Anda di halaman 1dari 6

Isma Aliyah Rahmawati

18020074034
PA 2018

ANALISIS NASKAH DRAMA “BILA MALAM BERTAMBAH MALAM”


KARYA PUTU WIJAYA
Naskah “Bila Malam Bertambah Malam” merupakan karya Putu Wijaya yang
menceritakan tentang seorang janda yang begitu membanggakan kebangsawanannya. Ia
hidup di rumah peninggalan suaminya. Gusti Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai
seorang bangsawan yang dulu sangat dihormati karena dianggap pahlawan
kemerdekaan. Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan, seorang lelaki tua
yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti, seorang
gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun tinggal di purinya. Sementara putra
semata wayangnya Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena sedang
menuntut ilmu di pulau Jawa.
Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat
manusia berdasarkan kasta, membuatnya sombong dan memandang rendah orang lain.
Perlakuan Gusti Biang terhadap Nyoman dan Wayan sangatlah kasar membuat Nyoman
Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang, harus rela menelan pil pahit akibat sikap
Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya. Nyoman Niti sebenarnya ingin
meninggalkan puri itu karena ia sudah tidak sanggup menahan radang kemarahan
terhadap Gusti Biang. Namun, niatnya selalu urung manakala Wayan yang selalu baik,
menghiburnya dan membujuknya untuk bersabar dan tetap setia menjaga Gusti Biang
demi cintanya pada Ratu Ngurah. Nyoman Niti tak kuasa lagi menahan emosi yang
bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang benar-benar menindasnya. Gusti Biang
menuduh Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan. Akhirnya Nyoman Niti pun
bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun mencoba menahan kepergiannya tapi
alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti Biang membacakan hutang alias biaya yang
dikeluarkannya membiayai Nyoman selama kurang lebih 18 tahun. Nyoman tidak
menyangka Gusti Biang setega itu padanya hingga akhirnya Nyoman pergi dengan
berurai air mata dalam suasana malam yang sunyi.  Wayanpun akhirnya juga diusir oleh
Gusti Biang setelah bertengkar sengit tentang persoalan Nyoman dan Ratu Ngurah; dan
suami Gusti Biang. Setelah kejadian itu, Ratu Ngurah datang dan bertengkar dengan
Gusti Biang begitu mengetahui Nyoman telah pergi.
Konflik semakin tajam mengenai persoalan bedil. Ngurah dan Gusti Biang
meminta Wayan mengembalikan bedil yang akan dibawanya pergi, karena bedil itu
adalah peluru yang bersarang di tubuh Gusti Ngurah. Wayan akhirnya mengungkapkan
bahwa dialah yang menembak Gusti Ngurah yang menjadi pengkhianat. Wayan juga
mengemukakan kenyataan bahwa dialah ayah kandung Ratu Ngurah. Wayanlah yang
selalu memenuhi tugas sebagai suami bagi istri-istri I Gusti Ngurah Ketut Mantri yang
berjumlah lima belas karena Gusti Ngurah seorang wandu. Wayan pun menyuruh
Ngurah pergi mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Ia juga mengingatkan cinta yang
tak sampai antara dirinya dan Gusti Biang hanya karena perbedaan kasta yang membuat
keduanya begitu menderita. Hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman akhirnya direstui oleh
Gusti Biang.
Putu Wijaya menghadirkan cerita cinta dan keangkuhan manusia. Ketulusan,
pengorbanan, pengkhianatan, semua hadir saling melengkapi isi cerita. Dengan
menghadirkan cerita yang tak lekang oleh zaman membuat naskah drama Bila Malam
Bertambah Malam layak untuk selalu dipentaskan berulang kali.
A. Tema      
Tema yang diangkat oleh Putu Wijaya dalam drama ini adalah status
sosial. Karena pada drama ini berbicara tentang seorang tokoh yang mempersoalkan
derajat kebangsawanan.
B. Amanat
Sebagai mahluk hidup yang bermasyarakat, tentu saja tidak bisa terlepas dari
makhluk hidup yang lain. Karena kita membutuhkan satu sama lain. Kita harus
memilih sama antara mengumpulkan yang satu dengan yang lain tanpa membedakan
status sosial. 
Ketika seseorang menyimpan rahasia, suatu saat pasti akan terungkap hal yang
sebenarannya, dan meyakinkan seseorang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
dalam melakukan sesuatu maka orang tersebut juga akan mendapatkan balasan yang
baik.
C. Latar   
a. Latar tempat
Latar tempat drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
adalah di rumah Gusti Biang yang ada pada kutipan berikut :
Gusti Biang : "Ya! Kebocoran itu tidak bisa masuk rumahku ini. Setan itu
juga! Biar mati dua-duanya sekarang! Kalau kau mau ikut terserah. Aku akan
mempertahankan kehormatanku. Kehormatan suamiku, kehormatan Sanggung
Rai, kehormatan leluhur-leluhur di puri ini ”.
b. Latar waktu
Latar waktu pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu
Wijaya terjadi pada malam dan sore hari yang ditunjukan pada dialog berikut.
Nyoman : “Nah, itu kalau tidak makan malam. Lagi sejak beberapa hari ini
Gusti sudah tidak mau minum jamu lagi, minum sekarang ya? 
Wayan : "Mana ada setan sakit-sakit begini Gusti?"
Wayan :  "Malam-malam begini?"
c. Latar sosial
Latar sosial pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu
Wijaya disediakan pada kutipan berikut.
Nyoman   : ( Berhenti lalu mendekat dan memandang Gusti Biang dengan
marah ) “Gusti Biang, tiyang bosan merendahkan diri, dulu tiyang menghargai
Gusti karena usia Gusti lanjut. Kirim semua yang Gusti katakan, apa yang Gusti
perintahkan agar tiyang sering tidak disetujui. Namun Gusti sudah keterlaluan
sekarang. Orang disuruh makan tanah terus-menerus, Gusti anggap tiyang tak
lebih dari cacing tanah. Semutpun jika diinjak, digigit manusia, Gusti yang
seharusnya agung, luhur, menjadi tauladan tapi seperti ...
Nyoman : “Orang besar saja yang memiliki kasih sayang dan orang lain. Tapi
Gusti, di mana letak keagungan Gusti? Coba Gusti berjalan di jalan raya seperti
sekarang, Gusti akan ditertawakan oleh orang banyak. Sekarang orang tidak lagi
menentukan dari hasil tetapi kelakuan dan kepandaianlah yang
menentukan. Sekarang tidak hanya bangsawan, semua orang berhak menghargai
jika baik. Begitu mestinya ”. 
d. Alur      
Alur atau naskah drama  Bila Malam Bertambah Malam  karya Putu
Wijaya menggunakan alur maju, karena diceritakan runtut dari awal hingga
akhir.

e. Tokoh / penokohan
1. Gusti Biang
Gusti Biang adalah seorang janda yang sombong karena terlalu
membanggakan kebangsawannya. Dia juga merupakan tokoh pemeran utama
dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap
kali muncul dalam percakapan. Gusti Biang memiliki watak keras, pemarah,
angkuh, dan egois. Dalam kehidupan sehari-hari dia selalu marah-marah dan
menginjak-injak harga diri kedua orang yang setia menemaninya. Dengan
sikapnya yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat
manusia berdasarkan kasta, membuat dia sombong dan memandang rendah
orang lain.
2. Nyoman
Nyoman adalah seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun
mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. Selama itu pula, kebutuhan
Nyoman tercukupi oleh Gusti Biang, dari pendidikannya dan kebutuhan
sehari-hari. Nyoman Niti selalu setia melayani Gusti Biang. Gusti Biang
selalu menginjak-injak harga dirinya, hingga dia tidak tahan dengan
perlakuan Gusti Biang terhadapnya. Dulu semua itu dia pendam karena
Wayan yang selalu membujuknya untuk tetap tinggal di puri Gusti
Biang. Hingga akhirnya Nyoman Niti pun tak lagi mendengarkan wayan dan
meninggalkan mereka dengan beruarai air mata di dalam suasana malam
yang sunyi. 

3. Ngurah
Ngurah adalah anak dari Gusti Biang yang sedang menyelesaikan
pendidikannya di salah satu universitas yang ada di pulau Jawa. Ngurah
adalah kekasih Nyoman. Ia pun begitu mencintai Nyoman, namun cinta
mereka terhalang oleh kasta kedudukan. Begitu pula dengan kisah cinta
Gusti Biang terhadap Wayan yang terhalang oleh kasta. Hingga akhirnya
cinta itu berubah menjadi kemarahan, kesombongan, dan keegoisan Gusti
Biang. Ngurah memiliki watak yang berbeda dengan Gusti Biang, dia
memiliki watak yang baik terhadap semua orang, bahkan dia sangat
menantang sebelum kompilasi cerita sebenarnya tentang siapa ayah
kandungnya sendiri yang sebenarnya adalah Wayan, sang pelayan. Akhirnya
Gusti Biang menyetujui Ngurah menikah dengan Nyoman.

4. Wayan
Wayan adalah salah pengabdi Gusti Biang.  Wayan merupakan lelaki tua
yang pernah menjadi ajudan dan teman seperjuangan almarhum suami Gusti
Biang yang telah gugur pada saat berjuang melawan Belanda. Selain itu,
Wayan juga sebagai penengah antara tokoh antagonis dan protagonis di
jalannya sebuah cerita yang mendukung untuk mendamaikan dalam setiap
percakapan. Wayan sehari-hari memiliki watak yang baik hati, setia, dan
lucu. Dalam drama Bila Malam Betambah Malam Ini Wayan sebagai sosok
lelaki tua yang rela menjadi pengabdi Gusti Biang karena rasa cintanya
untuk Gusti Biang. 
f. Sudut pandang
Putu Wijaya menggunakan sudut pandang orang pertama dalam drama
Bila Malam Bertambah Malam.
g. Simbol dan majas
Putu Wijaya menggunakan simbol dan majas (gaya bahasa) pada drama
Bila Malam Bertambah Malam hari adalah gaya bahasa sehari-hari dan ada yang
menggunakan bahasa kasar.
h. Kelebihan dan Kekurangan
Pada drama ini dapat dilihat bagaimana seorang Putu Wijaya
mengonstruksi dan membuat alur cerita dengan rapi dan membuat pengarang
dialog tokoh-tokoh utama dengan dialog yang singkat namun dapat menarik
pembaca. Jika kita melihat dalam kenyataan yang nyata, topeng-topeng ini
sering dipakai demi kebohongan-kebohongan yang dilakukan. Tidak hanya
dalam rumah tangga, namun dalam berbagai bidang dan yang paling sering
adalah masalah percintaan sementara seseorang memanfaatkan berbagai
kepentingan yang ada untuk kepentingan yang menguntungkan bagi sebagian
pihak.
Putu Wijaya berhasil membuat alurnya menjadi sangat hidup dengan
pertikaian yang sebenarnya sangat sederhana namun dikemas dengan luar
biasa. Pertikaian yang muncul adalah masalah yang kompleks dan sering
dijumpai dalam masyarakat. Drama ini sukses dengan alur yang sangat rapi dan
bahasanya juga mudah dimengerti oleh para pembaca. Akan tetapi, ada beberapa
dialog percakapan yang menggunakan bahasa kasar yang menurut saya kurang
baik bila dibaca oleh anak-anak.

i. Simpulan    
Naskah drama Bila Malam Bertambah Malam ini memiliki banyak
keterkaitan dengan kehidupan dan kedudukan manusia. Naskah drama ini
menceritakan tentang cinta yang terhalang perbedaan kasta. Naskah drama Bila
Malam Bertambah Malam bukan semata ingin menentang apa yang disebut
sebagai budaya.
Dari analisis di atas, naskah drama ini menyampaikan kepada pembaca
bahwa siapapun orangnya, dan dari rahim siapa ia tercipta, tetaplah seorang
manusia dan harus diperlakukan sebagaimana mestinya manusia. Tak peduli
apakah orang kaya maupun orang miskin, tetap harus saling menghargai karena
hidup tidak dapat lepas dari orang lain. Naskah drama Bila Malam Bertambah
Malam menyampaikan kepada pembaca tentang bagaimana semestinya
berperilaku kepada sesama manusia dan bahwa seorang yang dianggap
terhormatpun tak luput dari kesalahan.
Referensi :
http://eprints.ums.ac.id/26458/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://digilib.unila.ac.id/8438/12/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai