Anda di halaman 1dari 3

Nama : Isma Aliyah Rahmawati

Kelas : PA 2018

NIM : 18020074034

Tahapan Pembelajaran Drama

Pembelajaran drama merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran teks drama,
yaitu dengan bermain peran (role playing). Drama adalah cerita perihal konflik dalam
kehidupan manusia. Dalam pengajaran sastra siswa membekali mereka dengan empat
keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pengajaran sastra
khususnya pembelajaran drama adalah sebuah kombinasi antara keempat keterampilan
tersebut.

Dalam pembelajaran drama menekankan pada keterampilan berbicara, namun tidak


menutup kemungkinan untuk keterampilan menyimak yaitu dengan menyimak pementasan
drama, membaca dengan berlatih dialog dalam naskah, dan menulis yaitu dengan menulis
teks drama. Jadi, keempat keterampilan tersebut saling berkaitan. Dalam tahapan
pembelajaran drama meliputi proses belajar mengajar, dasar latihan bermain drama, dan
pementasan drama.

1. Pertemuan pertama
a. Proses belajar mengajar materi drama, pada tahap ini guru menyampaikan teori
mengenai pembelajaran drama.
b. Pengalaman pribadi bisa dari diri sendiri atau orang lain, dalam tahap ini
pengalaman atau cerita yang dapat diangkat untuk menjadi suatu naskah drama bisa
dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, yang dianggap unik dan juga
menarik untuk dijadikan untuk naskah drama. Guru membentuk kelompok yang
terdiri dari 5 orang, lalu masing-masing siswa menceritakan pengalamannya kepada
teman satu kelompoknya. Lalu setiap kelompok memilih cerita atau pengalaman
yang menarik untuk dijadikan drama yang disetujui oleh teman dalam kelompok
tersebut.
c. Menceritakan pengalaman atau cerita, dalam tahap ini setiap kelompok
menceritakan cerita yang dipilih dan membacakannya ke depan dan didengarkan
oleh semua siswa.
d. Naskah drama pengalaman pribadi lebih mudah digunakan sebagai materi
pementasan daripada naskah orang lain, dapat dikatakan bahwa naskah dari
pengalaman pribadi lebih mudah karena, kita sebagai pemeran drama mengetahui
langsung cerita tersebut dan juga saat kita telah mengetahui cerita yang ingin
dipentaskan, maka kita dapat menjiwai peran tersebut karena berdasrkan kisah nyata
terlebih lagi pengalaman pribadi.
e. Memilih cerita yang untuk dijadikan naskah drama, pada tahap ini setiap
kelompok menceritakan pengalaman yang menarik, dipilihlah satu cerita terbaik
yang akan ditampilkan untuk pementasan berdasrkan hasil voting kelas.

2. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua membahas mengenai latihan dasar pementasan drama, antara
lain :
a. Meditasi
Meditasi adalah suatu hal yang dilakukan untuk menenangkan pikirian.
Dengan cara menyingkirkan terlebih dahulu permasalahan yang ada pada pikiran
kita dari berbagai hal entah itu masalah pribadi, keluarga atau lainnya. Buang segala
pikiran itu agar otak kita bebas dari segala beban yang ada. Selain itu atur
pernafasan dengan baik, tarik nafas dengan hidung perlahan-lahan dan keluarkan
perlahan menggunakan mulut. Rasakan gerakan peredaran udara yang keluar dan
masuk di dalam tubuh kita.
Pada tahap ini juga kita harus konsentrasi, rasakan saat kita sedang latiahn
kita sedang memasuki ke dalam alam semu yang tidak dapat rasakan pada
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu kita tidak boleh memikiran hal lain yang dapat
menggangu konsentrasi kita saat berlatih drama.

b. Rileksasi
Pada keadaan rileks dengan tenang dan sadar membuat aktor dapat
mendalami perannya dengan baik. Rileksasi tidak berarti bahwa pada keadaan pasif
(santai), namun keadaan dimana kekangan yang berada pada tubuh terlepas.
c. Latihan improvisasi dan ekspresi
Improvisasi adalah pelatahian yang termasuk ke dalam olah tubuh, rasa,
vokal dan pikir. Hal ini membuat spontanitas aktor/pemain dengan menggunakan
imajinasi dan kreativitas. Selain itu dalam latihan ekspresi tak kalah pentingnya, hal
ini bertujuan untuk menciptakan pesan yang akan disampaikan melalui ekspresi
wajah aktor/ pemaian. Pelajaran pertama adalah pemain harus berusaha mengenal
dirinya sendiri. Meskipun gesture badan sudah bagus, namun akan kurang jika
ekspresi mata kosong dan membuat kurang menyakinkan penonton, sehingga
dalam pertunjukkan terasa hambar.
d. Ekspolrasi
Pada tahap ini aktor membayangkan suatu objek untuk lawan peran dalam
berlatih drama. Kita dapat bereksplorasi dengan benda-benda yang ada dengan
berlatih improviasai dan ekspresi pula.
e. Membaca dan memahami naskah
Pada tahap ini kita harus membaca naskah secara keseluruhan dan berulang-
ulang agar dapat memahami naskah yang ada, seakan-akan kita merasakan apa yang
dirasakan tokoh dalam cerita dan kita dapat memerankannya dengan baik.

3. Pertemuan Ketiga
a. Setting panggung
Panggung dapat medeskripsikan tempat, waktu dan suasana yang terjadi pada
naskah. Penataan panggung harus sesuai dengan naskah yang ada namun juga untuk
menambahkan atau mengurangi asalkan perubahan itu dapat menambahkan estetika
pada panggung tersebut.

4. Pertemuan Keempat
a. Pementasan
Pementasan adalah titik puncak dalam bermain drama. Pementasan ialah
kegiatan bertujuan untuk menampilkan sebuah karya kepada penonton. Dalam hal ini
sebaiknya pemain menampilkan kemampuan terbaik mereka di atas panggung, dan
menerapkan semua ajaran-ajaran yang telah diperoleh saat berlatih drama.

Anda mungkin juga menyukai