Anda di halaman 1dari 5

VIDIA AULIA RISTIANINGSIH/201804021/2A

DINAMIKA KELUARGA PADA MASA HAMIL


Daftar Isi

Dinamika Keluarga Pada Masa Hamil

1. Adaptasi Maternal

1.1 menerima kehamilan 1

Kesiapan menyambut kehamilan

Respons emosional

Respon terhadap perubahan citra tubuh

Ambivalensi selama masa hamil

1.2Mengidentifikasi peran ibu 1

1.3Mengatur kembali antara ibu dan perempuan serta antara dirinya dan pasangannya, serta
membangun hubungan dengan anak yang belum lahir

Hubungan ibu dan anak perempuan 1


Hubungan seksual/ dengan pasangan 1
Hubungan ibu dan anak 1
Persiapan melahirkan 1
2. Adaptasi paternal

2.1 menerima kehamilan 1

Kesiapan menyambut kehamilan

Identifikasi peran ayah 1

Hubungan dengan pasangan 1

Hubungan ayah dan anak 1

Antisipasi persalinan 1

3. Adaptasi kakek-nenek
4. Adaptasi saudara kandung

5.1 wanita multipara

5.2 wanita nulipara


Dinamika Keluarga Pada Masa Hamil

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawainan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. (Bailon dan Maglaya 1978)
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan individu dengan lingkungan
sekitarnya sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sisial yang sama.
Melalui dinamika keluarga, para anggota keluarga menerima peran sisial yang
sesuai. Sebuah peran sosial tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dirancang supaya bekerja
dengan sebuah mitra-peran.
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Yakni dengan hadirnya seorang
anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, “maka setiap
anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya
berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman, Eichler Winckoff, 1980).

Adaptasi yang harus dihadapi pada masa kehamilan adalah sebagai berikut :

A. Adaptasi Maternal

Wanita, dari remaja sampai wanita usia sekitar 40-an, menggunakan masa hamil 9
bulan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupaka proses sosial
dan kognitif kompleks dan bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari (Rubin, 1967;
Affonso dan Sheptak,1989).

Berikut adalah peran ibu saat hamil :

1. Menerima kehamilan
Kesiapan menyambut kehamilan
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal
untuk mencari perawatan medis tentang kehamilannya. (mengkaji kehamilan
terencana/tidak; anak diinginkan/tidak)
Respon emosional (perubahan mood yang cepat umum dijumpai pada wanita
hamil)
Respon terhadap perubahan citra tubuh (rasa suka dan tidak suka bersifat
sementara)
Ambivalensi selama kehamilan (konflik perasaan yang simultas, cinta/benci
terhadap seseorang, dapat bermusuh terhadap kehamilan atau janin)
2. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seseorang wanita,
yakni melaui memori-memori ketika ia sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Pern-
peran batu loncatan, seperti bermain boneka, menjaga bayi, dan merawat adik-adiknya
dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu. Banyak wanita
menginginkan seorang bayi dan anak. Merekan dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal
ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi
orang tua.
3. Hubungan ibu-anak perempuan
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap
kehamilan dan menjadi ibu. Lederman (1984) mencatat empat komponen penting
hubungan antara seorang wanita hamil dan ibunya : kesediaan ibu (pada masa lalu dan
saat kini), reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya, penghargaan terhadap otonomi anak
permpuannya, dan kesediaan ibu untuk menceritakan kenangannya.
4. Hubungan dengan pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah ayah sang anak
(Richardson, 1983). Wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama
hamil akan menunjukkan sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, lebih mudah menyesuaikan pada selama masa nifas (Grossman, Eicher,
Winckoff, 1980). Ada dua kenutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil
(Richardson, 1983). Pertama, menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
Kedua, merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut dalam kerluarga.
5. Hubungan ibu-anak
Ikatan emosiomal dengan anak timbuk paa periode prenatal, yaitu ketika wanita mulai
membayangkan dirinya menjadi ibu (Gaffney, 1988). Mereka mulai berpikir seakan-akan
dirinya adalah seorang ibu seperti apa yang mereka bayangkan kualitas ibu seperti apa
yang mereka miliki. Hubungan ibu dan anak terus berlangsung sepanjang mas ahmil
sebagai masa perkembangan (Rubin, 1975). Tiga fase dalam pola perkembangan
menjadi jelas :
Fase 1, wanita menerima fakta biologis kehamilannya. Ia harus mampu
mengatakan “saya hamil” dan menyatukan anak tersebut kedalam tubuh dan
citra dirinya.
Fase 2, ibu menerima janin yang tumbuh sebagai sesuatu yang terpisah dari
dirinya dan sebagai seoramh yang perlu dirawat.
Fase 3, ibu mulai dengan realistis mempersiapkan diri untuk melahirkan dan
mengasuh anaknya.
6. Persiapan melahirkan
Banyak wanita, secara aktif mempersiapkan diri untuk menhadapi persalinan. Mereka
membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita
lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal). Mereka akan mencari
orang terbaik untuk meemberi mereka nasihat, arahan, perawatan (Petterson, Freese,
Goldenberg, 1990)
B. Adaptasi paternal
Sebagian pria menganggap kehamilan sebagai bukti kejantanannya dan tidak berfikir sama
skali tentang tanggungjawabnya terhadap ibu dan anak. Akan tetapi, bagi kebanyakan pria
kehamilan dapat merupakan kesempatan ia dengan sungguh-sungguh memperiapkan diri
menjadi seorang ayah.
Respon emosi pria terhadap peran seorang ayah, kekawatirannya dan kebutuhannya akan
informasi berubah-ubah sepanjang masa hamil. May (1982) menguraikan tigas tahap yang
menandai tiga tugas pengembangan yang dialami ayah yang menantikan bayinya :
Fase pengumuman : menerima fakta biologis akan kehamilan
Fase merotarium : menerima kehamilan
Fase pemusatan : bernegosiasi dengan pasangannya tentang peran yang ia
lakukan selama masa bersalin dan memperiapkan diri menjadi orang tua
1. Menerima kehamilan
Kesiapan menyambut kehamilan : keuangan yang cukup relatif, hubungan stabil dengan
pasangan, kepuasan dalam hubungan memiliki anak
2. Respon emosi
Pria menunjukkan berbagai respons emosi terhadap kehamilan pertama pasangannya.
Dalam studi yang dilakukan oleh May, ditemukan tiga gaya kas :
Gaya pengamat : sikap yang menjauhi kehamilan. Ayah yang bahagia
menyambut kehamilan menunjukkan sikap mendukung pasangannya dan ingin
menjadi ayah yang baik. Akan tetapi, karena nilai budaya dan meras malu,
mereka menjauhkan diri dari aktifitas, seperti mengikuti kelas prenatal,
membuat keputusan tentang menyusui dan memilih perawatan profesional.
Gaya ekspresif : kesadaran akan kebutuhan istri memperoleh dukungan
Gaya instrumental : diperlihatkan oleh pria yang menekankan bahwa tugasnya
harus diselesaikan dan memandang dirinya sebagai pengurus/manager
kehamilan. Mereka merasa bertanggungjawab akan hasil akhir kehamilan dan
melindungi serta mendukung istrinya.
3. Identifikasi peran ayah
House (1981)
Dukungan emosi : pasangan sebagai sumber utama, dilanjutkan keluarga dan
teman-teman
Dukungan instrumental : ayah bergantung pada keluarga atau teman saat
membutuhkan bantuan
Dukungan informasi : ayah perlu mengetahui siapa saja yang dapat
memberi nasihat
Dukungan penilaian : menemukan orang yang memberi kriteria untuk mengatur
keterampilannya
4. Hubungan dengan pasangan
Peran pasangan dalam kehamilan dapat sebagai orang yang memberi asuhan, sebagai
orang yang berespons terhadapa perasaan rentan wanita hamil, baik pada aspek biologis
maupun dalam hubungannya dengan ibunya sendiri. Dukungan pria menunjukkan
keterlibatannya dalam dalam kehamilan pasangannya dan persiapannya untuk terkait
dengan anaknya (lederman,1984;Diamond, 1986)
5. Hubungan dengan ayah-anak
Persiapan psikologis dan perawat memberikan arahan melaui pertanyaan-pertanyaan
6. Antisipasi persalinan
Perhatian utama ayah adalah membawa ibu ke fasilitas medis tepat waktu untuk
bersalin dan tidak menunjukkan sikap acuh. Mereka mungkin membayangkan beberapa
keadaan dan merencanakan apa yang akan mereka lakukan atau mengulang rute ke
rumah saki, menghitung lama perjalanan pada saat yang berbeda. Koper, mobil, dan
nomor telepon penting disiapkan
C. Adaptasi kakek-nenek
Perlu dilibatkan karena kakek-nenek adalah ahli sejarah yang dapat menceritakan riwayat
keluarga dan meneruskannya kepada keluarga saat ini, merupakan narasumber yang
membagikan pengetahuannya berdasarkan pengalaman, orang yang menjadi panutan, dan
orang yang mendukung
D. Adaptasi saudara kandung
Respon saudara kandung tergantung kepada usia dan kebutuhan mereka

Anda mungkin juga menyukai