Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TUTORIAL

METRITIS

Disusun oleh:
Kelompok 3

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2013
LAPORAN TUTORIAL
METRITIS

Kelompok 3:
Shoofii Dzakiyyah Ulhaq (10100112028),
Wianne Carima (10100112141),
Hanifatur Rohmah (10100112163),
Ulfa Rahmadanti Setiawan (10100112104),
Adhie Fauzan Akmandika (10100112080),
Annisa Dwi Ramdania Pamungkas (10100112116),
Dinda Kautsar (10100112157),
Serra Velly Metrika Rani (10100112019),
Ferry Akbar Somala (10100112054),
Batari Nandini (10100112106),
Assyifa Andani (10100112164).

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.


Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial “METRITIS”, shalawat serta
salam semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami ucapakan terima kasih kepada tutor kami dr. Wida Purbaningsih, M.Kes yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Tak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang turut serta membantu kelancaran proses penyusunan
laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, baik untuk penyusun maupun
untuk pembaca. Kami meminta maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan, karena pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak, begitu pun dengan
laporan yang kami susun ini.
Wassalamu’alaikum, wr, wb.
MAMMARY GLAND

MAMMARY GLAND

Anatomi

Merupakan kelenjar sudoriferous (keringat) yang termodifikasi yang


memproduksi air susu.Terletak Anterior dari Pectoralis major & otot seratus
anterior.Dan ditempelkan oleh lapisan fascia sebelah dalam yand terdiri dari
jaringan ikat padat irregular.
Mammary Gland terdiri dari:

 Nipple = Pigmented projection, yang mempunyai daerah tutup – buka


(lactiferous duct) tempat air susu keluar.
 Areola = Area bundar berpigmen yang mengelilingi nipple, mengandung
kelenjar sebaceous termodifikasi.
 Suspensory ligament of breast ( Cooper’s ligament) = Area yang terletak
antara kulit dan fascia dalam yang mensupprot payudara. Ligament ini akan
berkurang karena ketegangan yang berlebihan, umur, olah raga (jogging,
aerobic). Menggunakan “Bra Pendukung” akan memperlambat kemunculan
Cooper’s droop.

Breast quadrants
Untuk lokasi anatomi dan penjelasan dari tumor dan kista, permukaan dari
breast dibagi menjadi 4 kuadrant gambar B1.5.Untuk contoh catatan seorang ahli
psikolog menyatakan kemungkinan status;”suatu masa keras yang irregular yang
terasa pada bagian medial superior quadrant dari breast pada arah posisi arah jam
2,kurang lebih berjarak 2,5 cm dari margin areola.

Vaskularisasi dari breast

A. Supply arteri dari breast merupakan derivate dari

 Cabang mammary medial dari cabang perforate dan cabang dari anterior
intercostals dari internal thoracic arteri,yang berasal dari subclavian arteri

 Lateral thoracic dan thoracocromial arteri, cabang dari arteri axilla

 Posterior intercostals arteri, cabang dari thoracic aorta pada spasi intercostals ke
2,3, dan 4.

B. Drainase vena dari breast terutama menuju vena axillary, tapi ada beberapa
drainase menuju internal thoracic vena.

Drainase lymphatic dari breast

merupakan hal penting karena peranannya pada metastasis sel kanker.Pembuluh


lymph berasal dari nipple, areola, dan lobus dari kelenjar menuju ke subareolar
lymphatic plexus(Gambar 1.22A&B).Dari plexus ini;
 Kebanyakan pembuluh lymphatic(>75%), terutama berasal dari lateral
braest quadrant, berdrainase menuju ke axillary lymph nodes,sebagian besar
berawal dari anterior atau pectoral nodes.namun beberapa pembuluh lymph
berdrainase secara langsung ke bagian axillari atau bahkan menuju
interpectoral,deltopectoral,supraclavicular,atau inferior sebelah dalam
terhadap cervical nodes

 Kebanyakan dari pembuluh lymph yang tersisa secara particular dari medial
breast kuadran,berdrainase menuju ke parasentral lymph nodes atau menuju
ke oposit breast,sementara pembuluh lymph dari kuadran inferior mungkin
melewati secara dalam menuju abdominal lymph
nodes(subdiagphragmaticinferior phrenic lymph nodes)

 Pembuluh lymph yang berasal dari kulit breast,kecuali nipple dan


areola,berdrainase menuju ipsilateral axillary, inferiorsebelah dalam
cervical, dan infraclavicular lymph nodes dan juga ke dalam parasentral
lymph nodes dari kedua sisi

 Pembuluh lymph dariaxillary nodes berdrainase kedalam clavicular


(infraclavucular dan supraclavicular) lymph nodes dan juga ke dalam
subclavian lymphatic trunk yamg mana mendrainase lymph dari upper
limb.

 Pembuluh limfa dari parasentral nodes masuk kedalam bronchomediastinal


lymphatic trunk, yang juga mendrainasekan pembuluh lymph dari thoracic
viscera.ujung dari lymphatic trunk ini bervariasi secara tradisional trunks
adalah sebuah gabungan antara satu dengan yang lainya dan juga dengan
jugular lymphathic duct, mendrainase kepala dan leher untuk membentuk
right lymphathic pendek pada sisi kanan atau memasuki terminasi pada
thoracic duct pada kedua sisi kiri.
Histologi

 Mammary gland terdiri dari 15-20 lobus, yang dipisahkan oleh beberapa
jaringan adipose.
 Setiap lobus mengandung beberapa lobulus, yang berbentuk seperti anggur,
yang mensekresikan air susu, disebut Alveoli.
 Alveoli di kelilingi oleh sel myoepitel, 4-6 lapisan, jika berkonyraksi
akan membantu mendorong air susu keluar.
 Sirkulasi pengeluaran Air Susu
Susu di produksi di Alveoli  Secondary tubule  Mammary duct  Lactiferous
sinus  Lactiferous duct.

 Epitelnya :
 Lactiferous sinus :Epitel berlapis gepeng pd muaranya, dapat berubah
menjadi Epitel berlapis kuboid/silindris.
 Lactiferous duct & interlobularis duct:Epitel selapis kuboid. Yang ditutupi
oleh sel myoepitel.
 Nipple:Epitel berlapis gepeng.

Perkembang payudara :

1. Sebelum pubertas
kelenjar mammae pada kedua jenis kelamin terdiri atas :
 sinus lactiferi didekat puting ,dengan cabang duktus kecil dari sinus ini
2. Pada saat pubertas
 kadar estrogen meningkat sehingga menyebabkan membesarnya payudara
akibat akumulasi adiposit di jaringan ikat
 meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus.
 puting membesar seiring pertumbuhan sinus lactiferi.
3. Pada wanita dewasa yang tidak hamil
 struktur parenkim khas ,lobus terdiri atas lobulus yang disebut dengan unit
lobular ductus terminalis ,
 setiap lobulus memliki sejumlah duktus yang bercabang kecil dan
rudimenter,dan sistem duktus terbenam dalam jaringan ikat vaskular
longgar dan jaringan ikat padat
 sinus lactiferi dilapisi oleh epitel kuboid berlapis
 lapisan ductus lactiferi dan ductus terminalis dilapisi oleh epitel kuboid
selpais yang dilapisi sel myoepitel yang berhimpitan erat.sel epitel akan
menjadi kolumnar pada saat kadar estrogen mencapai puncak yaitu
disekitar ovulasi dan pada masa pramenstruasi .
4. Pada saat kehamilan
 karena efek dari hormon estrogen progesteron, prolaktin ,laktogen
plasenta manusia menyebabkan proliferasi Alveoli(dilapisi sel epitel
kubooid dan sel myoepitel) skretoris diujung duktus intralobular.
 pada kehamilan lebih lanjut alveoli dan dan duktus kelenjar melebar oleh
tumpukan kolostrum
5. Setelah kelahiran (laktasi )
 kadar estrogen dan progesteron menurun dan alveoli akrif memproduksi
air susuyang dipengaruhi oleh prolaktin dan hiposfisis anterior.
 sel epitel alveoli membesar dan berperan aktif untuk mensintesis protein
dan lipid untuk disekresikan
6. Setelah berhenti menyusui
 sebagian besar alveoli mengalami degenerasi .sistem duktus kembali
kembali ke keadaan yang inaktif sebelum kehamilan .
7. Setelah menopause
 ukuran alveoli dan duktus kelenjar payudara berkurang dan terjadi
pengurangan fibroblas ,kolagen ,dan serat elastin di stroma .
Secara singkat, perkembangan kelenjar mammary adalah :
1. Sebelum pregnancy, kelenjar tidak aktif, duct masih kecil dan alveoli masih sedikit
dan kecil.
2. Alveoli berkembang dan mulai tumbuh di early pregnancy
3. Pada mid-pregnancy, alveoli dan ducts membesar dan lumennya berdilatasi.
4. Saat parturisi dan selama laktasi, alveoli greatly dilated dan maximally active utk
produksi komponen susu
5. Setelah berhenti masa menyusui, alveoli dan duct mengalami regresi (kembali ke
bentuk semula) dengan cara apoptosis.

KOLOSTRUM

 Definisi :

Kolostrum adalah cairan yang berwarna kuning tua,seperti jeruk nipis yang di sekresi oleh
payudara,pada awal masa nifas, kolostrum mengandung lebih banyak mineral dan
globulin serta sedikit gula dan lemak, kolostrum mengandung zat kekebalan terutama igA
yabf berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
 Komponen kolostrum / volume :

No Komponen Kolostrum manusia


1. Air -
2. Laktosa (g) 5,3
3. Kasein= laktalbumin 2,7
4. Lemak -
5. Asam linoneat 2,9
6. Kalium (mg) -
7. Klorida(mg) 92
8. Kalsium(mg) 117
9. Magnesium(mg) 31
10 Fosfor(mg) 14
. Besi(mg) 0,09
11 Vit.a 89
. Vit.b -
12 Thiamin 13
. Riboflavin 30
13 Asam nikoat 45
. Asam askorbat 4,4
14 Natrium 55
.
15
.
16
.
17
.
18
.

 Kapan dimulai dan berhentinya kolostrum :


Kolostrum disekresikan secara langsung sekitar 5 hari dan mengalami perubahan
bertahap menjadi ASI matur 4 minggu setelahnya.

 Produksi ASI dan pengeluaran

ASI merupakan suspensi lemak dan protein dalam suatu larutan kabohidrat-
mineral. Seorang ibu menyusui dapat dengan mudah memproduksi 600ml/ hari air susu.

Sekretory sel didalam alveolus payudara yang kaya akan vaskularisasi


menyaring air,lactose, asam amino, lemak, vitamin, mineral dan substansi-sbstansi
lainnya dari dalam darah ibu dan akan mengubahnya menjadi air susu untuk bayi.

Protein yang terdapat didalam ASI seperti α-laktalbumin, β-laktaglobulin dan


kasein dibentuk atau disintesis dari asam amino di Retikulum endoplasma kasar pada
kelenjar payudara. Asam amino esensial berasal dari darah ibu sedangkan asam amino
non esensial ada yang berasal dari darah ibu dan sebagian ada yang disintesis di dalam
kelenjar mamae itu sendiri.

Latosa berasal dari proses sintesis glukosa yang berada di sel-sel sekretorik
alveolus dengan bantuan latosa sintase sedangkan asam lemak disintesis dialveoli dari
glukosa.

ASI juga mengandung :

- Sejumlah besar interleukin-6


- Vitamin dan mineral
- Kalsium, phosphate, magnesium dan sitrat
- Besi dalam konsentrasi rendah

Laktasi

Diklasifikasikan menjadi tiga fase, yaitu:

Mammogenesis (petumbuhan dan perkembangan payudara)

Laktogenesis (fase inisiasi sekresi ASI)

Galaktogenesis (fase pengelolaan dan penetapan sekresi ASI)

Sekresi ASI
Pada saat plasenta sudah dilahirkan, suplai progesteron dan estrogen mencuat menurun hingga
menyebabkan terpacunya stimulus hormon prolaktin ke hipothalamus, dan menyebabkan sekresi
prolaktin oleh hipofisis menjadi meningkat. Prolaktin yang meningkatkan ini akan memace sel-sel
alveolar pada payudara yang dapat mensekresikan ASInya dengan substrat yang berasal pada
usus dan liver dari maternal. Penurunan progesteron dan estrogen akan memacu hilangnya faktor
yang dapat menghambat lactalbumin sehingga proses sekresi laktosa pun terjadi. Selanjutnya
proses sintesis protein secara de novo dan lipid.

Pada saat estrogen yang masih aktif dihasilkan oleh pasenta saat hamil, sekresi prolaktin juga
sudah mulai terjadi. Kombinasi estrogen dan prolkatin ini akan bersifat sinergis pada saat
pertumbuhan dan perkembangan payudara (pada mammogenesis), dan sebaliknya pada fase
galaktopoiesis yang bersifat antagonis.

Keterangan:

I. Protein, gula kompleks, micronutrien (laktosa, sitrat, Ca) melewati exocytotic pathway
II. Lipid dan lipid-assosiated protein melewati cytoplasmic lipid droplet yang dihasilkan
oleh apocrine-like process)
III. Makromolekul (Ig, Albumin, dan trasferrin), hormon endocrine (insulin, prolaktin, IGF-
1), dan beberapa agen stromal (IgA, cytokines, lipoprotein lipase) melewati
transcytotoxicpathway
IV. Membran transport pathway
V. Membran tra;;;ion, molekur kecil (seperti glukosa, asam anmino dan air) melewati
para celullar

Ejeksi ASI (let down refleks)

Ketika bayi mulai menyusui ibunya, terdapat delay 30 detik dalam pengeluaran ASI ibu karena
terdapat implus sensory yang berjalan ke nipple hingga nanti terdapat saraf somatik ke bagian
spinal cord dari ibu. Dari spinal cord mengirimkan stimulus sampai ke hipothalamus.
Hipothalamus mengirimkan stimulusnya ke hipofisis. Pada bagian hipofisis anterior mulai
menghasilkan prolaktin, yang nanti langsung menstimulus alveolar pada epitel sel payudara
hingga sel-sel tersebut dapt menghasilkan ASI. Sedangkan pada posterior hipofisis, memacu
pengeluaran oxytocin yang berpengaruhi pada myoepitel payudara untuk bisa dapa tberkontraksi.
Hingga ASI pun berpindah dari alveoli ke duktus.

Faktor pendukung pengeluaran ASI antara lain saat ibu menimang bayi dan ketika mendengan
tangisan dari bayi. Hal ini sukup bisa membuat stimulus sampai pada hipothalamus. Sedangkan
faktor yang dapat menghambar dalam pengerluaran ASI adalah stres, duktus yang terhambat, dan
ketika jarang menyusui. Ibu yang jarnag menyusui akan membuat prolaktin berhenti untuk
diproduksi sehingga hormon-hormon gonadotropin mulai aktif kembali (estrogen dan
progesteron) sehingga siklus menstruasi mulai terjadi kembali. Normalnya seorang ibu akan
kembali subur pada 7-9 bulan setelah dia melahirkan bayinya.

Colostrum
Merupakan cairan petama yang dihasilkan oleh payudara. Biasa berwarna kuning lemon agak
gelap. Aktif diproduksi sampai lima hari setelahh melahirkan pada hari pertama sekitar 100 ml
perhari, sedangkan pada hari ke-4 bisa mencapai 500 ml perhari. Dapat mulai berubah menjadi
mature milk pada 4 minggu. Colostrum banyak berisi resistamce factor (complement, makrofag,
limfosit, lactoferrin, lactoperoxidase, lysozyme). Hal yaang jelas membedakan colostrum dengan
ASI yaitu terdapat adanya kandungan IgA yang berfungsi untuk proteksi bayi baru lahir dari
esthresia coli yang dapat menyebabkan lethal diarrhea, infeksi enterin, atopic dermatitis, infeksi
rota virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis.

Perbedaan kolostrum dan ASI lebih jelas terdapat pada tabel dibawah ini.

Komponen Kolostrum ASI


Air, g - 88
Laktosa,g 5,3 6,8
Protein,g 2,7 1,2
Rasio kasein: - 1,2
Lactalbumin
Lemak.g 2,9 3,8
As. Linoleat - 8,3%
Natriu,mg 92 15
Kalium,mg 55 55
Klorida,mg 117 43
Kalsium,mg 31 33
Magnesium,mg 4 4
Fosfor,mg 14 15
Besi,mg 0,09 0,15
Vit A 89 53
Vit D - 0,03
Tiamin 15 16
Riboflavin 30 43

ASI

1. Kandungan
- Merupakan suspensi lemak dan protein dalam larutan karbohidrat dan mineral.
- Ibu menyusui dapat dengan mudah mengeluarkan 600ml/hari.
- Bersifat isotonik terhadap plasma.
- Mengandung :
 Asam amino esensial diambil dari darah, dan asam amino nonesensial
sebagian dari darah/ disintesis di kelenjar mammae.
 Asam lemak hati : linoleat dan linolenat.
 Mayor protein yaitu a-laktalbumin, B-laktalglobulin, dan kasein.
 Semua jenis vitamin kecuali vitamin K (vitamin D rendah : 22 IU/ml)
 Prolactin dan EGF (Epidermal Growth Factor) memicu untuk pertumbuhan
dan perkembangan atau pematangan intestinal mucosa.
2. Produksi ASI
Pada kira-kira hari ke 3-5 postpartum, payudara akan membesar, keras, nyeri. Ini
menandai permulaan sekresi air susu dan apabila areola di pijat maka cairan
berwarna putih akan keluar dari puting susu.
3. Perbedaan dengan susu formula
- Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas karena susu formula
adalah susu sapi yang mengandung protein lebih tinggi dibanding manusia.
- Dapat mengakibatkan diare karena laktosa.
- Susu formula banyak makanan yang tidak dapat dicerna sehingga tinja
lebih banyak mengandung makanan.
4. Keuntungan menyusui
 Keuntungan untuk bayi :
- ASI banyak mengandung antibody untuk mencegah infeksi.
- ASI mengandung selenium sehingga mencegah terjadinya karies gigi bayi.
- ASI mencegah resiko dan melindungi bayi dari penyakit.
- ASI dapat meningkatkan kemampuan kognitif (mengandung AA dan DHA)
dan membantu perkembangan saraf sebab mengandung cystein, taurin
dan methionin.
- Menyusui dapat membina hubungan hati ibu dan anak.
 Keuntungan untuk ibu :
- Menyusui dapat mempercepa tinvolusi rahim dengan meningkatkan
kontraksi rahim karena sekresi oksitosin saat merangsang myometrium
sehingga kadang menyusui didampingi dengan rasa sakit pada perut.
- Menyusui mengurangi risiko pendarahan postpartum, kanker payudara,
ovarium dan endometrium danjuga osteoporosis.
- Menyusui menstabilkan maternal endometrosis.
- Menyusui mengurangi keperluan insulin pada ibu yang diabetes.
- Menyusui dapat membakar kalori sehingga penurunan berat badan akan
lebih cepat.
- Menyusui sangat praktis dan ekonomis, dapat diberikan kapan saja dan
tidak perlu susu formula.
- Menyusui secara benar dan teratur dapat bermanfaat sebagai alat
kontrasepsi.
- Penyakit arteri koroner 23% lebih rendah.
5. Perbedaan ASI dan Kolostrum
 Warna
K : kuning lemin tua
A : putih kekuning-kuningan
 Waktu pengeluaran
K : pada hari kedua pertama nifas payudara mengandung kolostrum.
A : pada hari ketida payudara membesar, mengeras, dan nyeri.
 Berat Jenis
K : BJ : 1.040-1.060 dan reaksinya alkalis
A : BJ : 1.026-1.036 dan reaksinya alkalis
 Mikroskopis
K : tampak benda-benda halus melayang-layang yang merupakan sel-sel epitel
yang mengalami degenerasi lemak.
A : tampak benda-benda halus yang melayang-layang dalam cairan susu yang
jernih yang merupakan tetes lemak.
 Kandungan
K : - mengandung lebih banyak asam amino dan mineral
- Lebih banyak mengandung protein dan garam
- Kandungan gula/ laktosa sama dengan ASI.
- Lemaknya lebih sedikit dibanding ASI
A : ASI pada mulanya sedikit lemak namun pada akhir nya lemak akan lebih banyak
yang nanti nya memberi rasa kenyang/puas pada bayi.

ASI EKSKLUSIF

 Definisi
- ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh
yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau
makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau
obat. (WHO, 2006)
- ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan
minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan
vitamin. (Depkes, 2003)
 Kebijakan pemerintah
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
 Penatalaksanaan
- Pemberian ASI oada bayi meliputi hal-hal berikut:
1. Setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI (dalam waktu ½ -1 jam), memberikan
kolostrum
2. Tidak memberikan makanan atau minuman kepada bayi sebelum diberikan ASI
3. ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan frekuensinya
dan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan
- Penggunaan ASI perah
a. Memerah ASI dengan tangan
Sebelum memerah ASI, kompres payudara dengan air hangat agar otot-
ototnya melunak. Lalu pegang payudara dengan sebelah tangan dan lakukan
pemijatan dari bagian atas payudara menuju puting (pijat menyeluruh).
Tekan perlahan-lahan pada area belakang areola dengan ibu jari dan
telunjuk. Setelah itu, tekan kedua jari bersamaan lalu tekan ke arah puting
agar ASI keluar
b. Memerah ASI dengan pompa elektrik
Cara ini lebih mudah dan cepat dibandingkan menggunakan tangan
c. Menyimpan ASI perah
Simpan di bagian lemari es bawah atau freezer. aSI dapat disimpan selama
72 jam di kulkas dan/ 2 minggu di freezer (tapi dapat mengurangi jumlah
antibody ASI). Jangan lupa untuk mencatat tanggal dan waktu pada ASI
yang akan disimpan
d. Cara mengatasi ASI yang beku
Rendam ASI di air panas sampai mencair seluruhnya. Periksa suhu ASI
sebelum diminumkan pada bayi dan berikan sesegera mungkin.
Note: jangan melelehkan ataupun menghangatkan ASI di microwave karena
kaan menghancurkan zat-zat penting dalam ASI

 Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan ASI eksklusif


1. Memberikan informasi yang benar mengenai ASI
2. Tatalaksana di tempat bersalin ang mendukung ASI
- Bayi sesegera diberikan kepada ibu
- Merawat bayi bersama ibunya (rawat gabung)
- Mengajarkan teknik menyusui yang benar
- Mengajarkan mengeluarkan ASI secara manual
- Jangan memberikan makanan prelakteal
- Jangan menjadwalkan pemberian ASI
- Jangan memberikan kempeng atau dot bayi
- Mempunya fasilitas klinik laktasi
- Membina kelompok pendukung ASI
3. Mengusahakan keberhasilan menyusui bagi Ibu bekerja
4. Menyediakan fasilitas menyusui di tempat umum
 Manfaat pemberian ASI eksklusif
1. ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
3. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak

CARA atau TEKNIK MENYUSUI

 Saat minum:
- Bayi harus dalam keadaan lapar, kering, jangan terlalu dingin atau panas, dan
dipegang dalam posisi yang enak, setengah duduk untuk kesenangan bayinya
dan untuk mengurangi gas lambung tanpa muntah
- Bayi digendong secara enak dengan wajah ditahan dekat payudara ibu oleh satu
lengan dan tangan yang lain memegang payudara sehingga putting mudah
dimasukkan ke mulut bayi dan tidak menyumbat pernafasan hidung bayi
- Areola maupun puting harus masuk ke dalam bibir bayi
 Bayi ingin minum ASI ketika lapar sehingga akan menangis dan berhenti minum
ketika nafsu makan bayi terpenuhi
 Saat lahir, bayi normal punya reflex yang dihubungkan untuk mendapatkan
makanan:
1. Refleks mencari
- Bayi mencium payudara ibu -> menggerakkan kepala untuk mencari sumbernya
- Pipi bayi disentuh objek halus (payudara ibu) -> berputar ke arah objek ->
membuka mulutnya (mencari puting)
- Reflex ini membawa seluruh daerah areolar kedalam mulut -> kontak puting
terhadap palatum dan posterior lidah -> penghisapan atau penyusuan
2. Reflex mengisap
- Proses pemerasan sinus areola
- Adanya impuls aferen di hipotalamus ibu -> anterior pituitary mengeluarkan
prolaktin -> sekresi susu dalm sel kuboid asinus ibu -> susu pada mulut bayi ->
Reflex menelan
3. Reflex kenyang
 Kebanyakan bayi sehat menjadi penyusu yang baik pada hari keempat
 Ketika bayi tidak lepas dari payudara -> selipkan jari kedalam sudut mulut bayi
untuk mengurangi isapan dan memudahkan pelepasan
 Akhir menyusui:
- Bayi dipegang tegak pada bahu ibu atau diatas pangkuan dengan ditepuk-tepuk
halus pada punggung untuk membantu mengeluarkan udara yang tertelan
sehingga bayi akan bersendawa
 Menyusui selesai:
- Bayi ditempatkan dalam box dengan posisi telentang atau miring ke kanan
untuk memudahkan pengosongan lambung kedalam usus dan mengurangi
peluang regurgitasi atau aspirasi
 Satu atau kedua payudara per minum
- Bayi harus mengosongkan setidak-tidaknya satu payudara pada setiap minum
agar payudara terangsang untuk terisi lagi
- Kedua payudara harus digunakan pada setiap minum di minggu-minggu awal
sehingga produksi ASI maksimal
- Setelah persediaan ASI terbentuk, penggunaan payudara diselang-seling pada
minum berikutnya
 Penentuan kecukupan pasokan ASI
- Pasokan ASI yang cukup ketika bayi puas sesudah setiap periode menyusui,
tidur 2-4 jam, dan pertumbuhan berat badan sesuai

MASA NIFAS
 Definisi
Nifas adalah periode selama dan segera setelah melahirkan, mencakup 6 minggu
berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal.
 Periode Masa Nifas
1. Puerpurium dini
Kepulihan dimana telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu peralihan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat
sempurna bila berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
 Ciri-Ciri Nifas
Pada masa nifas alat genetalia external dan internal akan berangsur-angsur pulih.
Seperti keadaan sebelum hamil.
1. Vagina Dan Cervix
- Beberapa hari setelah persalinan ostium serviks hanya dapat dilalui oleh 2
jari. Serviks berwarna merah dan konsistennya lunak.
- Vagina sangat renggang saat persalinan, kembali mencapai ukuran normal
dan minggu ke-3 regae nampak kembali.
2. Uterus
- Bagian tempat implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kovum uteri (diameter 7,5 cm), setelah 2 minggu
diameter menjadi 3,5 cm dan minggu ke-6 menjadi 2,4 cm dan akhirnya
pulih.
- Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot 3 uterus
akan terjepit sehingga menghentikan pendarahan setelah plasenta
dilahirkan.
3. Endometrium
- Dalam 2-3 hari setelah persalinan, desi dua yang tersisa berdiferensiasi
menjadi 2 lapisan. Lapisan superfisial menjadi nekrotik dan meluruh masuk
ke dalam lokia. Lapisan basal yang berdekatan dengan miometrium tetap
utuh dan merupakan sumber endometrium baru.
4. Luka
- Bila tak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
5. Ligamen
- Meregang sewaktu kehamilan dan partus. Setelah kelahiran berangsur
kembali seperti sedia kala kala.
6. Temperatur
- Sesudah partus dapat naik hingga 38o C (setelah 12 jam kembali normal)
7. After Pain
- Mules atau nyeri setelah partus akibat kontraksi uterus selama 2-3 hari
post partum dan lebih terasa saat menyusui.

8. Hemokonsentrasi
- Terdapat hubungan pendek antara sirkulasi ibu dan plasenta (terjadi pada
3-5 post partum)
9. Lokia
- Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
- Berisi darah segar, sisa-sisa epitel, eritrosit, sel epitel dan bakteri. (Rubra)
1-2 post partum
- Berwarna merah – kuning berisi darah lendir. 3-7 post partum
- Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada 7-14 post partum
(Serosa)
- Berwarna putih atau putih kekuningan (Alba)
10. Laktasi

INVOLUSI UTERUS

Setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri yang berkontraksi terletak sedikit di


bawah umbilikus. Bagian tersebut terdiri dari miometrium yang ditutupi oleh serosa dan
dilapisi oleh desidua basalis. Dinding anteroposterior tebalnya mencapai 4-5 cm dan berat
uterus kira-kira menjadi 1000 gram.
Karena pembuluh darah ditekan oleh miometrium saat kontraksi, maka uterus
pada bagian tersebut tampak iskemik dibandingkan dengan keadaan uterus saat
kehamilan yang hyperemia.

Selama nifas, terjadi dekstruksi dan dekontruksi uterus, dimana 2 hari setelah
pelahiran uterus mulai berinvolusi.

a. Minggu pertama : berat uterus sekitar 500 gram


b. Minggu kedua : berat uterus sekitar 300 gram
Uterus telah turun masuk ke pelvis sejati
c. Minggu keempat : uterus kembali ke ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 100
gram atau kurang.

SUBINVOLUSI UTERUS

Merupakan keadaan terhentinya atau retardasi dalam proses involusi yang diikuti
oleh memanjangnya pengeluaran lokia dan pendarahan uterus yang ireguler atau
berlebihan yang terkadang sangat banyak jumlahnya. Pada pemeriksaan bimanual, uterus
menjadi lebih besar dan lebih lunak.

Subinvolusi bisa disebabkan oleh retensi sisa plasenta ataupun infeksi pelvis.

REGENERASI ENDOMETRIUM

Dalam 2 atau 3 hari setelah pelahiran, desidua yang tersisa akan berdiferensiasi menjadi
dua lapisan:

a. Lapisan superficial : menjadi nekrotik dan meluruh masuk ke dalalm lokia.


b. Lapisan basal (yang berdekatan dengan myometrium):
Tetap utuh dan merupakan sumber endometrium yang baru. Dimana
endometrium tumbuh dari proliferasi sisa kelenjar endometrium dan stroma
jaringan ikat interglandular.
 Lokia

Pada awal masa nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan timbulnya lokia. Lokia
tersebut terdiri dari eritrosit, potongan jaringan desidua, sel epitel dan bakteri.
- Pada beberapa hari setelah pelahiran, lokia berwarna merah karena adanya darah
dalam jumlah yang cukup banyak. Lokia jenis ini disebut sebagai lokia rubra.
- Setelah 3-4 hari lokia menjadi pucat, disebut sebagai lokia serosa.
- Kira-kira hari ke 10, lokia menjadi berwarna putih kekuningan karena mengandung
campuran leukosit dan penurunan kandungan cairan. Lokia jenis ini disebut lokia
alba.

KEADAAN BLADDER POSTPARTUM

Diawali pada paat dalam masa kehamilan, kapasitas bladder akan meningkat yang
disebabkan karena peningkatan GFR. Peningkatan kapasitas ini menyebabkan
insensitifitas terhadapt perubahan tekanan dan menyebabkan:

1. Overdistensi
2. Incomplete emptying
3. Residual urine berlebih (hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan resiko
infeksi)

Tetapi pada minggu ke 2-8 setelah kelahiran, ureter dan pelvis renal yang berdilatasi akan
kembali pada keadaan sebelum hamil.

PERUBAHAN PSIKOLOGIS POSTPARTUM


Mempunyai 3 fase :
1. Fase Taking In
- Merupakan periode ketergantungan
- Berlangsung dari hari 1-2 setelah melahirkan
- Ibu berfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungannya
- Ketidaknyamanan yang dialami : rasa mules, nyeri pada luka jaitan, kurang
tidur, kelelahan
Gangguan Psikologis :
a. Kekecewaan terhadap bayinya
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
2. Fase Taking Hold
- Berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan
- Ibu merasa khawatir akan ketidaknyamanan dan rasa tanggung jawab
dalam perawatan bayinya
- Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung
3. Fase Letting Go
- Merupakan fase menerima tanggu jawab akan peran ibunya
- Berlangsung 10 hari setelah melahirkan
- Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya
- Ibu merasa bercaya diri akan peran barunya
- Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi

CARA MENGETAHUI KONTRAKSI UTERUS

 Meletakkan tangan pada daerah fundus dan mencatat frekuensi interval dan
durasi
 Cohen dengan electromyography, secara tidak langsung pemantauan interval
janin melalui electrode kulit kepala. Pengukuran voltase elektrik di akibatkan
kontraksi uterus dengan teknik uterine electromyography yang mirip EKG yang
lebih sederhana dan akurat tanpa resiko

Beberapa factor yang berpengaruh terhadap kontraksi rahim :

 Besar rahim
 Besar janin
 Berat badan ibu

Tetapi tidak ada perbedaan pengukuran tek.Intravenous kalaII pada wanita obese/tidak

 Kontraksi uterus, frekuensi, intesitas dan durasi tidak dapat dipercaya untuk
mengukur kemajuan persalinan ataupun indeks normalitas.
 Yang mengatakan pemendekan interval antara kontraksi dan peningkatan regulasi
kontraksi merupakan prediksi keberhasilan satu augmentasi oksitosin dan
persalinan pervaginam.

SERVIKAL MOTION TENDERNESS

o Pada normalnya servikrs dapat sedikit digerakan tanpa menimbulkan rasa sakit,
pada pemeriksaan bimanual servical motion tenderness

o Nyeri pada gerakan serviks yang disertai nyeri tekan pada adneksa menunjukan
inflamasi pelvis. Contoh nya yaitu penyakit yang diakibatkan oleh infeksi menular
seksual pada :

 Tuba falopi ( salpingitis )

 Tuba dan ovarium ( salpingo - ooforitis), infeksi ini dapat terjadi setelah
melahirkan bayi atau menjalani pembedahan.

 Adanya massa di adneksa

DAMPAK PLASENTA TERSISA DI UTERUS

o Sisa plasenta yang tertinggal dapat mengakibatkan terjadinya involusi uterus.


o Bila plasenta tertinggal dalam uterus setengah ham setelah anak lahir di sebut
retensio plasenta. Plasenta yang sukar di lepaskan dengan pertolongan kala tiga di
sebabkan adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus.
o Disebut plasenta akreta bila implantasi menembus di desidua basalis dan nilabuch
layer, di sebut plasenta inkreta bila menembus miometrium dan disebut plasenta
bila villi komalis sampai menembus perimetrium.

HUBUNGAN MENYUSUI DENGAN SAKIT PADA PERUT


Menyusui

Sekresi oxytosin ↑
Oxytosin menstimulasi kontraksi uterin

Nyeri pada perut

KETUBAN PECAH DINI

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi in-partu.Sebagian besar ketuban pecah
dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan kurang dari 36 minggu
tidak terlalu banyak.Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebabnya adalah sebagai berikut,

1. Serviks inkompeten

2.Overdistensi uterus

3.Faktor keturunan

4.Pengaruh dari luar yang melamahkan ketuban

5.Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten

Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :

a. Pengaruh terhadap ibu

1. Infeksi intapartal

2. Infaksi puerperalis

3. partus lama

4. Perdarahan post partum


5. Morbiditas dan mortalitas maternal

b. Pengaruh terhadap janin

1. Prematuritas

2. Infeksi intra uterin

3. Prolaps funiculi

4. Asfiksia neonatorum

5. Morbiditas dan mortalitas maternal

INFEKSI NIFAS

1. Definisi
Infeksi Nifas adalah infeksi bakteri pada daerah reproduksi yang terjadi setelah
melahirkan, dintai dengan kenaikan suhu sampai 38°C atau bahkan lebih, selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan (24 jam pertama tidak dihitung).
Organisme yang menyerang bekas implantasi placenta atau laserasi akibat
persalinan adalah penghuni normal cervix dan jalan lahir, mungkin juga dari luar.
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 –
37,8 ‘C, oleh karena resorpsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi, disebut
demam resorpsi.
Infeksi Nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia
dalam masa nifas. Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan, waktu
persalinan, dan masa nifas.
Morbiditas Puerpularis adalah kenaikan suhu badan sampai 38 ‘C atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, keculi pada hari pertama.
2. Ciri – ciri :
- demam  suhu mencapai 38˚C atau lebih.

- Pembengkakan payudara (demam pada mastitis).

- Penyulutan pernapasan
- Pielonefritis (infeksi ginjal)
 disebabkan oleh tingginya diuresis yang normalnya dimulai pada awal nifas.

3. Etiologi

Bermacam-macam jalan kuman masuk kedalam alat kandungan,


seperti eksogen (kuman dating dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab
yang banyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak pathogen sebagai penghuni normal jalan lahir.

Kuman yang sering menyebabkan infeksi, antara lain:

- Streptococcus haaemoliticus aerobic

Masuknya secara eksogen yang menyebabkan infeksi berat yang di


tularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak seteril, tangan penolong,
dan sebagainya.

- Staphylococcus aureus
Masukny secara eksogen, infeksi sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.

- E. coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan
infeksi terbatas.

Hal-Hal lainnya :

♪ Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita,


seperti pendarahan yang banyak ataupun penyakit jantung.
♪ Partus lama, terutama dengan ketuban pecah dini.
♪ Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
♪ Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban.
4. Cara terjadinya infeksi
- Manipulasi penolong yang tidak bersih, atau pemeriksaan dalam
yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada
kedalam rongga rahim.
- Alat-alat yang tidak steril.
Infeksi droplet, sarung tangan daan alat-alat terkena infeksi
kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong, dan
pembantunya dan orang lain.

KOMPLIKASI POST PARTUM

1. Definisi

Hemorragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah >500 ml dalam 24 jam
pertama setelah lahirnya bayi (Williams 1998).

2. Etiologi
 Atonia uteri
 Retensi placenta
 Sisa placenta
 Trauma jalan lahir
 Inverse uteri

3. Manifestasi klinis
 Kehilangan darah banyak
 Nadi lemah
 Lochia berwarna merah
 Merasa haus, pusing, gelisah, letih
 Tekanan darah rendah
 Mual

4. Patofisiologi

Dalam persalinan, pembuluh darah melebar untuk meningkatkan sirkulasi uterus.


Karena adanya atonia uteri, subinvolusi uteri menyebabkan kontraksi uterus menurun
sehingga pembuluh darah yang melebar tidak dapat menutup sempurna sehingga
terjadilah perdarahan. Selain itu juga bias disebabkan karena hipofibrinogemia yaitu
kurangnya fibrin untuk proses pembekuan darah.

5. Klasifikasi
 Early postpartum
Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.
 Late postpartum
Terjadi >24 jam pertama setelah bayi lahir.

Klasifikasi berdasarkan penyebab

 Perdarahan post partum akibat atonia uteri


Bisa terjadi karena proses persalinan lama, pembesaran rahim yang berlebihan
pada waktu hamil, persalinan yang sering.
 Perdarahan post partum akibat retensio placenta
Adalah placenta belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir.
Penyebabnya :
 Placenta belum terlepas
1. Placenta adhesive : placenta melekat pada desidua endometrium lebih
dalam.
2. Placenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam menembus sampai
miometrium.
3. Placenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai
serosa.
4. Placenta perkreta : vili khorialis menembus serosa sampai peritoneum.
 Placenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena adanya atonia uteri
dan adanya konstriksi.
 Perdarahan post partum akibat subinvolusi
Adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi.
 Perdarahan post partum akibat inversio uteri
Adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya.
 Perdarahan post partum akibat robekan jalan lahir

6. Penatalaksanaan
 Perdarahan post partum karena atonia
 Sebelum placenta lahir
1. Pasang infuse.
2. Pemberian uterotonika intravena 3-5 unit oksitosin.
3. Kosongkan kandung kemih.
4. Keluarkan placenta dengan perasat Crede bila gagal lanjutkan dengan
placenta manual.
 Setelah placenta lahir
1. Pemberian uterotonika intravena 3-5 unit oksitosin
2. Kosongkan kandung kemih.
3. Menekan uterus
4. Tahan fundus uteri.
Dilakukan jika kemampuan dan fasilitas penolong memungkinkan, jika
tidak ada segera rujuk untuk melakukan histerektomi. Dengan terlebih
dahulu diberikan cairan infuse dan pemberian uterotonika.
 Perdarahan post partum akibat robekan
1. Periksa daerah robekan dengan speculum dan lampu penerangan.
2. Jahit luka dengan benang katgut dan jarum bulat.
3. Jika luka dalam beri tampon dan rujuk.
4. Dengan terlebih dahulu diberikan cairan infuse dan pemberian uterotonika.

LACTATION DISORDER

1. Breast Engorgement
Wanita yang tidak menyusui mungkin mengalami engorgement, kebocoran
air susu dan nyeri pada payudara. Akibat kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna sehingga terjadi pembendungan air susu. Dimana payudara terasa
panas, keras, dan nyeri pada perabaan. Puncak nya 3-5 hari setelah melahirkan.
10% wanita menyatakan sakit yang sangat hingga hari ke-14. Untuk mengurangi
sakit ketidaknyamanan ini harus menggunakan pakaian dalam yang well-fitting.
Penggunaan farmakologikal dan agen hormonal tidak direkomendasikan untuk
menekan laktasi. Bisa menggunakan ice pack dan oral analgesic untuk 12-24 jam
untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Milk Fever
Puerperal fever karena breast engorgement merupakan hal yang biasa.
13% wanita mengalami demam 37,8-39 derajat Celcius setelah melahirkan karena
engorgement. Demamnya jarang berlangsung lebih lama dari 4-16 jam. Insiden
dan keparahan engorgement dan demam akan lebih rendah pada wanita
menyusui.
3. Mastitis
a. Definisi
Mastitis adalah infeksi parenkim kelenjar mammae yang terjadi kurang
dari 1%. Gejala mastitis jarang muncul sebelum akhir minggu pertama
setelah melahirkan. Infeksi hampir selalu unilateral dan ditandai oleh
engorgement yang biasanya didahului inflamasi. Gejalanya yaitu menggigil
yang diikuti demam dan takikardi. Payudara akan menjadi lebih keras dan
merah serta terasa sangat sakit.

b. Etiologi
Mastitis biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Sumber dari
organisme penyebab mastitis ini biasanya berasal dari hidung dan
tenggorokan bayi. Bakteri masuk ke payudara melalui nipple, fisura
maupun luka kecil.
c. Treatment
Terapi yang tepat untuk mastitis dilakukan sebelum adanya nanah.
Infeksi biasanya tertangani selama 48 jam.
4. Breast Abscess
Abses dapat dicurigai ketika demam tidak turun selama 48-72 jam
setelah pemberian treartment untuk mastitis atau jika adanya massa yang
teraba saat palpasi. Pengobatan alternativenya yaitu dengan aspirasi
sonographic dengan anastesi local yang tingkat kesuksesannya 80-90%
5. Galactocele
Dalam beberapa kasus duktus-duktus tersumbat oleh hasil sekresi air
susu dan air susu mungkin terakumulasi pada 1 atau lebih lobus mammae.
Jumlahnya biasanya terbatas, tapi jika berlebihan dapat membentuk massa
yang menonjol (galactocele) dan tampak adanya abses. Galactocele dapat
dikeluarkan secara spontan ataupun memerlukan aspirasi.
6. Accessory breast tissue
Extra-breast (polymastia) atau extra-nipple (polythelia) terjadi pada
0,22-6% pada populasi umum. Payudara mungkin sangat kecil atau tanpa
nipple pada lymphadenopathy atau lipoma. Polymastia tidak ada efek yang
signifikan walaupun pembesaran setelah melahirkan mengakibatkan
ketidaknyamanan.
7. Nipple
a. Bloddy nipple discharge
Pada beberapa hari pertama setelah melahirkan, colostrum berwarna
merah karena meningkatnya pembuluh darah pada ductus-ductus
payudara selama kehamilan dan hilang dalam beberapa hari. Darah
mungkin ada karena pecahnya (crack) nipple, trauma pada payudara atau
lainnya. Hal ini dapat terdeteksi pada kotoran bayi yang berdarah. Adanya
darah dalam air susu merupakan tanda adari kanker payudara.
b. Nipple color change
Perubahan warna pada nipple terjadi karena kontriksi pembuluh darah
di nipple yang menyebabkan nipple berwarna putih dan terasa sakit. Hal ini
biasa terjadi selama dan setelah menyusui.
c. Painful nipples
Nipple menjadi lebih sensitive selama kehamilan dan paling tinggi pada
4 hari setelah melahirkan.
8. Kelanian pada pengeluaran susu
- Agalaksia : tidak ada air susu yang keluar
- Oligogalaksia : hanya sedikit air susu yang keluar
- Poligogalaksia : air susu keluar sangat banyak
- Galaktorea

BAKTERI

1. Peptosterptococcus
Merupakan bakteri gram positif , coccus, dan menghasilkan asam laktat pada
fermentasi karbohidrat dalam juml;ah yang besar. Bakteri ini hidup pada mulut,
kulit, gi tract, vagina, urinary tract, dan merupakan bakteri floral alami. Pada
keadaan imun yang menurun dan trauma, organisme ini dapat menjadi patogen
dan menyebabkan infeksi pada cranial nerve system, kepala, liver, dada,
abdomen, pelvis, kulit, tulang, sendi dan abses pada otak, liver, payudara dan
paru-paru.
2. Streptococcus (streptococcus agalactiae)

Organisme ini merupakan anggota flora normal traktus genitalia wanita dan penyebab
penting sepsis dan meningitis pada neonates.

Streptococcus agalactiae secara khas merupakan β-hemolitik dan mengahsilkan zona


hemolitik yang sedikit lebih besar dari koloni nya.

Streptococcus grup B menghidrolisis natriu, hipurat dan memberikan respon positif


pada uji CAMP (Christie, Atkins, Munch, Peterson)

Antibiotic yang dapat di berikan :

 Penicillin G
 Ampicillin
 Clindamycin
 Erythromycin
NIPPLE INVERSION

 Yaitu putting yang terbalik/ tertarik ke dalam.


 Agar tetap bias menyusui putting semacam ini biasanya dapat dikoreksi dengan
cara menariknya menggunakan telunjuk dan ibu jari dengan lembut.

CRACKED NIPPLE
Bila terdapat retakan pada puting, hal tersebut disebabkan oleh akumulasi ASI
yang mengering. Cara penanganannya :
1. Bersihkan puting sebelum dan setelah menyusui dengan kapas yang sudah diberi
air hangat dan sabun lembut.
2. Lembabkan puting dengan baby oil.

PENATALAKSANAAN INFEKSI MAMMAE

1. Membersihkan nipple sebelum dan sesudah menyusui untuk


menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Tetapi jika masih
ada kerak dan susu yang sudah mongering jangan menyusui terlebih
dahulu.
2. Berikan antibiotika
Kloksasilin 500 mg 4x/hari selama 10 hari.
Eritromisin 250 mg 3x/hari selama 10 hari.
3. Kompres dingin 15-20 menit 4x/hari sebelum menyusui untuk mengurangi
bengkak dan nyeri.
4. Berikan paracetamol 500 mg per oral.
5. Evaluasi 3 hari.

MIDSTREAM URINE SPECIMEN


Merupakan prosedur screening urin secara spesifik untuk melihat adanya infeksi. Hal ini
penting untuk menghindari adanya bakteri dari vulva atau urethra yang akurat. Maka
dilakukan urin porsi tengah atau midstream yang akan meminimalisir adanya bakteri yang
berasal dari urethra.

Prosedur :

1. Siapkan kasa steril


 1 potong dibasahi sabun
 2 potong dibasahi air
2. potong kasa kering
3. Siapkan wadah steril
4. Cuci tangan
5. Dengan 2 jari, pisahkan labia majora dan labia minora dan bersihkan daerah
vagina menggunakan kasa sabun dari arah depan ke belakang kemudian buang
kasa ke tempat sampah
6. Bilas daerah tersebut dari depan ke belakang menggunakan kasa air sebanyak 2
kali kemudian keringkan dengan kasa kering dan buang
7. Masih tetap pisahkan kedua labia kemudian mulai berkemih
Buang beberapa ml urin yang mula-mula keluar, tampung aliran urin selanjutnya
sampai kira-kira 1/3 wadah steril
8. Tutup wadah, bersihkan dinding luar wadah dari urin kemudian beri label.

NILAI NORMAL LEUKOSIT

- Leukositosis, trombositosis dapat terjadi selama dan setelah persalinan


- Leukosit kadang mencapai 30.000 mm3, peningkatan tersebut terutama tejadi karena
granulositosis
- Normalnya, beberapa hari pertama post partum, konsentrasi hemoglobin dan
hematokrit berfluktusai sedang.
-
USG

USG merupakan pemeriksaan menggunakan suara dengan frekuensi tertentu. USG


menggunakan frekuensi suara 1 – 10 MHz, tapi umumnya USG menggunakan frekuensi
suara 3, 5 – 5 MHz.

USG digunakan untuk :

 Mengungkapkan Informasi Vital


 Fetal Anatomy
 Melihat Keadaan Fetus
 Pertumbuhan Fetus

Cara kerja USG

Gelombang suara yang di pancarkan oleh alat USG di pantulkan kembali oleh fetus atau
suatu objek, lalu tertangkap oleh receiver dan di gambarkan ke monitor.
Jenis USG yang digunakan dalam obstetric ada 2 macam :

 TVUS (Trans Vaginal US)


 TAUS (Trans Abdominal US)

BHP

1. Prenatal care untuk ibu apabila ingin mempunyai anak lagi. Gunanya untuk mengetahui
keadaan janin pada saat kehamilan sehingga apabila terdapat suatu keabnormalan dapat
di lakukan pencegahan dan penanganan lebih dini.

2. Post natal care untuk ibu :

• Pemeriksaan segera setelah persalinan pada minggu ke 2 dan ke 6 untuk melihat


perubahan
• Paparkan secar detail kondisi kesehatan umum, kondisi fisik, dan kondisi emosional ibu

• Memberikan instruksi pada ibu, untuk makan makanan yang bergiazi seimbang dan di
secara keseluruhan kondisi ibu butuhkan selama ibu menyusui termasuk olah raga yang
ideal di sesuaikan kondisi fisik ibu

3. Fisioterapi post natal

4. Pemberian ASI eksklusif

5. Imunisasi bayi

IIMC

Al.Hafidz Ibnu Katsir membawakan perkataan Amir bin Maimudi dalam tafsirnya:

“ tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma
basah” kandungan gula dan Vit B1 pada kurma membantu untuk mengontrol laju gerak
rahim banyak mengandung kalsium dan besi.

Ali – Imran 150

“ Hanya Allah – lah perlindunganmu dan Dia penolong yang terbaik”

Anda mungkin juga menyukai