Anda di halaman 1dari 6

Nama : Isma Aliyah Rahmawati

Kelas : PA 2018

NIM : 18020074034

SOAL :

(1) Apa yang dimaksud dengan tes tulis, tes objektif, dan tes subjektif?

(2) Apa yang dimaksud karakteristik konstruksi, materi, dan bahasa dalam
pembuatan tes tulis?

(3) Cari/beri 3 buah contoh (setiap mahasiswa harus berbeda) soal yang
tidak memenuhi karakteristik tes yang baik. Misal tes yang tidak sesuai
tujuan, tes yang tidak paralel, atau tes yang mengunakan bahasa daerah!

JAWAB :

(1) a. Tes Tulis

Tes Tulis merupakan Tes yang diberikan kepada siswa dalam


bentuk tulisan namun jawaban yang diberikan tidak selalu dalam bentuk
tulisan kalimat, bisa dalam bentuk gambar berwarna, tanda, grafik,
diagram, dan lainnya. Tes Tulis bisa dilakukan saat proses belajar
mengajar ataupun saat akhir program belajar dalam satu semester. Tes
Tulis berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar
mengajar dan juga mengukur keberhasilan belajar siswa secara
menyeluruh. Tes Tulis memeiliki 2 bentuk tes yaitu objektif dan subjektif.

b. Tes Objektif

Tes objektif dapat diartikan sebagai tes yang dilakukan dengan


menggunakan ukuran-ukuran yang sudah ditentukan. Contohnya multiple
choice (pilihan ganda). Dalam tes objektif ini siswa tinggal memilih
beberapa opsi sesuai dengan pertanyaan yang disediakan. Dari opsi
tersebut ada jawaban breaker, satu jawaban yang mirip dengan jawaban
yang benar. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban
yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan
yang belum sempurna.

Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik


yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan
mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan
kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Namun, Tes Objektif
memiliki beberapa kelemahan diantaranya siswa sering menerka-nerka
jawaban karena belum menguasai materi, tidak bisa mengajak siswa untuk
berfikir tingkat tinggi dan kesempatan untuk berbuat curang lebih terbuka.

c. Tes Subjektif

Tes Subjektif merupakan salah satu bentuk tes tertulis, yang


susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing
mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-
uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi,
2008). Tes Subjektif adalah tes yang dilakukan dengan ukuran-ukuran
berdasarkan kategori. Contohnya tes essay atau uraian. Tes uraian
menuntut siswa untuk menjawab soal dengan kemampuan yang ia miliki.
Tidak masalah apakah ia menjawab panjang atau pendek. Penilaian tes
subjektif dilakukan berdasarkan kategori yang ditentukan oleh pembuat
soal. Walaupun jawabannya panjang tapi tidak sesuai dengan kategori
yang ditentukan pembuat soal, maka skornya belum tentu tinggi.

Kelebihan dari Tes Subjektif adalah mudah disiapkan dan disusun,


tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
untungan, mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus, memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengutarakan pendapat dengan gaya bahasa dan caranya
sendiri dan dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah
yang diteskan. Sedangkan kelemahan dari Tes Subjektif adalah adar
validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai, kurang representatif
dalam hal mewakili seluruh scope ahan pelajaran yang akan dites karena
soalnya hanya beberapa saja (terbatas), cara memeriksanya banyak
dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif, pemeriksaanya lebih sulit sebab
membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai serta
waktu untuk koreksinya lama dan tidak bisa diwakilkan kepada oran lain.

(2) a. Karakteristik Konstruksi

Pokok soal harus dirumuskan secara jelas, tegas dan merupakan


pernyataan yang diperlukan saja. Salin itu pokok soal jangan memberi
petunjuk ke arah jawaban benar dan jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama dan
menghindari penggunaan pilihan jawaban yang mengandung pernyataan,
“Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di
atas benar”. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau
kronologisnya. Unruk penggunaan gambar, grafik, tabel, diagram, dan
sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Dan yang
terakhir adalah butir soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.

b. Karakteristik Materi

Soal yang dibuat harus menanyakan perilaku dan materi yang


hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator dan juga pilihan jawaban
harus homogen dan logis jika dilihat dari segi materi. Semua pilihan
jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung
dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban
harus berfungsi. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
dan hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan
jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang
paling benar

c. Karakteristik Bahasa

Bahasa merupakan asepek terpenting dalam soal, karena dengan


bahasa yang baik, maka siswa akan lebih mudah untuk memahami setiap
soal yang ada. Oleh karena itu, setiap soal harus menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, jangan menggunakan bahasa
yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau
nasional. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pilihan jawaban juga jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.

(3) Contoh soal yang tidak memenuhi karakteristik tes yang baik

Dalam setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
yang paling tepat. Berikut ini adalah contoh soal yang kurang baik.

1. Dari 4 kalimat dibawah ini, kalimat mana yang merupakan kalimat


tanya ..
a. Ada berapa Guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia ?
b. Lalu disana terdapat banyak guru bahasa indonesia
c. Akan berapa lama kamu menyukai bahasa Indonesia
d. Bagaimana cara kamu memahami pelajaran ini ?
Kunci : A dan D
Penjelasan :
Contoh soal di atas memiliki lebih dari satu pilihan jawaban yang
benar, yaitu A dan D sehingga dapat membingungkan siswa.
Sedangkan jawaban yang diminta hanya satu yang benar atau paling
tepat.

Gunakan bahasa atau ejaan yang benar. Berikut adalah contoh soal
yang kurang baik.
1. Kalimat baku ialah kalimat yang sesuai dengan yang ada di dalam
kaidah Bahasa Indonesia. Berikut ini yang dimaksud dengan kalimat
baku yang mana ..
a. Apotek
b. Apotik
c. Apotike
d. Aphotic
Kunci : A
Penjelasan :
Contoh soal diatas merupakan contoh soal dengan ejaan yang kurang
baik.

Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan


digunakan untuk daerah lain atau nasional. Berikut adalah contoh soal yang
kurang baik.

1. Saat mendengarkan teman sambat, apa yang anda lakukan ?


Arti kata yang dicetak tebal adalah ..
a. Mengoceh
b. Mengeluh
c. Menangis
d. Bertengkar
Kunci : B
Penjelasan :
Kata Sambat pada kalimat di atas dalam bahasa jawa dapat diartikan
sebagai mengeluh. jika soal ini di gunakan dalam tes bahasa indonesia
di tingkat nasional, maka tidak semua siswa akan paham arti Sambat
tersebut. Untuk itu, soal diatas merupakan contoh soal yang kurang
baik.
Daftar Rujukan:

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi.Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Sukardi, Prof., MS, Ph.D., Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya,


Jakarta, (Bumi Aksara 2011)

Anda mungkin juga menyukai