Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, karena itu penting dilakukan perencanaan kehamilan. Kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap
kondisi biologis, perubahan psikologis, dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat. Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, kasih sayang, dan empati) Hubungan Episode Kehamilan dengan Reaksi Psikologis O TM 1 : Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman O TM2 : Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pd berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya. O TM3 : Berkaitan dengan bayangan risiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan / mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi. Adaptasi Maternal Wanita segala umur selama beberapa bulan kehamilannya beradaptasi untuk berperan sebagai ibu, suatu proses belajar yang kompleks secara sosial dan kognitif. Perkembangan ini membutuhkan suatu tugas perkembangan yang pasti dan tuntas mencakup: menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali hubungan dg ibu maupun suami, dengan bayi yang dikandungnya,serta menyiapkan kelahiran anaknya. Peran dan Hubungan Ibu O Peran Ibu Dimulai pada kehidupan seorang perempuan menjadi seorang ibu dari anaknya. Persepsi lingkungan sosial ttg aturan-aturan peran wanita dpt mempengaruhi pilihannya antara menjadi ibu atau berkarier, menikah /ttp membujang. Mengasuh bayi dpt meningkatkan pengertian sprt apa peran ibu. Perempuan yg mempunyai bayi /anak mempunyai motivasi u/ menerima kehamilan dan menjadi ibu O Hubungan Interpersonal Kedekatan hubungan membuat ibu hamil lebih siap u/ berperan sbg ibu. Diperlukan komunikasi yang efektif antara suami dengan keluarganya. Komponen yg penting adalah ibu sendiri. Hubungan Ibu Dengan Janin
Hubungan ibu dengan anak dimulai selama hamil,
ketika ibu mengkhayal dan memimpikan dirinya sebagai ibu. Hubungan Ibu dan Anak Berkembang Dalam 3 Fase Selama Hamil O Fase 1 1. Pikiran terpusat pada dirinya 2. Menyadari kenyataan dirinya hamil 3. Fetus adalah bagian dari dirinya 4. Fetus seolah-olah tidak nyata O Fase 2 1. Menerima tumbuhnya fetus yg merupakan makhluk yg berbeda dg dirinya 2. Timbul pernyataan “saya akan mempunyai seorang bayi” 3. Menerima kenyataan mendengar denyut jantung janin, merasakan gerakan 4. Terlibat dlm hubungan ibu-anak, asuhan dan tanggungjawab 5. Tumbuh kesadaran bahwa bayinya adalah makhluk yang tidak terpisah dri tubuhnya O Fase 3 1. Merasa Realistik 2. Mempersiapkan kelahiran 3. Persiapan menjadi orang tua 4. Spekulasi mengenai jenis kelamin anak 5. Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinganya ke perut ibu dan berbicara dengan fetus Respon Psikologis Keluarga Yang Mengharapkan Kehamilan
Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode
transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggung jawab. Anggota keluarga yang lain sprt kakek/nenek,anak2 harus menyesuaikandiri dengan ibu hamil. Untuk beberapa pasangan kehamilan dpt berkembang menjadi krisis yg merupakan gangguan atau konflik dan tidak dapat memelihara keseimbangan. Jika keluarga mampu menanggulangi krisis, maka fungsi keluarga akan kembali normal dan terjadi ikatan yg lebih besar. Respon Emosional Ibu Saat Hamil O TM1 : Ambivalen, cemas, depresi O TM2 : Menerima kehamilan, murung, perubahan citra tubuh O TM3 : Memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert,merefleksikan pengalaman masa lalu Tugas- Tugas Psikologis Ibu 4 Tugas Ibu Hamil u/ memelihara fetusnya dan keluarga memasukkan anak tersebut kedalam sistem keluarga, yaitu: 1. Memastikan keamanan kehamilan dan persalinan 2. Mencari lingkungan yg menerima anaknya. Ia memerlukan dukungan dri kelompoknya, misal keluarga 3. Mencari kepastian dan penerimaan diri sebagai ibu. Adaptasi Psikologis Keluarga O Adaptasi Ayah Ayah sering kali terlihat “standar” sbg pengamat istrinya hamil. Ia diperlukan waktu konsepsi, membayar biaya, dan menyiapkan penuntun untuk matangnya seorang anak. Sumber stress ayah : Masalah keuangan Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil Cemas bayinya tidak sehat/normal Perubahan hubungan dengan istri/pasangan Kemampuan sbg ortu O Cauvade Secara tradisional cauvade adalah suatu ritual yang berhubungan secara biofisik dan psikososial terhadap istri dan anak. Misalnya, dilarang makan makanan tertentu, dilarang membawa senjata sebelum anaknya lahir, serta timbul gejala-gejala fisik seperti kelelahan, depresi maupun sakit kepala. O Menyiapkan Kelahiran Beranggam aktivitas dapat dilakukan untuk menyambut kelahiran. Seperti misalnya membaca buku, menonton film, mengikuti kelas-kelas pendidikan orang tua ataupun berdiskusi dg wanita-wanita lain guna mencari tahu cara perawatan-perawatan yang memungkinkan. TERIMA KASIH