Anda di halaman 1dari 4

SAMPAI BERJUMPA KEMBALI

Oleh : Hany sheila

Hai

Waktunya berpisah, sampai jumpa

Jangan sedih

Jangan bilang tak kan bertemu kembali

Berjanjilah

Suatu saat nanti kita kan berjumpa

Bukan dengan tangis maupun duka

Melainkan tangis haru karena bahagia

Kembalilah padaku bukan dengan tangan hampa

Tapi berikan aku kesuksesan yang tak terduga

Sampai berjumpa lagi

Suatu hari nanti

Kan kuceritakan kembali

Semua yang telah kita jalani

Dari canda, tawa, duka maupun tangis

Canda tawa nan menghangatkan hari

maupun duka dan tangis yang mampu menyayat hati

Aku mungkin akan rindu

Atau mungkin akan melupakanmu

Jangan marah setidaknya sudah aku beritahu

Jika aku punya rencana melupakanmu

Jika aku rindu pun mungkin ku diam saja

Tapi ketika nyatanya kau tidak merindukannku


Aku tak akan marah

Kenapa?

Karena itu pilihanmu

Aku tak berhak dalam memaksamu

Memang aku siapa?

Hanya bayangan masa lalu

Ya memang

Tapi aku kan mengingatkanmu kawan

Bahwa kita pernah bersama

Melukis langit dengan penuh impian

Tentang kita dan masa depan

Karena itu izinkan aku

Memperoleh sedikit ruang dalam mamorimu

Meskipun itu cuma setitik debu

Setidaknya kau masih mengingatku

Bahkan jika yang kau ingat hanya keburukanku

Aku ikhlas

Jadi sampai nanti setelah kita bertemu kembali

Akan aku pastikan jika kau benar mengingatku

Gadis bodoh, sok polos, oportunistik

Yang selalu mendapatkan kacang dengan jumlah yang berlebihan

Kau boleh tertawa jika kau ingat

Setidaknya dengan itu ada bukti

Jika aku masih tersimpan dalam memori


KENANGAN

Oleh hany sheila

Semesta membawaku ketitik itu

Memori tentang penyejuk kalbu

Saat itu ada senyum yang tersipu

Karena romantisme rayu

Yang pasti bukan aku

Tapi temanku

Waktu itu kau ada di sisi

Menyisir sepi

Melebarkan basa-basi

Renyah tawa mu menghangatkan hati

Membuka pintu-pintu mimpi

Tapi seketika nalarku menguar

Menyadarkanku jika itu hanya angan

Hadirnya bayanganmu yang menatapku nanar

Bawa pilu yang membantah nalar

Mengingatmu bahkan tak sanggup lagi menjadi penawar

Rinduku telah gagap

Merampas harap membahasakan gelap

Runguku tak dapat lagi menangkap

Suara langkah kakimu yang berderap

Kutabahkan gundah yang kerap meresah

menyuarakan sudut mata yang basah


Pasrah

pada rotasi linimasa aku mengaku kalah

Kupeluk gigil yang sedari tadi memanggil

Ku seka luka seperih hantaman jutaan kerikil

Sebelum kembali asing

kita adalah rajutan kata saling

Berdansa dalam langkah seiring

mengeja nada-nada yang indah berdenting

Kini hanya ada rindu yang terpasung

Di pembaringan ruang naluri tanpa gaung

Untuk sekian kali, kuantar pergimu di tapal batas palung nurani

Melangitkan doa dan ribuan pinta dalam larik tak bernyali

Kusematkan rindu yang tak mungkin gugur bahkan kering

Di atas pusara kenangan perihal yang menahanku telak dalam geming

Anda mungkin juga menyukai