan sesuai dengan tinggi badan, jangan
tergolong orang yang kegemukan atau kekurusan. Berat badan ideal,
tingi badan (cm) dikurangi 100 dan dikurangi lagi 10%
7. Mengembangkan pergaulan yang sehat
Sebagai pribadi individu memerlukan orang lain, untuk
dapat berbagai pikiran dan perasaan dengan seseorang yang dapat
dipercaya,perbanyak bergaul, dan jangan menarik diri. Bila tidak ada
orang yang dipercaya, jangan ragu bicaralah dengan ahli di bidang ini
misal psikiater, psikolog, atau konselor.
8. Mengatur waktu dengan tepat
Pengaturan waktu antara bekerja,keluarga, rekreasi, dan ibadah
harus efisien, jangan menunda pekerjaan.
9. Rekreasi
Luangkan waktu untuk rekreasi dengan keluarga atau teman, hal
ini berguna memulihkan ketahanan fisik maupun mental. Bila
mungkin aturlah waktu rekreasi seminggu sekali.
10. Mendekatkan diri kepada tuhan
Usahakan sediakan waktu untuk mencari ketenangan melalui berdo’a dan
sholat sesuai keyakinan yang dimiliki. Beragama sebaiknya tidak hanya
ritual,tetapi perlu penghayatan dan pengalaman, sehingga meningkatkan
keyakinan/keimanan. Kasih sayang dari segi kejiwaan, kasih sayang adalah
hal yang fundamental bagi kesehatan jiwa seseorang. Usahakan secara teratur
menerima dan memberi kasih sayang. Hubungan yang harmonis dalam
keluarga, merupakan tulang punggung daya tahan dan kekebalan terhadap
stres. Berdasarkan penelitian, kehidupan keluarga merupakan hal yang
dominan bagi menurunnya daya tahan seseorang terhadap stres (80%).
Macam-macam koping :

a. Koping psikologis

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologi tergantung pada dua
faktor yaitu :

1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat
ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang diterima
2. Keefektifan strategi koping yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang
baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetepi jika sebaliknya dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis
b. Koping psiko-sosial
Adalah reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus stress yang diterima atau
dihadapi oleh klien. Ada dua kategori koping yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress dan
kecemasan yaitu :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas

Cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah, konflik, dan memenuhi kebutuhan
dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu :

2. Pelaku menyerang

Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka


mempertahankan integritas pribadinya.

3. Perilaku menarik diri

Merupakan perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang
lain.

4. Kompromi

Merupakan tindakan konstruksi yang dilakukan individu untuk menyelesaikan


masalah melalui musyawarah atau negosiasi

c. Reaksi yang berorientasi

Reaksi ini sering digunakan oleh individu dalam menghadapi stress atau ancaman,
dan jika dilakukan dalam waktu sesaat maka akan dapat mengurangi kecemasan, tetapi jika
digunakan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan orientasi realita,
memburuknya hubungan interpersonal dalam menurunkan produktifitas kerja (Rasmun ,
2004:30-34)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku koping

Menurut Smet (dalam smet, 1994:130) perilaku koping dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain :

a. Kondisi individu : umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, tempramen, pendidikan,


intelegensi, suku, kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik.
b. Karakteristik kepribadian : introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, kekebalan dan
ketahanan
c. Sosial-kognitif : dukungan sosial, dukungan yang diterima, integritas dalam jaringan sosial
d. Strategi dalam melakukan koping

Anda mungkin juga menyukai